NovelToon NovelToon
Possesif BADBOY

Possesif BADBOY

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Sekolah/Kampus / Bad Boy / Romansa
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Abil Rahma

Pertemuan pertama yang tak disangka, ternyata membawa pada pertemuan kedua, ketiga dan seterusnya. Membuat rasa yang dulu tak pernah ada pun kini tumbuh tanpa mereka sadari.

kehidupan seorang gadis bernama Luna yang berantakan, membuat seorang Arken pelan-pelan masuk ke dalamnya. Bahkan tanpa Luna sadari, setiap dia tertimpa masalah, Ken selalu datang membantunya. Cowok itu selalu dia abaikan, tapi Ken tak pernah menyerah atau menjauh meski sikap Luna tidak bersahabat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abil Rahma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 22 Anak Haram?

"Maaf soal yang tadi, gue niatnya cuma becanda doang, dan untuk ungkapan perasaan gue tadi gak usah Lo pikirkan, biarkan itu jadi urusan gue sendiri," ucap Ken menoleh sebentar ke arah Luna.

Keduanya kini sudah berada di dalam mobil milik Ken, sejak kejadian di kamar Ken tadi tak ada pembicaraan lagi setelahnya, bahkan hingga mereka berada di dalam mobil seperti ini.

Luna yang sejak tadi menatap luar jendela, kini dibuat menoleh ke arah pemuda itu, "Siapa yang mikirin itu, sama sekali gak gue pikirin ucapan Lo tadi," sahut Luna, dia memang tidak memikirkan ungkapan cinta Ken padanya, tapi yang ada dalam pikirannya saat ini adalah keluarganya.

"Hm, bagus kalo gitu," sahut Ken.

Perasaan sayang dan cintanya pada Luna biarlah menajdi urusannya. Bukan dia tak mau cintanya mendapatkan balasan, tapi dia hanya ingin Luna fokus memikirkan masalah keluarganya dahulu. Apalagi dia tahu jika Luna tak memiliki perasaan yang sama dengannya saat ini.

"Tapi tetep gue akan berusaha buat Lo memiliki perasaan yang sama sama gue," lanjutnya.

Seperti biasa, respon Luna hanya berdecak dan memutar bola matanya malas mendengar ucapan Ken. Entahlah, dia belum mau memikirkan tentang dirinya sendiri. Masih banyak hal yang harus dipikirkan lagi, terutama masalah kedua orang tuanya.

Perjalanan yang memakan waktu cukup lama itu, akhirnya membawa mereka sampai di depan rumah Luna. Ken memarkirkan mobilnya tepat di belakang sebuah mobil berwarna putih.

"Bentar, gue rasa itu mobilnya Herdi, soalnya dia tadi juga pake mobil itu," celetuk Ken saat melihat mobil berwarna putih tersebut.

"Ngapain laki-laki itu ke rumah gue?" tanya Luna, sama sekali tak berharap mendapat jawaban dari Ken, karena dia tahu Ken pun tak akan mengetahui jawabannya.

"Cepetan buka, gue mau turun!" titah Luna, sebab Ken kembali mengunci pintu mobil.

"Gue ikut!" putus Ken, tentu dia tak akan membiarkan Luna berhadapan dengan Herdi seorang diri.

"Gak perlu, Lo boleh balik. Makasih untuk semua bantuannya," tolak Luna.

"Ck, oke gue gak akan masuk, tapi gue mau tunggu di sini, buat mastiin Lo gak kenapa-napa," putus Ken akhirnya. Dia sadar, tak mungkin ikut campur terlalu jauh dengan masalah keluarga Luna, meskipun sebenarnya dia ingin melakukan itu. Tapi, melihat sikap Herdi yang memperlakukan Mamanya Luna dengan baik membuatnya sedikit lega saat melepaskan Luna.

"Terserah," sahut Luna, dia langsung keluar dari mobil.

"Hubungi gue kalau terjadi sesuatu," pesan Ken.

Luna tidak menyahut, dia hanya menatap Ken sekilas setelah itu mulai masuk ke dalam rumahnya.

Saat membuka pintu utama, hal yang dia lihat pertama kali adalah wajah Herdi yang kini menatapnya. Luna sempat terdiam, karena sedikit takut dengan lelaki itu. Apalagi lelaki itu memamerkan senyuman padanya.

"Ma, kenapa dia ada di sini? Mama masih mau jual aku ke dia?" tanya Luna saat melihat Mamanya datang dari arah tangga, sepertinya sang mama baru kembali dari kamar.

