Dave Seth Arkana adalah anak dari pemilik kampus swasta yang terkenal di kotanya. Namun Dave tidak memiliki niat untuk menjalankan bisnis pendidikan milik orangtuanya tersebut. Dave lebih memilih bisnisnya sendiri, hingga suatu ketika Ayah Dave sakit keras, yang membuatnya menjalankan kedua bisnis tersebut. Mengawali bisnis pendidikan dengan terpaksa, hingga Dave menemukan seseorang yang menurutnya begitu cantik dan memukau, hingga Dave memutuskan untuk memprioritaskan bisnis orangtuanya demi mengejar cinta ibu dosen tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayalifeupdate, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20
Pagi ini Dave menjemput Rachel di rumahnya, dia menyempatkan diri untuk bertemu Anton dan juga Nia, setelah Rachel siap Dave membawa Rachel bersamanya untuk diantar ke kampus.
Anton dan Nia merasa jika Dave memang pasangan yang baik untuk Rachel, bahkan ditengah kesibukannya Dave masih menyempatkan diri untuk mengantar Rachel.
“Beda sama Bara ya Pi”
“Beda sekali Mi, harusnya yang ini sampai pelaminan”
“Hahaha Papi”
Dijalan Rachel sedang bergelayut manja pada lengan Dave, dan Dave hanya tersenyum melihat Rachel yang sedikit demi sedikit mengeluarkan sisi aslinya sebagai perempuan yang begitu manja.
Dave sama sekali tidak terganggu dengan tingkah Rachel, justru Dave begitu menyukainya.
Cup!
Rachel mendongak kearah Dave ketika dia merasa pucuk kepalanya dicium.
“Aku pikir kemarin, kamu akan pecat Cita” Ucap Rachel.
“Kalau kamu mau, aku bisa pecat hari ini sayang”
“Jangan!”
“Hahaha iya sayang”
“Aku baru tahu Cit aitu dari panti asuhan”
“Oh ya?”
“Elsa bilang”
“Aku juga baru tahu kalau Cita mengincar Bara, dan saat ini sudah berhasil tidur sama Bara” Ucap Dave dengan santai.
“Hah?”
“Mereka di hotel milik Dara, semalam”
“Hahaha astaga. Oh iya, Dara magang di kantor Bara”
“Oh ya?”
“Iya, dia cerita. Aku lupa mau sampaikan ke kamu”
“Dia harus pindah dari sana, Bara CEO nya kan?”
“Hmm, masih ada waktu. Bantu Dara”
“Iya sayang”
Dave mengemudikan mobilnya hingga sampai di parkiran kampus, Rachel turun lalu segera masuk ke dalam ruangan dosen, sedangkan Dave masih menunggu kedatangan Dara untuk membahas kantor tempat Dara magang.
Toktok! Dara mengetuk kaca mobil, lalu Dave membuka kunci pintu mobilnya.
“Kenapa kak? 15 menit lagi aku kelas Bu Rachel”
“Pindah tempat magang”
“Kenapa? Aku cari tempat sendiri, susah payah. Malah disuruh pindah”
“Dara, kamu gak tau seperti apa CEOnya”
Dara terlihat kesal, dia keluar dari mobil Dave begitu saja lalu menuju kelas, sedangkan Rachel yang melihat Dara keluar dari mobil Dave sedikit heran karena Dara memasang wajah cemberutnya.
“Seksi banget” batin Dave ketika melihat Rachel sedang berjalan melewati depan mobilnya.
Setelah itu Dave meninggalkan kampus, dia segera ke kantor untuk bekerja. Dalam perjalanannya, ada mobil yang begitu Dave kenal tengah mendahului mobilnya.
“Dia lagi” Batin Dave.
Begitu sampai di kantor, Dave segera masuk kedalam ruangannya dan benar saja, seseorang yang Dave kenal sudah duduk di kursinya.
“Dave, morning” Sapa Clara.
“Minggir, aku banyak kerjaan”
“Dave, aku bahkan baru sampai”
“Clara! Ini jam kerja dan aku banyak kerjaan” Tegas Dave.
“Oke, kedatanganku kesini juga bukan untuk mengganggu kamu, tapi aku diminta Papa untuk menanyakan soal kelanjutan perjodohan kita”
“Tidak aka nada perjodohan diantara kita”
“Ya sudah, silahkan jelaskan ke orangtua kamu, upaya membatalkan semuanya”
“Tidak perlu, aku sendiri yang akan membatalkan di depan orangtuamu”
“Hmm begitu, okay Dave aku tunggu”
Cup!
Clara mencium pipi Dave lalu meninggalkan kantor milik Dave, dalam hati Clara dia begitu membenci keangkuhan Dave, namun Clara tidak ingin terpancing. Karena untuk mendapatkan dave memang di perlukan usaha dan sabar yang luar biasa.
