NovelToon NovelToon
The Wife ( Istri Yang Teraniaya )

The Wife ( Istri Yang Teraniaya )

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / Angst
Popularitas:1.9M
Nilai: 5
Nama Author: Miracle

Suatu kesalahan besar telah membuat Kara terusir dari keluarga. Bersama bayi yang ia kandung, Kara dan kekasih menjalani hidup sulit menjadi sepasang suami istri baru di umur muda. Hidup sederhana, bahkan sulit dengan jiwa muda mereka membuat rumah tangga Kara goyah. Tidak ada yang bisa dilakukan, sebagai istri, Kara ingin kehidupan mereka naik derajat. Selama sepuluh tahun merantau di negeri tetangga, hidup yang diimpikan terwujud, tetapi pulangnya malah mendapat sebuah kejutan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miracle, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perjuangan Elno

Pukul enam pagi Elno baru sampai di rumah. Ia meletakkan beras serta bahan lauk yang telah dibeli. Setelah pulang dari kelab, Elno menyempat diri menjadi kuli panggul serta belanja kebutuhan dapur.

"Kamu pulang terlambat," tegur Kara.

Sejak pukul lima pagi, Kara menunggu kedatangan Elno. Ditelepon dan dikirim pesan, tetapi suaminya tidak menjawab. Pekerjaan di kelab membuat Kara khawatir.

"Iya. Aku mencari pekerjaan tambahan. Aku ingin istirahat sebentar. Dua jam lagi harus ke kampus," ucap Elno.

Kara mengangguk. "Kamu tidur saja di dalam."

"Di sini saja. Aku belum mandi. Kasihan nanti Finola."

Elno meraih bantal kecil menjadi penyangga kepala dan tikar sebagai alasnya. Rasa letih mendera tubuh. Dalam sekejap ia terlelap.

Kara menyalin beras serta sayur yang dibawa oleh suaminya. Semua pesanan telah Elno beli, tetapi Kara heran melihat daun kecil berwarna hijau.Termasuk batangnya.

"Ini sayur apa daun, ya?" tanya Kara pada diri sendiri.

Ingin bertanya kepada Elno, tetapi suaminya itu tengah tidur. Kara menyimpan daun itu ke dalam kantung plastik kresek. Ia mulai memasak nasi dan lauk untuk sarapan.

Rasa enggan bergerak menghampiri. Elno harus bangun ketika alarm di ponsel berdering. Sebenarnya ia ingin tidur lagi. Waktu satu jam tidaklah cukup untuk istirahat, tetapi ia harus bangun demi pergi ke kampus.

"Mumpung kamu sudah bangun. Daun yang kamu beli itu sayur apa?" tanya Kara.

"Daun?" Elno malah balik bertanya.

Kara berjalan pelan-pelan meraih kantung plastik hitam, lalu menunjukkan daun hijau kepada Elno.

"Ini apa?"

"Oh, itu namanya daun katuk. Kamu buat sayur bening. Kata bibi di pasar supaya asi kamu lancar. Biar makin banyak," kata Elno.

"Aku kirain ini daun," sahut Kara yang sungguh tidak tahu apa pun.

"Aku juga mengira begitu saat pertama kali melihatnya. Kamu campur tahu yang aku beli tadi," ucap Elno.

"Tahu-nya sudah aku sambal," Kara berucap sembari menyengir.

Elno tertawa. "Buat sayur bening itu saja. Yang penting harus dihabiskan."

Kara mengangguk. "Kita makan bersama dulu. Setelah itu baru kamu mandi."

Elno meraih Kara untuk duduk. "Biar aku yang melayanimu. Kamu baru melahirkan. Aku takut jahitannya terlepas."

Kara bersyukur Elno sangat perhatian padanya. Ketakutannya selama ini tidak terjadi. Elno sangat bertanggung jawab.

"Memangnya ibu melahirkan boleh makan makanan pedas?" tanya Elno.

Kara mengangkat bahu. "Aku enggak tau. Lagian sambal tahu-nya enggak begitu pedas."

"Makan saja apa yang ada. Yang penting perut terisi."

"Oh, ya. Pulang nanti beliin pembalut sama popok sekali pakai buat Finola."

Elno mengangguk. "Iya. Apalagi?"

"Kayaknya itu saja. Nanti aku kirim pesan kalau butuh sesuatu."

Tengah makan, Finola merengek. Kara lekas membasuh tangan di air yang telah disediakan oleh Elno dalam baskom. Begitu juga Elno, ia rela menghentikan makannya demi membantu Kara.

"Dia haus," kata Kara.

"Dari tadi Finola tidur terus?" tanya Elno.

"Tadi dia bangun. Habis itu tidur lagi. Kata bu Warni, jangan dibiarin tidur terlalu lama. Dia juga kasih aku makanan. Katanya buat ngemil," tutur Kara.

"Kok, aku enggak dengar dia masuk ke rumah."

Kara tertawa. "Kamu tidurnya pulas banget. Bu Warni panggil-panggil malah enggak dengar."

"Iya. Aku capek banget. Aku lanjut makan, deh."

Elno keluar kamar, ia melanjutkan makan. Selesai mengisi perut, Elno segera membersihkan diri. Ia sibuk sendiri untuk berangkat ke kampus. Sebelum pergi, Elno memindahkan meja kecil di depan kamar. Ia menyiapkan air minum, piring plastik, serta roti pemberian tetangga agar Kara tidak berjalan jauh.

"Sayang, Papa pergi dulu, ya." Elno mengecup lembut pipi putrinya. Lalu, beralih pada Kara. "Jamu jangan lupa diminum."

