NovelToon NovelToon
Sad Wedding

Sad Wedding

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Romansa
Popularitas:744
Nilai: 5
Nama Author: Sansus

Hal yang paling menyakitkan dalam kehidupan kita adalah bertemu dengan orang yang selama ini kita benci akan menjadi seseorang yang menemani hidup kita.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sansus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

Anna dan Aldi sudah kembali ke Penthouse mereka berdua. Aldi sudah menjadi sosok yang berubah tanpa Anna minta. Aldi sekarang sering bersamanya, menemaninya, dan juga tak mau jauh darinya.

Setiap kali Anna bertanya Aldi hanya menjawab, aku hanya ingin menghabiskan waktu bersama dengan istriku.

Alasan klise memang, tapi Anna tak memperdulikannya. Karena dia juga suka jika di samping Aldi.

"Kau kenapa berada disini?" ucap Aldi sambil memeluk pinggang ramping milik istrinya.

"Hanya menikmati angin sore saja." Anna memberi alasan sambil membalikkan tubuhnya agar menghadap Aldi. "Kau kenapa pulang jam segini?" tanyanya setelah dia menoleh ke arah jam dinding yang masih menunjukkan jam 15:38. Yang artinya seharusnya Aldi masih berada di kantor dengan tumpukan berkas yang ada di mejanya.

"Kenapa? Apa aku tak boleh sekali sekali pulang sore seperti ini?" tanyanya sambil memperpendek jarak antara dirinya dan Anna.

"Al, sudah katakan saja kenapa kau pulang jam segini?" tanya Anna sambil meraih Jas dan tas yang Aldi pegang.

"Aku lelah di kantor." ucapnya sambil melepaskan pelukan yang dia berikan ke istri kesayangannya. "Tadi Mila datang ke kantor. Dia meminta maaf dan aku tak mau memaafkannya." imbuhnya lagi sambil melonggarkan dasi yang dia pakai.

Anna terdiam ketika dia mendengar kata Mila. Anna memang masih membenci Mila, karena baginya Mila yang bersalah disini. Dia yang menyebabkan anaknya meninggal. Dan hal yang paling dia sesali ketika dokter menyatakan dia Hamil, dia tak merasakan apapun. Tak merasakan apa yang namanya ngidam, morning sick, dan sebagainya. Tanpa dia sadari Anna mengelus perutnya yang sudah rata kembali. Disini dia kemarin tumbuh dan hidup. Tapi kini,, aku sudah tak merasakannya lagi. Anakku!! Lirihnya.

Aldi yang melihat tangan Anna naik turun hanya bisa mendesah lelah. Dia tahu apa yang Anna fikirkan selama ini. Seminggu ini yang Anna lakukan hanya memandang keluar ke arah balkon rumahnya. Dia tahu apa yang Anna fikirkan tapi dia tak bisa menolongnya dan merasakannya. Karena Anna bukan orang yang mudah dia luluhkan. Dia saja bisa menyembunyikan perasaannya kepadaku bertahun tahun. Apalagi hanya masalah ini? Dia pasti akan menyembunyikannya lagi dariku. Pikirnya.

"Kau kenapa?" lagi lagi Aldi menyerah dan menghampiri Anna dan memeluknya dari belakang. Tangannya terulur untuk menghentikan aktifitas Anna yang begi Aldi menyakiti hatinya. "Ihklaskan sayang. Mungkin baby kita sangat dicintai oleh Tuhan. Jadi dia pergi mendahului kita." hanya ucapan itu yang bisa Aldi lakukan untuk menghibur Anna yang seperti sekarang.

Anna mengangguk, tapi dia menggigit bibir dalamnya agar isakannya tak keluar, tapi air matanya menetes dengan deras. "Apa baby kita bahagia disana?" tanya Anna dalam dirinya sendiri. "Al, aku harap ini akan terisi lagi. Karena aku ingin merasakan apa itu ngidam, dan apa itu melahirkan." ucapan Anna membuat Aldi terdiam, karena beberapa hari yang lalu dia menemui dokter kandungan yang menangani Anna ketika Anna keguguran. Dan itu membuat Aldi harus menahan hasratnya. Hasrat yang tak bisa dia bendung jika dia bertemu dengan Anna. Apalagi tidur seranjang dengannya.

