NovelToon NovelToon
DIKHIANATI OLEH JANJI DIBANGKITKAN OLEH AI

DIKHIANATI OLEH JANJI DIBANGKITKAN OLEH AI

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Sistem / Kehidupan di Kantor / Romansa / Menjadi Pengusaha
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Khusus Game

Nayla dan Dante berjanji untuk selalu bersama, namun janji itu pudar ketika Nayla mendapatkan pekerjaan impiannya. Sikap Nayla berubah dingin dan akhirnya Dante menemukan Nayla berpegangan tangan dengan pria lain. Hatinya hancur, tetapi sebuah kecelakaan kecil membawanya bertemu dengan Gema, kecerdasan buatan yang menjanjikan Dante kekayaan dan kekuasaan. Dengan bantuan Gema, Dante, yang sebelumnya sering ditolak kerja, kini memiliki kemampuan luar biasa. Ia lalu melamar ke perusahaan tempat Nayla bekerja untuk membuktikan dirinya. Dante melangkah penuh percaya diri, siap menghadapi wawancara dengan segala informasi yang diberikan Gema.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khusus Game, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pergi Dari Rumahku

Dante terus berjalan, langkahnya ringan, kembali menuju mejanya di departemen IT. Saat ia tiba, ia mendapati Diana sudah menunggunya dengan senyum lebar di wajahnya.

"Dante, kau luar biasa!" seru Diana, suaranya dipenuhi kekaguman. "Freya baru saja meneleponku, dia bilang kau memperbaiki komputernya dalam sekejap mata. Tidak ada yang pernah berhasil secepat itu, bahkan tim ahli dari pusat pun kesulitan."

Dante tersenyum kecil. "Saya hanya melakukan apa yang seharusnya, Bu."

"Jangan merendah! Kau tahu betapa pentingnya komputer itu bagi Freya. Dia sangat terkesan, dan aku juga," kata Diana, dia menepuk bahu Dante dengan ramah. "Aku tahu aku bisa mengandalkanmu."

[Dante, ini adalah momen penting. Perbaiki pencitraanmu dengan bersikap rendah hati dan profesional. Ingat, pekerjaan ini adalah pondasi kita.]

Dante mengangguk pelan. Ia menyadari sepenuhnya bahwa pujian Diana adalah validasi yang sangat penting di perusahaan ini, bukan hanya untuk dirinya sendiri, melainkan juga untuk reputasinya di mata sang manajer. Peristiwa hari itu, penolakannya terhadap uang Freya, dan pujian dari Diana memberinya perasaan bahwa ia berada di jalur yang benar.

Setelah Diana meninggalkannya, Dante kembali duduk dan menyalakan komputernya. Ia mulai mengerjakan tugas-tugas yang telah Diana berikan sebelumnya, namun pikirannya masih diselimuti oleh perasaan bangga yang membara. Ia merasa dirinya kini berada di puncak dunia, bahkan hingga sebuah getaran kecil dari ponsel di sakunya mengalihkan perhatiannya. Sebuah panggilan dari Kania.

Dante segera mengangkatnya. "Halo, Kania? Ada kabar apa?"

"Aku punya kabar gembira, Dante! Aku berhasil!" Suara Kania di seberang telepon terdengar bersemangat. "Aku berhasil merekrut 20 orang karyawan untuk tim IT kita. Mereka semua yang terbaik dari yang terbaik. Aku yakin mereka akan membawa Gemagroup ke level yang berbeda."

"Luar biasa, Kania! Aku tahu kau pasti bisa!" kata Dante, suaranya dipenuhi kegembiraan. Ia menutup mata, merasakan senyum bangga merekah di bibirnya. [Jangan terlalu terlena. Ingat, kita memiliki tujuan jangka panjang. Persiapkan diri kita untuk langkah berikutnya.]

Suara Gema menenangkan kegembiraan yang membuncah di dalam dirinya. "Jadi, kapan mereka bisa mulai bekerja?" tanya Dante, kembali fokus.

"Aku sudah mengatur semuanya," jawab Kania. "Mereka siap untuk bekerja, tinggal menunggu instruksimu. Ada hal lain yang bisa aku bantu?"

Dante berpikir sejenak. "Tidak, untuk saat ini itu sudah cukup. Terima kasih banyak, Kania. Kau benar-benar yang terbaik."

"Tentu saja! Aku selalu ada untukmu," jawab Kania, lalu menutup teleponnya.

