Farah meninggal karena dibunuh. Namun itu bukanlah akhir kehidupannya. Farah diberi kesempatan untuk hidup kembali sebagai siswi bernama Rasti. Siswi yang tidak lain adalah murid di sekolah suaminya bekerja.
Nama suami Farah adalah Yuda. Sudah memiliki dua anak. Hidup Yuda sangat terpuruk setelah kematian Farah. Hal itu membuat Farah berusaha kembali lagi kepada suaminya. Dia juga harus menghadapi masalah yang di alami pemilik tubuhnya. Yaitu menghadapi orang-orang yang sering membuli dan meremehkan Rasti. Sebagai orang yang pernah bekerja menjadi pengacara, Farah mampu membuat Rasti jadi gadis kuat.
Apakah Farah bisa membuat suami dan anak-anaknya mau menerimanya? Mengingat dia sekarang adalah gadis berusia 17 tahun. Lalu bagaimana nasib Rasti yang selalu diremehkan karena bodoh dan berbadan gemuk?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 10 - Melihat Rumah
"Apa kau menguping?" timpal Yuda dengan tatapan tajam.
"Enggak. Aku cuman kebetulan lewat." Rasti lekas menggeleng. "Ya sudah, Pak. Aku harus bersihin toilet dulu," pamitnya yang memilih buru-buru pergi.
Yuda menghela nafas. "Dia aneh sekali hari ini. Padahal hari-hari sebelumnya dia bukan termasuk murid yang suka berbuat masalah," komentarnya. Lalu beranjak. Yuda mengabaikan segala perubahan sikap yang ditunjukkan Rasti.
Sementara Rasti mengelus dada seraya melajukan langkah kakinya. Ia tiba di toilet dan melihat Ifa sudah ada di sana.
"Nih! Kau yang bersihin closetnya." Ifa melemparkan sikat WC kepada Rasti. Benda tersebut seketika terjatuh ke bawah kaki cewek itu.
"Closet?" Rasti meringis jijik.
"Aku yang lebih dulu tiba di toilet. Jadi siapa yang datang telat, otomatis dia melakukan hal paling susah dong," sahut Ifa. Dia mengulurkan dua tangan ke depan.
Rasti terpaksa mengambil sikat WC yang ada di lantai. Dia segera membersihkan setiap closet yang ada di bilik toilet.
"Ras, kau kenapa nggak ngelaporin Fatma pada Bu Frida?" tanya Ifa.
"Aku nggak bisa. Dia itu sepupuku. Terus ayahku kebetulan bekerja di tempat dia," jawab Rasti sembari sibuk membersihkan closet.
"Jadi karena itu? Kau takut ayahmu dipecat?"
"Begitulah."
"Orang kaya dan good looking memang susah dilawan. Orang seperti kita cuman bisa mengambil sisa-sisa punya mereka," cetus Ifa. Dia terlihat mengambil permen karet dari saku.
"Gila, Fa. Kau bisa makan di tempat bau begini?" tegur Rasti.
"Aku bahkan bisa makan dekat bak sampah. Aku nggak peduli," balas Ifa santai. "Kau mau?" tawarnya sambil menyodorkan permen karet pada Rasti.
"Enggak." Rasti menggeleng.
Satu jam lebih berlalu. Rasti dan Ifa baru selesai membersihkan toilet. Atensi mereka tertuju ke lapangan.
Ketika keluar dari toilet, Rasti dan Ifa bisa melihat Yoga dan anggota OSIS lain sedang sibuk di lapangan. Di sana juga tampak beberapa guru yang membantu. Mereka harus mempersiapkan banyak hal untuk acara perpisahan kelas tiga.
"Aku heran kenapa semua orang selalu mengagungkan posisi ketua OSIS. Padahal menurutku mereka cuman jadi pembantunya para guru," celetuk Ifa sinis. Dia berjalan lurus ke arah gerbang sekolah.
"Memang apa salahnya membantu guru?" tanggap Rasti. Tak kalah sinis.
"Enyahlah! Aku yakin kita berdua tidak akan pernah berteman," balas Ifa.
"Lagi pula siapa yang ingin berteman denganmu." Rasti memutar bola mata jengah. Dia membiarkan Ifa berjalan jauh terlebih dahulu. Selanjutnya, barulah Rasti melangkah menuju gerbang sekolah.
Rasti tidak langsung pulang ke rumah. Dia pergi ke rumahnya dulu. Atau bisa dibilang rumahnya Yuda. Ia memandangi bangunan tersebut dari depan pagar. Berharap dirinya bisa melihat dua anak yang begitu dirindukan.
"Reno, Tiara, Yuda... Aku sangat merindukan kalian. Ini terasa sangat berat," gumam Rasti sambil mendengus.
Tak lama kemudian, seorang wanita terlihat keluar dari rumah Yuda. Pupil Rasti langsung membesar. Ia melihat Yuda memarahi wanita tersebut.
Sepertinya wanita itu adalah Naya. Wanita yang dibicarakan Yuda di telepon.
Naya tampak cemberut dan tergesa-gesa untuk pergi. Jelas Yuda mengusir wanita itu dengan cara tidak sopan. Sedangkan Widya yang merupakan ibunya Yuda, berusaha terus menenangkan sang putra.
Rasti segera bersembunyi ketika mobil Naya keluar melewati pagar. Setelah mobil tersebut berlalu, dia kembali mengintip keadaan rumah. Yuda nampak berdebat hebat dengan Widya. Pembicaraan dan ekspresi marah mereka terlihat begitu intens.
Ati ati yah ,jgn ampe kena jebakan betmen 😁