Flashback

Aldi melangkahkam kakinya menuju ke ruangan dokter Susan yang kemarin membantu menangani istrinya. Tanpa basa basi ketika dia sudah berada di depan ruangan dokter spesialis kandungan itu langsung masuk ke dalamnya. 'Beruntung' pikirnya karena tak ada pasien di dalam.

"Ada yang bisa saya bantu?" ucap dokter Susan yang sedikit terkejut dengan kedatangan Aldi.

"Saya mau tahu. Istri saya boleh melakukan hubungan suami istri apa tidak? Setelah dia keguguran beberapa hari yang lalu?" tanyanya tanpa basa basi.

"Maaf, anda--"

"Saya Aldi. Yang beberapa waktu lalu datang ke sini dengan istri saya." ucapan Aldi membuat dokter Susan manggut manggut.

"Sebenarnya boleh boleh saja pak, tapi kemungkinan istri anda masih syok, akan lebih baik anda dan istri anda harus menunggu ya sekitar seminggu untuk melanjutkan hubungan suami istri, karena kemungkinan bisa saja istri anda masih terguncang atas kehilangan anak anda. Jadi lebih baik anda tahan dulu untuk sementara waktu." ucap dokter Susan dengan bijak.

Yah, karena tak ada operasi yang di lakukan dan kemarin janin yang Anna kandung masih menyerupai gumpalan darah, jadi itu tak membahayakan. Hanya saja yang dokter Susan takutkan emosi yang Anna miliki karena kehilangan anak pertamanya akan mengganggu jiwanya. Jadi dia mengusulkan agar berpuasa walau hanya satu minggu lamanya.

"Baiklah, terimakasih. Saya permisi." ucap Aldi bangkit dari duduknya dan langsung pergi dari ruangan dokter tersebut.

Aldi masih teringat ucapan dokter Susan yang membuatnya tak menyentuh Anna melebihi batas, seperti apa yang Aldi lakukan sekarang, dia hanya melihat Anna yang hanya melilitkan handuk putihnya ke badannya membuat Aldi menelan salivanya dengan susah payah.

Karena kali ini Aldi dan Anna sedang berada di Hotel di Jakarta. Mereka akan menghandiri ulang tahun perusahaan yang Indra dirikan di Jakarta.

"Al, bantu aku..!" teriak Anna dari walk in closet yang ada di hotel berbintang lima itu.

"Kenapa?" tanya Aldi dengan melangkahkan kakinya menuju ketempat Anna berada. Anna terluhat cantik dengan dress selututnya yang berwarna hijau tosca dan di depannya terdapat pernak pernik yang terpampang di sekitar belahan dadanya membuat Aldi menginginkan Anna malam ini juga. Ah, sial. Andaikan kejadian itu tak terjadi. Aldi mengumpat dalam hati.

"Ini resletingku susah untuk ku lakukan. Bantu aku, Al.." ucapnya dengan nada manja. Aldi yang mendengar itu hanya bisa tersenyum tipis, karena ucapan Anna membuatnya tersadar dari lamunannya.

Dia memang Wanitaku, cantik dan menggairahkan. Oh sial, aku benar benar menginginkan Anna malam ini juga. Ucap Aldi dalam hati, dengan gerakan pelan Aldi menyentuh resleting Anna dan itu menurutnya membuat dirinya bersusah payah menahan hasrat yang sudah Lima hari ini tak terlepaskan.

"Sudah.." ujar Aldi yang telah berhasil membantu istrinya dengan godaan yang menimpa dirinya.

"Thanks, Al.." ucap Anna sambil mencium pipi kanan yang Aldi miliki. Aldi hanya mendengus lelah. Dia lelah karena menahan keinginannya yang belum terlampiaskan, bukan karena Anna. "Ada apa Al.?" tanya Anna dengan alis yang bertaut tak mengerti.

"Jangan menggodaku An." seru Aldi tanpa menoleh ke arah Anna. Sedangkan Anna yang tidak mengerti hanya bisa diam tak bersuara. "Aku sudah susah payah menahan keinginanku untuk menyentuhmu, Anna. Tapi melihat punggungmu yang putih seperti tadi aku rasa aku.. Tergoda.." Aldi melanjutkan ucapannya yang sempat terjeda tadi.

"Kalau kau ingin kenapa kau menahannya, Al? Bukankah itu hak mu?" tanya Anna bingung sambil melangkahkan kakinya ke arah suaminya. "Aldi, ada apa? Bicaralah kepadaku.." ucapnya lagi sambil menangkup wajah Aldi agar menatap wajahnya.

