Info novel 👉🏻 ig @syifa_sifana
Salah sambung hingga berakhir pacaran. Sepasang kekasih yang sudah siap menikah harus kandas karena sebuah kecelakaan.
Restu terlepas, seorang anak harus berbakti pada orangtuanya dengan menikahi wanita pilihan mereka.
Bertemu kembali dengan status berbeda, dengan harapan ingin kembali dengan cinta lama.
"Aku tidak ingin menikahi bekas orang!" kalimat penegasan keluar dari bibir seorang mantan.
Strategi meraih mantan tercinta hingga berujung pada sebuah pernikahan.
Perjuangan mendapatkan cinta kembali dari sang mantan hingga air mata menjadi saksi bisu.
Inilah kisah Terpaksa Menikahi Mantan yang penuh dengan tawa dan air mata.
Lanjutan novel ini 👉🏻 Sang Penakluk Playboy
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syifa Sifana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tobatnya Raka
Malam minggu menjadi malam favorite bagi anak muda, tidak terkecuali Raka. Bertepatan dengan uang tahun Alex, ia ingin sekali mengajak Melisa ke pesta ulang tahun Alex sekaligus ingin memperkenalkan Melisa pada teman-temannya itu.
"Assalamualaikum"
"Wa'alikumussalam warahmatullah"
"Sayang lagi ngapain?" tanya Raka sembari memakai bajunya.
"Lagi berbaring. Ada apa?" tanya Melisa dengan nada cueknya.
"Jalan yuk"
"Gak mau" ucap Melisa dengan spontan.
"Kok gak mau sih?" tanya Raka bingung.
"Lupa dengan apa yang tadi siang aku katakan?" Melisa berusaha mengingatkan Raka kembali dengan perjanjian yang telah mereka sepakati saat di depan cafe bintang.
Raka mulai terdiam dan memikirkannya.
"Iya aku ingat" ucap Raka dengan nada melasnya.
"Mas kalau mau jalan, jalan aja" sahut Melisa dengan santai.
"Hmmm... Malam ini pesta ulang tahun teman aku, rencananya aku ingin ajak kamu kesana. Tapi ya sudahlah" ucap Raka sembari menurunkan anak tangga dengan cepat, karena ia buru-buru. Sebelum ke pesta ia harus menjemput Tommy dulu. Rencananya ia ingin memamerkan Melisa pada Tommy, eh ternyata malah gak jadi.
"Kalau pagi mungkin aku bisa temani Mas, tapi ini malam hari, aku minta maaf" sahut Melisa dengan lembut.
"Gak apa-apa kok. Oh ya! Nanti aku hubungi lagi ya. Assalamualaikum" Raka mematikan ponselnya dan beranjak pergi.
"Wa'alaikumussalam warahmatullah".
Raka kini tiba di parkiran, ia pun mengambil mobil dan pergi menjemput Tommy.
Raka menghubungkan ponselnya ke fitur bluetooth mobil agar ia lebih leluasa untuk menyetir sambil menelpon.
"Halo Tom! Lo cepat keluar! Gue 5 menit lagi sampai di rumah lo" ucap Raka sembari menyetir.
"Ok. Gue keluar sekarang" ucap Tommy bergegas keluar dari rumahnya.
Setelah beberapa menit kemudian, Raka tiba di depan pintu gerbang rumah Tommy, dan dengan segera mungkin Tommy masuk ke mobil Raka.
"Kita langsung ke party kan?" tanya Raka melirik Tommy sekilas.
"Yap. Kita harus buru-buru kesana. Pasti mereka sudah lama menunggu kita" balas Tommy sambil melirik jam di tangannya.
"Ok" Raka dengan sigap langsung menginjak gas dan pergi ke acara party nya Alex.
-----
Saat Raka mengakhiri panggilannya begitu saja membuat hati Melisa tidak karuan dan menjadi uring-uringan. Jika biasanya Raka terlihat ramah dan penuh dengan manja, tapi saat malam ini sikapnya berubah. Entah apa yang terjadi? Sehingga membuat hati Melisa tidak nyaman.
Ia pun memutuskan untuk menghubungi Raka kembali untuk meminta penjelasan agar hatinya menjadi tenang dan nyaman ketika tidur nanti.
------
Drrttt...drrrttt....
"Lo diam dulu! Cewek gue telpon" tegas Raka.
Tommy menyungging bibirnya sambil menganggukkan kepalanya.
"Assalamualaikum"
"Wa'alaikumussalam warahmatullah"
"Mas!"
