NovelToon NovelToon
Godaan Kakak Ipar

Godaan Kakak Ipar

Status: tamat
Genre:Pembantu / CEO / Selingkuh / Percintaan Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Terlarang / Tamat
Popularitas:14.3k
Nilai: 5
Nama Author: Bunda SB

Bagi Luna, Senja hanyalah adik tiri yang pantas disakiti.
Tapi di mata Samudra, Senja adalah cahaya yang tak bisa ia abaikan.
Lalu, siapa yang akan memenangkan hati sang suami? istri sahnya, atau adik tiri yang seharusnya ia benci.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda SB, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18 - Tuduhan

Samudra menanti dengan gelisah, jantungnya berdegup kencang. Pikirannya berkecamuk. Apakah cintanya akan berbalas, atau justru akan bertepuk sebelah tangan.

"Mas Samudra," bisik Senja akhirnya, "aku juga... Aku juga mencintai Mas,"

Pengakuan itu keluar dari bibirnya seperti bisikan angin, tapi cukup keras untuk didengar Samudra. Mata pria itu langsung berbinar, wajahnya bercahaya dengan kebahagiaan yang tidak bisa disembunyikan.

"Benarkah?" tanya Samudra dengan suara yang bergetar karena tidak percaya.

Senja mengangguk sambil menangis. "Iya. Aku sudah lama merasakan ini, tapi aku takut, aku bingung. Aku tidak tahu harus berbuat apa."

Samudra tidak bisa menahan lagi. Dia menarik Senja ke dalam pelukannya, memeluknya erat seolah tidak ingin melepaskan. Senja membalas pelukan itu dengan tangan kirinya, merasakan kehangatan dan keamanan yang sudah lama dirindukan.

"Terima kasih," bisik Samudra di telinga Senja, "terima kasih sudah jujur Senja."

Mereka berpelukan dalam keheningan, ditemani suara gemericik air danau dan kicauan burung yang mulai kembali ke sarangnya. Matahari perlahan tenggelam di ufuk barat, mewarnai langit dengan gradasi jingga, merah, dan ungu yang memukau.

"Mas," bisik Senja tanpa melepaskan pelukan, "sekarang bagaimana?"

Samudra melepaskan pelukan dan menatap wajah Senja dengan lembut. Tangannya mengusap pipi gadis itu yang masih basah karena air mata.

"Kita jalani satu hari demi satu hari," jawabnya dengan suara yang tenang. "Yang penting sekarang, kita sudah jujur pada perasaan masing-masing. Soal masa depan, biarlah waktu yang menentukan."

Senja mengangguk, merasa sedikit lebih tenang dengan jawaban itu. Meski situasi mereka sangat rumit, setidaknya sekarang mereka tidak perlu lagi menyembunyikan perasaan atau saling menghindari.

"Mas berjanji," kata Samudra sambil menggenggam kedua tangan Senja dengan hati-hati, "Mas tidak akan biarkan siapa pun menyakitimu lagi. Termasuk Luna."

"Mas, jangan sampai berantem sama Kak Luna gara-gara aku," pinta Senja dengan nada khawatir.

"Ini bukan gara-gara kamu," jawab Samudra dengan tegas. "Ini gara-gara sikap Luna yang sudah keterlaluan. Sebagai suami, Mas punya tanggung jawab melindungi semua orang di rumah itu, termasuk kamu."

Langit sudah mulai gelap, lampu-lampu taman mulai menyala satu per satu. Pengunjung yang lain sudah mulai berkurang, meninggalkan suasana yang semakin tenang dan romantis.

"Kita pulang yuk," kata Samudra sambil bangkit dari bangku. "Nanti tanganmu tambah sakit kalau kecapekan."

Senja mengangguk dan berdiri dengan bantuan Samudra. Ketika berjalan kembali ke arah mobil, Samudra berjalan di sisi kanan Senja, melindunginya dari angin malam yang mulai dingin.

Di dalam mobil, suasana terasa berbeda dari perjalanan datang tadi. Tidak ada lagi ketegangan atau kecanggungan. Yang ada hanya ketenangan dan kehangatan yang mengalir di antara mereka, kehangatan dari dua jiwa yang akhirnya menemukan satu sama lain.