Kara mengangguk. "Iya. Kamu hati-hati di jalan."

...****************...

Rasanya Elno tidak kuat mengikuti pelajaran. Tubuh lelah, matanya berat karena mengantuk. Jika dituruti napsu, maka Elno lebih baik bolos dan pergi tidur saja. Namun, ia tidak ingin mengecewakan Kara. Lebih cepat lulus, maka lebih cepat mendapat pekerjaan kantoran.

"El, tugasku kamu yang kerjainnya," kata Ilmi.

Elno mengangguk. "Aku dapat potongan berapa?"

"Lima ratus ribu."

"Setuju, deh. Aku langsung cabut, ya. Ada urusan," kata Elno.

"Buru-buru amat," sahut Tedy.

"Kalian tau kalau Kara enggak bisa terlalu banyak gerak. Aku juga harus ngerjain tugas. Belum lagi kerja."

"Nasibmu, El," celetuk Tedy.

"Biarin si Elno. Kita nongkrong saja," kata Ilmi sembari merangkul Tedy.

Elno menatap nanar sahabatnya. Ia juga mau seperti mereka. Namun apa daya, ada tanggung jawab besar di pundaknya. Pulang kampus, Elno pergi membayar kreditan laptop, lalu belanja pembalut dan popok bayi.

Elno mengerutkan kening saat melihat kasir yang bingung melihat belanjaannya. "Kenapa, Mbak?"

"Eh, enggak apa-apa, Mas."

"Ini untuk istri dan anak saya," kata Elno menunjuk pembalut bersayap dan popok sekali pakai.

"Iya, Mas." Kasir minimarket jadi salah tingkah.

Kenapa, sih? Memang aneh kalau cowok beli pembalut? "Terima kasih, Mbak," ucap Elno sembari menyerahkan biaya belanjaannya.

...****************...

Elno melangkah masuk ke dalam rumah. Hening. Perlahan ia melangkah menuju kamar dan melihat istri serta anaknya tengah tidur. Elno menggantung tas, dan mengganti pakaiannya. Saat ke kamar mandi, baju kotor bertumpuk termasuk popok kain milik Finola.

Jika siang hari, Kara akan memakaikan putrinya popok kain. Ini demi menghemat diaper sekali pakai. Elno menghela napas panjang. Langsung ia meraih tumpukan baju, lalu mencucinya.

Mendengar suara air dan sikat, Kara terbangun. Ia mencoba berdiri dengan tumpuan dinding. Kara berjalan perlahan menuju bilik mandi dan melihat Elno tengah mencuci.

"Maaf, ya, El. Kamu malah mencuci baju," kata Kara.

"Enggak apa-apa. Aku bisa, kok," sahut Elno. "Kamu istirahat saja."

"Aku bantu bilas," ucap Kara.

"Jangan. Beberapa hari ini biar aku yang berberes. Kamu baru kemarin melahirkan. Aku takut," kata Elno. "Oh, obat dari dokter sudah diminum? Kamu enggak lemah, kan?"

Kara menggeleng. "Aku baik-baik saja."

"Seharusnya aku memberimu makanan bergizi. Susu saja aku tidak mampu membelinya."

"Hei! Kamu memberiku makan yang cukup. Aku panasin lauk dulu buat kamu makan," kata Kara.

Kara menitikkan air mata. Ia bahagia bersama Elno, tetapi melihat suaminya seperti itu terasa menyakitkan. Kara harus tetap bersyukur. Ada lebih banyak orang yang lebih susah darinya. Punya tempat tinggal dan bisa makan sudah lebih dari cukup. Ini hanya sementara. Kara yakin suatu saat ia dan Elno akan bahagia.

"Ini hanya masalah waktu. Sebentar lagi Elno akan mendapat pekerjaan yang layak dengan gaji besar. Saat itu kebutuhan kami akan berkecukupan. Aku harap itu lekas terjadi," ucap Kara.

Bersambung

1
Yoyoh Sumiati
harusny elno di balas lebih menyakitkan lagi ....baru nnti mrk blikan
Insa 431
keren ...suka dengan wanita super
Insa 431
keren kara👍 keputusan yang tepat
Khusnul Khotimah
telat,,,,,
Khusnul Khotimah
terjebak kok berlanjut dinikmati alasan kewajiban,,,,,situ punya otak,,,,,itu sih Maruk doyan
Miss Ayu
gk kuat baca.. sumpah kara Run..kara...Cepat Run 😭😭
Virgo Girl
Aku yg baru baca, aku yg mewek😭😭
Aira Zaskia
nyesek banget jdi kara😭😭
Dang Antie
Luar biasa
tri kutmiati
duuuh... cerita... ky sebenernya... dadaku mpe seseg... tengkyu thor....
Wahyuni Fhia
Luar biasa
aca
kok Q jijik ya apa karena elno bekas sisari
aca
andai g pernah di nafkah batin mungkin kata g sakit hati lah ini mesra mesra di kamar. terbuka sakit bgt jd kara
Hamda Bakkas
bagusss...
Ani Ani
Luar biasa
EndRu
luar biasa..
penuh makna
banyak pelajaran hidup yang bisa diambil dari cerita ini.
sampai termehek-mehek bacanya
😭😭😭😭🥰🥰🥰
EndRu
licin Finola nih. kayak didoktrin sama mamanya
EndRu
Delia malah temen yang sebenernya... apa adanya' ..
EndRu
😭😭😭😭😭😭😭😭😭
ya Tuhan.
sakitnya
EndRu
silaka6 ratapi nasibmu kini Elno
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!