"Hmmm... Ada apa?" tanya Raka dengan lembut.
"Mas marah gak sama aku?" tanya Melisa dengan nada bersalahnya.
"Marah kenapa?" Raka bingung dan mengernyit keningnya.
"Yah.. Karena tadi aku nolak untuk pergi sama Mas" lirih Melisa dengan hati-hati.
"Oh jadi dia sengaja hubungi gue kembali karena ia merasa bersalah. Kebetulan banget ni, gue bisa gunakan kesempatan ini untuk memamerkan pacar baru gue sama si Tommy" batin Raka menyungging bibirnya saat melirik Tommy yang sedang duduk tanpa bergeming.
"Oh itu.. Lumayan sih" balas Raka dengan santai.
"Mas aku minta maaf soal tadi. Tapi Mas setidaknya ngerti dong aku gak bisa keluar dengan Mas kalau malam hari" keluh Melisa melas.
"Aku bisa maafin kamu, tapi ada satu syarat?" ucap Raka hendak menjebak Melisa.
"Apa itu?" tanya Melisa bingung.
"I love you" ucap Raka sepenuh hati.
Melisa hanya diam tidak bergeming saat kata-kata cinta lagi-lagi terdengar di telinganya.
"Jawab dong"
"Apa hubungannya syarat Mas tadi dengan kata-kata I love you?" tanya Melisa polos.
"Itu syarat dari aku" ucap Raka dengan santai.
"Oh itu. Hmm.. I love you too" balas Melisa dengan santai.
"Gak kedengeran. Please lebih keras lagi" Raka sengaja mengerjai Melisa karena ia sangat suka jika Melisa mengutarakan cintanya.
"Mas! I love you too" jawab Melisa kembali.
"One more. Please!" pinta Raka dengan senyuman sumringahnya itu.
"Uhhh... Anak ini! Bikin kesal aja" batin Melisa berdecak kesal saat Raka memintanya terus mengulangi hal yang sama.
"Mas Irsyad sayang. Aku juga mencintaimu. Apa Mas mendengarkannya?" sahut Melisa dengan penuh kelembutan.
"Ehem" Tommy berdehem dengan tersenyum sumringah.
"Mas! Itu siapa? Apa jangan-jangan Mas loudspeaker?" Melisa mulai mencurigai.
"Ponselnya aku hubungkan dengan fitur bluetooth di mobil aku. Saat kamu hubungi aku, aku gak sempat lagi mengambil earphone bluetoothnya, jadi tanpa sengaja suara kamu kedengaran sama teman aku" jelas Raka dengan santai.
"Ya Allah malu banget" gerutu Melisa segera mematikan panggilannya.
"Hahaha... Memang lo paling bisa ngeles bro" ucap Tommy tertawa terpingkal-pingkal.
"Iya dong. Dia itu cewek salah sambung gue, dan sekarang resmi jadi pacar gue" sahut Raka tersenyum bahagia.
"Wah..wah..wah.. Gak butuh waktu lama lo bisa taklukin hati dia juga. Hebat lo bro" ucap Tommy cengengesan sembari menepuk pundak Raka.
"Susah juga gue dapatin dia. Dan yang bikin gue jatuh cinta sama cewek ini, dia selain cantik dan sholehah, dia juga pintar banget, sampai-sampai gue gak bisa berbohong sama dia, bro" jelas Raka sembari sesekali melirik Tommy.
"Jadi kebohongan lo sudah terbongkar semuanya?" tanya Tommy menyeringai.
"Iya. Bahkan dia juga bisa menebak gue ini playboy dan juga orang kaya. Dia itu memang paling jeli dan menyimak ucapan orang. Sedikit saja gue salah ngomong, dia langsung tau kalau gue bohongin dia" jelas Raka dengan serius.
"Wah.. Kalau gue dengar terus cerita lo, rasanya gue pengen ketemu sama pacar lo itu. Siapa namanya?"
"Melisa. Nanti soal pertemuan sama dia bisa gue atur. Tapi ingat! Lo jangan sampai jatuh hati sama dia" tegas Raka.
"Ok sip. Tapi ngomong-ngomong pacar-pacar lo selama ini gimana?" tanya Tommy penasaran.
"Sudah gue putusin semuanya dan seluruh kontak mereka udah gue block, plus foto mereka juga udah gue delete semuanya. Pokoknya pacaran kali ini mulus dan aman. Karena gue benar-benar ingin serius sama dia" cerocos Raka penuh semangat.
"Kalau mau serius kenapa gak halalin aja? Kenapa harus melalui proses pacaran dulu?" tanya Tommy bingung dengan keputusan Raka.
