Love You Geng Leader

Radit pun menurut. Iya duduk di samping jayden yang kini kembali memejamkan matanya.jayden mengernyit bingung karena tak mendengar suara Radit di samping.

lantas jayden membuka matanya dengan sempurna. menegakkan tubuhnya lalu menatap Radit penuh Selidik.

" Katanya lu mau cerita? Cerita apa? jangan buang-buang waktu gue!"

" Oh sorry, gue kira lo mau tidur, jadi gue nunggu lo selesai waktu istirahat lo dulu" bales Radit.

jayden berdecak kesal.

" lo pinter tapi nggak peka, ya? masih mending Raden biar otaknya separo, tapi langsung connect"

" Hah? elo kok bawa-bawa Radin?"

" ck! Cepetan deh! lo mau ngomong apa?" sela jayden mengubah topik.

Radit kemudian memperbaiki posisinya. matanya seketika berbinar saat ingin menceritakan apa yang ada di benaknya.

" gue suka sama cewek! kaget nggak lo" seru Radit.

Jayden tertawa mengejek.

" Ya jelas elu suka cewek! kalau lo suka sama cowok baru gue terheran-heran" balas jayden.

" maksud gue. gue baru kali ini beneran suka sama cewek. biasanya gue nggak pernah cerita masalah hati gue, kan?"

Jayden manggut-manggut.

"siapa, Jangan bilang celsa? "

" enggak lah! itu punya lo. biarpun dia cantik, tapi dia bukan tipe gue"

"Ck! Terus siapa? Jangan kayak lagi ngisi TTS deh lo! berbelit-belit" sentak jayden.

" Anisa" balas Radit antusias.

Jayden menaikkan sebelah alis.

" Anisa? yang mana?"

" yang bercadar itu"

jayden melongo. " hah, lo Yakin lo? tipe lo yang kayak gitu?"

" Iya. baru kali ini jantung gue berdetak dengan kencang waktu ketemu sama dia. apalagi tadi Dia barusan ke rumah gue, nyapa nyokap sama bokap gue"

" hah? " jayden kembali terkejut hingga matanya membola.

Radit tersenyum lebar sambil membayangkan saat pertemuannya beberapa menit yang lalu bersama Anisa.

" kaget ya lo? gue nggak ngerti kenapa bisa suka sama dia. atau ini hanya cinta monyet? tapi perasaan ini seperti nyata. gue bener-bener jatuh cinta sama dia" tutur Radit sungguh-sungguh.

Jayden terdiam. matanya menatap dengan lekat manik Hanzel yang saat ini berbinar karena membayangkan seseorang wanita yang ia sukai. tak lama Jayden menghela nafas panjangnya. pikirannya benar-benar rumit saat ini. Bagaimana jika Radit tahu bahwa Anisa merupakan istrinya? membayangkan saja jayden Tak Sanggup.

Radit merupakan teman kecilnya. dari usia mereka 5 tahun hingga sekarang mereka selalu berteman baik hingga bertemu dengan Altaf dan membentuk sebuah geng motor, Black Moon.

" jayden " panggil Radit.

" apa? "

" Kayaknya gue bakal nikahin Anisa setelah lulus sekolah nanti. karena dia wanita yang agamis. gue akan menahan untuk nggak mengajaknya pacaran. gue akan langsung melamarnya nanti. gue juga sudah tahu dia tinggal di daerah sini juga. gue yakin Gue memang berjodoh." ungkap Radit.

Sedangkan jayden membeku dengan mata yang membulat mendengar penuturan Jujur dari Radit.

" sebaiknya lo kubur mimpi lo buat nikahin si cewek cadar" ucap jayden.

Radit menyerangnya bingung.

" kenapa? apa lu punya rahasia tentang Anisa?"

Jayden terdiam. perasaannya maju mundur untuk memberitahu yang sebenarnya. Jayden belum siap memberitahu sahabat-sahabatnya tentang hubungannya bersama Anisa.

" pokoknya lo nurut aja. lo nggak perlu mikir cewek. fokus ke sekolah lo aja. kita kan janji mau kuliah di luar negeri bareng jalur prestasikan?"

Radit mengangguk paham.

" kalau masalah sekolah, lo nggak perlu ngeraguin otak gue untuk masalah pelajaran. sekarang gue akan mengejar cinta gue. gue akan dapatkan hati Anisa lalu mengajaknya menikah setelah lulus nanti"

" tapi.."

