NovelToon NovelToon
GELAP

GELAP

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Romansa / Bad Boy / Gangster / Office Romance / Chicklit
Popularitas:508
Nilai: 5
Nama Author: @nyamm_113

Masa putih abu-abu mereka bukan tetang pelajaran, tapi tentang luka yang tak pernah sembuh.


Syla tidak pernah meminta untuk menjadi pusat perhatian apa lagi perhatian yang menyakitkan. Di sekolah, ia adalah bayangan. Namun, di mata Anhar, ketua geng yang ditakuti di luar sekolah dan ditakdirkan untuk memimpin, Syla bukan bayangan. Ia adalah pelampiasan, sasaran mainan.


Setiap hari adalah penderitaan. Setiap tatapan Anhar, setiap tawa sahabat-sahabatnya adalah duri yang tertanam dalam. Tapi yang lebih menyakitkan lagi adalah ketika Anhar mulai merasa gelisah saat Syla tak ada. Ada ruang kosong yang tak bisa ia pahami. Dan kebencian itu perlahan berubah bentuk.


Syla ingin bebas. Anhar tak ingin melepaskan.


Ini tentang kisah cinta yang rumit, ini kisah tentang batas antara rasa dan luka, tentang pengakuan yang datang terlambat, tentang persahabatan yang diuji salah satu dari mereka adalah pengkhianat, dan tentang bagaimana gelap bisa tumbuh bahkan dari tempat terang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @nyamm_113, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ANHAR YANG MARAH TANPA SEBAB

HAPPY READING

Jangan lupa

follow akun

Instagram author

ya @rossssss_011

Di belakang sekolah SMA Merah Putih, terdepat warung kecil yang menjadi tempat bolos bagi anak-anak yang malas mengikuti pelajaran di kelas. Namun di warung ini hanya diisi oleh para anggota geng yang menjadi tameng bagi sekolah mereka saat terjadi serangan mendadak dari geng musuh.

“Yo, Stop! Suara lo sumbang woi!” pekik Jaguar frustasi mendengar Yoyo bernyanyi dengan suara yang menurutnya akan membuat gendang telinganya pecah.

Yoyo yang duduk di depan Jaguar menatap sinis. “Eh, suara gue syahdu ya! Lo aja yang minder dengar suara gue, iya kan?”

Jaguar melempar kacang ke wajah Yoyo, namun dengan cepat pemilik suara sumbang itu menghindar cepat. “Nggak ada yang minder, Yo.”

Yoyo tidak peduli, menatap Haikal dengan gitar di pangkuan laki-laki alim namun tak sealim dengan tingkah lakunya. “Main lagi, Kal. Nggak usah ngajak Jaguar,” katanya.

“Sebelum lo ajak dia, dia aja udah nolak dengar lo nyanyi,” timpal Vino dengan semangkuk bubur ayam di depannya.

Jrenggg.

Haikal mulai memainkan gitarnya, Yoyo bersiap untuk kembali bernyanyi. Biduan dadakan itu tak peduli tatapan Jaguar yang seolah hendak menerkamnya, biarkan saja Jaguar marah yang penting dirinya tetap happy.

Yoyo mulai membuka mulutnya. “Aku kaget ndelok statusmu, tangan gandingan jelas udu ro aku asik,” Yoyo mulai mengeluarkan suara terpendamnya.

Jaguar yang semula pasrah, kini menatap Yoyo dengan tatapan tak percaya. Apakah sahabatnya ini memiliki bakat terpendam?

“ngancani koe ketahunan, janjimu janji taek jare arep tekan tuek, nyatane cangkemu elek ati ajur mbok suwek.”

Gitar terus dimainkan oleh Haikal, Jaguar mulai terbawa arus suara Yoyo, Vino duduk di sebelah Yoyo yang baru saja selesai sarapan, dan Keylo duduk di depan Vino dengan buku catatan di atas meja.

Yoyo berdiri, bergerak layaknya penyanyi yang sedang menguasai panggung. “Tiwas wis nguwang wektu aku ngancani dapurmu, wong kere koyo aku aku tok tending seko uripmu.”