"Gue udah tawarin untuk tunangan dulu, tapi dia tolak. Lo tau? Dia itu baru 17 tahun bro dan baru masuk kuliah tahun ini. Mana bisa dia pikirin tunangan, apalagi menikah" jelas Raka dengan gamblang.
"What? 17 tahun? Lo mau seriusan sama ABG?" pekik Tommy tersentak kaget.
"Iya. Rencana awal dua tahun setelah pacaran gue mau langsung nikahi dia. Tapi gue rasa gak mungkin, gue harus tunggu dia wisuda dulu baru bisa nikahi dia" sahut Raka.
"Jadi lo harus tunggu selama 4 tahun? Bro..!! usia lo sekarang sudah menginjak 25 tahun ditambah masa penantian 4 tahun, jadi lo mau nikah usia 29 tahun?" tanya Tommy mulai mengintrogasi Raka.
"Begitulah. Yang penting gue nikahnya sama dia. Dan gak mau sama yang lain" kekeh Raka pada pilihan hatinya.
"Kalau itu menjadi keputusan lo, gue hanya bisa berdoa yang terbaik untuk hubungan kalian berdua" balas Tommy dengan penuh harapan.
"Thanks bro"
"Sama-sama"
Seiring obrolan Tommy dan Raka sepanjang perjalanan, gak terasa merekapun tiba di sebuah hotel, tempat diadakannya party Alex.
Raka dan Tommy melepaskan seatbelt nya dan keluar dari mobil. Ternyata mereka sudah di sambut oleh cewek-cewek cantik. Beberapa diantara cewek-cewek itu pernah menjadi pacar Raka sebelumnya dan seperti biasa ketika bertemu Raka mereka langsung nyungsep untuk memeluk dan mencium Raka.
Tiba-tiba bayangan Melisa terlintas dalam benak Raka dengan segera Raka menjauh dari kerumunan wanita-wanita seksi itu. Tommy yang melihat sikap Raka hanya tersenyum.
"Raka.. Raka.. Gak nyangka gue playboy bisa insyaf juga" gerutu Tommy menyungging bibirnya.
Tommy pun melepaskan diri mereka dari para wanita-wanita itu dan menyusul Raka masuk ke dalam.
"Hello bro! Happy birthday" Raka memberi selamat pada Alex.
"Thanks bro. Dimana pasangan lo?" tanya Alex melirik sekeliling Raka.
"Gue pasangannya malam ini" sahut Tommy tiba-tiba menghampiri mereka.
"Jadi kalian cuma berdua kesini?" tanya Alex menatap Raka dan Tommy.
"Yap" sahut Tommy dengan spontan.
"Mau gue kenalin sama teman-teman pacar gue? Di jamin kinclong dan kalian pasti suka" ucap Alex dengan serius.
"Gue sudah punya pacar, dan gue lagi jaga hatinya" sahut Raka dengan serius.
"What??" pekik Alex tersentak kaget dan buru-buru ia meletakkan tangannya di dahi Raka.
"Dia gak sakit" sahut Tommy dengan spontan.
"Coba cerita sama gue. Kesambet apa lo sampai seorang raja playboy bisa insyaf" tanya Alex dengan tatapan seriusnya.
"Karena gue sudah menemukan wanita yang sesuai dengan kriteria gue. Dan gue juga berjanji akan meninggalkan semua dunia gelap gue" sahut Raka dengan santai.
"Wih..Gila man. Baru kali ini gue dengar kata bijak dari mulut lo" ucap Alex menyeringai.
"Biasa aja kali" sahut Raka dengan spontan.
"Tapi benaran, gue salut sama lo bro" ucap Alex menepuk pundak Raka.
"Baby" Renata memanggil Alex dengan tangannya langsung memeluk tubuh Alex.
"Sayang baru datang?" tanya Alex sambil mencium pipi Renata.
"Iya"
"Sayang kenalkan ini teman-teman aku" ucap Alex.
"Hello aku Renata" ucap Retana sembari mengulurkan tangannya.
Tommy dengan segera berjabat tangan dengan wanita seksi itu, tapi berbeda dengan Raka yang hanya menganggukkan kepalanya saja, itu punya ia sama sekali tidak melihat Renata secara keseluruhan, karena ia merasa geli dengan wanita seksi.
"Bro! Gue kesana dulu ya" Raka buru-buru minta izinin untuk pergi ke tempat yang sepi dari wanita.
"Ok" ucap Alex menganggukkan kepalanya.