" tapi apa? lo suka sama Anisa? makanya lo ngelarang gue buat ngejar ke cewek?" tanya Radit.

Jayden menaikkan sebelah alisnya. Bagaimana bisa Radit berpikiran jika jayden menyukai Anisa hanya karena melarang lanjut untuk menyukai Anisa. Jayden kemudian menghela nafasnya panjang.

" udahlah, Lo mending balik. mood gue rusak kalau lo bahas cewek" ujar jayden.

"huff.. Gue kira, lo bakal antusias setelah tahu gue menyukai cewek. kalau gini ceritanya, mending gue cerita sama Altaf aja" sela Radit.

Seketika seperti ada yang menahan detak jantungnya. Tenggorokan jayden tercekat. jayden berpikir, jika Radit memberitahu tentang perasaannya kepada Altaf. kemungkinan Altaf akan memberitahu tentang kedekatannya dengan Anisa. ya, walaupun Altaf hanya tahu jika jayden ditugaskan untuk menjaga Anisa, anak teman ayahnya. Altaf sendiri juga belum diberitahu jayden jika Annisa merupakan istri dari jayden.

" fokus sekolah, Dit. jangan mikirin cewek"

" lah? jangan mikirin cewek, tapi lo selalu gonta-ganti cewek" sahut Radit.

" itu dulu, sekarang gue masih bertahan dengan celsa"

" Ada apa sih sama celsa? kenapa lo bisa bertahan dengan celsa? "

" nggak tahu" jawab jayden cuek.

" ck! Aneh lo, Ya udah gue balik dulu, Jay. lo Istirahat deh"

Jayden menggangguk . kemudian ia teringat sesuatu lalu memanggil Radit.

" Radit!"

Radit berhenti di ambang pintu lalu menoleh.

" Kenapa, Jay?"

"besok lo jemput celsa"

" What? why?" tanya Radit dengan wajah penuh tanya.

"pokoknya jemput aja, bilang kalau gue datang telat"

" huff.. selalu begitu. dulu lo juga minta Altaf buat jemput celsa. sebenarnya Lu beneran suka sama celsa atau enggak sih? kalau buat main-main doang mending putusin deh kasihan Althaf"

"Kenapa Altaf? Maksudnya?"

mendadak wajah Radit menjadi panik dan gelisah. keringat sebesar biji jagung pun mulai keluar dari pori-pori wajahnya.

" jawab, Dit!"

" Maaf, Jey. sebaiknya lo tanyakan sama Altaf sendiri. gue besok suruh Altaf aja buat jemputin celsa. gue balik Jay"

Radit pun undur pamit setelah membuat jayden Mati penasaran. jayden keluar dari ruangan berniat untuk menghampiri Radit. namun atensinya tak sengaja melihat siluet wanita memakai piyama serta cadar Yang Tak Tertinggal menutupi wajahnya, yang berlari seperti orang yang tertangkap basah.

" Anisa!!" teriak jayden.

Anisa kemudian berlari sekuat tenaga. wanita itu tadinya hanya berniat ingin mengambil minum. Namun, karena mendengar suara Radit yang tak jauh dari tempatnya berdiri, membuatnya mendekatkan diri dan berdiri di belakang pintu untuk Mendengar perbincangan dua sahabat itu.

Anisa sendiri juga terkejut setelah mendengar bahwa Radit menyukainya bahkan akan melamarnya setelah lulus nanti. Anisa jadi tidak tega kepada Radit. Jika ia memberitahu yang sebenarnya tentang statusnya, sudah pasti jayden akan marah besar dan Mungkin saja akan berdampak buruk untuk keberlangsungan rumah tangganya bersama jayden.

Anisa tak mau itu terjadi. bagi Anisa pernikahan ini merupakan amanah yang harus dirinya pertahankan. Walaupun jayden Tak sedikitpun bersikap manis padanya. Anisa akan terus berpegang teguh bahwa tidak ada ujian yang melebihi kemampuannya sendiri.

langkah Annisa membawa dirinya ke kamar lantai 2. segera Anisa menutup pintu rapat-rapat lalu menguncinya.

Brak! Brak!

Suara jayden yang menggebrak pintu cukup kencang.

" buka!"

.

.

.