NovelToon NovelToon
Nona, Kau Hanya Milikku

Nona, Kau Hanya Milikku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cintapertama
Popularitas:932
Nilai: 5
Nama Author: SiskaahmaristhaBie95

Terlahir dari keluarga yang kaya Raya, Justin Alexandre tidak kekurangan apapun dalam hidupnya, apapun yang Dia inginkan selalu terpenuhi. Namun kehidupan kelam menyelimuti perjalanan hidupnya sejak Dia berumur dua belas tahun, kedua orang tuanya bercerai dan sudah memiliki kehidupan masing-masing. Justin Hidup bersama Om dan Tante yang merawatnya sudah seperti anak sendiri. mereka hanya punya Justin jadi kasih sayangnya tidak terbagi sama sekali. walau demikian Justin masih tetap membutuhkan sosok orang Tua yang hilang sejak perceraian itu terjadi. Dia sangat membenci kedua orang tuanya, oleh sebab itu perubahan sikapnya menjadi Angkuh,sombong dan tidak berperasaan. hanya kepada Om dan Tantenya lah Dia bisa luluh dan kalah. Namun suatu Hari tanpa di sengaja, Dia bertemu dengan seorang Gadis sederhana dengan kehidupannya yang juga sederhana Cantik, berbakat, dan baru lulus kuliah. Akhirnya...Justin Jatuh cinta pada pandangan pertama, akankah Cinta Justin berbalas...?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SiskaahmaristhaBie95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Justin Memperketat Keputusannya!

Chapter 9

Kejadian kemarin membuat Justin semakin gila, Dia meminta Bagas untuk menghubungi Arena agar segera datang kekantor. semakin Dia mengulur waktu sepertinya Arena akan semakin bebas bertemu Dikta! hal itulah yang tidak bisa dibiarkan, apa yang harus menjadi miliknya maka akan menjadi miliknya tidak ada orang lain yang boleh mengganggu.

setelah di hubungi Justin hanya tinggal menunggu pujaan hatinya datang! Bagas hanya bisa melihat kelakuan Tuan Mudanya, Dia belum berani menasehati karena Justin sedang didalam emosi yang belum bisa terkendali. cinta benar-benar sudah membuat bosnya buta hati dan rasa di tambah lagi kekejamannya dalam mengambil keputusan tidak satu orang pun bisa merubahnya.

Dari luar terdengar suara mengetuk pintu!

Saat Bagas membukanya ternyata Nona Arena yang datang. Ia pun mempersilahkan Gadis itu masuk dan Dia keluar agar Tuan Muda bisa bicara empat mata saja dengan Nona Arena.

" Ada apa Tuan memanggil Saya?"

" Kenapa begitu terburu-buru?"

" Tuan, Saya sudah mengundurkan diri! kenapa..."

" Kamu lupa, apa yang sudah kita bicarakan kemarin? atau sedang lupa ingatan?"

Justin memotong kata-kata Arena, Arena pun hanya bisa terdiam! Dia lupa tentang ucapan Tuan Muda waktu itu,.

" Tuan Mau apa dari Saya?" Arena kembali bertanya

Justin mendekat dan langsung mengangkat Gadis itu ke atas meja kerjanya.

Dia melihat betis kanan Arena memar dan terluka, dan tanpa aba-aba langsung mengecup kaki Gadis itu dengan lembutnya

" Tuan, apa yang anda lakukan?"

Arena reflexs dengan sikap Tuan Muda

" menurut Kamu, Saya sedang apa?"

" Tuan, ini tidak pantas!"

Arena berusaha turun namun Justin menahannya.

" Patuh sedikit saja, oke!"

" Tuan, Saya mau turun" Arena memberontak

Justin sulit mengendalikan Arena, dia pun langsung mengecup bibir Gadis itu dengan lembut.

Plaaaaak....

tamparan melayang ke wajah Tuan Muda

" Anda keterlaluan Tuan!" bentak Arena

Justin hanya tersenyum sinis..

" Lalu, Kamu ingin Saya bagaimana? membiarkan Kamu terus dekat dengan Manager itu? bagian Kamu yang mana yang sudah di sentuhnya? huh!"