“Koe ngeboti bondo dingo nuruti gengsimu, koe milih kono sik iso nuruti senengmu, asu…”

“SEMUANYA!”

“PAS AKU DOLAN JEBUL KETEMU KOE NENG DALAN…”

“KOE KONANGAN GENDAKAN…”

“NGOMONGO JALOKMU PIYE.”

“TAK TURUTANE, TAK USAHAKNE.”

“AKU RA MASALAH YEN KON BERJUANG DEWE.”

“SING PENTING KOE BAHAGIA ENDINGE.”

Warung yang diisi hanya lima orang itu seketika menjadi ramai oleh suara mereka, bahkan mbok Nyem ikut tersenyum.

“Nanging ngopo…”

“BANG! BANG KEYLO!”

Yoyo menatap sinis siswa yang dengan beraninya merusak konser dadakannya begitu saja, dengan setengah hati yang hendak dilampiaskan. Sebelum ia membuka mulut, Keylo lebih dulu bersuara.

“Lo kenapa?” tanya Keylo.

“I-tu bang, bang Anhar ngamuk sama murid baru yang ada di kelas gue!”

Spontan kelima inti Reapers itu berdiri dengan wajah kaget, Anhar mengamuk dengan anak baru itu? Apa lagi masalah kali ini?

“Lo serius?” Jaguar menatap penuh intimidasi pada juniornya.

Doni mengangguk mantap. “Benar bang, gue juga kaget setelah guru selesai ngajar di kelas gue. Tiba-tiba bang Anhar masuk, terus ngamuk ke anak baru itu.”

“Di bawa ke mana, Syla?” tanya Keylo, memakai jaket kulitnya bersiap menyusul Anhar sebelum sesuatu terjadi pada Syla.

“Gue lihat tadi, bang Anhar naik ke tangga rooftop.”

“Susul Anhar,” ucap Keylo segera berlari meninggalkan warung, dalam hati ia berharap Anhar belum bermain fisik pada Syla.

Yoyo menepuk pundak Dion. “Thanks, lo balik ke kelas.”

&&&

Buhg!

“Jawab gue sialan! Lo masih nggak mau ngaku, he?”

Kabut hitam menyelimuti kedua mata tajam Anhar, urat-urat dari tangan dan lehernya terlihat jelas jika ia sedang menahan mati-matian amarahnya. Pemicunya adalah Syla, murid baru membuatnya selalu waspada.

Hanya karena Syla murid pindahan dari SMA Bakti. Sekolah yang sama dengan musuh bebuyutannya.

Syla menunduk, jemarinya meremas rok abu-abu yang dikenakannya. Air matanya tak berhenti mengalir, membuat jejak di kedua pipinya. Di hadapannya berdiri Anhar, sosok yang sejak awal tak pernah memberinya ruang bernapas. Tatapan matanya tajam, pekat, seolah iblis yang tak pernah puas menguliti luka orang lain.

“A-ku udah jujur, Kak… aku bukan mata-mata…”

“Sialan, lo masih nyangkal?” Anhar mengeraskan rahangnya, napasnya kian tak teratur karena amarah benar-benar sudah menyelimuti pikiran dan hatinya.

“Kak! Aakkhh…” suara rintihan Syla nyaris tenggelam oleh suara angin yang menghempas dari ketinggian.

Anhar maju, jemarinya mencengkeram kedua lengan Syla begitu kuat hingga gadis itu meringis kesakitan. Ia menunduk, menatap lekat wajah Syla dengan sorot mata yang gelap.

“Di bayar berapa lo, sampai lo nggak mau ngaku?” tanya Anhar penuh penekanan disetiap kalimatnya.

Syla menggeleng sebagai jawaban, tindakan itu berhasil membuat Anhar mengertakkan rahangnya. Tanpa balas kasih, kedua tangannya berpindah ke leher putih Syla, memaksanya mundur hingga mentok pada pembatas rooftop.

