NovelToon NovelToon
Reinkarnasi Di Era 70-an: Takdir Peran Pendukung Perempuan

Reinkarnasi Di Era 70-an: Takdir Peran Pendukung Perempuan

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Cinta pada Pandangan Pertama / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Menjadi NPC
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: YukiLuffy

Zhao Liyun, seorang pekerja kantoran modern yang gemar membaca novel, tiba-tiba menyeberang masuk ke dalam buku favoritnya. Alih-alih menjadi tokoh utama yang penuh cahaya dan keberuntungan, ia malah terjebak sebagai karakter pendukung wanita cannon fodder yang hidupnya singkat dan penuh penderitaan.

Di dunia 1970-an yang keras—era kerja kolektif, distribusi kupon pangan, dan tradisi patriarki—Liyun menyadari satu hal: ia tidak ingin mati mengenaskan seperti dalam buku asli. Dengan kecerdikan dan pengetahuan modern, ia bertekad untuk mengubah takdir, membangun hidup yang lebih baik, sekaligus menolong orang-orang di sekitarnya tanpa menyinggung jalannya tokoh utama.

Namun semakin lama, jalan cerita bergeser dari plot asli. Tokoh-tokoh yang tadinya hanya figuran mulai bersinar, dan nasib cinta serta keluarga Liyun menjadi sesuatu yang tak pernah dituliskan oleh penulis aslinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YukiLuffy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20 Jalan Baru

Zhao Liyun berdiri di halaman belakang rumahnya, menatap kebun kecil yang kini subur. Daun lobak yang hijau, wortel yang perlahan membesar, dan daun bawang yang tegak menandakan hasil kerja kerasnya selama beberapa bulan terakhir. Ia menarik napas panjang, menyerap aroma tanah basah dan udara hangat musim semi. Dalam hatinya, ada perasaan lega, bangga, dan… siap.

Siap untuk menulis jalannya sendiri, tanpa terikat alur cerita yang dulu menunggu kematiannya.

Beberapa bulan terakhir telah menjadi perjalanan panjang dan penuh pembelajaran bagi Liyun. Ia telah melalui musim dingin yang keras, ancaman Madam Zhao, fitnah dari beberapa tetangga, serta konflik emosional dengan Lin Xiaomei dan Chen Weiguo. Namun di balik semua itu, Liyun berhasil menemukan kekuatan yang sebelumnya tersembunyi: kemandirian, ketekunan, strategi, dan kemampuan untuk membangun hubungan yang tulus.

Ia mengingat malam-malam ketika duduk menulis catatan harian, merencanakan langkah demi langkah, menanam sayuran rahasia, menyembunyikan cadangan pangan, dan berdagang kecil-kecilan dengan tetangga. Semua itu bukan sekadar tindakan fisik, tetapi simbol kontrol atas nasibnya sendiri.

Liyun tersenyum tipis. Ia bukan lagi cannon fodder, gadis pendukung yang hidup dan matinya ditentukan oleh alur cerita. Ia telah menjadi penulis hidupnya sendiri.

Wu Shengli berdiri di dekatnya, membawa keranjang berisi hasil panen kecil hari itu. Mata mereka bertemu, dan senyum hangat muncul di wajah keduanya.

“Liyun, panen hari ini bagus,” kata Shengli, suaranya lembut. “Kau benar-benar luar biasa. Aku senang melihatmu tumbuh dan berkembang seperti ini.”

Liyun membalas senyum itu, hatinya hangat. “Terima kasih, Shengli. Tanpa bantuanmu, mungkin aku tidak bisa sejauh ini. Kau selalu ada di sisi, tapi tidak pernah menekan atau memaksa. Aku menghargai itu.”

Shengli menunduk sedikit, menatap matanya. “Aku ingin selalu ada untukmu, Liyun. Bukan hanya sebagai teman atau sekutu, tetapi… aku ingin menjadi bagian dari jalan hidupmu.”

Liyun menelan ludah, hatinya berdebar. Ia tahu kata-kata ini berarti pengakuan cinta yang tulus, sesuatu yang sebelumnya tidak ada dalam plot asli. Namun kali ini, itu nyata. Shengli bukan figuran—ia hadir dengan perasaan yang tulus, siap membangun kehidupan bersama.

Meski hatinya mulai terbuka untuk perasaan baru, Liyun sadar bahwa desa adalah lingkungan sosial yang penuh pengawasan. Madam Zhao tetap menjadi ancaman, siap memanfaatkan setiap kesempatan untuk menyebarkan gosip atau fitnah. Chen Weiguo dan Lin Xiaomei juga masih hadir dalam dinamika desa, masing-masing dengan perasaan yang kompleks terhadap perubahan Liyun.

