NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikahi Calon Adik Iparku

Terpaksa Menikahi Calon Adik Iparku

Status: tamat
Genre:Pengantin Pengganti / Pengganti / Wanita Karir / Romansa / Tamat
Popularitas:563.4k
Nilai: 4.4
Nama Author: Amanda Ferina

Perjodohan

Terdengar klasik tapi masih banyak praktik tersebut di tengah masyarakat. Capella Permata Adityawarman, gadis 23 tahun yang baru saja menyelesaikan studinya dan bekerja sebagai jurnalis. Capella sudah dijodohkan saat ia kecil dengan Mahen. Kedua orang tersebut saling mencintai. Sebentar lagi Mahen dan Capella akan menikah, namun beberapa hari lagi pesta yang akan diselenggarakan berubah kacau saat Mahen menjadi tersangka pemerkosaan dan pembunuhan. Capella ingin membatalkan pernikahan itu dan orangtua Mahen yang terlanjur menyukai Capella serta persiapan pernikahan 90% memaksanya menikah dengan anak bungsunya yang super dingin dan nakal, Januari Harrisman Trysatia, pemuda yang masih 19 tahun. Capella harus menikahi Januari yang jauh di bawahnya dan masih labil.

"DASAR PELACUR!!" Januar meludahi Capella di depan orangtunya.

"JANUARI! DIA ISTRIMU!" teriak Megan kepada anak bungsunya.

"Sampai kapan pun gue tidak akan pernah menganggap lo istri." Januar mendorong Capella.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amanda Ferina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 10

Saat Capella hendak pergi bekerja tiba-tiba Januar masuk ke dalam kamarnya. Capella menaikkan satu alisnya seolah bertanya kepada Januar ada apa pria itu mencegatnya. Namun Januar belum enggan menjawab.

Pria itu memperhatikan Capella dari atas hingga bawah. Namun tiba-tiba sebuah seringaian pun muncul di wajahnya. Capella mendesah panjang dan berusaha untuk Melawati pria itu.

"Januar minggir."

"Kakak," ucap Januar yang membuat Capella terdiam dan menatap pria itu sembari mengerutkan kening.

Baru kali ini Januar menyebutnya dengan sebuah kakak. Dulu ia ingin disebut seperti itu oleh pria tersebut. Namun sekarang Capella malah merasa sakit hati meskipun juga terdapat rasa senang. Bagaimana tidak, ia dulu adalah calon kakak ipar pria itu, namun sekarang ia adalah istrinya.

"Hm."

"Kenapa wajah lo tegang? Gue tebak sih lo itu pengen dicintai sama gue. Sebegitu mudahnya ya elo melupakan kakak gue dan berusaha orang lain mencintai lo. Kok lo murahan banget?"

Capella terkejut dengan ucapan Januar dan langsung melirik pria itu. Ia mengelola tangannya dan berusaha untuk tersenyum tegar.

"Januar, ada apa kamu menghentikan ku. Aku tidak mengerti apa yang kamu bicarakan."

"Sok polos, sok anggun, sok gak tau apa-apa. Pertanyaan gue drama apa yang lebih hebat dari darama lo?" tanya Januar meremehkan Capella.

Capella pun mengangkat kepalanya menatap pria itu dengan berani. Wjahanya sangar tampak seperti tak ada rasa takut sama sekali dengan pria itu. Seringaian di wajah Capella membuat Januar sedikit tertantang.

"Januar, berhenti berkata yang bisa menyinggung perasaan orang. Kamu itu masih bocah, dan ingin memasuki masa dewasa. Berpikirlah lebih luas lagi. Jika kamu terus begini tidak ada yang bisa bertahan dengan mu." Setelah mengucapkan itu Capella pun pergi melewati Januar.

Napas Januar memburu. Ia tak senang dikatakan seperti itu oleh Capella. Kemudian pria itu pun mengejar Capella dan menarik tangan Capella hingga membuat Capella terhempas ke dinding.

Kemudian ia pun mengunci ruang gerak Capella dengan kedua tangannya. Capella tersentak dan merasakan jika jantungnya kali ini bekerja lebih cepat. Ia berusaha keluar dan menjauhkan tangan kekar Januar yang menghalanginya.

"Apa lo bilang? Gue bocah? Gue tunjukkan seberapa brengseknya laki-laki yang lo anggap bocah ini." Kemudia Januar pun tak segan-segan meraup bibir Capella dengan ganas hingga membuat Capella mati rasa dan tak tahu harus berbuat apa.

Ia berusaha mendorong dada pria itu bagaimana pun caranya. Tapi hasilnya nihil, ia tak sebanding dengan Januari yang memiliki tenaga lebih kuat darinya.

Capella menitikkan air mata dan berusaha menutup akses di mulutnya. Namun Januar tetap berhasil menerobos pertahanannya. Capella tak berhenti sampai di situ. Ia mengigit bibir Januar hingga pria itu mendesis kesakitan dan melepaskan bibir Capella.

Capella menangis dan menatap pria itu dengan mata sembabnya.

Plakkk

"Anj.ing," umpat Januar saat mendapatkan tamparan tersebut. Ia mendesis marah dan mencekik leher Capella.

Capella terdongak ke atas dengan air mata yang terus keluar. Ia menyentuh tangan Januar yang mencekik lehernya dengan kuat tersebut.

"Januar," lirih Capella dengan mata yang memerah.

"Lo berani nampar gue! Lo keknya mau ngelawan gue," ucap Januar marah dan melepaskan cengkeraman dari leher Capella.

Capella meraup udara bebas dengan rakus. Cekikan Januar di lehernya meninggalkan jejak merah di area leher tersebut.