" Anda perlu tau, Dia tidak pernah menyentuh Saya seperti yang Anda lakukan sekarang! Saya merasa seperti sampah saat berada di dekat Anda Tuan Muda yang terhormat" mata Arena berkaca-kaca menahan tangis

Justin tak tega dan perlahan membiarkan Arena turun dari atas meja. sikap nya barusan mungkin sudah sangat keterlaluan tapi Justin benar-benar tidak bisa menahannya.

" Tudepoint saja, apa keputusan Kamu dengan pilihan yang sudah Saya berikan waktu itu?" Justin membahas inti masalah

" Apa yang ingin Tuan lakukan jika Saya menolak?"

" Kamu tidak akan bisa menolak, karena semua keputusan Saya Kamu yang menginginkannya" jelas Tuan Muda.

" Tuan, Anda sangat tidak bijak! tidak seharusnya Anda melakukan ini"

" Kamu tidak perlu mengomentari kebijakan Saya, Kamu hanya perlu memberi keputusan saja!"

" Tuan jangan seret orang lain untuk masalah perasaan Tuan! ini terlalu egois!"

" Saya sedang tidak bernegosiasi! jawab saja"

" Baiklah Tuan, Saya akan menerima tawaran Tuan! tapi tolong jangan sentuh Kak Dikta sedikit pun" pinta Arena penuh iba

(" ***bahkan ketika Kamu menjatuhkan pilihan, Kamu tetap menginginkan Dikta baik-baik saja! ragamu saja yang Kamu berikan tapi belum dengan hatimu, tidak apa-apa Arena! Aku akan sabar menunggu***") gumam Justin dalam hati

" Baiklah! Saya terima syarat Kamu!"

Justin kembali mendekat dan memasangkan cincin di jari lentik indah Arena. Gadis itu hanya bisa pasrah dengan segala keadaan yang ada, apa pilihan yang Dia punya selain patuh.

" Kamu sudah menjadi milikku Arena, tidak ada yang bisa mengambil Kamu kecuali Aku mati" tegas Justin sebagai hak milik

Arena tidak banyak bicara, Dia keluar dari ruangan tanpa sepatah katapun. mungkin sudah ini jalannya

Justin melakukan ini karena tidak mau kehilangan Arena! jika dengah cara lembut Arena tidak bisa luluh maka cara inilah satu-satunya yang bisa Dia lakukan.

***

pulang Dari kantor Tuan Muda, Arena menelpon Dikta dan mengajaknya bertemu. hubungannya harus di luruskan karena Arena tidak mau Dikta terus menunggunya.

setelah tiba di tempat yang di janjikan, Arena berjalan ke arah Dikta yang sepertinya sudah menunggu sejak tadi.

" Hallo...!" sapa Arena lembut

" Hai.., sedang tidak buru-buru kan?" tanya Dikta lembut

" tidak kak! "

" kita makan dulu ya,!"

" Emmm! (Arena mengangguk)"

Dikta langsung memesan makanan,...

melihat wajah Arena yang muram Dikta langsung menggenggam tangan Gadis itu dengan lembut.

" Ada apa? apa ada masalah?" Dikta melempar senyum manis

Arena sedih melihat wajah Dikta, bagaimana bisa Dia menyakiti laki-laki sebaik dan sepolos ini? tapi Arena tidak punya pilihan! Justin berkuasa dan Dia bisa melakukan apa saja dalam hitungan detik.

" Ayo cerita!" Dikta mengulang kata-katanya

" Kak, sepertinya kita tidak akan bisa sedekat ini lagi"

" A..apa maksud Kamu Ren?" Dikta bingung

" Kak, Aku akan segera menikah!"

jawaban Arena membuat Dikta kaget, antara percaya dan tak percaya ini sangat tiba- tiba.

" Arena, kenapa ini tiba-tiba! ada apa?"

" Kak, kita sudah lama berpisah, jadi Aku rasa kita sudah punya kehidupan masing-masing"

" Tidak Arena, Aku hanya punya Kamu satu-satunya! Aku tidak pernah mencintai orang lain selain Kamu" Dikta meyakinkan

" Kak Dikta...!"

" Ayo kita menikah! tinggalkan Dia"

" Tidak Kak, Aku tidak bisa"

" Kenapa Arena? apa yang membuatmu sulit melepaskannya? siapa Dia?".