Ketika mobil memasuki halaman. Lampu-lampu teras menyala, memberikan kesan hangat yang kontras dengan suasana tegang yang akan terjadi. Jam di dashboard mobil menunjukkan pukul delapan malam, mereka telah keluar cukup lama.

Senja merasakan dadanya berdebar tidak karuan ketika melihat siluet Luna yang berdiri di balik jendela ruang tamu. Bayangan tubuh kakak tirinya itu tampak kaku dan penuh amarah, menunggu dengan tidak sabar.

"Sepertinya Kak Luna sudah menunggu," bisik Senja sambil menatap rumah dengan perasaan cemas.

Samudra mematikan mesin mobil dan menoleh ke arah Senja. Matanya memancarkan ketenangan yang berusaha menenangkan gadis di sampingnya. "Tidak apa-apa. Biar Mas yang handle Luna. Kamu tidak perlu takut."

"Tapi Mas..." Senja menggenggam tangan kirinya sendiri dengan gugup. "Bagaimana kalau dia curiga dengan kita?"

"Kita tidak melakukan apa-apa yang salah," jawab Samudra, meski dalam hatinya dia tahu bahwa pengakuan cinta di tepi danau tadi adalah sesuatu yang sangat berisiko. "Mas hanya membawa adik ipar Mas ke rumah sakit karena terluka. Itu hal yang wajar."

Mereka turun dari mobil dengan hati-hati. Samudra membantu Senja agar tangan yang dibalut perban tidak terbentur. Langkah kaki mereka di atas kerikil halaman terdengar sangat jelas di keheningan malam, seolah mengumumkan kedatangan yang sudah ditunggu-tunggu.

Sebelum mereka sampai di pintu utama, pintu itu sudah terbuka dengan keras. Luna muncul dengan rambut yang sedikit berantakan dan mata yang menyala-nyala karena amarah. Dia mengenakan dress merah maroon yang biasanya membuatnya terlihat elegan, tapi kali ini dress itu terlihat kusut dan tidak terawat.

"Kalian dari mana saja?" bentak Luna tanpa basa-basi. Suaranya bergema di halaman luas rumah itu.

"Dari rumah sakit," jawab Samudra dengan nada yang tenang namun tegas. "Senja harus diobati karena luka bakarnya."

Luna menatap tangan Senja yang dibalut perban, tapi tidak ada penyesalan sedikitpun di wajahnya. Justru yang terlihat adalah kekesalan karena rencananya untuk menyakiti Senja tidak berhasil sepenuhnya.

"Rumah sakit?" Luna tertawa sinis. "Sampai berjam-jam? Emangnya lukanya seberapa parah?"

"Luka bakar tingkat dua, Luna," jawab Samudra dengan nada yang mulai keras. "Dokter harus membersihkannya dengan hati-hati supaya tidak infeksi."

"Dan setelah itu kalian kemana?" desak Luna sambil melangkah turun dari teras, mendekat ke arah mereka. "Jam segini baru pulang!"

Senja merasakan tenggorokannya kering. Dia tidak tahu harus menjawab apa. Sementara Samudra tetap tenang menghadapi interogasi istrinya.

"Kami mampir sebentar untuk makan malam," jawab Samudra. "Senja belum makan dari siang karena kesakitan."

"Makan malam?" mata Luna menyipit curiga. "Berdua? Di luar?"

"Ada masalah?" tanya Samudra dengan nada yang mulai menantang. "Aku tidak boleh mengajak adik iparku sendiri makan?"

Luna tidak menjawab pertanyaan Samudra. Matanya yang penuh amarah langsung tertuju pada Senja yang berdiri di belakang Samudra. Tanpa peringatan, Luna melangkah cepat dan menarik tangan kanan Senja yang terluka dengan kasar.

"AAAhhh!" Senja berteriak kesakitan ketika genggaman Luna mengenai persis di bagian yang terbakar. Perban putih itu langsung ternoda dengan noda kemerahan, lukanya berdarah lagi karena perlakuan kasar Luna.