Dave duduk di kursinya, tidak lama Arga masuk kedalam ruangan Dave untuk memastikan jika Dave baik-baik saja.
“Are you okay Dave?”
“Hmm”
“Clara?”
“Kita urus nanti, selesaikan proyek dulu. Ini jauh lebih penting”
“Oke”
Arga dan dave kmebali membahas tentang proyeknya, hingga Dave menyadari ada kejanggalan diproyek tersebut, Arga pun berpikir demikian.
“Kita kesana besok” Ucap Dave kepada Arga.
“Oke boss”
Arga meninggalkan ruangan Dave, kemudian meminta Leony untuk menyiapkan keperluan Dave selama diluar kota.
Sementara di kampus, Dara masih terlihat murung. Rachel merasa bersalah karena mungkin apa yang dia sampaikan berimbas kepada Dara.
“Dara, bisa kita bicara?” Tanya Rachel.
“Bisa Bu”
“Dara, saya tahu kamu merasa kecewa. Tapi sebelum itu apa Dara tahu penyebab Pak Dave melarang Dara?”
“Apa Bu?”
“CEO di kantor tempat Dara magang, dia mantan suami saya. Pak dave mengetahui sejahat apa dia dengan orang bahkan dengan staffnya sendiri. Pak Dave hanya tidak mau Dara menjadi korban”
“Apa separah itu Bu?”
“Iya Dara, untuk apa saya bohong sama kamu. Saya hidup sama dia sudah 3tahun”
“Bu, saya hanya ingin melakukan kegiatan normal, mencari tempat magang sendiri, magang dengan bebas, di marahin, di sanjung tanpa ada embel-embel”
“Saya memahami keinginan kamu Dara, tapi masih ada sisa waktu, saya akan temani kamu mencari perusahaan yang aman untuk kamu”
“Terimakasih Bu Rachel”
“Sama-sama Dara”
Rachel meninggalkan Dara di bangku taman, kemudian dia menuju ruangan dosen untuk menunggu jam berikutnya.
“Bu Rachel”
“Iya Bu”
Plaaakk!
Rachel tersungkur karena tiba-tiba mendapat tamparan dari Cita. Dia begitu terkejut denga napa yang di lakukan oleh Cita.
“Bu Cita kenapa tiba-tiba menampar saya”
“Supaya kamu sadar!”
“Saya rasa Bu Rachel memang mulai gila”
“Jaga bicaramu Rachel”
“Waw, ini sifat asli yang selama ini di tutupi Bu?”
“Bu Cita!” Triak Pak Joni dari ambang pintu ketika Cita hendak melayangkan tamparan keduanya kepada Rachel.
“Apa-apaan ini Bu, Bu Cita harusnya berterimaksih tidak di pecat, malah menyerang sesame dosen lain”
“Pak! Dia mencemarkan nama baik perusahaan mantan suaminya, yang jelas-jelas kampus kita ada kerjasama dengan perusahaan tersebut”
“Mana buktinya?”
“Saya dengar sediri Pak”
“Saya butuh bukti, bukan omong kosong belaka”
Rachel mengambil barangnya yang terjatuh karena ulah Cita, kemudian dia meminta Cita untuk menjauhi meja kerjanya.
“Bu rachel tidak apa-apa?” Tanya Joni.
“Tidak Pak, saya baik-baik saja”
“Syukurlah, maaf Bu saya tidak bisa membantu lebih”
“Pak Joni, jangan salahkan diri Bapak. Justru saya berterimakasih karena Bapak datang disaat yang tepat”
“Kalau begitu silahkan di lanjut Bu, saya hanya mau ambil barang-barang saya”
“Silahkan Pak”
Rachel kembali duduk, sedangkan Cita terlihat begitu marah karena tidak berhasil menyerang Rachel.
Banyak omongan tentang Cita di belakang akhir-akhir ini, yang membuatnya tidak ingin jatuh sendirian. Itu lah alasan Cita kenapa dia mati-matian menyerang Rachel.
“Selamat siang, ruangan Dosen fakultas Ekonomi?” sapa Pria dariambang pintu yang memicu perhatian semua dosen yang sedang beristirahat.
“Iya Pak, Benar. Ada yang bisa di bantu?” Jawab Elsa.
“Saya Saka, wakil dekan yang baru. Saya mau bertemu Ibu Rachel untuk membahas materi, ada sedikit request dari Pak Dave”
“Saya Rachel, Pak.”
“Oke Bu Rachel, kita bahas disini saja”
“Silahkan duduk Pak Saka.
Saka terlihat menjelaskan kepada Rachel untuk materi yang akan di gunakan dalam semester depan, di sampingnya ada Elsa dan Vira ikut menyimak dan mendengarkan penjelasan Saka, tapi dari tempat lain ada Cita yang terpesona dengan ketampanan Saka.