Demi untuk mendapatkan pengakuan dari keluarga Tan, Claudia bersedia menikah dengan pria misterius yang penyakitan demi mengganti posisi Pricilia kakak tirinya.
Claudia lahir dari sebuah kesalahan ibunya yang hamil di luar nikah oleh ayahnya Morgan Tan.
Tidak pernah mendapatkan kasih sayang sejak kecil dan kerapkali mendapatkan hinaan, Claudia tumbuh menjadi wanita yang cantik dan percaya diri.
Takut akan rumor dan kondisi buruk Edward, kelurga Tan sengaja menukar anak gadisnya Pricilia dengan anak haram Morgan Tan yaitu Claudia. Apalagi terdengar rumor pria tersebut memilki penyakit aneh dan istri-istrinya meninggal secara misterius.
Lalu, bagaimana kah nasib Claudia di tangan kelurga Chen?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon enny76, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kamar misterius
Diah." suara ayah melembut. "Kalau kamu menginginkan ibu mu pindah dari sini, ayah setuju. Dan akan mencarikan rumah yang bagus buat ibumu. Ayah janji akan adil pada Sarah dan ibumu. Untuk sementara ayah pinjam card black untuk keperluan ibumu."
Aku terkejut mendengar ucapan ayahku yang ternyata materialistis. Ku tatap tajam pria yang sudah aku benci selama ini. "Card black itu bukan milikku yah! Jadi jangan coba-coba untuk mempengaruhi ku!" kata ku tegas.
Wajah ayah terlihat suram, Namun di tutupi dengan senyuman "Kamu jangan perhitungan dengan ibumu. Ayah akan Carikan rumah untuk ibumu sama besar dan mewah seperti rumah kita ini. Perusahaan ayah sedang mengalami penurunan, ayah akan ganti setelah perusahaan kembali normal."
Sungguh terlihat sekali kelicikan pria ini, ingin memanipulasi diriku. Dia pikir aku bodoh dan akan mengikuti semua keinginan nya.
"Masalah rumah untuk ibu, ayah tidak usah pusing memikirkannya, aku sendiri yang akan membelikannya, tentu saja dengan izin suamiku. sebab card black bukan milik ku. Kalau ayah berniat belikan ibu rumah kenapa tidak dari dulu?"
Ku lihat ayah mengepal kan tangannya, wajahnya memerah menahan kesal. "Kenapa kamu sangat perhitungan sekali buat orang tua mu. Kalau bukan aku yang meminta kamu menikahi kelurga Chen, tidak akan mungkin kamu mendapatkan card black!"
Ketawa ku hampir meledak, sungguh pria tua ini sangat egois dan tak tahu malu. Dia sendiri yang datang padaku dan meminta gantikan pernikahan anak kesayangan nya, karena tidak mau menikahi pria penyakitan. Tapi sekarang, setelah aku mendapatkan card black dari tuan Chen, dia bilang aku sangat perhitungan. Sungguh ironis.
"Apa ayah lupa? Datang padaku dengan wajah sedih dan penuh permohonan. Dengan iming-iming marga Tan untuk ibuku, aku setuju. Asalkan kalian tidak terus-menerus menghina kami yang notabene istri dan anak ayah sendiri!" aku menarik nafas dalam, menetralkan emosi ku. "Tapi nyatanya, kelurga Tan dan ayah terang-terangan menghina aku dan ibu di depan umum, bahkan tamparan ini masih terasa di pipi ku! Tuhan saja tidak suka lihat umatnya teraniaya! Seru ku yang sudah hampir meledak. Terserah kalau aku di bilang anak durhaka.
"Claudia..." seru ibu
"Sudah cukup! Bentak ayah. "Jangan keterlaluan kamu Claudia!"
"Disini siapa yang sudah keterlaluan!" balas ku dengan tatapan tajam.
Ibu memegangi tangan ku "Claudia, sudah jangan berdebat lagi dengan ayah mu. Ibu tidak ingin apapun dari kalian. Tidak berharap memiliki rumah sendiri, ibu tidak ingin merepotkan kamu dan juga ayah mu." kata ibu yang terlihat pasrah.
Sungguh aku miris melihat nasib ibuku, menderita bertahun-tahun tapi masih pasrah menerima nasibnya. Pria yang telah menghamili ibuku dan terlahirlah anak haram seperti ku, dia tidak bisa membedakan mana yang benar-benar tulus dan mana yang akal bulus. Ibuku terlalu baik untuk laki-laki seperti Morgan Tan.
"Bu, lebih baik ikut aku pulang ke rumah kelurga Chen. Aku akan bilang pada nenek dan tuan Chen, kalau ibu akan ikut bersama ku."
"Tidak bisa! Seru ayah dengan tatapan menghunus "Jangan coba-coba kau bawa ibumu pergi dari sini! Aku tidak akan segan-segan menghancurkan hidup mu Claudia!" ancam ayah dengan emosi yang meletup-letup.