" Nanti Kamu akan tau Kak, Aku cuma bisa doakan semoga Kamu bahagia kedepannya"

" Tidak Arena! Aku hanya akan bahagia bersama Kamu,"

Arena tidak kuasa menahan airmatanya, Dia berdiri dan ingin meninggalkan Dikta namun pelukan hangat itu menahan langkah Arena.

" Tolong jangan pergi! Aku kembali karena Kamu Arena seperti janjiku dlu akan menikahi Kamu! hanya Kamu" tegas Dikta

" Kak, maaf! Aku tidak bisa menikah dengan Kamu,"

" Kenapa? apa Kamu sudah tidak mencintai Aku? bukannya Kamu bilang Aku satu-satunya?" Dikta masih menyangkal

" Itu dulu kak, sekarang sudah jauh berbeda! banyak yang sudah Aku lalui bebrapa tahun ini, dan Kamu tidak lagi di posisi pertama!"

" semudah itu Arena? Apa salah Aku? apa Kamu marah karena Aku pergi terlalu lama? Kamu sendiri yang memberiku dukungan dan berjanji untuk menungguku! kenapa sekarang Kamu berubah? banyak yang sudah kita lalui Sayang, sejauh ini Aku berusaha dan kembali hanya untuk Kamu! " Dikta menahan Airmatanya yang hampir jatuh.

" Kak Dikta, Aku tidak mau kita bertengkar! cukup sampai di sini, dan jangan ganggu Aku lagi" Arena melepaskan pelukan Dikta, dan terpaksa dengan tega Gadis itu pergi tanpa menoleh ke belakang.

" Arena! (teriak Dikta lagi) bukankah cinta tulus itu balasannya kesetiaan! kenapa sekarang Kamu berubah haluan? jika Aku sangat bersalah, tidak bisakah Kamu memberiku ruang dan kesempatan? tolong jangan hukum Aku seperti ini,"

Dikta menangis dalam suara lirihnya...Arena tidak berani menatap Dikta karena Dia juga menangis (" Kak Dikta! di hatiku selalu Kamu dan Kamu, tapi keadaan yang tidak bisa membuat Kita bersama! tolong lebih bahagia setelah ini. maafkan Aku atas pengkhianatan ini Aku tidak punya pilihan Kak!")

Arena pergi meninggalkan Dikta tanpa belas kasihan, Pria itu menangis dalam pilu bagaimana mungkin ini semua terjadi? (" ***Arena! Aku tidak akan menyerah, Aku tidak sanggup kehilangan Kamu! dari awal sampai akhir Kamu hanya akan menjadi milikku***")

Dikta melihat jejak Arena sudah semakin tak terlihat, hatinya pilu kekasih yang Dia inginkan kembali justru memilih mengakhiri hubungan dan akan menikah dengan laki-laki lain. Dia kembali karena Arena, jadi tidak mungkin Dia akan membiarkan Arena hidup bersama orang lain selain dirinya.

sepanjang perjalanan pulang Arena terus menangis, kesedihannya tidak bisa untuk di tahan lagi! (" ***Enam tahun Aku menantinya Tuhan, kenapa dalam waktu sekejap itu pula Kami di pisahkan! kenapa takdirku begitu buruk, kenapa harus bertemu orang yang seegois Justin! Aku tidak mau menikah dengannya, bukan Dia yang Aku cintai Tuhan, Aku mencintai Dikta Mahendra dan akan selalu Dia***,") Arena menangis sejadi-jadinya.

setelah tiba di halaman rumah, Gadis itu melihat mobil Justin terparkir rapi, kesedihannya berubah menjadi kesal! muaknya sudah tidak bisa untuk di sembunyikan.

Arena masuk kedalam, Dia melihat Justin dan Bagas sudah menunggu.

" Hallo Nona!" sapa Bagas

Arena mengabaikannya...

" Ren, ini ada apa? tiba-tiba Kakak, sama Kak Cahya di suruh pulang sama Bos! dan setelah kakak pulang, Bos Kamu ada di depan rumah," bisik Sofia sembari menatap ke arah Justin

" Kak, ceritanya panjang! intinya Bos kakak, bos Aku juga"

" Apa! Kamu serius? jangan bilang... hotel itu.."

