Muak dengan perlakuan keluarga angkatnya yang selalu menindas dirinya.Membuat ia dengan nekat menggantikan perjodohan dengan pria asing yang telah diatur oleh ayah angkatnya.
Tidak peduli siapa orangnya,Alya lebih menerima perjodohan itu demi bisa keluar dari keluarga angkatnya yang toxic.
Siapakah pria yang yang akan dijodohkan ayah angkatnya?Terlebih pria tersebut berasal dari perkampungan yang jauh.Akankah ia tetap menikahi pria asing dari kampung itu?
Yuk simak ceritanya..☺️☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mitha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Ketika Alya sudah membersihkan tubuh dan berganti pakaian dengan rapi Ia pun keluar kamar dan berjalan mencari kedua anak Alan yaitu Galih dan Aulia.
Dan ia pun menemukan kedua anak Alan berada di meja makan,yang sedang akan makan malam.
Alya pun langsung menghampiri kedua bocah itu sambil menyapanya.
"Halo,selamat malam anak-anak." sapa Alya pada kedua bocah itu.
Galih dan Aulia pun langsung menoleh sambil tersenyum.
"Halo bibi.Ayo duduk disini,makan bersama kita." ujar Galih mengajak Alya untuk duduk bersama mereka.
Alya pun mengangguk dan langsung menarik kursi.Dan sesaat ia memperhatikan beberapa hidangan masakan yang telah tersaji diatas meja.Ia pun langsung menatap heran dengan masakan yang akan dimakan oleh kedua anak Alan.
Apa ini?Kenapa hanya sayuran?Bahkan hanya dua macam sayuran.Kenapa tidak ada lauknya? Batin Alya yang bingung dan heran.
Alya pun langsung duduk didekat Galih dan menatap Galih.
"Galih,apakah kalian makan sayur?" tanya Alya lebih dulu ingin tahu.
"Sebenarnya aku tidak terlalu suka makan sayur bibi.Tapi karena bibi Lela yang memaksa jadi aku dan Aulia harus makan sayur." jawab Galih dengan polosnya.
"Lalu,apakah tidak ada lauk lain?Selain sayur?Misalnya daging,ikan atau telur?" tanya Alya lagi.
"Kadang-kadang bibi memasaknya,tapi jika kami makan bersama ayah." jawab Galih lagi.
"Oh,jadi jika hanya ada ayah,kalian baru akan makan daging atau ikan?" tanya Alya lagi memastikannya.
"Hem.Iya bibi." jawab Galih singkat sambil mengangguk.
Alya pun langsung mengerti dengan cerita Galih.
Pantas saja dia hanya masak sayur,karena dia tahu anak-anak tidak sedang makan bersama ayahnya.Ternyata wanita tua itu licik juga. Batin Alya sedikit kesal.
Tak berapa lama Lela pun datang menghampiri mereka.
"Oh,sudah merasa lapar ya?Makanya kau kesini dan berharap bisa makan bersama mereka?Jangan bermimpi kau gadis liar." sahut Lela dengan kata-kata sindiran.
Alya pun langsung menatap kesal pada Lela.
"Kenapa cuma ini yang mereka makan?Dimana lauknya?" tanya Alya pada Lela dan mengabaikan sindiran pada dirinya.
"Apa urusannya dengan mu?Mereka makan apa,itu adalah urusan ku.Kau tidak perlu berkomentar dimana lauknya." jawab Lela dengan nada sinis.
Membuat Alya langsung mendengus kesal.
"Mulai sekarang ini menjadi urusan ku.Karena sebentar lagi aku akan menjadi ibu mereka." jawab Alya dengan nada tegas.
"Apa kata mu?Enak saja kau bicara begitu.Jangan harap kau bisa menikah dan menjadi ibu dari mereka.!" ujar Lela langsung menentang keras.
"Kau pikir kau punya hak untuk menentang pernikahan kami?Bagaimana bisa kau memberikan makanan pada mereka hanya dengan sayur?Yang seharusnya anak seusia mereka juga diwajibkan untuk makan yang banyak mengandung protein.Seperti daging,ikan atau telur.!" protes Alya dengan berani dan lantang.
"Sudah ku bilang apa urusannya dengan mu.!Disini aku yang berkuasa.Urusan masak dan makanan aku yang berhak mengatur.Kau cuma orang luar tidak ada hak untuk ikut campur dan mengatur ku.!" jawab Lela dengan nada menyolot dan tatapan tajam.
"Oh begitu.Aku penasaran bagaimana jika Alan tahu jika ternyata kedua anaknya tidak diberi makanan yang bergizi.Aku juga meragukan jika makanan yang kau sajikan justru tidak higienis dan layak untuk dimakan." ujar Alya langsung meragukan masakan Lela dan mencoba menakutinya.