NovelToon NovelToon
KEMBALINYA JENDERAL PERANG

KEMBALINYA JENDERAL PERANG

Status: sedang berlangsung
Genre:Kisah cinta masa kecil / Dikelilingi wanita cantik / Percintaan Konglomerat / Bad Boy / Kriminal dan Bidadari / Rebirth For Love
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: SuciptaYasha

Update setiap hari!

Leon Vargas, jenderal perang berusia 25 tahun, berdiri di medan tempur dengan tangan berlumur darah dan tatapan tanpa ampun. Lima belas tahun ia bertarung demi negara, hingga ingatan kelam tentang keluarganya yang dihancurkan kembali terkuak. Kini, ia pulang bukan untuk bernostalgia—melainkan untuk menuntut, merebut, dan menghancurkan siapa pun yang pernah merampas kejayaannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SuciptaYasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10 Rencana perubahan bar

Pagi menjelang siang, bar kecil di distrik Orvelle.

Leon keluar dari kamar mandi dengan rambut masih basah, handuk melilit longgar di pundaknya. Langkah kakinya mantap memasuki ruang tengah bar yang kini nyaris tak bisa dikenali.

Botol-botol kosong bertebaran dimana-mana. Kursi terbalik, meja penuh noda bir yang mengering, bahkan ada yang tertidur sambil memeluk botol. Suara dengkuran bercampur igauan samar dari belasan orang-orang mabuk itu.

Leon berhenti sejenak. Rahangnya mengeras. Meski bukan pemilik bar ini, pemandangan berantakan seperti itu membuat dadanya panas.

“Jika ini di barak militer, kalian sudah dicambuk sebelum matahari terbit," gumamnya pelan.

Leon menghela napas panjang, lalu melangkah ke arah Garka yang terkapar di atas meja. Wajah besar pria itu menempel di genangan bir sambil mengigau kasar entah apa.

Leon menatapnya sebentar, lalu tanpa ragu membalik meja kayu itu dengan sekali hentakan.

“BRAKK!!”

Suara keras menggelegar, membuat orang-orang di ruangan itu tersentak bangun. Beberapa langsung jatuh dari kursi, ada yang mengucek mata, ada pula yang kaget sampai hampir muntah.

Garka sendiri melompat berdiri, tubuhnya otomatis mengambil kuda-kuda beladiri. “Siapa yang berani—”

Namun tatapannya segera bertemu dengan mata Leon yang dingin. Leon berdiri tegak, tenang dengan handuk di pundaknya, seolah baru saja keluar dari medan perang, bukan kamar mandi.

“Sampai kapan kalian ingin tidur?” ucap Leon pelan tapi tegas, nada suara dan parasnya kini lebih mirip seorang kolonel yang sedang menertibkan pasukannya.

Garka terkekeh hambar, mengusap wajahnya yang lengket oleh bir. “Tch… kau benar-benar tahu cara membangunkan orang lain, Leon.”

“Siapkan semuanya.” Leon menyapu pandangan ke seluruh ruangan, menatap wajah-wajah mabuk yang kini pucat. “Kita adakan pertemuan darurat. Sekarang.”

Beberapa anak buah yang masih setengah sadar langsung panik, berusaha menegakkan kursi, menyeka wajah dengan kain, bahkan menendang temannya yang masih tertidur.

Suasana yang tadinya berantakan perlahan berganti menjadi sibuk, penuh gerakan tergesa-gesa.

"Dia sudah kembali ke setelan pabrik, padahal sebelumnya kita berpesta dan minum-minuman bersama..." Garka menggeleng pelan sambil tertawa getir. "Lagipula, bagaimana bisa dia tidak mabuk setelah semalam?"

Pagi itu juga, di ruang khusus pertemuan bar, Leon, Garka dan seluruh anak buah Garka duduk di sebuah meja kayu tua panjang.

Di ujung meja, Leon duduk tegak. Handuk yang tadi melilit pundaknya sudah tak ada, diganti dengan kemeja putih sederhana, tapi sikap tubuhnya masih mencerminkan seorang perwira. Wajahnya tenang, namun sorot matanya tajam.

Tak seorang pun berani bersuara. Suara napas pun terasa berat, seolah menunggu vonis hakim.

Setelah beberapa saat, akhirnya Leon membuka mulut. “Apa ini sudah semuanya?”

Garka, yang duduk di sisi kiri, menegakkan punggungnya. “Ya. Tiga belas orang termasuk aku. Dulu... lebih banyak.” Suara Garka menurun, agak getir. “Sisanya… memilih pergi. Mereka bergabung dengan Jack yang jelas punya keuntungan lebih.”

Nama itu membuat beberapa anak buah lain menunduk. Terlihat jelas ada rasa marah dan pahit dalam tatapan mereka.

Garka menarik napas panjang, lalu mulai bicara lagi. “Kau mungkin melihat kami hanya sekumpulan preman dan pemabuk yang berisik. Tapi orang-orang ini…” Ia melirik ke kanan-kiri, menatap wajah satu per satu. “…masing-masing punya cerita. Ada yang kabur dari rumah karena dipukul ayahnya, ada yang dibuang orang tua, ada yang dulunya gelandangan. Beberapa dari kami korban perang, kehilangan keluarga, kehilangan tempat tinggal.”

