NovelToon NovelToon
Dia Pelacur, Tapi Suamiku Murahan

Dia Pelacur, Tapi Suamiku Murahan

Status: sedang berlangsung
Genre:Pelakor / Pelakor jahat / Suami Tak Berguna / Penyesalan Suami / Selingkuh / PSK
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ame_Rain

(Based on True Story)

Lima belas tahun pernikahan yang tampak sempurna berubah menjadi neraka bagi Inara.

Suaminya, Hendra, pria yang dulu bersumpah takkan pernah menyakiti, justru berselingkuh dengan wanita yang berprofesi sebagai pelacur demi cinta murahan mereka.

Dunia Inara runtuh, tapi air matanya kering terlalu cepat. Ia sadar, pernikahan bukan sekadar tentang siapa yang paling cinta, tapi siapa yang paling kuat menanggung luka.

Bertahan atau pergi?
Dua-duanya sama-sama menyakitkan.

Namun di balik semua penderitaan itu, Inara perlahan menemukan satu hal yang bahkan pengkhianatan tak bisa hancurkan: harga dirinya.

Kisah ini bukan tentang siapa yang salah. Tapi siapa yang masih mampu bertahan setelah dihancurkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ame_Rain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertemu Wanita Itu

Karena takut dengan ancamanku, Mas Hendra akhirnya setuju. Dia membawaku ke rumah Dewi sore itu juga.

Perjalanan ketempat itu menghabiskan waktu sekitar 30 menit. Kami sampai di tempat itu sekitar pukul 5 sore. Aku menatap sekeliling. Tempat ini sebenarnya tidak begitu jauh dari rumah kami. Dan lagi, ini merupakan rute kerja bagi Mas Hendra. Tak heran rupanya jika mereka saling kenal.

Rumahnya masuk ke dalam gang, dan sepertinya merupakan lahan yang baru dibuka. Jadi, gangnya terasa cukup sepi dengan hanya beberapa rumah yang berdiri.

Aku menoleh sat mendengar suara pintu yang terbuka. Mungkin karena sudah hapal dengan suara motor Mas Hendra, wanita itu segera keluar dari rumah tanpa perlu dipanggil lagi.

"Mas, kok gak ngabarin aku sih kalau mau da---"

Suaranya berhenti terdengar saat kami beradu pandang. Dia melebarkan mata dengan mulut terbuka, syok melihat keberadaanku yang tiba-tiba ada disini.

Dewi menoleh ke arah Mas Hendra, bingung.

"Mas, kok kamu... bawa dia?" tanyanya.

Dia pasti tidak menyangka jika Mas Hendra akan membawa istri sahnya menemui sang pelakor.

Aku mendengus.

"Kenapa? Kaget, ya? Ngira akan asik-asikkan lagi disini, eh tahunya ada aku yang ikut kemari?" Sindirku.

Dewi bahkan tidak menoleh sama sekali kearahku. Suaraku dianggap kentut saja olehnya. Tapi, dari raut wajahnya terlihat jelas bahwa dia merasa kesal. 

"Mas, jawab dong. Kok kamu bawa dia kesini?" Tanyanya lagi.

Aku hanya melipat tangan di depan dada, menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya. Sementara itu, Mas Hendra menatapku sejenak sebelum bicara padanya, seolah sedang berusaha menerka-nerka mood istrinya yang beberapa waktu terakhir dibuatnya berantakan.

"Wi, aku mau hubungan kita selesai sampai disini saja." Kata Mas Hendra.

Aku tersenyum miring saat melihat ekspresi syok diwajah Dewi. Bukan, bukan karena aku merasa bangga sebab Mas Hendra memilihku, tapi...

Rasanya puas melihat sang penggoda akhirnya ditinggalkan.

"Mas kok ngomongnya gitu? Mas kan udah janji bakal nikahin aku." Kata Dewi.

Mas Hendra menggeleng.

"Enggak bisa, Wi. Inara enggak mau dimadu. Dan aku lebih memilih melepas kamu daripada kehilangan keluarga yang sudah aku miliki." Katanya.

Dewi menatapku dengan sengit.

Dia mungkin berpikir bahwa Mas Hendra begitu mencintainya dan bersedia melakukan apapun demi dirinya. Tapi... dia sepertinya tidak mengerti.

