"1 salah 5 ciuman"
"Enak aja lo,gak gue gak mau!"
"Terserah"
"Ehh lo mau apa!?"
"Ngelaporin lo ke pak bima"
"Ehh setan jangan! iya udah iya! gue mau"
***
Fika lavina maureen. murid yang terkenal bodoh dalam pelajaran matematika, nilai nya yg selalu anjlok dan jauh dari kkm, membuat dirinya harus les privat matematika bersama seorang murid yg terkenal pintar, namun seorang itu tak lain adalah tetangga nya sendiri.
Arkan keano. tetangga Fika, menurut Fika sifat Arkan berbeda dengan nya, jika Arkan disekolah sangat sangat menyebalkan, namun bersama dirinya sifat nya berubah total.
lalu bagaimanakah kisah kedua nya?
apa mungkin mereka tidak menjalin hubungan?
"SUMPAH SUMPAH GUE BAKAL STRESS!"
***
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aniya Dewi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
09. Gudang
“Baiklah untuk tugas hari ini, buatlah seni grafik. Kerjakan bersama teman sebangku kalian, Ibu ingin besok sudah ada di meja Ibu” ucap Bu Nur, lalu pergi, sebelum ia pergi ia menatap Fika.
Fika yakini nilainya akan D Bukan C lagi.
Setelah guru menyebalkan itu pergi, Fika menghentakkan kakinya pegal.
Karena bel istirahat berbunyi, kelasnya sepi. Maksudnya kelas baru, hanya ada Billy, Oji, dan… Arkan. Fika berjalan ke arah mejanya, dimana lagi kalau Bukan di samping Arkan.
Fika mencerna kata Bu Nur ‘kerjakan bersama teman sebangku kalian’ berarti gue sama Arkan dong!? Gak yakin gue.
Lamunannya Buyar ketika Billy mengajaknya ke kantin sekolah.
“Fik, kantin yok” ajak Billy
Fika menatap Billy sebentar, tak ada salah ny ia berteman dengan mereka.
“Let’s go!” ucap Fika bersemangat. Mereka bertiga, Fika, Billy dan Oji.
Menduduki kursi yang berada di pojok kantin, karena kantin telah ramai, hampir saja mereka tidak mendapatkan kursi.
“Fik lo mau pesen apa? Biar gue pesenin” ujar Oji.
Wihh kalo gini gue kek ratu jerr!
“Em.. cireng sama es tehnya, makasih Oji..” ucap Fika.
“Gue gak lo tanyain?” Billy.
“Boleh, tapi lu yang bayar eaaaa.. haha!!” tawanya ketika sudah jauh dari Fika dan Billy.
“Anjir apes-apes..” Billy menyesal.
“Ohya Fik, lu kok bisa pindah?” ujar Billy memecah keheningan.
“Nilai gue lumayan naik, terus biar gue bergaul sama orang pinter, emang bisa otak orang pinter ditransfer ke orang kek gue?” Fika memutar matanya jenggah.
“Haha.. Fika.. Fika” remeh Billy.
Fika teringat sesuatu, bagaimana jika ia menanyai tentang Arkan kepada Billy? Tidak ada yang salah Bukan?
“Ohya Fik”
“Ohya Bil” ucap mereka bersamaan, namun setelah itu mereka tertawa.
Sedangkan disisi lain 3 orang cewek tengah menatap kejadian itu diam-diam. Meta, Melva dan Ocha.
“Cha, lo sekarang sadar kan?” Tanya Melva.
“Cha, lo jangan mandang Fika dari sisi baiknya aja Cha, lo liat dia dengan keduanya, baik maupun buruk” tambah Meta.
Fik.. Sebenernya gue gak yakin lo ngambil Billy dari gue. Batin Ocha melirik Fika yang tengah tertawa bersama Billy.
“Ya tapikan, Fika emang gak tau kalo gue masih sayang sama Billy”
“Cha..Cha, emang dia mau tau tentang masalah kita-kita? lo liat Meta, apa yg dia dapet? Fika yg egois” Melva meyakinkan sahabatnya.
Ocha yang tengah berfikir, melirik setiap saat apa yang dilakukan oleh Fika dan Billy. Sementara itu, kedua gadis yang bersama Ocha, tersenyum miring dan menjabat tangan mereka karena telah mempengaruhi sahabat mereka sendiri.
“Lo deluan”
“Gak..gak..gak lo deluan” tolak Fika.
“Gua ngalah, udah cepet” ucap Billy.
“Em.. Si upil.. maksud gue si Arkan gak ke kantin?” Tanya Fika.
Untung saja ia tidak kelepasan memanggil Arkan
dengan sebutan upil batu. Astaga!
“Ah..elahh.. tu anak emang gitu Fik, bawaan dari lahir haha… tuh anak kerjaanya tidur mulu di kelas” ujar Billy.
Masa iya sih?
“Btw lu kenapa nanyain si Arkan? Lo ada apa-apanya nieeh?” curiga Billy.
“Ehh..eng..ak gue cuman penasaran aja..” ucap Fika gugup.
“Yodah.. kalo gitu gue sekarang” ucap Billy diangguki oleh Fika yang terkekeh.
“Gue dulu pernah pacaran sama Ocha, kawan lo” ucap Billy, seketika Fika membulatkan matanya sempurnya!
“Lo yang bener!?” ucap Fika berteriak histeris, sambil berdiri. Membuat seluruh orang yang berada di kantin melihatnya termasuk Meta, Melva dan Ocha.
“Gak usah begitu juga kale… Masa lo gak tau? Lo kan sahabatnya Fik”
Ya dulu, tapi sekarang nggak. Gue gak pernah diceritain, percuma juga mereka nyeritain.. batin Fika mendadak lesu.
“Ehh woii makanan datengggg” ujar Oji dari kejauhan.
“Nih untuk Fika terlampau cantik” modus lu bambank.
“Dan ini untuk lo kutu kupret” Oji menyodorkan nasi yang sudah setengah.
Kok setengah?
“Kok punya gue setengah?”
“Tadi di jalan gue jambalin” ceplos Oji.
“Ups…!”
“Hahaha” tawa Fika.
“Anjing lo Oji !!” teriak Billy.
***
Bel berbunyi tanda siswa harus masuk kelas dan menyantap makanan. Ralat. Pelajaran. Huffft.
“Fik ayo!” ajak Billy, ketika Fika berhenti di koridor.
“Kalian deluan aja, gue mau ke toilet bentar” ucapnya diangguki oleh Billy dan Oji. Namun, Bukannya ke toilet Fika malah ke atap sekolah atau gudang.
“AAAAAAAAAAA!!! INI SEMUA GARA-GARA PAK BIMA, NGAPAIN COBA PINDAHIN GUA!! LO JUGA OTAK, KAPAN PINTER DI MTK COBA! GAK MASUK-MASUK TAU GAK!!”
“DAN SI UPIL BATU, ARKAN SETAN! GARA-GARA TU ANAK GUE GAK PUNYA SAHABAT LAGII!!!!!” teriak Fika saat sudah sampai di atap sekolah, ia berteriak tidak akan didengar oleh siswa-siswa lain, karena jauh dari kelas.
“Kalo teriak itu gak usah bawa-bawa nama orang, ganggu aja!”
Tunggu..
Siapa itu? Setan? Gak mungkin!
Masa siang bolong ada setan?! Orang yang berbicara
itu pun keluar, dan tenyata..
ARKAN!!
MAMPUS LU FIKA….MAMPUS
serahknlah mlikmu kpda yg brhak n yg sdah halal.