" Ya, punya Dia" sembari mengarah ke Justin

Sofia tercengang, ternyata Bos yang sebenarnya adalah Justin! dan Dia jarang sekali muncul di sana.

Ehemmm... (Justin Mendehem)

" Kakak Ipar, sepertinya Saya mulai saja karena orangnya sudah pulang!" Justin membuka pembicaraan

" Ka...Kakak ipar? (cahya kaget dengan panggilan Justin)"

" Emmm! ( Justin mengangguk) "

" Kak, Dia kesini... mau melamar Aku!" Arena berterus terang

" Apa! ( Sofia dan Cahya serentak kaget)"

" Rena, Kamu becanda? kenapa...tiba-tiba?"

" Iya, bukannya orang yang Kamu sukai itu Dikta?" sambung Cahya

Arena menatap Justin, namun tatapan Justin seolah berkata bahwa tidak ada orang lain selain dirinya! bahkan Dikta sekalipun.

" Kak, Aku cuma mengagumi kak Dikta! Aku... Aku maunya menikah dengan Justin!"

" Arena! Kamu baik-baik ajakan? Kakak sangat paham Kamu" Sofia merasa ada yang aneh dengan adiknya.

" Kak, percaya sama Aku! " Arena meyakinkan

" Kalau ini sudah menjadi keputusan Kamu, Kakak bisa apa! jadi... Kamu menerima lamaran Tuan Justin?" sofia kembali bertanya

" I...iya Kak!"

" Bagaimana Kakak ipar? Apa... Saya di terima?" Justin menebarkan senyum

" Tuan, beri Kami waktu!" Sofia bermusyawarah

" Satu minggu lagi Saya, dan kedua orang tua Saya akan datang untuk melamar resmi Arena Putri, dan bulan depan tanggal pernikahannya sudah Saya tentukan" jelas Justin lagi

" Tuan! kenapa mendadak sekali, kami belum ada persiapan apapun!" Sofia merasa ini terlalu terburu-buru

" Kakak ipar hanya tinggal terima beres saja! bagaimana menurut Kamu Arena?" Justin menekan pertanyaan kepada Arena

" Kak, ikuti saja! " Arena pasrah karena tidak tau harus memberi jawaban apalagi

" Arena Kamu yakin?" Sofia kembali bertanya

" Emmm!" Gadis itu mengangguk lesu

" Baiklah, jawaban sudah Saya dapatkan! Saya akan kembali lagi nanti bersama kedua orang tua Saya, permisi!"

Justin dan Bagas berpamitan pulang, Arena ikut mengantar kedepan! melihat wajah calon istrinya di tekuk Justin tak puas hati Dia pun langsung memegang wajah Arena

" Jangan tunjukkan wajah itu, Saya hanya mau Kamu bahagia! secepatnya Kamu akan menjadi Nyonya Justin!" tegas Tuan Muda lagi

Arena hanya diam, sedikitpun Dia tidak menoleh ke arah laki-laki kejam yang ads di depannya itu.

" Baiklah, Saya pulang dulu! sampai ketemu lagi" Justin mengecup kening Arena dengan lembut lalu beranjak pergi menuju mobil

" Nona Arena, Saya permisi dulu! maafkan Saya Nona, jangan benci Saya" Bagas tidak mau masalah Arena dengan Justin menyeret dirinya dan Arena ikut membenci dirinya.

sudah sampai di tahap ini, Arena melihat cincin mahal sudah melingkar di jari manisnya! Dia sudah menjadi milik Justin dan tidak mungkin dengan mudah Tuan Muda itu melepaskannya.

bersambung... 🤗🤗🤗

maaf telat update Guys.. jangan lupa dukung terus ya biar makin semangat nulisnya 😍😍😍😍🤗🤗🤗 mampir ke akun ku yaaa...

1
Randa kencana
ceritanya sangat menarik
marmota_FEBB
Gila, endingnya bikin terharu.
Siskaahmaristha Luvbiee
waah terimakasih kakak masih pemula saling support ya 🤗🤗🤗
Coykusayang
hai, cerita kakak menarik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!