Selain berat karena anak-anak, Mas Hendra tentunya juga merasa berat untuk meninggalkan seluruh kehidupan yang dia jalani selama ini.

Mas Hendra bukan berasal dari keluarga kaya. Keluarganya bahkan bisa dibilang sangat kekurangan. Mobil yang dia punya, rumah yang kami tempati, dan semuanya, itu milikku. Karena keluargaku yang membantu menyiapkan seluruh kebutuhan kami itu, bukan Mas Hendra.

Dan jika dia meninggalkanku demi wanita itu? Tentu saja itu berarti dia juga harus siap kehilangan semua hal yang dia miliki saat ini.

Oh, atau Dewi mungkin berpikir semua itu sebenarnya milih Mas Hendra, jadi dia berniat untuk menguasai?

Matanya kembali menatap kearah suamiku dengan penuh permohonan.

"Tapi kan kamu sendiri yang bilang kalau dia bukan istri yang baik. Dia jarang masak untuk kamu. Dia enggak bisa ngertiin kamu. Dan dia juga tua!" Kata Dewi.

Mas Hendra melotot syok, tak menduga jika Dewi akan membongkar apa-apa saja yang dia katakan saat menjelekkanku. Astaga... memang brengs*k sekali mereka ini.

Aku? Jarang masak?

Sedang ada 5 orang yang hidup di bawah atap yang sama denganku. Setiap pagi setelah selesai sholat shubuh, aku langsung sibuk memasak makanan dalam jumlah banyak untuk dimakan saat sarapan dan makan siang. Sorenya, aku memasak lagi untuk makan malam kami.

Dan bisa-bisanya dia bilang bahwa aku jarang memasak?

Aku pun tidak bisa mengerti suamiku, katanya?

Memangnya sehebat apa Dewi itu hingga dia dianggap bisa mengerti dirinya, sedangkan aku yang sudah 15 tahun menemaninya dianggap tidak bisa?

Lalu, tua?!

"Kamu hanya lebih muda satu tahun dari aku, ya. Jangan merasa sok masih ABG." sindirku pada Dewi.

Dewi mencak-mencak. Mungkin dia tak menyangka jika aku tahu berapa umurnya.

Heh, memangnya dia pikir hanya dia saja yang tahu banyak hal tentangku? Aku juga tahu banyak hal tentang dirinya.

"Tetap saja, kamu tua!" Katanya lagi, seolah mencoba membuatku marah.

Aku menatap tajam ke arah suamiku. Mas Hendra memang lebih muda beberapa tahun dariku, tapi... memangnya pantas seorang suami mengatai istrinya seperti itu?

Sejak awal kami menikah, dia tahu aku tiga tahun lebih tua daripada dirinya. Dan dia tidak mempermasalahkan itu. Jadi kenapa justru sekarang dia begitu?

Mas Hendra tampak panik untuk menjelaskan.

"Enggak, Dik. Sumpah, Mas enggak pernah mempermasalahkan itu. Dewi juga kan lebih tua daripada Mas. Mas sama sekali enggak pernah ngomongin kamu kayak begitu." Katanya.

Mas Hendra mengalihkan pandangannya dengan tajam kepada Dewi.

"Kamu ini ngomong apa, sih? Sengaja mau memecah belah antara aku dan istriku, iya?! Aku enggak pernah ngomong begitu, ya. Tapi kamu malah mengada-ada!"

"Mas!"

Kedua orang itu saling cekcok mulut, sementara aku hanya menonton mereka sambil berdiri. Ah, andai saja ada kursi dan popcorn disini. Pasti lebih seru.

"Ayo pulang, Dik!" Ajak Mas Hendra.

Dia tampaknya sudah sangat emosi pada Dewi. Mas Hendra paling tidak suka jika sang lawan bicara terus mengomel saat dirinya sedang kesal. Dan lihat apa yang Dewi lakukan? Dia sudah sangat membuat Mas Hendra naik pitam.

Hah, yang seperti itu yang katanya lebih mengerti Mas Hendra daripada aku?

