Aku tidak akan membiarkan, Saudara tiri dan Ibu tiri menginjak-injak harga diriku.
Ikuti kisah Intan, yang berjuang agar harga dirinya tidak injak-injak oleh ibu tirinya dan kakak tirinya. Tidak sampai situ saja, ikuti kisah perjuangan Intan untuk bisa berdiri di kaki nya sendiri hingga dirinya sukses.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pchela, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10
Setelah menghabiskan hampir setengah jam untuk belanja. Intan kembali pulang dengan menenteng tas belanjaan yang begitu banyak. Mulai dari sampo rentengan, sabun cuci rentengan, sabun mandi sepuluh biji, pasta gigi ukuran besar lima biji.
Tak lupa Tante Santi juga membelikan Intan Alat sekolah. Mulai dari buku lima losion, buku gambar satu lousin, pensil dan pulpen masing-masing satu pak, penghapus dan rautan juga masing-masing satu pak. Ada juga tambahan, penggaris, pensil warna, kertas double folio dan tas pensil baru.
Sungguh banyak sekali yang dibelikan oleh tantenya itu. Tidak sampai disana juga, aneka ragam sanck ringan juga ikut masuk ke ke keranjang belanjaan. Intan sudah menolak untuk dibelikan segitu banyaknya, tapi Tante Santi tetap kekeh membelikan itu semua ke Intan.
“Makasi banyak tante, Intan jadi merasa nggak enak. Nanti kalau Intan ada rezeki, Intan pasti tidak akan lupa sama kebaikan tante Santi” Ucapnya. Tante Santi hanya mengangguk bangga kepada keponakan nya itu.
“Iya, Tante doakan rezeki mu banyak ya sayang. Cuma kalau nanti kamu ada rezeki buat dirimu sendiri dulu ya, alhamdulillah tante masih punya ada rezeki kok nak, oh iya, Tante harap kamu mempergunakan ini semua dengan baik ya sayang. Walaupun banyak tapi jangan sampai mubazir ya sayang.” Ucap Tante Santi lembut.
Tante Santi memesan taxi untuk Intan agar dia bisa pulang dengan belanjaan yang banyak ini. Jika dibiarkan jalan kaki, Intan pasti bakalan kewalahan membawa banyak belanjaan. Jadi Tante Santi memutuskan untuk memesannya taxi.
“Udah kamu kembali pulang ya sayang, hati-hati di jalan, kalau ada apa-apa telepon tante, jangan sungkan minta bantuan sama tante ya sayang. Maaf tante nggak bisa anterin kamu pulang, kata Om, dedek tata lagi rewel di rumah.” Kata Tante Sarah sembari membatu Intan memasukan barang-barangnya.
“Makasi banyak tante, salam juga buat Om sama Dedek Tata. Nanti kalau Intan libur Intan mau main kesana.” Pamit Intan. Sembari menyalimi tangan tantenya. Tante Santi melambai kala mobil taxi mulai berjalan menjauhi toko grosir.
Sampai di rumahnya, Intan berjalan dengan menghendap-hendap. Dia tidak mau Ibu Tirinya itu melihatnya membawa banyak belanjaan seperti ini. Bisa-bisa di jarah habis tak bersisa sama Ibu tirinya itu.
“Kebetulan sepi, aku harus cepet-cepet membawa masuk ini belanjan. Mumpung nenek lampir itu tidak kelihatan batang hidungnya. Kalau dia sampai lihat aku bawa banyak belanjaan gini. Bisa-bisa dia ambil semuanya. Ngak!! Aku nggak mau berbagi sama nenek lampir itu! Bahkan untuk sebiji sabun mandi pun ogah!!” Ucap Intan membawa belanjaan buru-buru masuk ke dalam kamar nya.
Sampai di kamar Intan merapikan persabunan tadi, dia susun di dalam laci yang bisa dia kunci nanti nya. Agar Ibu tirinya itu tidak melihat stok miliknya. Rencananya dia akan membawa satu persatu untuk ia gunakan, agar tidak di curigai.
“Alhamdulillah…stok ini cukup lebihnya sampai tiga bulan kedepan, jadi aku tidak perlu mengeluarkan tabungan ku buat beli kebutuhan sehari-hari lagi. Jadi uang ku bisa aku buat jajan di sekolah.”
Ting!
Saat tengah asik merapikan barang-barangnya. Intan mendapatkan notifikasi dari Gea sahabatnya, namun sebelum membuka pesan Intan lebih dahulu menyelesaikan pekerjaan nya lalu baru mengambil ponsel dan membalas pesan Gea.
{ Tan..tadi di grup OSIS katanya ada lomba menggambar iklan! Pesertanya tiga orang lo berniat ikut nggak Tan? Hadiahnya, Juara Satu, Seragam sekolah. Juara duanya Sepatu, Tas dan Alat makan. Dan juara tiga nya, Tas dan Alat makan juga Alat tulis. Nantinya juga bakalan di kasih, satu dus minuman berasa bagi seluruh peserta yang mengikuti lomba. Coba lo baca informasinya langsung di storynya akun OSIS } Tulis Gea pada pesannya.
Intan langsung saja membuka akun sosial media milik OSIS di sekolahnya. Dan benar saja, salah satu produk minuman berasa yang populer tengah mengadakan even mencari bakat mengambar iklan bagi para siswa dan siswi. Hadiah yang beragam dan menarik tentunya.
Intan tidak akan melewatkan kesempatan ini, apalagi kedua temannya nampak bersemangat juga untuk mengikuti lomba. Dia tentunya akan mengincar hadiahnya, karena jika dia mendapatkan seragam gratis tentunya dia tidak akan perlu membayar uang seragam lagi. Dia bertekad untuk belajar menggambar setelah dia selesai mandi dan makan. Intan akan mencoba mulai membuat seketsa untuk mengambar iklan itu.
Intan membuka grup percakapan dengan kedua temannya, dia membagi tugas untuk kedua temannya. Gea yang menang juara pantun akan ia tugaskan membuat selogan dan patun dengan kata-kata unik untuk menarik target pasar.
Sementara Vania akan ditugaskan untuk memberikan sentuhan warna yang puitis bagaimana setiap gambar itu akan menunjukkan warna menarik yang di tawarkan oleh produk. Dan Intan sebagai ketua akan memfokuskan untuk mengambar dia akan berperan untuk menambahkan elemen lucu seperti karakter lucu, gaya kartun, atau tokoh lucu. Untuk menambah pendekatan emosial pada gambar iklan produk.
Dengan ini mereka yakin, usaha yang akan mereka lakukan akan berhasil. Mulai besok mereka akan mulai mengerjakannya di rumah Gea sepulang sekolahnya. Mereka akan menyicil agar saat h-2 pengumpulan nanti mereka benar-benar sudah siap dengan hasilnya.