Ibu menghampiri ayah dan menyentuh tangannya. "Kak, sudah jangan bertengkar lagi. Aku tidak akan pergi dari rumah ini. Maafkan Claudia ya." kata ibu menenangkan ayah.
Aku hanya menghela nafas melihat sikap ibu yang terlalu peduli pada ayah yang arogan. Akhirnya Ayah keluar dari kamar dengan langkah cepat.
Aku malas berdebat dengan kelurga Tan yang menurut ku sudah keterlaluan, pasti ayah di doktrin oleh nenek Tan dan kelurga nya agar meminta card black padaku. Mereka pikir aku mudah di bodohi dan gampang di peralat begitu saja. Tidak akan bisa! justru aku sempat berpikir, takut card black ini jebakan untuk ku. Aku sudah pakai 10 milyar, untuk mengganti mutiara nyonya Bianca. Bisa saja Tuan Chen akan penjarakan aku karena uang terkuras milyaran. Memikirkan hal ini membuat ku frustasi.
Acara makan malam aku tidak ikut bersama mereka, aku memilih tidur dan prepare untuk pulang besok. Rasa kecewa dan sakit hatiku masih membekas dan tidak akan bisa hilang pada Kelurga Tan. Untuk saat ini biarlah ibu tetap disini, sampai aku menemukan jalan keluar untuk ibuku.
Esoknya, tepat pukul sembilan pagi mobil keluarga Chen sudah terparkir di carport. Aku hanya izin pulang pada ibu, meskipun ibu menyuruh ku berpamitan pada ayah ,nenek Tan dan lainnya. Baiklah demi ibuku, aku bersedia meminta izin pada mereka.
Ku langkahkan kan kakiku menuju ruangan kelurga, di sana sudah hadir semua kelurga Tan. Aku berpamitan pada mereka dan meminta izin untuk pulang. Mereka semua terdiam, tidak ada satupun yang menyahut, terakhir aku tatap wajah ayah dan meminta dia untuk menjaga ibuku.
Ibu melepas kepergian ku penuh haru, aku berjanji akan membawa ibu keluar dari rumah keluarga Tan.
Mobil melaju dengan cepat meninggalkan kota Bandung. Tiga jam kemudian mobil sudah sampai di jakarta. Aku keluar dari mobil dan melangkah masuk kedalam mansion. Di depan pintu utama bibi Helen menyambut kedatangan ku dengan wajah seperti biasa, dingin tanpa ekspresi.
"Selamat siang Nyonya." sapanya bibi Helen dingin.
Aku hanya mengangguk dan berjalan masuk, di dalam mansion aku tidak menemukan nenek Chen yang biasanya sedang duduk di kursi malas sambil merajut.
"Apa Nyonya ingin makan sekarang." tanya bibi Helen
Ku hentikan langkahku dan aku menggeleng. Aku melanjutkan langkah ku dan melewati ruangan yang panjang tanpa sekat, tiba-tiba kakiku terhenti saat melewati sebuah kamar yang tertutup, kamar yang berbeda dari lainnya, tepatnya kamar misterius.
Setiap kali aku melewatinya ada rasa penasaran yang menggebu. Namun selalu aku abaikan.
"Kenapa nyonya berhenti? Kamar nyonya ada di lantai atas." kata bibi Helen mengingat kan.
"Bi, dimana kamar tuan Chen?" tanya ku penasaran. "Aku ini istrinya, kenapa sampai hari ini ia tidak pernah menampakkan batang hidungnya."
"Nyonya tidak perlu banyak bertanya, ikuti saja aturan nenek Chen." tukas bibi Helen tegas.
"Tapi... Aku hanya ingin bicara dengan nya, walaupun hanya sebentar bi. Tolong izinkan aku bertemu tuan Chen."
"Sudah saya katakan, tuan Chen tidak ada di mansion. Ia berada di luar negri untuk mengurus perusahaan nya."
Perusahaan? jadi tuan Chen memiliki perusahaan? Pantas saja ia memiliki black card tanpa limit dan bodyguard yang keren-keren. Ucap ku dalam hati. Ku pikir pria penyakitan itu pemegang saham judol, dan uang yang di berikan padaku uang haram. Ternyata.... Aku telah salah menilai tuan Chen.
"Kapan Tuan Chen pulang?! Tanya ku
Bibi Helen memutar bola matanya malas, "Saya tidak tahu, kapan Tuan Chen kembali."
Aku mengangguk "Baiklah, aku mau istrahat dulu. Permisi!"
Aku melangkah menuju tangga dan menaiki anak tangga dengan perlahan, mata ku masih menatap kamar tersebut, ada lukisan Naga merah di depan pintu kamarnya yang tertutup.
BANTU LIKE SETELAH MEMBACA ALL.. JANGAN LUPA BERIKAN KOMENTAR KALIAN 💜💜
hiks sakit bnget yah Claudia tau kebenaran tentang suamimu yg sabar yah clau