Zira Azizah tidak pernah mempunyai keinginan sedikit pun untuk menikah diusianya yang masih muda namun apa daya sang ayah tiba-tiba meminta nya untuk menikah padahal ijazah sekolah SMA pun belum ia terima .
Ikuti kelanjutan nya dan jangan lupa mohon dukungan nya 🙏🙏🙏.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Hardianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9 ~ Belanja
Zira hampir merasa bosan menunggu kedatangan Gaffi , ia terus memperhatikan jarum jam dinding yang terus berputar namun yang ditunggu-tunggu belum menampakkan batang hidungnya .
" Kemana sih tuh orang ? , katanya jam makan siang udah pulang ? " , gumam Zira bertanya dengan perasaan kesal .
" Atau jangan-jangan aku memang ditinggal sendirian disini , dia ga bakalan balik lagi kesini ? " , batin Zira yang sudah berpikir hal yang aneh .
Zira menyandarkan tubuhnya disofa , kesal karena harus menunggu sampe jam makan siang hampir lewat tapi Gaffi belum juga datang .
Baru saja Zira ingin tertidur , sayup-sayup ia mendengar seseorang yang baru masuk .
Zira langsung menoleh ke asal suara dan ia cukup tertegun melihat Gaffi dengan memakai baju setelan jas yang menurut nya entah kenapa bertambah kegantengan nya .
Padahal waktu nikah Gaffi juga sama memakai setelan jas namun Zira saja yang tidak memperhatikan suaminya .
" Assalamualaikum dek " , salam Gaffi seraya tersenyum dan mendekat ke arah Zira .
" Wa'alaikum salam " , jawab Zira dengan muka yang ditekuk .
" Masya Allah wanginya , cantik banget istri Abang " , puji Gaffi ketika melihat Zira dan berhasil membuat Zira malu .
" Maksud nya ? " , tanya Zira seolah tidak mengerti .
" Ohh enggak , enggak apa-apa " , balas Gaffi tersenyum .
" Maaf ya abang pulangnya sedikit telat , tadi memang ada urusan mendadak belum lagi dijalanan sedikit macet " , Ujar Gaffi merasa tidak enak .
" Hmmm kirain udah ga ingat pulang " , sindir Zira seraya berdehem.
" Ya ingatlah dek " , jawab Gaffi cepat , dan ia langsung mengajak Zira untuk makan siang walau sudah terlewat waktu jam makan siang .
Gaffi menyimpan makanan yang ia bawa diatas meja , ia terlebih dulu mencuci tangan lalu menyajikan makanan ke dalam wadah .
" Ayo makan , sekali lagi maaf ya abang telat pulangnya " , ajak Gaffi dan lagi-lagi meminta maaf .
" Hmmm iya " , Zira mendekati meja makan dan duduk disalah satu kursi .
Sedari tadi Zira hanya mematung memperhatikan Gaffi yang sibuk mempersiapkan makanan .
" Baik banget ternyata , padahal dia cape baru pulang kerja tapi langsung nyiapin makanan buat aku " , batin Zira tersentuh dengan perlakuan Gaffi .
" Ayo dek dimakan , kok dari tadi melamun aja ? , masih marah sama Abang ? " , Ujar Gaffi lagi .
Zira langsung tersadar dari lamunannya , ia langsung mengisi piringnya dengan nasi dan lauk pauk yang sudah disediakan Gaffi dan menu kali ini menjadi makanan favorit Zira yaitu makanan khas padang bahkan kali ini tak lupa Gaffi juga membeli sambalnya .
" Sambalnya jangan terlalu banyak-banyak ya dek " , ucap Gaffi mengingatkan .
" Pelit amat sih " , jawab Zira sedikit kesal .
Gaffi hanya menggelengkan kepalanya dan keduanya mulai menikmati makanan yang sudah ada dihadapan mereka .
Gaffi menghabiskan makannya lebih dulu dan ia seperti biasa menunggu Zira .
" Oh ya dek habis magrib nanti kita belanja stok makanan ya sepertinya tinggal sedikit lagi " , ajak Gaffi seraya melirik Zira .
Zira langsung mengangguk dengan cepat , entah kenapa mendengar Gaffi mengajak nya berbelanja Zira langsung bersemangat .
Gaffi tersenyum melihat Zira bersemangat 45 ternyata istrinya normal sama dengan kaum hawa lainnya ketika diajak berbelanja mereka langsung bersemangat .
Zira sudah menghabiskan makannya , namun kali ini entah ada angin dari mana ia membantu Gaffi membereskan meja makan .
" Udah sekalian biar aku aja yang cuci piring " , tawar Zira ketika melihat Gaffi yang sudah bersiap mencuci piring dan gelas kotor .
Gaffi cukup kaget dengan penawaran Zira , ia menatap Zira dengan tatapan sedikit aneh .
" Kamu beneran dek ? " , tanya Gaffi memastikan .
" Iya beneran , memangnya gak percaya aku bisa cuci piring ? " , jawab Zira dengan sewot.