Party ulang tahun Alex berjalan dengan sangat meriah, semua para tamu undangan menikmatinya dengan minum anggur dan menari bersama saat dj mulai memainkan musiknya. Namun berbeda dengan Raka, ia merasa sudah muak dan tidak lagi ikut berbaur dengan mereka. Dulunya ia menikmati party di Jakarta maupun di LA, tapi ia sama sekali tidak menyentuh alkohol, karena ia takut mabuk dan malah membuat masalah baginya di kemudian hari.
Andre yang melihat Raka duduk sendirian dengan menikmati jus, ia pun menghampirinya.
"Sendirian aja bro" Andre menegur Raka sembari duduk di sampingnya.
"Iya. Lo ngapain kesini?" tanya Raka melirik Andre.
"Samperin lo lah. Lo ngapain kesini? Kenapa lo gak ikut gabung sama kita-kita nikmati pesta malam ini?" cerocos Andre.
"Gue udah bosan dengan pesta yang seperti ini. Gak di LA gak di Jakarta sama saja. Bikin bosan" sahut Raka dengan serius.
"Jangan lo ganggu dia. Dia lagi tobat" sahut Tommy tiba-tiba menghampiri mereka.
"Apa lo bilang? Tobat?" Andre masih saja LOL karena informasi yang kurang update baginya.
"Ah lo ini ketinggalan. Si Raka udah insyaf sekarang, dan lo tau kenapa? Itu karena pacar baru dia" cerocos Tommy.
"Hah? Serius?" pekik Andre tersentak kaget.
"Iya. Gue lagi berusaha memantaskan diri gue untuk dia" balas Raka dengan serius.
"Wah.. Gak nyangka gue sama lo. Benar-benar best" sahut Andre menepuk pundak Raka.
"Hmmm..." Raka menyungging bibirnya.
Raka melirik jam dan kini sudah menunjukkan angka 12.
"Bro! Gue pamit duluan ya!" ucap Raka beranjak pergi.
"Kok cepat banget? Belum juga pestanya selesai" sahut Andre.
"Lo mau kemana?" tanya Alex tiba-tiba menghampiri mereka.
"Gue mau pulang Lex" ucap Raka dengan serius.
"Lo gak boleh pulang dulu. Party gue belum selesai" tegas Alex.
"Sorry bro. Ini udah malam banget dan gue gak bisa kayak dulu lagi" jelas Raka memberi pengertian.
"Masa pacar lo batasin waktu untuk lo ngumpul bareng kita-kita sih?" protes Alex.
"Ini sama sekali gak ada sangkut pautnya dengan dia. Tapi ini soal orangtua gue. Gue gak mau pulang telat dan besok gue tidur seharian di tempat tidur" jelas Raka memberi pengertian.
"Biarin dia pulang. Lagian ini sudah jam 12 malam" sahut Tommy menatap Alex.
"Lo gak ikut-ikutan dia juga kan?" tanya Alex menatap Tommy dengan serius.
"Gak dong. Gue mau puasin disini" sahut Tommy penuh semangat.
"Kalau gitu, gue izinin lo pulang" sahut Alex menatap Raka.
"Thank you bro" ucap Raka menepuk pundak Alex.
"Bro! Gue pamit ya. Selamat menikmati pestanya" ucap Raka menatap mereka semua.
"Hmm.. Hati-hati di jalan" sahut Andre.
Raka menganggukkan kepalanya dan beranjak pergi meninggalkan pesta itu.
Di dalam perjalanan ia merasa kesepian karena tidak ada lawan ngobrolnya. Ia pun teringat dengan Melisa.
"Dia sudah tidur belum ya?" ucap Raka sambil mencari kontak Melisa di ponselnya.
Drrrtt...drrrttt..
"Assalamualaikum"
"Wa'alaikumussalam warahmatullah"
"Sayang belum tidur?" tanya Raka dengan lembut.
"Belum. Ini masih buat tugas" jawab Melisa dengan lembut sembari membuat tugasnya.
"Aku temani ya sampai selesai buat tugasnya" Raka menawarkan dirinya, karena kebetulan sekali ia bisa memiliki teman ngobrol.
"Hmm.. Kirain mau tawarin bantuan" sahut Melisa dengan spontan.
"Susah ya tugasnya?" tanya Raka penuh perhatian.
"Gak juga. Cuma terlalu banyak aja" sahut Melisa dengan santai.
"Mau aku bantuin?"
"Gak usah. Aku bisa sendiri kok" sahut Melisa dengan santai.