Dante meletakkan ponselnya kembali di meja. Jantungnya berdebar kencang, kali ini bukan karena amarah, melainkan karena ambisi dan tekad yang kuat. Ia menatap layar komputernya, seolah-olah dunia baru telah terbuka.

Sementara itu, di kantor direktur yang mewah di ujung koridor, Bram duduk di kursinya dengan ekspresi tegang. Kemarahan masih terpancar jelas di wajahnya, setelah percakapan di atap dengan Dante. Tangannya terkepal di bawah meja, tidak mampu melupakan bagaimana Dante, sosok yang dia pandang rendah, berani menantangnya. Dia bahkan merasa sangat marah saat mengingat ekspresi Dante yang terlihat tenang, seolah tidak terpengaruh oleh kata-katanya.

Nayla, yang mengenakan pakaian kerja yang elegan, dengan sabar memijat bahu Bram, mencoba meredakan ketegangan di wajahnya. Namun, kemarahan Bram tidak mudah luntur.

"Dante... bocah itu. Dia pikir dia siapa?" gumam Bram, suaranya terdengar penuh amarah. "Dia berbicara denganku seolah-olah dia setara denganku. Aku bisa memecatnya kapan saja."

Nayla terdiam, ia tidak ingin membalas perkataan Bram, karena ia mengerti, Bram hanya ingin didengarkan. Namun, ia tidak dapat menyembunyikan kekhawatiran di wajahnya. Nayla tidak yakin apakah memecat Dante adalah pilihan terbaik saat ini, mengingat Dante kini sudah menjadi salah satu insinyur IT senior di perusahaan, dan ia juga mendengar beberapa anggota timnya memuji betapa cepatnya Dante dalam bekerja.

Bram merasakan kekhawatiran di dalam diri Nayla. "Nayla, kau tidak perlu khawatir. Aku punya banyak cara untuk menyingkirkannya. Aku hanya perlu menunggu waktu yang tepat, saat dia melakukan kesalahan kecil. Setelah itu, aku akan memastikan dia tidak akan pernah bisa bekerja di mana pun di kota ini lagi."

Nayla hanya mengangguk pelan, berusaha tersenyum. Namun, jauh di lubuk hatinya, ia tahu bahwa Dante tidak bodoh. Ia mengenal Dante dengan sangat baik, dan ia tahu bahwa Dante yang sekarang bukan lagi Dante yang sama.

Setelah pulang dari kantor, Dante tidak langsung kembali ke rumahnya. Dia melajukan mobilnya menuju tempat tinggal Kania yang tidak terlalu jauh. Malam itu, ia tiba dengan wajah serius, membuat Kania yang membukakan pintu sedikit kebingungan.

"Dante? Kenapa tidak menelepon dulu? Ada apa?" tanya Kania, ia tidak menyangka kedatangan Dante.

"Maaf, aku tidak punya waktu. Aku hanya ingin mengambil profil dari 20 orang yang kau rekrut," jawab Dante. "Aku ingin menganalisisnya malam ini."

Kania terdiam sesaat, lalu tersenyum, menyadari bahwa Dante sangat bersemangat. "Tentu saja, Bos," ucap Kania dengan nada hormat yang mengejutkan. Dante mengangkat alisnya, ia sedikit bingung dengan panggilan baru dari Kania.

"Bos?" tanya Dante, ia tidak dapat menyembunyikan kebingungannya.

"Ya, Bos," ulang Kania, senyumnya semakin lebar. "Itu yang Dimas dan aku sepakati. Kau adalah pemimpin kami, jadi pantas bagimu untuk dipanggil 'Bos'."

Dante tersenyum, ia menyadari bahwa Kania dan Dimas sangat menghormatinya. "Baiklah, terima kasih," ucap Dante, lalu mereka berdua masuk ke dalam rumah.

Di dalam, Dimas yang sedang bermain game di sofa, segera berdiri saat melihat Dante masuk.

"Dante, Bos! Kau mau mengambil profil yang sudah kami siapkan, kan?" sapa Dimas, ia tersenyum lebar. "Aku sudah menunggu kedatanganmu."

[Dante, ini adalah bentuk penghormatan mereka. Ingat, hubungan ini bukan hanya tentang pekerjaan, melainkan juga tentang rasa saling percaya.]

Dante mengangguk, ia merasa bangga sekaligus terharu melihat betapa besar kepercayaan kedua temannya. Ia menyadari, dirinya tidak hanya membangun perusahaan, ia juga sedang membangun sebuah tim yang solid, sebuah tim yang tidak akan pernah meninggalkannya.