"Kamu tenang saja, saya sebenarnya tidak tertarik dengan mu, karena kamu masih terlalu anak-anak," bukan Dania yang menjawab, melainkan Herdi.

"Terus ngapain Lo disini?" tanya Luna memincingkan matanya.

"Luna! Bicaranya yang sopan sama Om Herdi, dia tamu Mama. Kalau kamu gak ada kepentingan sama dia, sana masuk kamar! Mama mau bicara penting sama Om Herdi," sahut Dania, tak akan membiarkan Luna membuat masalah.

Luna memutar bola matanya malas, "Mama masih berniat mau jual aku ke dia? Iya Ma?" tanyanya.

"Sudah saya bilang, saya tidak tertarik sama kamu Luna. Kita mau bicara soal pernikahan, kamu harus tahu sebentar lagi saya akan menajdi Papa kamu," jawab Herdi sebelum Dania menjawab pertanyaan putrinya itu.

Ya, akhirnya Dania memang menerima tawaran dari Herdi, banyak alasan yang membuatnya mengambil keputusan itu. Tentu saja salah satunya membalas perbuatan Anton-suaminya. Apalagi Herdi sepertinya memang tertarik dengannya, tentu itu menjadi nilai plus, meski dia harus mengorbankan tubuhnya.

Toh, dia yakin penyakit Herdi itu pelan-pelan bisa disembuhkan meskipun sulit, dan dia akan berusaha membantu lelaki itu untuk kembali normal.

"WHAT! MAMA SUDAH GILA MAU MENIKAH SAMA DIA?" Luna sangat sangat terkejut mendengar pengakuan Herdi.

"Luna! Jaga bicara kamu! Mama memang memutuskan buat cerai sama Papa kamu yang doyan selingkuh itu, dan Mama mau menikah sama Om Herdi, jadi kamu gak usah nuduh-nuduh Om Herdi yang tidak-tidak," jawab Dania menatap Luna tajam, tak suka putrinya itu berteriak di depan Herdi.

Luna menatap sang mama tak percaya, "Terserah Mama!" setelah mengatakan itu, Luna pun langsung meninggalkan mereka berdua.

"Mas, maafkan ucapan anak ku ya, dia memang seperti itu," ucap Dania yang masih bisa di dengar oleh Luna.

"Gak masalah, biasa masih remaja," sahut Herdi.

Luna yang sedikit mendengar pembicaraan mereka hanya menghembuskan napas kasar, setelah itu dia memilih masuk ke dalam kamar, tapi menyempatkan diri melihat kamar Leo. Ternyata adik kecilnya itu sedang tidur siang.

☘︎☘︎☘︎☘︎

Luna terbangun dari tidurnya saat mendengar suara berisik yang ternyata berasal dari ponsel miliknya. Entah sejak kapan dia tertidur, bahakan saat ini kamarnya terlihat sudah gelap. Padahal seingatnya tadi, dia sedang bermain ponsel dan suasana di dalam kamar masih terang benderang.

"Ck, ganggu orang aja," dia berdecak kesal saat mengetahui siapa yang meneleponnya berulang kali.

"Ngapain sih? Ganggu orang tidur aja!" ucapnya pertama kali setelah menerima panggilan tersebut.

"Lo baik-baik aja, kan? Dari tadi gue chat gak di balas, gue telpon juga gak di angkat, gue khawatir Lo kenapa-napa Rel?" Ken menggerutu di seberang sana, sebab pesannya sejak tadi tak mendapatkan balasan dari gadis itu.

"Emang Lo berharap gue kenapa-napa, terus Lo dateng buat nyelametin gue gitu?" sahut Luna sewot seperti biasa.

Terdengar suara helaan napas dari seberang sana, "Lo udah makan malam belum?" tanyanya mengalihkan pembicaraan.

"Ck, kalau gak penting gue tutup." Luna langsung memutuskan panggilan tersebut tanpa menjawab pertanyaan Kenapa.

Setelahnya gadis itu menyalakan seluruh lampu di dalam kamar, tak lupa menutup hordeng dan jendela yang masih terbuka lebar. Lalu dia mengambil langkah menuju kamar mandi, sebab tubuhnya terasa lengket.

Selesai membersihkan diri, Luna berencana untuk turun ke dapur makan malam. Perutnya sudah meronta sejak tadi ingin diisi oleh makanan. Apalagi tadi saat melihat jam, ternyata sudah jam sembilan malam. Ah, dia terlalu lama tidur ternyata.