Liyun menarik napas panjang. Ia tahu, cinta dan kebahagiaan tidak boleh mengorbankan strategi bertahan hidupnya. Ia harus tetap berhati-hati, menjaga hubungan dengan Shengli secara diam-diam, dan memastikan setiap langkahnya tidak menimbulkan masalah baru.

Namun, keputusan yang ia ambil tidak lagi didasari rasa takut atau tekanan dari plot asli. Kali ini, semuanya adalah pilihannya sendiri.

Di sore hari yang hangat, Liyun dan Shengli duduk di ambang jendela rumah, menatap kebun kecil yang tumbuh subur. Angin musim semi membawa aroma tanah basah dan bunga liar yang mulai bermekaran.

Liyun menghela napas, menatap Shengli dengan mata lembut namun tegas. “Shengli… aku telah memikirkan semuanya. Aku ingin… aku ingin mencoba hidup bersamamu. Aku tahu ini tidak ada dalam cerita aslinya, tapi aku siap menulis jalanku sendiri. Denganmu.”

Shengli tersenyum, matanya berbinar. “Aku akan menunggumu, Liyun. Aku senang kau memilih jalanmu sendiri, dan aku akan menemanimu setiap langkahnya.”

Hari-hari berikutnya, Liyun dan Shengli bekerja sama mengembangkan kebun, berdagang kecil, dan membangun hubungan sosial yang lebih sehat di desa. Mereka mulai menanam lebih banyak sayuran, membuat resep baru dari bahan sederhana, dan mengajarkan anak-anak serta ibu-ibu desa cara bertahan hidup dengan kreativitas.

Liyun merasa puas. Ia tidak hanya menciptakan kehidupan yang lebih layak untuk dirinya sendiri, tetapi juga memberi dampak positif pada lingkungan sekitarnya. Ia melihat dirinya berkembang, dihargai, dan dicintai—hal-hal yang sebelumnya tidak pernah ia pikirkan saat masih menjadi cannon fodder dalam plot asli.

Madam Zhao tetap menjadi ancaman kecil, tetapi pengaruhnya mulai berkurang. Penduduk desa lebih mempercayai Liyun, dan gosip negatif semakin sulit dipercaya karena bukti nyata kebaikan dan keterampilan Liyun ada di depan mata.

Lin Xiaomei, yang sebelumnya merasa terancam, mulai menyadari bahwa perubahan Liyun bukan ancaman, tetapi inspirasi. Ia melihat Liyun bekerja keras, mandiri, dan tetap menjaga integritas. Secara perlahan, Xiaomei menurunkan rasa cemburunya dan mulai menghormati gadis itu.

Chen Weiguo, yang masih merasa bingung dengan perasaan terhadap Liyun, juga mulai menerima kenyataan bahwa Liyun bukan lagi karakter pasif dalam cerita. Ia harus menyesuaikan diri dengan dunia baru yang diciptakan Liyun—dunia yang nyata, bukan alur fiksi.

Situasi ini menandai perubahan sosial yang signifikan di desa. Liyun tidak hanya mengubah nasibnya sendiri, tetapi juga memengaruhi dinamika hubungan, persepsi, dan kehidupan penduduk sekitar.

Kebun rahasia Liyun, panen yang berhasil, keterampilan berdagang, dan pengakuan cinta dari Shengli menjadi simbol dari jalannya sendiri. Setiap langkah yang ia ambil adalah bukti bahwa ia mampu menulis hidupnya sendiri, dengan strategi, keberanian, dan hati yang tulus.

Ia menatap tanah di depan rumah, merasakan kesuburan, kehidupan, dan kemungkinan tak terbatas. Matahari sore menembus pepohonan, menciptakan cahaya hangat yang menyoroti wajah Liyun. Hatinya tenang, penuh kepuasan, dan optimisme.

1
Lala Kusumah
pengen hajar tuh si madam 😡😡😡👊👊👊
Lina Hibanika
heh 😒 dah numpang belagu lagi 😡
Lina Hibanika
hadir dan menyimak
Fauziah Daud
trusemangattt...
Fauziah Daud
trusemangattt... lanjuttt
Dewiendahsetiowati
Zhao Liyun gak punya jari emas ya thor
YukiLuffy: ngga kak
total 1 replies
Dewiendahsetiowati
hadir thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!