Rupanya salah masuk kamar hotel saat liburan membuat Gia Adrian harus rela terjebak dalam sebuah pernikahan konyol dengan pria asing dan begitu juga dengan Gio Hadikusumo terpaksa menerima pernikahan tersebut padahal dirinya merasa tak melakukan apapun.
"Aku tidak mau menikah dengan gadis manja dan liar sepertinya," ucap pria tampan nan macho dengan pandangan sedingin es gunung himalaya tersebut.
"Ck, kamu kira aku juga mau menikah dengan pria dingin dan kolot sepertimu? hidupku pasti akan penuh sial nanti," umpat Gia menolak mentah-mentah pernikahannya. Ia masih sangat muda dan masih ingin bersenang-senang.
"Pokoknya kami tidak ingin menikah, kami hanya salah masuk kamar!" ucap mereka bersamaan saat kedua orangtuanya memaksakan sebuah pernikahan demi menjaga nama baik keluarga masing-masing.
Gia anak gaul metropolitan, kaya raya dan manja serta gemar hang out bisakah bersatu dengan Gio pria kepulauan yang dingin dan serius yang selalu menjunjung tinggi adat istiadat keluarga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terserah
Setelah beberapa jam berada didalam kamar mandi dan belum ada tanda-tanda suaminya datang Gia pun segera keluar berharap pria itu tak ada namun tiba-tiba langkahnya terhenti ketika melihat pria tersebut nampak duduk di sofa sembari menatapnya.
Sejak kapan suaminya ada disana?
"Aku membawakan mu makanan ayo makanlah!" perintah pria itu dengan wajah datar seperti biasanya seakan tak terjadi sesuatu dengan mereka semalam sedangkan Gia sejak pagi sengaja ingin menghindarinya karena belum siap bertemu setelah kejadian semalam.
"Aku belum lapar," Gia yang masih mengenakan kimono handuk dan membungkus rambutnya dengan handuk kecil itu nampak berlalu pergi ke balkon untuk menghindari pria itu namun tiba-tiba tangannya ditahannya hingga membuatnya sontak berhenti.
"Segera makan lalu kita akan kembali ke kampung!" perintah Gio lagi meskipun wajahnya datar namun ucapannya terdengar melembut.
"A-apa?"
Gia benar-benar enggan kembali ke kampung itu, selain tempat yang sepi juga lingkungan yang terlalu ikut campur urusan orang lain menurutnya.
"Aku tidak mau kembali kesana," tegasnya mengutarakan isi hatinya.
"Tapi kita harus kembali kesana," sahut Gio tanpa mau dibantah seraya kembali duduk di kursinya.
"Tapi kenapa?" tentu saja Gia langsung meminta penjelasan, bukankah pria itu juga bekerja di kota jadi kenapa tidak tinggal saja sekalian disini?
Gio kembali menatap gadis itu. "Karena aku satu-satunya pria yang bisa diandalkan disana jadi aku tidak mungkin mengabaikan begitu saja keluargaku," sahutnya memberikan penjelasan.
"Bukankah masih ada paman Hengky dan jordy juga kakek Hadi?" tukas Gia lagi, apa ketiga pria itu tak ada fungsinya di rumah tersebut?
"Kakek sudah tua, lagipula aku tak bisa mengandalkan paman Hengky dan juga Jordy." sahut Gio keukeh dengan keputusannya.
Mendengar itu pun Gia nampak kesal, ia pikir itu hanya alasan pria itu bilang saja jika masih menunggu mantan kekasihnya itu datang.
Kemudian gadis itu pun menghentakkan kakinya pergi dari hadapan pria itu. "Pokoknya aku tidak akan pergi ke kampung itu," ucapnya keukeh seraya berlalu dari hadapan pria tersebut.
"Baiklah terserah kamu saja jika masih ingin tinggal disini dan mampu membayar tagihan hotel," tukas Gio yang nampak tak peduli dengan kemarahan istrinya tersebut dan tentu saja itu membuat Gia langsung menghentikan langkahnya.
Darimana ia akan mendapatkan uang untuk membayar hotel yang tagihannya dalam semalam mampu menguras kantung pikirnya karena sesen pun ia tak memiliki uang saat ini dan kini ia pun terpaksa menghempaskan bobot tubuhnya disebelah pria itu.
"Suapi!" ucapnya mulai melemah, awas saja setelah Tania mengembalikan uangnya ia akan benar-benar pergi dari sisi pria itu pikirnya.
Gio menggeleng kecil sembari mengangkat sudut bibirnya tipis lantas diambilnya makanannya tersebut, Gia langsung membuka mulutnya meskipun dengan kesal saat sang suami mulai menyuapinya dan tak membutuhkan waktu lama sepiring nasi tersebut telah tandas tak bersisa.
"Lapar atau doyan?" ucap Gio setelah memberikan suapan terakhirnya namun itu membuat Gia langsung melotot menatapnya.
"Jadi kamu tidak ikhlas menyuapiku? ku muntahkan nih," Gia langsung mengulurkan mulutnya keatas piring yang baru diletakkan oleh sang suami diatas meja tapi pria itu langsung menahannya hingga kini tatapan keduanya nampak bertemu.
