Difitnah, ditalak, dan diusir suaminya tidak membuat seorang wanita bernama Mila menyerah. Dia tetap bertahan demi untuk mendapatkan hak asuh anaknya.
Setelah dipisahkan dengan anaknya, Mila akan terus berjuang untuk mendapatkan anaknya kembali.
Apa yang akan Mila lakukan agar Aluna bisa kembali ke dalam pelukannya lagi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aina syifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ikan gosong
Pagi ini Adnan sudah siap untuk pergi ke kantornya. Sebelum pergi, dia mencari ibunya untuk berpamitan.
"Bu...ibu..." seru Adnan sembari menuruni anak tangga.
Bu Retno terkejut saat melihat Adnan.
"Lho, Adnan. Kamu mau ke kantor?" tanya Bu Retno.
"Iya Bu," jawab Adnan singkat.
"Katanya kita mau lanjut cari Aluna."
Adnan menatap ibunya lekat. Adnan kasihan jika harus melibatkan ibunya dalam masalah ini.
"Bu, biar aku saja yang cari Aluna sendiri. Ibu di sini aja tungguin rumah."
"Tapi kamu mau ke kantor kan Nan."
"Iya Bu, aku mau ke kantor. Tapi aku juga mau sekalian cari Aluna. Kalau aku tidak bisa mencarinya, aku akan minta bantuan polisi atau aku akan masukan Aluna ke surat kabar pencarian orang hilang. Agar Luna bisa cepat di temukan," jelas Adnan.
"Tapi kamu seperti buru-buru banget begitu sih. Kamu nggak mau sarapan dulu?"
"Nggak Bu. Aku mau makan di kantor aja."
"Ya udah kalau gitu. Terserah kamu aja Nan. Ibu cuma bisa doain aja. Semoga Aluna bisa cepat di temukan."
"Iya Bu. Aku pergi dulu ya Bu."
"Iya Nan. Hati-hati di jalan."
Setelah berpamitan pada ibunya, Adnan kemudian melangkah pergi keluar dari rumahnya. Sementara Bu Retno kembali ke dapur untuk membantu Mbak Asih memasak.
"Mbak Asih, sayurnya udah matang belum?" tanya Bu Retno.
"Belum Bu. Sebentar lagi kayaknya."
"Ya udah, ibu tinggal dulu sebentar ya. Kalau sudah matang, di angkat saja."
"Iya Bu."
Bu Retno kemudian pergi meninggalkan dapur.
ring ring ring...
Deringan ponsel Mbak Asih mengejutkan Mbak Asih. Mbak Asih mengambil ponselnya yang ada di saku bajunya.
Mbak Asih terkejut saat mendapat telpon dari Mila.
"Bu Mila," ucap Mbak Asih.
Mbak Asih kemudian buru-buru mengangkat panggilan dari Mila.
"Halo, ini Bu Mila ya."
"Iya Mbak Asih. Saya Mila. "
"Bu Mila ada di mana sekarang? apa Bu Mila sudah pulang kampung."
"Nggak Mbak Asih. Saya masih tinggal di dekat sini kok."
"Duh Bu Mila, kenapa baru ngabarin sekarang sih."
"Kenapa Mbak Asih?"
"Lagi ada masalah di rumah ini Bu."
"Masalah apa?"
"Aluna anak Bu Mila pergi meninggalkan rumah. Dan sekarang dia hilang dan belum di temukan."
"Apa! anak saya hilang? kok bisa sih?"
"Kemarin siang Aluna kan lagi main sama Bu Retno di depan rumah. Bu Retno tinggal Aluna masuk ke dalam. Tak tahunya setelah Bu Retno keluar, Aluna sudah tidak ada di depan ruang Bu. Sepertinya Aluna sengaja pergi untuk mencari Bu Mila."
"Ya ampun, nekat sekali anak itu. Terus apa dia sekarang sudah ketemu?"
"Belum Bu. Dari kemarin, Bu Retno dan Pak Adnan sudah mencari Aluna. Tapi sampai sekarang Aluna belum di temukan Bu."
"Ya ampun. Kenapa kejadiannya bisa seperti ini sih."
"Apa Bu Mila mau bicara dengan Bu Retno."
"Tidak usah. Saya cuma pengin tahu kabar Aluna saja. Kalau Aluna belum ditemukan, saya akan ikut mencarinya."
"Iya Bu."
"Ya udah Mbak Asih. Saya tutup dulu telponnya. Kalau ada apa-apa, kabarin saya lagi ya."
"Iya Bu Mila."
"Assalamualaikum."
"Wa'alakiumusalam"
****
"Aluna, kamu di mana sekarang Nak, kenapa kamu harus buat mama khawatir. Maafkan Mama ya Nak, karena mama harus tinggalin Aluna. Sebenarnya Mama juga nggak tega harus ninggalin kamu di rumah itu," ucap Mila sedih.
