kisah ini bercerita tentang seorang gadis cantik nan ceria, yang hidup bergelimang kasih sayang dari orang tuanya, sampai di titik di mana ayahnya membawa seorang wanita ke dalam rumahnya dan menghancurkan segalanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ynt ika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Black With
Setelah pemakaman ibunya. Nindi menjadi orang yang dingin dan tidak banyak bicara kepada siapapun ia akan berbicara jika itu memang hal yang penting. Dan perubahan Nindi membuat orang-orang terdekatnya menjadi sedih karena kehilangan sosok Nindi Yang ceria dan mudah tersenyum.
Mobil hitam mewah melaju dengan kecepatan tinggi untuk meluapkan segala emosi yang di rasakan pengemudinya, ya pemilik mobil itu adalah Nindi.
Nindi mengemudikan mobilnya menuju hutan Utara tempat di mana markas utama Red Moon berada.
" Setelah ini jangan harap kalian bisa hidup tenang " tatapan tajam dan nafas yang memburu.
Setelah lama berkendara Nindi akhirnya sampai di tempat tujuannya. Dan memasuki bangunan itu dengan langkah tergesa-gesa. Para Mafioso yang melihat wajah datar dan tatapan tajam ladynya bergidik ngeri dan berhati-hati jangan takut melakukan hal yang dapat menyinggung pemimpinnya itu.
Bangunan Markas Red Moon jika di lihat dari luar seperti bangunan kumuh yang tak berpenghuni tetapi jika kita sudah masuk ke dalam yang dilihat hanyalah kemewahan, tangga yang menuju lantai atas. Bangunan ini terdiri dari 3 lantai dan 1 ruang bawah tanah. Lantai satu terdapat beberapa kamar tempat untuk para maid dan Mafioso beristirahat begitu juga lantai 2 tempat mereka untuk beristirahat dan lantai 3 di khususkan untuk para petinggi mafia Red Moon beristirahat dan tidak ada yanga boleh menginjak lantai 3 kecuali jika sangat-sangat mendesak. Dan satu bangunan di belakang markas untuk tempat para Mafioso yang bertugas untuk berjaga beristirahat.
Bangunan Markas itu di lengkapi dengan senjata otomatis dan kawat listrik yang bisa membunuh siapa saja jika sudah di aktifkan, CCTV juga ada di setiap sudut bangunan itu dan ada di beberapa titik yang Tidak di ketahui oleh para Mafioso maupun petinggi Red Moon.
Nindi menaruh CCTV itu untuk sekedar berjaga-jaga jika ada penghianat atau hal-hal yang tidak di inginkan terjadi. Di ruang tamu bangunan itu terdapat bingkai foto para petinggi mafia Red Moon Dan foto sang lady berada di posisi tengah.
Nindi juga mempunyai usaha ilegal yaitu persenjataan, alat peledak, club malam dan minuman keras. Bisnis yang berkaitan dengan persenjataan, alat peledak di urus oleh sahabatnya yaitu Anjani Alexander. Senjata mafia Red Moon di rancang sendiri oleh sang lady dan setiap senjata yang berasal dari mereka memiliki logo bulan merah.
Nindi beristirahat sejenak di ruang tamu markasnya, mengingat kembali kenangannya bersama keluarganya sebelum kedatang Anita dan anaknya.
" Aku akan membuat kau merasakan penderitaan yang amat sangat menyakitkan wanita ja****"
" Hufttt " mengacak kasar rambut panjangnya.
Maid yang melihat kondisi nonanya membawakan minuman dingin berharap bisa membuat nonanya merasa lebih baik lagi.
" Silahkan nona minumannya " dengan menunduk sopan
" Terimakasih bibi " dengan datar dan dingin
Bibi yang mendengar suara nonanya begitu menjadi merinding dan takut lalu pergi meninggalkan nonanya.
Nindi meminum minuman yang di bawakan maid dengan hanya beberapa teguk minuman itu tandas dibuatnya.
" Cari Steve dan bilang dia temui aku di sini "
lalu menyandarkan kepalanya di sandaran kursi dengan memejamkan kedua matanya untuk beristirahat sejenak. Setelah beberapa lama menunggu akhirnya Steve datang dan ikut mendudukkan dirinya di kursi sofa.
" Bagaimana informasi yang kusuruh? " datar dan dingin
" iya,,, ternyata Anita adalah istri dari seorang mafia black with dan Sandra adalah anak kandungnya. " menjelaskan
" Jadi dia anaknya? "
" Iya,, dia anak dari tuan Robert lady dan sepertinya tuan Robert pernah membeli persenjataan kita, untuk lebih jelasnya bagaimana kalau kita hubungi Anjani saja? "
" Baiklah,, hubungi dia segera "
" Baik lady " merogoh ponsel di saku celananya dan menghubungi Anjani.
setelah beberapa lama menunggu terdengar suara Anjani di seberang sana
" -------- "
" Bisakah kau ke markas sekarang "
"------"
" Tidak hanya ada beberapa hal yang ingin lady tanyakan padamu "
"------"
" Cepatlah kemari " dan memutuskan sambungan telefon.
...----------------...