"Maaf," ucap pria itu kemudian.
Gia sedikit tertegun namun jika mengingat kejadian semalam dan beberapa perbuatan pria itu sebelumnya membuatnya enggan untuk memaafkannya meskipun ia tak menampik juga banyak kebaikan yang dilakukan suaminya tersebut selama ini.
"Katanya mau balik ayo!" Gia pun langsung beranjak dari duduknya, ia belum ingin membahas kejadian semalam toh keinginannya saat ini tetap sama yaitu pulang ke ibu kota meskipun dalam keadaan tidak suci lagi.
Gio nampak menghela napasnya kemudian segera beranjak dari duduknya lalu membantu istrinya itu merapikan barang-barangnya.
"Biar aku yang bawa," ucapnya ketika gadis itu nampak sibuk menenteng beberapa paper bag berisi pakaiannya kemudian mereka pun segera meninggalkan hotel tersebut untuk kembali ke kampung.
Saat mobil yang membawanya mulai melaju kencang membelah jalanan siang itu Gia nampak melirik sang suami yang sedang duduk dibalik kemudinya, pria itu terlihat fokus dengan jalanan depannya seakan melupakan jika ada seseorang disebelahnya.
"Aku tiba-tiba ingin makan es krim," ucapnya kemudian dan itu membuat Gio langsung menatapnya.
"Kita berhenti di toko depan," sahut pria itu menanggapi lantas kembali fokus menatap jalanan.
Mendengar itu pun Gia nampak tersenyum kecil, rupanya suaminya masih peduli padanya. Ia akui selama ini pria itu memang menuruti apa yang ia inginkan kecuali pulang ke ibu kota tentu saja.
Tak berapa lama mobil yang dikendarai oleh Gio berhenti disebuah supermarket lalu pria itu pun langsung melepaskan safety beltnya.
"Ayo!" ajaknya kemudian.
"Tidak mau, kamu saja yang beli." Gia langsung menggeleng kecil, sebenarnya ia ingin ikut turun namun tubuhnya masih sangat lelah.
"Baiklah, mau rasa apa?" tanya Gio kemudian.
"Terserah," sahut Gia menanggapi.
Gio menatapnya sejenak kemudian segera berlalu turun dari sana dan Kini Gia nampak menunggunya didalam mobilnya, tak berapa lama tiba-tiba sebuah pesan masuk kedalam gawainya dan ia pun langsung memeriksanya.
"Nadia?" gumamnya terkejut ketika melihat siapa yang mengirim pesan padanya.
"Gia, apa kamu baik-baik saja?"
Melihat pesan itu pun Gia langsung tersenyum lebar akhirnya setelah sekian lama nomor kontak salah satu sahabatnya itu aktif juga, kemudian ia pun segera menghubunginya karena banyak sekali hal yang ingin ia tanyakan maupun ceritakan namun sepertinya dewi fortuna belum mendukungnya karena nomor sahabatnya itu kembali tak aktif.
"Ba-bagaimana bisa?" gumamnya tak percaya padahal baru saja sahabatnya itu mengirim pesan padanya.
"Ada apa?" tanya Gio yang baru membuka pintu mobilnya.
Melihat sang suami datang Gia pun kembali menyimpan ponselnya didalam tas, lebih baik pria itu tak tahu pikirnya.
"Ti-tidak," sahutnya berdusta.
"Mana es krimku?" imbuhnya lagi seraya mengulurkan tangannya, awas saja jika pria itu salah membeli rasa yang ia sukai.
Gio mengulurkan kantung plastik berisi beberapa es krim rasa vanila dan tentu saja itu membuat Gia langsung tersenyum lebar karena itu rasa favoritnya.
Ngomong-ngomong darimana pria itu tahu seleranya gumamnya seraya melirik pria yang mulai mengemudikan mobilnya tersebut.
"Ada apa?" ucap Gio tanpa menatapnya.
"Darimana kamu tahu rasa favoritku?" tanya Gia to the point.
"Aku suka vanila dan ku pikir kamu juga menyukainya," sahut Gio yang masih fokus dengan kemudinya.
Gia nampak menatapnya sinis ia pikir pria itu diam-diam mencari tahu apa kesukaannya, kemudian tak ada lagi pembicaraan diantara mereka. Gio fokus mengemudi dan Gia sibuk dengan es krimnya namun tiba-tiba terbesit ide jahil di kepala gadis itu, tentu saja ia akan membuat hidup pria itu tidak tenang sampai merasa menyesal telah menikahinya.
Mana mungkin tipikal Tania akan mengembalikan uangmu Gi😌😌😌
yg ada dia bakalan memasang wajah tanpa urat malunya 😌😌
kmu mau ngapain sama suami sndri gk ada yg larang wkwkkwwk
awas gio jangan pingsan yah abis di tium gia di depan umum..
klepek2 ga tuh si gio
gia ada saja gebrakannya bikin Tania mengeluarkan tanduk😂 memang 2G bikin gemes tiap harinya 🤗
di butuhkan sifat seperti Gia,