" Enggak bukan gitu maksud Abang dek , maksudnya Abang nanti kamu cape kasian " balas Gaffi gelagapan .
" Bilang aja gak percaya aku bisa cuci piring " , timpal Zira yang langsung beralih bersiap mencuci piring dan gelas yang kotor .
" Makasih ya dek , kalau gitu Abang masuk kamar dulu ya " , pamit Gaffi seraya tersenyum manis .
" Hmmm " , Zira hanya berdehem tanpa menoleh sedikit pun ke arah Gaffi .
##
Sekitar jam 7 malam , Zira dan Gaffi pergi untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari , Zira terlihat bersemangat dan kali ini mukanya terlihat lebih ceria , mungkin Gaffi harus sering-sering mengajak Zira berbelanja biar dia gak sewot mulu .
" Kita belanja didekat sini aja ya dek , biar pulangnya gak terlalu malam " ,Ujar Gaffi ketika mereka hampir sampai disebuah pusat perbelanjaan .
" Iya " , jawab Zira singkat namun ia tidak terlihat sewot .
Mobil yang dikendarai Gaffi sudah masuk kawasan pusat perbelanjaan , Gaffi langsung memarkirkannya dan mengajak Zira untuk turun .
" Kamu jangan jauh-jauh dek , jalannya disamping Abang " , ujar Gaffi yang melihat Zira seolah tidak mau berjalan berdekatan dengan Gaffi .
Zira menoleh sekilas namun ia menuruti perkataan Gaffi karena keadaan disekitar cukup ramai .
Gaffi mengambil troli belanja , dan mulai membeli beberapa kebutuhan untuk sehari-hari . Mereka jalan berdampingan dengan Gaffi yang mendorong troli belanjaan.
" Dek kalau ada yang mau , kamu tinggal ambil aja ya , atau kamu mau riquest buat dimasakin apa sama Abang ? " , Ujar Gaffi seraya menoleh kearah Zira.
" Gak soal makanan Zira gak neko-neko , ngikut aja " , Jawab Zira yang juga kurang mengerti tentang masak memasak , selam ini ia hanya tahu tinggal makan saja , bunda yang selalu menyiapkan semuanya .
" Oke deh " , jawab Gaffi mengangguk .
Gaffi ingin mengambil sayur wortel namun tiba-tiba saja ada tangan yang juga ingin mengambilnya sehingga tangan mereka saling berpegangan namun Gaffi dengan cepat langsung melepaskannya .
" Eh maaf mas saya tidak sengaja , kalau mas mau ambil wortelnya silahkan " , Ujar seorang perempuan yang berpenampilan cukup seksi dan centil .
" Silahkan buat mbak saja biar saya ambil yang lain " , jawab Gaffi yang sedikit kaget .
" Hmm laki memang sama aja , liat yang cantik dikit langsung deh " , sindir Zira sewot .
Gaffi langsung melirik Zira dan ia segera mengajak Zira pergi .
Setelah berbelanja kebutuhan makanan untuk dimasak termasuk ikan dan daging , kini Gaffi mengajak Zira ke arah cemilan .
" Dek kamu ambil apa yang kamu mau tapi secukupnya aja ya nanti takutnya mubazir " , Ujar Gaffi seraya mengingatkan .
" Dasar pelit '' , balas Zira seraya menoleh sekilas ke arah Gaffi .
Gaffi hanya tersenyum , ia hanya mengingatkan takut nya Zira hilap karena kan biasanya perempuan seperti itu pikir Gaffi.
Zira mengambil beberapa cemilan dari macam-macam keripik dengan berbagai rasa tak tertinggal dengan rasa pedas .
Selain itu ia juga mengambil beberapa coklat dan permen kesukaannya .
" Udah itu aja ? " , tanya Gaffi yang melihat Zira berhenti mengambil cemilan .
Zira hanya mengangguk , lalu Gaffi menambahkan mengambil beberapa biskuit , sereal dan juga susu tak lupa dengan kopi kesukaannya .
" Udah nih yakin ga ada yang mau dibeli lagi ? " , tanya Gaffi memastikan.
" Udah " , jawab Zira mengangguk .
Keduanya langsung menuju kasir pembayaran namun sebelum itu Gaffi teringat dengan sesuatu.
" Dek mau es krim gak ? " , tawar Gaffi .
" Boleh " , jawab Zira yang juga suka sekali dengan eskrim .
" Ya udah kamu tunggu disini ya sebentar , abang ambil eskrim dulu disana " , ucap Gaffi seraya menunjuk ke arah pojok dimana lemari es disimpan .
Gaffi langsung mengambil beberapa eskrim sekalian untuk stok dirumah , dan setelah mendapatkannya ia dengan cepat berbalik ke tempat Zira berada.
Namun Gaffi tiba-tiba saja kesal ketika mendapati Zira tengah mengobrol dengan seorang laki-laki ditambah jarak mereka cukup dekat .
~