Sedangkan di sebuah restoran terlihat dua gadis cantik sedang menikmati makanannya sesekali tersenyum dan tertawa.
Tanpa mereka sadari di sebuah meja yang tak jauh dari mereka ada seorang pria yang mengagumi mereka.
" Cantik " dengan senyum tipisnya.
Tak lama datang kedua sahabatnya membuat dia tersentak kaget dan mengembalikan wajahnya seperti semula.
" Kau sedang apa? " tanya temannya pada pria itu.
" Tidak ada " dengan wajah datarnya.
" Hey bisakah kau buang wajahmu yang menyebalkan itu "
" Tidak "
Dan mengalihkan pandangannya menatap ke arah wanita itu.
" Kau adalah milikku "
Sedangkan Anjani yang sedang bersama kakaknya terus bercerita tentang banyak hal. Selang beberapa menit kemudian hp Anjani yang berada di atas meja berbunyi dan tertera nama Steve di sana.
" Kenapa dia menelpon tumben sekali "
Keneisha yang melihat handphone adiknya berbunyi bertanya
" Siapa yang menelfon mu? " dengan wajah penasaran.
" Steve "
Keneisha yang mendengar nama Steve mengernyit heran.
" Tumben sekali dia menelfon. Ada apa " dengan tatapan bertanya-tanya.
Anjani hanya mengangkat bahu dan mengangkat telfonnya.
" Ada apa? "
" Bisakah kau ke markas sekarang "
" Ada apa? Terjadi sesuatu? " khawatir
" Tidak hanya ada beberapa hal yang ingin lady tanyakan padamu "
Mendengar jawaban Steve membuat ia bertambah bingung. Apa yang ingin lady tanyakan. Pikir Anjani
" Baiklah aku kesana sekarang "
" Cepatlah kemari " dan memutuskan sambungan telefon.
Setelah sambungan terputus Anjani membereskan barang-barang nya. Keneisha yang melihat itu bingung.
" Ada apa? "
" Lady memanggilku ke markas sekarang "
" Baiklah kita pergi bersama "
langsung di angguki oleh Anjani dan setelah membayar mereka langsung pergi untuk menemui ladynya.
" Mau pergi ke mana mereka "
Temannya yang melihat pria itu menatap ke pintu ikut mengalihkan pandangannya, dan melihat Anjani dan kakaknya yang sedang bergegas dan memasuki mobilnya.
" Jadi dari tadi kau memperhatikan mereka berdua "
" Siapa yang kau maksud? "
" Gadis yang baru saja meninggalkan restoran ini kau tertarik pada mereka " menggoda temannya itu
" Apa yang kau bicarakan " Malas meladeni temannya itu.
" kemana mereka akan pergi misterius sekali"
Sedangkan di dalam mobil Anjani yang membawa mobil dengan kecepatan tinggi. Dan pikiran yang melayang karena bertanya-tanya tumben sekali ladynya memanggil dia ke markas pasti ada sesuatu yang penting. Pikir Anjani.
Karena lady mereka tidak pernah menghubungi mereka jika tidak penting karena ladynya tidak suka berbasa basi. Apalagi menyuruh mereka ke markas.
Sedangkan Keneisha menatap lurus kedepan seakan menerawang apa yang akan terjadi kedepannya.
" Apapun yang terjadi kami akan selalu bersamamu dan mendukung segala keputusan yang kau ambil selama itu tidak membahayakan dirimu "
Setelah berkendara memakan waktu hampir 1 jam. Mereka sampai di markas Red Moon.
Dan melangkah memasuki bangunan itu sesekali membalas sapaan anak buah mereka, dan mendapati Steve dan Nindi di ruang tamu dengan posisi Nindi yang masih memejamkan matanya.
Steve yang melihat mereka mempersilahkan mereka untuk duduk dan memanggil maid untuk membuatkan minuman untuk mereka.
" Ada apa lady memanggil saya. Apa ada masalah? "
Nindi membuka matanya dan memperbaiki posisi duduknya menghadap mereka bertiga.
" Kau kenal Robert? Apa dia bekerja sama dengan kita? "
Anjani tampak berpikir keras. Apa yang mereka maksud itu Robert black with. Pikir Anjani.
" Maaf lady apa orang yang lady maksud adalah pemimpin dari mafia black with? " Dengan ragu.
" Ya " Dengan suara dingin dan ekspresi datarnya.
" Mereka salah satu mafia yang bekerja sama dengan kita untuk persenjataan lady "
" Ada apa? Apakah ada sesuatu? " Tanya Keneisha karena merasa pembicaraan itu cukup serius.
" iya,, Robert adalah suami dari Anita dan ayah kandung Sandra "
" Baiklah batalkan kerja sama antara kita dan mereka dan kalian terus lah melatih kemampuan kalian " Dengan suara rendah penuh wibawa.
" Baik lady " mereka serentak.
Nindi pergi meninggalkan mereka bertiga di ruang tamu. Dengan ekspresi bingung terkecuali Steve Yang sudah mengerti maksud ladynya.
" Kalian akan membayar semuanya. Tunggu saja tanggal mainnya " tersenyum smirk.