Mila sejak tadi masih melamun memikirkan anaknya. Dia tidak merasakan kalau ikan yang ada di depannya gosong.
Mila terkejut saat melihat ke wajan penggorengan. Semua ikan yang sedang dia goreng, gosong dan berubah warna menjadi hitam.
"Ya Allah, ikannya gosong. Bisa di marahin Bu Suci dan Mas Zaki ini mah," ucap Mila panik.
"Ma...Mama..." seru Zaki sembari menuruni anak tangga.
Dia berjalan ke dapur untuk mencari Bu Suci. Dia terkejut saat melihat ikan gosong yang ada di wajah penggorengan.
"Mila, apa-apaan kamu. Kenapa goreng ikan bisa sampai gosong gitu?" ucap Zaki dengan nada tinggi.
Mila menoleh ke arah Zaki.
"Mas Zaki, maaf Mas. Tadi saya ngelamun, jadi ikannya gosong,"jelas Mila.
"Ngelamun? ngelamunin apa sih pagi-pagi gini. Itu ikan kan untuk lauk aku dan mama. Kalau sampai gosong semua seperti itu, kita mau makan pakai lauk apa Mila! ceroboh sekali kamu Mila," gerutu Zaki.
Pagi-pagi Mila sudah membuat Zaki kesal.
"Sekali lagi, saya minta maaf Mas Zaki, untuk kecerobohan saya."
Bu Suci yang mendengar suara ribut-ribut di dapur, buru-buru berjalan ke dapur untuk melihat apa yang terjadi di dapur.
"Ada apa ini? kenapa pagi-pagi gini kalian sudah ribut?" tanya Bu Suci.
"Ini Ma, wanita ini sudah goreng ikan sampai gosong begitu." Zaki menunjuk ke arah penggorengan.
Bu Suci terkejut saat melihat Ikan gosong itu.
"Ya ampun, ikannya kok bisa sampai gosong begini Mila?" tanya Bu Suci.
"Tidak cuma satu dua, tapi semua Ma," ucap Zaki menuturkan.
"Mila, kamu tinggal ke mana tadi, kenapa ikannya sampai gosong-gosong gini."
"Maaf, tadi saya ngelamun Bu. Saya tidak tahu kalau ikannya gosong."
"Kamu ngelamunin apa lagi Mila. Saya sudah bilang berkali-kali sama kamu, lupain masalah kamu sama suami kamu. Nggak ada gunanya kamu mikirin dia. Dia aja belum tentu mikirin kamu," ucap Bu Suci.
"Saya nggak mikirin suami saya Bu. Tapi saya lagi mikirin anak saya yang hilang."
Bu Suci dan Zaki terkejut saat mendengar ucapan Mila.
"Hilang gimana Mil? dia sama ayahnya kan?" Bu Suci masih belum percaya.
"Kemarin dia pergi dari rumah untuk mencari saya. Tapi, sampai sekarang anak saya belum di temukan," jelas Mila.
"Halah, alasan saja dia Ma. Emang aku percaya dengan ucapan kamu Mil. Aku tahu, kamu itu cuma lagi ngarang cerita biar mama aku nggak marah sama kamu. Iya kan."
"Benar kok Mas. Saya nggak ngarang. Anak saya memang hilang. Dan saya harus mencarinya."
"Ya udah Zaki, kamu tunggu di ruang makan saja. Biar nanti mama saja yang buatin lauk untuk kamu."
"Ma, lain kali, jangan suruh wanita ini ada di dapur Ma. Kalau setiap hari kerajaannya ngelamun. Bisa membahayakan kita Ma. Dia bisa saja membakar rumah kita. Ikan aja sampai gosong begitu."
Setelah berkata seperti itu, Zaki kemudian pergi meninggalkan dapur. Sementara Bu Suci menyuruh Mila untuk pergi dari dapur.
"Mila, kalau kamu lagi kurang konsen, atau kamu lagi kurang sehat, kamu istirahat aja ya di kamar. Biar ibu saja yang masak. Sekarang kamu pergi saja ya."
"Tapi Bu. Aku nggak bisa berpangku tangan aja. Aku juga harus ikut bantuin ibu di dapur."
"Nggak apa-apa. Nggak usah. Kamu kerjakan kerjaan lain saja. Lagian sebentar lagi bibik juga udah mau datang. Biar tugas memasak, kita serahkan saja ke bibik."
"Ya udah Bu kalau begitu."
karena ketika enak sj yg d kejar setelah dapat akan di balik kondisinya. apalagi kau memulai ny dgn tidak baik.
.
buat koreksi aj kak, agar ke depan ceritanya lebih enak di baca, ^^