Aldi tak menjawab dia hanya memeluk erat pinggang istri yang dia sayangi. "Aku sudah berkonsultasi dengan dokter, aku harus menahan hasratku agar kau bisa bangkit dari keterpurukanmu dulu sayang." ucapnya. "Karena dokter takut jika kehilangan anak kita yang belum sebulan membuatmu bertambah setress jika aku meminta hal itu kepadamu." imbuhnya dan itu membuat Anna mengerti.

"Oh.. Jadi seperti itu.." ucap Anna sambil mencoba menjauhkan tubuhnya dari pelukan Aldi. "Kalau kau ingin, kau bisa memintanya sekarang sayang. Aku tak apa.. Aku sudah mengikhlaskan anak kita, aku harus membuatmu bahagia. Dan itu akan ku lakukan sekarang." ucapan Anna terhenti karena ciuman yang sudah Aldi berikan kepadanya.

Mereka seakan tak mengindahkan tujuan awal mereka berada di hotel berbintang ini karena menurut Aldi, hasratnya terpuaskan karena dia sudah mendapat ijin dari Anna dan Aldi akan memberikan benihnya kembali kedalam rahim sang istri karena dia juga ingin secepatnya mendapatkan keturunan yang sangat dia impikan.

Setelah mereka melakukan seks kilat, mereka ke ballrom hotel yang mereka tempati. Aldi dengan posesif melingkarkan tangannya di pinggang sang istri dan itu membuat Anna tersenyum. "Aku tak tahu jika kau seposesif ini Al." ucapan Anna membuat Aldi menoleh ke arahnya. Alih alih membalas ucapan Anna, Aldi semakin mengeratkan tangannya ke pinggang Anna.

"Aldi, Anna." ucapan itu membuat mereka menoleh ke arah sumber suara. Anna yang melihat Indra segera melepaskan tangan Aldi dari pinggangnya dan berlari kecil ke arah Indra lalu memeluknya. "Hai, ada apa ini?" ucap Indra sambil membalas pelukan yang Anna berikan kepadanya.

"Kau jahat, kau kemana saja selama ini?"

ucap Anna sambil memukul bahu Indra.

"Maafkan aku sayang, aku sibuk." ucap Indra menyesal. "Bagaimana keadaanmu? Apa kau sudah baikan? Maafkan aku, karena tak ada disaat kau mengalami kesusahan." ucap Indra sambil menghapus air mata yang menetes di pipi sahabat yang dia sayangi itu.

"Hai.. Hai.. Apa kalian lupa jika disini ada aku?" ucapan Aldi membuat mereka menoleh ke arah Aldi.

"Hai, sobat. Maafkan aku!! Aku sungguh merindukan istrimu." ucap Indra dengan senyuman khas menggoda.

"Awas saja kau jika berani macam macam dengan istriku. Akan ku patahkan tanganmu." ucap Aldi sambil menarik Anna agar berada di sampingnya.

"Ayolah sobat. Kenapa kau menjadi seposesif ini?" ucapan Aldi membuat Indra tak percaya. "Wah, Anna aku masih sayang denganmu. Tapi, aku masih sayang dengan tanganku. Jadi jangan memelukku lagi seperti tadi." Indra bergidik ngeri saat Anna mencoba maju ke arahnya.

"Hahahaahaha... Ayolah Indra, apa kau takut dengan Aldi?" Anna tertawa dan itu membuat Aldi dan Indra tersenyum. Yah, beginilah seharusnya, Anna tertawa dan itu sudah cukup membuat hati mereka berdua hangat. Anna yang merasa ada yang slaah dari kedua orang yang dia sayangi membuat Anna terdiam. "Ada apa? Kenapa kalian melihatku seperti itu?" ucap Anna dengan nada bingung.

"Kau cantik ketika tertawa." ucapan Indra membuat Aldi menoleh ke arahnya.

"Apa maksudmu, huh?" tanya Aldi dengan nada geraman.

"Hahahaha.. Santai saja sayang. Aku tak akan merebut dia dari sisimu. Tapi, jika kau menyakitinya lagi, jangan salahkan aku jika aku akan merebutnya lagi." ujar Indra lancar. Dan membuat Aldi semakin menatapnya tajam.

BERSAMBUNG

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!