"Januar, hiks."

"Tau kan Li seberapa mengerikannya orang yang lo anggap bocah. Jangan berani main-main sama gue. Ingat lo juga harus bisa berakting di depan Delisha. Sampai Delisha tau kalau lo istri gue, lo gue bunuh." Januar pun pergi meninggalkan Capella dengan sejuta kesedihan. "Ingat lo gak boleh kerja hari ini. Lo harus masakin dan layanin gue sama teman-teman gue. Kalau lo kerja lo gue per...kosa walaupun gue juga gak minat sama tubuh triplek lo."

Capella menundukkan kepala dan mengepalkan tangannya dengan kuat.

"Aku pikir dengan tidak menikahi Mahen aku akan terbebas dari penderitaan pernikahan. Ternyata aku lebih sakit dari ini," sesal Capella dan menarik napas panjang sembari mendongak ke atas. Capella berharap jika sang kuasa bisa melihat penderitaan yang ia dapatkan saat ini.

______________

Teman-teman Januar pun datang. Bisa dibilang mereka adalah circle utama Januar. Sudah rahasia umum jika Januar memiliki geng motor dan ia ketuanya.

"Anjay rumah baru lo bagus juga bro," ucap Bonge dan duduk di sofa empuk milik Januar.

Januar hanya menatap miring laki-laki tersebut. Ia pun mengeluarkan banyak sekali minuman bergas.

"Gak ada pembantu di rumah lo?" tanya Ezar sembari membuka jaketnya.

"Ada."

"Mana nih pembantu lo? Eh si Delisha udah pulang?" tanya Martin sembari menyibak rambutnya ke samping.

"Udah dari pagi tadi."

"Bisa berabe kalau dia tau lo mabuk," ucap Satria.

"You know lah gimana si Delisha super ngekakng si Januar. Januar emang lo gak bosan?" tanya Bonge yang membuat ia digeplak Martin.

"Ya jelas lah dia gak bosan. Lo gak tau kalau si Januar cinta mati sama si Delisha. Ngedapetin Delisha tuh susah."

Capella pun keluar dengan membawa beberapa makanan yang ia buat. Ia terpaksa tidak bekerja karena takut dengan ancaman yang diberikan oleh Januar.

Semua orang menatap ke arah Capella dan langsung melarikan pandangan kepada Januar.

"Siapa njirt? Cantik banget."

"Pembantu." Capella terdiam tanpa suara saat disebut sedemikian rupa. Wanita itu tersenyum tipis dan menundukkan kepala.

"Jangan buru-buru pergi. Gue pengen kenalan sama pembantunya Januar," ucap Satri dan berdiri menghampiri Januar.

Mata Januar memicing dan menatap Satria dengan tajam. Martin meringis karena ia tahu tatapan itu adalah tatapan peringatan.

"Woy BangSat! Lo gak liat si Januar marah."

Satria pun menghela napas panjang. Niatnya ingin berkenalan dengan Capella pun ia urungkan dan kembali ke posisi awal.

"Lo pergi!" marah Januar. Ia tak senang jika Capella ditatap seperti itu oleh teman-temannya. Tidak tahu kenapa tetapi Januar tak ingin Capella mencari mangsa baru dan teman-temannya menjadi korbannya, itulah yang ada di benak pria itu.

Capella pun menarik napas panjang. Ia bersyukur bisa bebas dan disuruh pergi oleh pria itu. Tidak ada yang mengharapkan menjadi pelayan mereka.

"Pembantu lo cantik."

Januar pun berapi-api dan menatap Satria. "Diam lo!!"

"Kok ngamok Bang?" tanya Bonge yang malah memancing amarah Januar.

Martin yang paling tenang di sana pun menjadi penengah di antara mereka.

"Udah-udah mending kita nikmatin ini sama-sama. Oh iya si Pangeran gak bisa ke sini katanya. Biasalah urusan cewek."

Januar pun bergumam sebagai jawaban. Ia pun meminum kaleng soda tersebut yang terdapat alkohol. Capella mengintip dari dapur melihat suaminya yang mabuk-mabukkan. Tubuhnya lemas karena mendapatkan pasangan yang suka mabuk-mabukan.

"Bahkan Mahen dulu gak suka mabuk-mabukan." Air mata pun jatuh dari wajah Capella.

____________

Tbc

JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN SETELAH MEMBACA. TERIMAKASIH

1
Leew
absolutely berakhir bahagia 🗣️🔥
Leew
bibit unggul tuh lek
Leew
susah bang, gua trust issue 🥰
Leew
APA INI RAJU ENTENG BANGET LU MINTA BAIKAN🗿
Leew
tsundere gini boy
Leew
ngatain orang begitu sendirinya kek anying elah jamur🗿
Leew
alamak, galak galak suka minum susu awokaowka
Leew
ntar kualat bang, tau rasa dah lu🗿
Leew
brutal banget bjir🗿
Adzia Nosta
Lumayan
kori fvnky
Kecewa
Hrawti
Luar biasa
Safa Almira
mampir
Astina Putri
wah,wah,jangan bner ni,klok januar nikung kakaknya
Fi Fin
Januar akhlak nya parah mulut dan perbuatanya ...kok punya dua anak ga ada yg beres ..mahen jg akhlak nya bejad
Risa Risa
hadaaaahhh hari gini kdrt gitu dpn mertua lagi..
Risa Risa
tragis banget
ArlettaByanca
jd saat dijahati balas dendam dg jahat lagi ato lebih jahat itu bukan solusi...
ArlettaByanca
dan kejahatan Januar telah membuat Mahen jd jahat..
Zhie Zhie
hah? nggak punya gojek y? ngapain hujan2n?😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!