"Kalau pikiran buntu dan gak tau mau cari bantuan sama siapa, sayang langsung hubungi aku ya, Insyaa Allah aku akan membantumu" ucap Raka penuh dengan semangat.
"Ok"
Obrolan mereka berlanjut sampai tiba di rumahnya. Kali ini mereka beralih ke video call, yang membuat Melisa tidak sadar ia tidak mengenakan kerudungnya. Raka yang melihatnya menjadi kaget dan tersenyum.
"Cantik juga gak pakai kerudung" sahut Raka.
"Apa?" Melisa tersentak kaget dan memegang kepalanya.
"Astagfirullahal adzim" Melisa buru-buru pergi dan memakai kerudungnya. Kemudian ia kembali ke meja belajarnya.
"Hahaha.. Kelupaan ya sayang?" tanya Raka tertawa terpingkal-pingkal.
"Lagian Mas sih video call tiba-tiba" celoteh Melisa.
"Yah mana tau sayang gak pakai kerudung" sahut Raka yang kini sudah sampai di kamarnya.
Raka dengan jahilnya ia mengirim foto hasil screenshotnya ke Melisa.
Melisa penasaran dengan pesan masuk fi ponselnya ia pun membukanya.
"Mas..!!! Hapus gak?" pekik Melisa saat melihat foto tanpa kerudungnya itu.
"Gak mau cantik loh" ucap Raka sembari berjalan ke walk in closetnya.
"Hapus dong. Please!" pinta Melisa dengan melas.
"Cium dong" Raka mulai menggoda Melisa.
"Jangan genit!" ketus Melisa kesal.
"Iya deh aku hapus" ucap Raka.
"Hmmm"
Raka seperti biasa mengganti baju di depan Melisa kerena ia lupa kalau Melisa bukan wanita biasa.
"Mas!" pekik Melisa menutup kedua matanya dengan tangan saat melihat bidang dada Raka yang terlihat saat Raka membuka bajunya.
"Apa?" tanya Raka dengan polos.
"Kok ganti baju di depan aku sih?" protes Melisa kesal dengan tangannya terus menutup matanya.
Raka melirik ponselnya dan melihat Melisa menutup kedua matanya.
"Ya Allah... Sorry sayang. Aku lupa" buru-buru Raka memakai bajunya kembali.
"Mas ganti baju terus setelah itu baru kita ngobrol lagi" tegas Melisa.
"Iya, tunggu sebentar ya! Jangan dimatiin" pinta Raka dengan lembut.
"Hmm"
Raka mengambil pakaian gantinya dan pergi ke kamar mandi mandi untuk menggantinya, setelah itu ia kembali dan mengambil ponselnya.
"Sudah. Sayang bisa lihat aku sekarang" titah Raka sembari jalan ke arah tempat tidurnya.
Melisa mendongak dan menatap Raka yang sudah mengenakan pakaian tidurnya.
"Masih kerjain tugas?" tanya Raka sembari membaringkan tubuhnya di atas kasur.
"Iya" Melisa mengusap kedua matanya agar tidak terlelap.
"Sayang pasti sudah ngatuk ya?" tanya Raka melihat Melisa yang sudah sangat lelah.
"Iya. Tapi aku belum bisa tidur sebelum menyelesaikan semua tugasku" sahut Melisa.
"Sayang simpan semua tugasnya dan lanjutkan besok" tegas Raka.
"Gak bisa" Melisa masih ngeyel.
"Sayang! Tidur sekarang! Masih ada hari esok untuk mengerjakannya lagi" sahut Raka dengan tegas.
"Gak bisa. Besok masih ada tugas lain lagi" jelas Melisa memberi pengertian.
"Besok aku akan membantumu. Sekarang kamu tidur!" titah Raka penuh pengertian.
"Ta..tapi"
"Sayang..! Dengarkan aku! Aku dulunya juga seorang mahasiswa sepertimu. Jangan biarkan tubuhmu terlalu lelah, karena masih banyak tantangan yang harus sayang hadapi di kemudian hari" ucap Raka dengan penuh perhatian.
"Iya deh aku tidur" ucap Melisa menutup bukunya.
"Cepat tidur. Besok pagi aku jemput kamu" ucap Raka.
"Iya. Assalamualaikum"
"Wa'alaikumussalam warahmatullah"
Raka dan Melisa mengakhiri panggilannya dan berbaring di atas kasurnya. Merekapun kini terlelap di tempat yang berbeda, namun dengan hati yang penuh kasih sayang.
rasanya juga tdk puas kalo tdk ada karma utk keluarga raka