"LUNA!" bentak Samudra sambil langsung mendorong istrinya menjauh dari Senja. "Apa yang kamu lakukan?"

"Aku cuma mau lihat lukanya!" teriak Luna balik, matanya menyala-nyala seperti api. "Emangnya kenapa? Salah ya kalau aku penasaran sama luka adik tiriku sendiri?"

Samudra langsung menghampiri Senja yang meringis menahan sakit sambil memeluk tangan kanannya. Perban yang tadinya putih bersih kini sudah ternoda darah, menandakan lukanya kembali terbuka.

"Senja, kamu tidak apa-apa?" tanya Samudra dengan nada panik sambil memeriksa perban yang berdarah.

"Sakit, Mas," bisik Senja sambil menahan tangis. "Perih sekali."

"Kita harus ganti perbannya," kata Samudra sambil menatap Luna dengan mata yang berapi-api. "Luna, kamu sudah keterlaluan!"

"Keterlaluan?" Luna tertawa histeris. "Yang keterlaluan itu kalian! Pergi berdua, pulang malam-malam, sekarang sok-sokan romantis di depan aku!"

"Kami tidak..."

"Jangan bohong, Samudra!" potong Luna dengan suara yang semakin tinggi. "Aku bukan orang bodoh! Dari tadi pagi kamu sudah beda sikap sama dia! Kamu lebih perhatian sama dia daripada sama istri sendiri!"

Samudra merasakan darahnya mendidih. Sikap Luna yang terus menyalahkan orang lain padahal dia sendiri yang memulai semua masalah ini benar-benar membuat kesabarannya habis.

"Kamu mau tahu kenapa aku lebih perhatian sama Senja?" tanya Samudra dengan suara yang bergetar karena menahan amarah. "Karena dia tidak pernah menyakiti orang lain! Karena dia tidak egois seperti kamu!"

"Oh, jadi sekarang kamu bandingkan aku sama dia?" Luna melangkah maju dengan mata yang menyala-nyala. "Kamu pikir aku tidak tahu apa yang kalian lakukan? Kalian pasti selingkuh!"

"ENOUGH!" teriak Samudra dengan suara yang menggelegar, membuat burung-burung di pepohonan halaman beterbangan karena kaget. "Kamu sudah terlalu jauh, Luna!"

"Terlalu jauh?" Luna tertawa pahit. "Yang terlalu jauh itu kamu! Selingkuh sama adik ipar sendiri! Dasar tidak bermoral!"

Tuduhan itu membuat wajah Senja pucat pasi. Meski memang ada perasaan di antara dia dan Samudra, mereka belum melakukan apa-apa yang bisa disebut berselingkuh. Tapi mendengar tuduhan itu dari mulut Luna membuatnya merasa sangat bersalah.

1
Ariany Sudjana
kok seperti ini terakhirnya? ga ada ceritanya keluarga besar samudra bagaimana reaksinya mendengar anak samudra sudah lahir?
Ariany Sudjana
itu hukum tabur tuai Luna, kamu harus terima konsekuensi perbuatan kamu. Kamu jangan salahkan senja atau samudra atas semua yang terjadi, kalau kamu ga main api di belakang samudra, kalau kamu ga selingkuh sama Arjuna, kamu ga akan seperti ini. penyesalan selalu datang terlambat, kalau di depan pendaftaran namanya
Ariany Sudjana
penyesalan selalu datang terlambat, kalau di depan namanya pendaftaran. terima saja konsekuensinya Luna, itulah hukum tabur tuai
Ariany Sudjana
selama ini Luna ga pernah peduli dengan Samudra, lebih peduli sama Arjuna. apa yang sudah kamu tabur, ya itu yang kamu tuai Luna
Alyanceyoumee: Assalamualaikum. Thor permisi, ikut promo ya🙏.

Kaka, Jika ada waktu luang, boleh coba baca karya ku yang berjudul "PARTING SMILE" ya, siapa tau Kaka suka.