Setelah mereka selesai mengobrol dan Kania menyerahkan profil para karyawan baru yang telah ia rekrut, Dante mengucapkan selamat tinggal, lalu segera beranjak pergi. Ia ingin segera kembali ke rumahnya untuk menganalisis profil tersebut. Malam itu, di rumahnya, Dante membuka laptopnya dan menyalakan layar, ia sudah tidak sabar untuk memulai pekerjaan. Ia merasa otaknya sedang bekerja dengan kecepatan penuh, dan ia segera membuka folder berisi dokumen-dokumen yang Kania berikan. Ia lalu mulai menganalisis setiap detail, memproses setiap nama, setiap riwayat pekerjaan, dan setiap kemampuan yang tercantum di sana.

"Gema, tolong analisis semua profil ini. Aku butuh data lengkap tentang mereka, termasuk riwayat sosial, potensi pertumbuhan, dan bagaimana mereka akan cocok dengan visi perusahaan kita," bisik Dante dalam hati, saat dia terus menatap layar laptopnya, ia tidak menyadari bahwa ia tidak lagi sendirian.

[Informasi yang kau minta akan segera diproses. Analisis data akan selesai dalam lima detik.]

Dante merasa antusias. Ia menutup matanya sesaat, menikmati ketenangan yang membanjahkan dirinya, ia sangat menyadari bahwa dia berada di jalur yang benar.

Tiba-tiba, ia merasakan ada sebuah tangan di pundaknya, membuat Dante sedikit terkejut. "Aku rasa, kau butuh minum, sayang. Kau terlihat sangat fokus."

Dante membuka matanya dan melihat Nayla berdiri di sampingnya, dengan senyum manis di wajahnya, seolah-olah tidak ada yang pernah terjadi di antara mereka. Dante terdiam, tidak menyangka Nayla akan muncul di rumahnya. Nayla berjalan mengitari meja dan duduk di kursi yang berada di sampingnya.

"Aku dengar, kau menjadi insinyur IT senior di Perusahaan XY," ucap Nayla, ia meraih tangan Dante dan menggenggamnya. "Aku sangat bangga padamu."

Dante tetap diam. Ia melepaskan genggaman tangan Nayla dengan lembut, tetapi tegas. Ekspresi dinginnya membuat Nayla sedikit terkejut.

"Nayla, bagaimana kau bisa masuk ke sini?" tanya Dante, suaranya terdengar datar.

"Aku masih punya kunci cadangan," jawab Nayla, ia mencoba untuk tersenyum lagi. "Aku hanya ingin menemuimu, Dan. Aku ingin mengucapkan selamat atas pekerjaan barumu."

"Aku tidak butuh ucapan selamat," jawab Dante. "Aku sudah tidak butuh apa pun lagi darimu. Sekarang, bisakah kau pergi? Aku sibuk."

Nayla memandang Dante dengan mata berkaca-kaca. "Dan, aku tahu kau marah. Aku tahu kau terluka. Tapi bisakah kita... bisa kita perbaiki semuanya?"

Dante menggelengkan kepalanya. "Tidak ada yang perlu diperbaiki, Nayla," ucap Dante, ia sudah tidak memiliki emosi. "Yang ada hanyalah, kau pergi dari rumahku sekarang juga."

Nayla tidak beranjak. Air mata mulai mengalir di pipinya, ia menatap Dante dengan tatapan yang penuh penyesalan. "Tapi kenapa, Dan? Kenapa kau berubah? Kau tidak seperti ini. Kau tidak pernah sedingin ini."

"Aku tidak berubah, Nayla," ucap Dante, ia beranjak dari kursinya, lalu menatap Nayla dengan mata yang kosong. "Aku hanya lelah berpura-pura. Sekarang, silakan pergi. Aku tidak akan mengulangi perkataanku lagi."

Nayla bangkit dan berjalan menuju pintu. Sebelum ia keluar, ia menoleh ke arah Dante, berharap Dante akan memanggil namanya. Namun, Dante hanya terdiam, berdiri di samping mejanya. Nayla pun akhirnya pergi, menutup pintu di belakangnya dengan suara pelan.

Dante kembali duduk di kursinya, matanya kembali terfokus pada layar laptopnya. Ia tahu, ia harus lebih fokus lagi dari sebelumnya. Ia tidak akan membiarkan emosinya mengganggu misinya, ia tidak akan membiarkan Nayla memengaruhinya lagi.