Salah satu anak muda di barisan tengah, seusia anak SMA dengan rambut acak-acakan, tiba-tiba menyahut dengan suara serak. “Bos Garka… dia menampung kami semua. Waktu kami masih berkeliaran di jalan, hidup dari mencuri, dari mengais sampah. Kalau bukan karena dia, mungkin sebagian dari kami sudah mati di selokan.”

Beberapa orang mengangguk pelan, wajah mereka jelas menyimpan rasa hormat pada Garka.

Leon terdiam, menatap mereka. Di dalam hatinya, ia bertanya-tanya apakah mereka hanya preman jalanan…? Atau hanyalah orang-orang yang mencoba bertahan hidup?

'Mungkin mereka semua pernah melakukan tindak kriminal. Mencuri, berkelahi, melukai orang lain. Tapi… itu bukan karena mereka ingin, melainkan karena mereka tak punya pilihan.'

Ia menarik napas dalam-dalam, lalu memejamkan mata sejenak. 'Lagipula, aku sudah bukan anggota militer lagi. Menangkap mereka bukan tugasku lagi.'

Ketika ia membuka matanya kembali, tatapan Leon lebih tenang, namun tidak kehilangan ketajaman. Ia menatap Garka. “Baik. Kalau ini kelompokmu… maka mulai hari ini, jangan hanya jadi pemabuk di sudut jalan. Jika kalian ingin tetap hidup, kita harus bicara serius soal masa depan."

Leon bangkit dari kursinya. Kursi kayu tua itu berderit lirih saat ia dorong ke belakang. Seluruh mata di ruangan langsung menatapnya, beberapa menahan napas, menunggu kata-kata berikutnya.

Leon berjalan pelan mengitari meja, langkahnya mantap, suara sepatunya terdengar jelas di ruangan yang sunyi. Sorot matanya menyapu setiap wajah—wajah orang-orang yang hidup dari sisa jalanan, tapi kini duduk layaknya pasukan yang menunggu komandan.

“Jujur saja aku prihatin dengan tempat busuk ini...” Suara Leon rendah, tapi tegas, penuh ketegangan. “Dulu tempat ini adalah restoran mie sederhana, hangat, tempat orang lapar bisa makan dengan damai. Tapi kau…” tatapannya menancap pada Garka, “mengubahnya menjadi bar murahan.”

Beberapa orang menelan ludah, sementara Garka hanya terdiam gugup.

Leon menunjuk meja kotor penuh noda bir di samping mereka. “Kalau kau memang ingin mengubahnya, setidaknya jadikan lebih baik, bukan lebih buruk.”

Ia berhenti, lalu menatap seorang pria kurus dengan kacamata tebal di sisi kanan—pria yang dari tadi sibuk dengan buku catatan. “Kau. Kau yang pegang pembukuan, bukan?”

Pria itu kaget, lalu buru-buru mengangguk. “I-ya… saya semacam sekretaris di sini, nama saya Louis, Tuan.”

Leon menunduk sedikit, tatapannya menusuk. “Baiklah, Louis... Berapa omset bar ini dalam sebulan?”

Louis membuka catatannya dengan tangan gemetar, lalu menjawab pelan. “Rata-rata sekitar 10.000 dolar.”

Hening sejenak. Leon menunggu, lalu bertanya lagi. “Dan pengeluaran?”

Sekretaris itu menunduk, suaranya makin pelan. “…lebih besar dari itu, Tuan. Kami malah merugi.”

Beberapa orang di ruangan mendesah frustasi. Leon mengangkat alis, wajahnya jelas tidak puas.

“Apa saja yang kalian jual di sini?” tanyanya lagi.

Louis menarik napas gugup. “Minuman standar, seperti Red Fang Beer, seharga 300 dolar per krat. Ada juga Black Croc Ale, 450 dolar per krat. Lalu ada Moonlight Draft, 500 per krat. Itu yang paling laku di antara kalangan buruh.”

Leon menyipitkan mata. "Itu lebih mahal dari yang kutahu."

“Benar,” jawab Louis dengan enggan. “Itu karena kami membelinya dari Geng Viper… secara ilegal.”

1
Hendra Saja
sampai saat ini menarik....MC nya Badas...
Hendra Saja
semangat up Thor.......makin seru
Rudik Irawan
sangat menarik
Kustri
☕semangat UP😍
Cha Sumuk
mantap mc cowok nya ga kaleng2 bnr..
Caveine: makasih kak🥰🥰
total 1 replies
Kustri
kutemani thor☕☕☕untukmu💪
Caveine: makasih bang 🥰🥰
total 1 replies
Kustri
wajib dibaca!!!
Kustri
waduuuh jgn biarkan wanitamu dipermalukan , leon
ayooo muncullah!!!
Kustri
weee... leon curi start
gmn malu'a klu tau angeline anak si komandan🤭😄
Kustri
angeline anak komandan?
Kustri
tambah semangat 💪
Kustri
woii tanggung jwb kau, leon🤭
Kustri
apa edward kakak leon
Kustri
latihlah anak" buah garka spy lbh tangguh
Kustri
uuh.... kalimat"mu, keren
sangtaipan
mantap
Kustri
gaaaas pooll
Kustri
wkwkkkk... victor polisi penjilat, rasakno!!!
ternyata sang komandan telah mengenal leon
Kustri
siap thor!
ah, leon akhir'a dpt sekutu
Kustri
seruuu...!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!