Berkisah tentang penyanyi religi yang terjerat pernikahan kontrak dan cinta masa lalunya yang sangat rumit. Ditambah dia tipe yang gengsian dan menyebalkan, hiih dah lah.

Insyaallah seru ka... xixi
di tunggu ya ☺️🙏
total 1 replies
Ariany Sudjana
ya silakan saja Luna gugat cerai Samudra, jadi senja akan jadi istri satu-satunya Samudra. apalagi senja sedang hamil, semakin kuat posisi senja di keluarga Samudra
Alyanceyoumee: Assalamualaikum. Thor permisi, ikut promo ya🙏.

Kaka, Jika ada waktu luang, boleh coba baca karya ku yang berjudul "PARTING SMILE" ya, siapa tau Kaka suka.

Berkisah tentang penyanyi religi yang terjerat pernikahan kontrak dan cinta masa lalunya yang sangat rumit. Ditambah dia tipe yang gengsian dan menyebalkan, hiih dah lah.

Insyaallah seru ka... xixi
di tunggu ya ☺️🙏
total 1 replies
Dew666
😍
Ariany Sudjana
wah Luna bener bodoh, percaya sama mulut manis Arjuna, padahal isinya racun 🤭
Bunda SB: namanya juga cinta kak🤭
total 1 replies
Dew666
💐
Ariany Sudjana
ternyata mamanya Luna juga serakah yah, hanya peduli sama uang dan uang, ga peduli sana anaknya juga . pantas saja Luna jadi seperti itu
Ariany Sudjana
Luna bodoh, percaya sekali sama Arjuna, padahal dia hanya dimanfaatkan Arjuna. entah gimana reaksinya Luna kalau tahu Arjuna itu sudah punya istri dan anak
Dew666
❤️‍🩹
Ariany Sudjana
halo Luna, kamu Amnesia yah? merasa masih jadi istrinya Samudra?kalau memang masih jadi istrinya, kenapa kamu ga pernah perhatian sama suami kamu? malah kamu sibuk selingkuh sama Arjuna? kamu belum tahu saja kalau kamu dibohongi sama Arjuna
Ariany Sudjana
terima saja Luna, kamu sudah ditinggal Samudra, dan jangan harap senja akan mau kamu kendalikan. jadi ini hasil perbuatan kamu
Ariany Sudjana
kalau kata saya, senja kirim foto ke Luna, akan menambah masalah. kalau saya inginnya Luna yang tahu dengan sendirinya kalau Samudra sudah menikah lagi dengan senja, jadi infonya bukan berasal dari senja
Ariany Sudjana
semoga samudra langsung urus perceraian dengan Luna, dan menikah dengan senja, jadi status senja juga jrlas, sebagai istri satu-satunya samudra
Ariany Sudjana
kalau saya yah, lebih suka samudra cerai sama Luna dulu, apalagi senja sudah punya foto perselingkuhan Luna dan Arjuna, kalau sudah beres, baru senja menikah sama senja. aku sih ga suka yah, kalau senja hanya jadi istri kedua samudra, karena senja terlalu baik, harus jadi istri satu-satunya samudra
Ariany Sudjana
Luna egois sekali, inginnya dibela terus sama samudra, padahal Luna sendiri yang ga mau punya anak. jadi jangan salahkan samudra kalau akhirnya Luna ditinggal
Ariany Sudjana
salah kamu sendiri Luna, yang ga mau hamil, karena takut badan rusak. ya jelas keluarga samudra sudah ga respect sama kamu. ini mereka belum tahu saja kamu selingkuh dari samudra, kalau mereka tahu, habis kamu Luna
Ariany Sudjana
senja cerdas dan bermain cantik, sampai tiba saatnya semua bukti dikeluarkan dan Luna ga bisa berkutik
Ariany Sudjana
pas luna bilang kalau senja masih mau kerja di rumah, jangan bahas soal ayah lagi. harusnya senja jawab aku ga mau kerja di rumah ini lagi, kalau senja berani jawab seperti itu, ingin tahu jawabannya Luna seperti apa. sayangnya bukan itu jawaban senja
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!