Langkahnya terhenti di ujung tangga paling atas saat tak sengaja mendengar suara cek cok di dalam kamar orang tuanya. Biasanya dia akan cuek, tapi saat mendengar namanya disebut, tentu dia tidak akan secuek biasanya, dan memilih mendekat ke arah kamar yang ternyata pintunya sedikit terbuka. Pantas saja suara cek cok itu cukup jelas terdengar di telinganya.

"Dan, kamu serius nyuruh aku tanda tangan surat cerai ini? Kamu serius lebih milih Herdi dari pada aku yang udah berkorban banyak demi kamu dan anak sialan itu?" suara papanya terdengar lebih jelas saat Luna mendekat ke arah pintu.

"Ya! Aku memang lebih memilih Herdi, aku sudah muak sama kelakuan kamu yang seperti itu tidak mau berubah! Cepat tanda tangan dan setelah itu boleh kembali ke tempat jalang itu!" sahut Dania.

"Hm, karena kamu lebih memilih bajingan itu, jangan salahkan aku kalau semuanya aku bongkar di hadapan anak sialan itu! Itu kan yang kamu takutkan selama ini? Kamu takut kalau Luna tahu semuanya!" ancam Anton.

"Silahkan, aku gak peduli sekarang! Dia sudah dewasa, saatnya dia juga tahu yang sebenarnya!" sahut Dania tak gentar.

Anton murka, sebab ancamannya sama sekali tidak berpengaruh terhadap Dania. Padahal selama ini wanita itu selalu takut dengan ancaman tersebut.

"Dasar jal*ng, selamanya tetap jal*ng!" umpat Anton pada Dania. Wanita itu sama sekali tidak bereaksi.

"Cepat tanda tangan!" seru Dania, kesal karena Anton menunda-nunda.

"Baiklah, jangan menyesal kamu Dania!" setelah mengatakan itu, Anton benar-benar menandatangani surat cerai yang diberikan oleh istrinya. "akan aku beberkan semuanya, tidak hanya ke anak sialan itu tapi juga ke keluarga mu, dan aku pastikan kamu akan menyesali semuanya!" Ancam Anton, tapi Dania sama sekali tidak takut dengan ancaman tersebut.

Brak

"Apa yang kalian sembunyikan dari aku?" Luna mendorong pintu kamar orang tuanya dengan begitu keras, hingga pintu tersebut membentur tembok cukup keras.

Anton menyeringai melihat Luna ada di sana, dia tak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.

"Mas!" seru Dania, tak menyangka putrinya mendengar pertengkaran mereka.

"Kamu mau tahu sesuatu? Kamu pasti akan terkejut, kalau mengetahui hal ini." Anton berjalan mendekat ke arah Luna, mengabaikan peringatan dari Dania.

"Apa, cepat katakan?" tanya gadis itu, dia siap mendengar berita apapun yang akan disampaikan oleh Papanya.

"Kamu anak HARAM! Kamu bukan anak saya!" ucap Anton penuh penekanan.

Deg

1
Felycia R. Fernandez
udah biarin aja Ken,lama lama gue Gedeg juga ma Luna.udah di tolong pun,klo gak hidupnya bakalan kelar kemaren.udah dibantuin juga.
Felycia R. Fernandez
Payah,Luna tipe pembangkang tapi gak bisa bela diri...keras kepala tapi payah...
ntar ujung ujungnya Ken juga yang repot
Felycia R. Fernandez
Dania dapat karma ini,niat hati menjual anaknya malah dia yang dijual suami tersayangnya😆😆😆
Felycia R. Fernandez
jahil banget si Ken 😆😆😆😆
Felycia R. Fernandez
mampus la,yang bela bela suami...
bucin tolol,rasain lho kan udah kek LC dibuat suami sendiri
Felycia R. Fernandez
menjijikan 🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬
Felycia R. Fernandez
untung ada Satria
Felycia R. Fernandez
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Felycia R. Fernandez
karena ada pujaan hatinya disekolah Bun Yah 😆
Felycia R. Fernandez
tadi juga udah mau ditolong Ken,kamu aja yang sok
Felycia R. Fernandez
rasain
Felycia R. Fernandez
pedes apa perih
Felycia R. Fernandez
apa sebelum ini ada novel lain kk Thor,kayak udah kenal banget Ken dengan Luna
Kim Rahma💜: ada, tapi cuma cuplikan doang,
total 1 replies
RaVaNieZka
Ini karya yg sama sprt *Bad Boy Tampan itu Suamiku*
Kim Rahma💜: beda kak, ini kisah lain, dri abang mereka, terimakasih udah mampir🙏😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!