Syla panik, spontan kedua tangan kecil yang bahkan tenaganya tak sebanding tenaga Anhar berusaha melepaskan cekikan yang bisa saja membuatnya terjun bebas ke bawah.

“Ka-k-ak… l-ep-a-s…” wajah Syla memerah, oksigen disekitarnya mulai menipis.

Anhar diam, wajahnya jelas datar dengan mata penuh amarah. Kedua tangannya semakin erat, tak peduli Syla memberontak dengan cara memukul-mukul kedua lengannya yang sama sekali tak membuatnya merasakan apa-apa.

“Gue udah bilang, gue benci pengkhianat.”

Anhar menatap lekat wajah yang mulai memerah, sedangkan Syla masih berusaha melepaskan diri, tapi cengkraman Anhar terlalu kuat. Napasnya tercekat, dadanya sesak. Meski berada di tengah keramaian kota yang samar terdengar dari bawah, di rooftop itu Syla merasa benar-benar sendirian terperangkap, tak ada jalan keluar.

“T-o-l-o-n-g…” Air matanya jatu, pandangannya buram oleh air mata yang tergenang menatap Ahnar.

BRAK!

“ANHAR! STOP!”

“ANHAR, ANAK ORANG BISA MATI!”

“SIALAN! LO APA-APAAN SIH, HA?”

Keylo berlari cepat, disusul Jaguar dan Vino di belakangnya. Mereka menarik paksa tubuh besar Anhar menjauh dari Syla.

Keylo mencengkram kedua kerah seragam putih Anhar, menatap tajam Anhar yang masih menatap Syla tanpa ekspresi.

“Kendaliin diri lo, Anhar!”

“Lo kenapa sih?” tanya Jaguar dengan napas memburuh.

“Lo hampir bunuh orang,” lirih Vino, menatap ke belakang di mana Syla terbaring di lantai.

&&&

Markas Reapers. Jam 02;15 malam.

Malam semakin larut. Markas The Reapers tenggelam dalam keheningan, hanya sesekali terdengar dengkuran samar dari ruang tengah tempat sahabat-sahabatnya terlelap. Namun di kamar pribadinya, suasana sama sekali berbeda.

Lampu redup tamaram menyoroti wajah Anhar yang tegang. Duduk di tepi ranjang dengan punggung menunduk, mengambil ponselnya di atas meja lalu membuka pesan yang tak berhenti masuk.

Matanya menyipit saat foto-foto terkirim, menampilkan seorang perempuan dengan wajah yang sudah terlalu familiar. Syla. Murid baru yang belakangan selalu mengganggu pikirannya.

“Fuck!”

Namun bukan itu yang membuat darahnya berdesir cepat, melainkan sosok lain yang berdiri di samping Syla dalam foto itu. Refan. Musuh bebuyutan, orang yang selama ini selalu berhasil membuat darahnya mendidih.

“Jadi benar… lo bukan sekedar murid pindahan, Syla. Lo mata-mata.”

Ia meletakkan ponselnya dengan di meja dengan keras, bunyinya memecah kesunyian kamar. Tangannya mengepal, urat di lengannya menegang.

“Lo akan menerima akibatnya, Syla.”

&&&

Yoyo, Jaguar, Vino, Haikal, dan Keylo menatap Anhar yang masih berusaha mengontrol amarahnya, mereka membawa Anhar ke gudang belakang sekolah atau markas kecil mereka.

“Jadi lo udah samapi sejauh ini? Nyelidikin Syla karena dia murid pindahan dari SMA Bakti? Sekolah yang sama dengan Refan?”

KAYAK BIASA YA BESTIE😌

KOMENNYA JANGAN LUPA, LIKENYA JANGAN KETINGGALAN JUGA YA, KARENA SEMUA ITU ADALAH SEMANGAT AUTHOR 😁😉😚

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK 👣 KALIAN DAN TERIMA KASIH BANYAK KARENA MASIH TETAP BETAH DI SINI😗😗🙂🙂

SEE YOU DI PART SELANJUTNYA👇👇👇

PAPPAYYYYY👋👋👋👋👋👋👋👋👋👋👋

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!