"Inara! Kamu benar-benar enggak punya hati, ya. Mas Hendra itu cintanya sama aku! Andai kamu tidak menghalangi, kami pasti sudah bersatu!" Teriak Dewi sambil menangis.

Tampaknya perpisahan  yang diajukan oleh suamiku itu sangat menyakiti perasaannya.

Aku hanya terkekeh pelan.

"Kalau dia memang memilih kamu, terserah. Aku enggak melarang. Tapi memangnya dia mau menikahi kamu? Dia itu kan... cuma mau enak-enaknya aja, toh kamu ngasih gratisan kalu sama dia."

Dewi bertambah kesal. Meraung-raung lah dia di teras rumah itu.

Sedangkan aku sudah naik keatas motor milik suamiku. Dia membawa motor berwarna navy itu berjalan membelah malam

"Jangan didengarkan, Dik. Dia cuma ngomong ngaco aja. Aku enggak pernah menjelek-jelekkan istriku pada orang lain. Kamu kan tahu pantang bagiku melakukan itu." Katanya sambil membawa motor itu tetap melaju.

Aku tidak menjawab. Yah, dulu memang dia tidak pernah mengatakan hal-hal yang buruk tentangku. Dia selalu mengatakan hal-hal yang baik tentang aku, baik secara lisan maupun tulisan-tulisannya di sosmed.

Tapi, siapa yang bisa memastikan, kan?

Lagipula seperti yang orang bilang, "Kalau cinta, tahi kucing pun dianggap coklat." Jadi kalau memang sedang kasmaran, semuanya terlihat indah-indah saja.

Tapi kalau ada yang lain yang lebih menarik?

Langsung lah, sang mantan idola dianggap jadi tahi kucing.

Dan mungkin, itu pula yang berlaku padaku. Sial*n.

***

Mohon like, komen, dan subscribe nya kakak-kakak cantik 😘

1
Nuri_cha
Ceritanya sangat menarik, dekat dengan kehidupan sehari-hari... gaya bertuturnya juga mudah dibaca dan dipahami. Bikin greget n emosi, bagaimana lika-liku seorang wanita yang terkhianati. Sangat layak baca.

Semangat berkarya ya Thor
Drezzlle
betul kalau salah imam yang ada dirumah cuma jadi pembokat doang /Sob/
Drezzlle
kalau bisa jangan terpancing dan ikut salah jalan juga kaya Dewi
TokoFebri
astagaa.. gimana ya si Dewi ini.. dibilang pinter ya pinter tapi ya ga gitu juga bisnisnya 🤣
TokoFebri
ya pasti Reno berubah. harga dirinya terluka. apalagi kalau marahinnya di depan umum.😢
TokoFebri
gila.. wkwkw. konyol banget dah mereka 🤣
Nuri_cha
suaminya ngizinin? gila siiih
Nuri_cha
tapi ttp harus diingat kalo Dena nih anak buahnya Dewi. Jd ttp harus hati2
Anggrek Handayani
Bermanfaat juga ya berteman dengan orang seperti Dena? Bisa tahu sedikit banyak tentang dunia malam.
Anggrek Handayani
Nikah muda ini Si Rena.
Irfan Sofyan
dimana rumah kamu Ra, aku akan ke sana, terus akan ku bom tuh si Hendra 😤
Irfan Sofyan
kamu tidak usah bingung, sudah cerai saja
Irfan Sofyan
inara, tong di denge si eta mah, nya oge bageur
Irfan Sofyan
apa? sebulan?
Irfan Sofyan
oh sudah pasti dong
Rezqhi Amalia
otaknya udh GK berfungsi kali😭
Rezqhi Amalia
ya msih takut , coba nnti klo udh berbulan bulan kemudian psti kmbli begtu
Dedeh Dian
ditunggu up nya author.. makasih
Ameee: Aaakkkhhh, makasih udah baca sampai sini 😆 maap author jadi kegirangan sendiri 🙈😭 author up tiap hari kok insyaa allah, tungguin yaaa 🤭
total 1 replies
Nuri_cha
dari awal yang salah emang Hendra siiih... perempuan gak bakal jadi pelakor kalo lakinya gak ngasih kesempatan
Nuri_cha
wkwkwkwk... beneran jatuh cinta dong. Tiba2 jadi mual /Puke/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!