1
Ariski
bagus thor. lanjutkan thor jngn lama lama up nya
Was pray
Lucas terlalu hebat buat dante, ibarat anak TK melawan profesor... ambisi yg tak terkontrol menghilangkan kewaspadaanmu dante
Was pray
dante masih kalah jaaauuuuuh sama Lucas, dalam tekhnologi dan strategi, nyatanya komunikasinya disadap sama Lucas saja tidak tahu padahal dulu sebelum freza ke Amerika, udah ada keterlibatan Lucas dengan bima sebagai bidaknya utk menghancurkan xy grup, trs kasus kecelakaan dante juga Krn Lucas ,tapi sampai detik ini gak ada tindakan dante terhadap tindakan lucas
Was pray
dante gak dikasih tau sama gema soal Lucas yg menargetkan freza-?
Was pray
Lucas itu sebenarnya dendam dengan dante apa sama freza sih? jadi di sini yg jadi korban itu dante apa freza?
Was pray: waduh.... othor nih .. malah main rahasia rahasian .. kan jadi pinisirin...
total 2 replies
Was pray
jangan janji dante tapi berusaha , karena janji itu berat, seberat rindu... kata Dylan... 🤭🤭
Khusus Game: Ebuzet....🤣
total 3 replies
Dewiendahsetiowati
hadir thor
Khusus Game: hadir ka. aman..
total 1 replies
Was pray
Nayla sumber masalah, kalau sumber duit sih menguntungkan... lah ini sumber masalah ya bikin buntung bukan untung.... 😄😄😄
Khusus Game: Punya mantan ke gini ribet juga ya🤣
total 1 replies
azizan zizan
ada kejanggalan bila baca(SUARA AKU KEMBALI TERDENGAR) apa tu... ini seolah-olah kau buat cerita tentang diri kau sendiri Thor.. kalau Gini yah sudah lah jadi hilang serinya aku buang aja lah dari rak baca ku...cisss hilang semangat terus mau baca...
Khusus Game: Oke k. makasih informasinya.👍🙏
total 1 replies
azizan zizan
ngapain emosi sama perempuan jalang itu malah gama yang di tengking nya.. apa kau lupa masa kau terpuruk gama yang bantuin kamu.. dasar lupa daratan...
azizan zizan
memerhati dahulu...
Khusus Game: siapp.. KA.. akoh siap dihujat🤣
total 1 replies
azizan zizan
hmmm... ini berkisarkan kehidupan dengan sistem ya... aku harap si ATHOR bijak mengolah alur ceritanya ya.. jangan jadi seperti novel2 yang sama seperti ini.. kebanyakkan mc jadi tolol tidak pernah belajar dari kesilapan... walaupun ini berkisahkan fantasi biar alurnya agak berlogokan lah gitu...
Was pray
freza selamat karena keberuntungan kan? orang yg merasa dirinya sukses biasanya akan hilang kewaspadaannya. termasuk dante juga. kejadian ini moga aja menyadarkan freza dan dante bahwa dirinya masih jauh dari zona aman sehingga jangan terlalu nyaman
Khusus Game: setuju, betuy cekali
total 1 replies
Was pray
bram lebih cerdas dari freza, strategi bisnis memang freza cerdas, tapi strategi dalam trik trik menghadapi kasus kejahatan Bram lebih cerdas, hanya keberuntungan yg bisa nenyelamatkan freza
Was pray
moga dante tetap rendah hati dengan keberhasilannya dan tidak mudah berpuas diri
Was pray
mawar 🌹 sudah diluncurkan... up nya tambah rajin Thor...
Was pray
akan lebih baik jika yg dilakukan dante bukan untuk pencitraan, tapi Krn ketulusan , hasilnya akan lebih bagus dan lebih mulia karena pencitraan itu kesannya penipuan secara terselubung, kelicikan berbalut kebaikan
Khusus Game
oke KA langsung revisi
Was pray
maaf Thor, kurangi penggunaan kosa kata "ini baru permulaan dan ini baru mulai" banyak sekali penggunaan kosa kata tersebut dalam tiap bab
azizan zizan: setuju yang itu... ini boleh melemahkan alur cerita dan boleh membosankan para pembaca untuk membaca..
total 1 replies
Was pray
dante lupa siapa yg membantu dikala kesulitan. tanpa gama kamu hanya pria bodoh, galau boleh tapi akal sehat gunakan, kepribadian mu me... nge... ce... wa... kan.. itu yg bisa ku ungkapkan atas sikapmu terhadap gama
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!