NovelToon NovelToon
CINTA DI UJUNG PERPISAHAN

CINTA DI UJUNG PERPISAHAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / Konflik etika / Cinta Murni
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: ratu_halu

Alaric Sagara, tiba tiba hidup nya berubah setelah istri yang di cintainya pergi untuk selama lamanya karena malahirkan bayi mereka ke dunia.
Kepergian sang istri menyisakan trauma mendalam di diri Aric, pria yang semula hangat telah berubah menjadi dingin melebihi dingin nya salju di kutub utara..

Faza Aqila, sepupu mendiang sang istri sekaligus teman semasa kuliah Aric dulu kini statusnya berubah menjadi istri Aric setelah 3tahun pria itu menduda. Faza telah diam diam menaruh cinta pada Aric sejak mereka masih sama sama duduk di bangku kuliah.

Bagaimana kehidupan pernikahan mereka dan akankah Faza mampu membuka hati Aric kembali...

Happy Reading 💜
Enjoy ✨

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ratu_halu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ep 9

Tubuh Faza seperti kaku, rasanya tak mau berbalik untuk melihat seseorang yang Alena panggil dengan sebutan Papa itu..

"Papa kok ada disini ?" tanya Alena yang juga terdengar di telinga Faza..

"Iya, papa mau ikut Alena dan Tante Faza main di sini.." Jawab Aric sambil melirik ke arah Faza. Aric pandai menyembunyikan perasaan, padahal dia pun sama gugupnya dengan Faza.

"Tante, papa mau main sama kita.. Yeeee, akhirnya papa nggak sibuk lagi.." Alena lompat lompat kegirangan, ini pertama kalinya bagi Alena berlibur bertiga bersama Aric dan Faza, begitu pula bagi kedua orang dewasa itu..

"Faza..." Aric menyapa Faza, membuat Faza terpaksa harus membalikkan tubuh nya, ke arah Aric..

Aric tersenyum, sementara Faza merasa canggung membalas senyuman dari laki laki itu..

"Tante, Papa, ayo kita ke istana boneka.." Alena tiba tiba menarik tangan Aric dan juga Faza bersamaan..

Faza dan Aric saling bertatapan untuk sesaat, kemudian mereka langsung menyamakan langkah agar tidak terjatuh..

Mereka duduk bertiga dengan Alena yang berada di tengah-tengah, untuk sekilas ketiganya terlihat seperti keluarga yang bahagia..

Di dalam wahana itu, Alena terus berceloteh seperti takjub. Memang semalam Mama Dian sudah memberitahu bahwa mereka akan ke taman hiburan itu. Dan Mama Dian pun sudah menjelaskan dengan singkat wahana wahana apa saja yang tersedia disana dan tentu nya yang Kids Friendly..

Sementara Faza, dia sibuk dengan pikiran nya. Kenapa Mama Dian punya rencana seperti ini yang bahkan sampai tak terpikir oleh Faza..

Faza benar-benar canggung, untuk bergerak saja Faza jadi merasa tak nyaman. Padahal sebelum Aric datang Faza merasa senang bisa sedikit menghilangkan kenyataan pahit di dunia nyata.

"Setelah ini kita kemana ?" tanya Aric entah pada Alena atau Faza, karena tatapannya mengarah pada Faza namun berbicara di dekat telinga Alena..

"Kita makan dulu, ya, pah.. Alena laper.."

"Oke.." Jawab Aric yang sama sekali tidak memutus pandangannya dari Faza, membuat Faza jadi salah tingkah..

Alena ingin makan Ramen, Faza dan Aric pun menuruti apa yang gadis kecil itu mau..

"Kamu mau pesan apa, Faza ?" tanya Aric

"Aku pesan minum aja, Mas." jawab Faza

"Ih, tante.. Dari semalam Alena ajak makan malam tante bilang nya belum laper, sarapan pagi juga tante bilang belum laper, tante ini kok nggak laper laper, sih.." Alena protes panjang lebar dengan suara cempreng nya, sementara Faza justru seolah tengah di kuliti karena Aric langsung memberinya tatapan dingin seperti marah yang di pendam..

"Jadi Tante Faza belum makan dari semalam ?" tanya Aric ingin mendengar lebih jelas..

"Iya, pah.." Jawab Alena polos..

Aric terlihat menghembuskan nafas panjang, "Kamu nggak ada alergi makanan, kan ?" tanya Aric kemudian

"Tante Alergi dengan seafood, pah.. Masa papa nggak tau.." Bukan Faza yang menjawab, justru Alena yang sejak tadi terus menjawab pertanyaan Aric..

Aric membeku sesaat, ternyata banyak yang Aric tidak tahu tentang Faza. Tentu saja, Setahun ini tidak ada yang pernah benar-benar Aric lakukan selain untuk Alena..

"Ya sudah, Papa pesankan yang pakai Beef saja, ya.." Aric pun bangun dari duduknya dan langsung memesan beberapa menu..

Setelah itu, Aric kembali duduk. Kali ini Aric memilih duduk di samping Faza, jadi Faza duduknya di apit oleh Alena dan Aric..

"Kenapa, hum ?" tanya Aric pada Faza sambil menatap Faza dengan intens. Mumpung Alena sibuk dengan Ipadnya, aric meminta penjelasan dari Faza..

"Apanya yang kenapa ?" Jawab Faza seraya mengalihkan pandangan ke sisi lain, tak sanggup rasanya berlama-lama saling tatap dengan laki-laki itu.

"Lihat kesini, aku sedang bicara!" Titah Aric membuat Faza sekali lagi terpaksa harus menatap Aric. Jantung Faza terus berdebar, detaknya semakin lama semakin cepat saja..

"Tidak ada alasan, aku hanya sedang malas makan. Itu saja.." Jawab Faza namun jelas tak memuaskan Aric.

"Aku belum puas dengan jawaban kamu, kita bahas ini saat pulang nanti.."

Hari ini sungguh sangat melelahkan, Alena sudah tertidur di gendongan Aric.

Aric dan Faza sudah berada di parkiran, "Kunci mobilnya.." Pinta Aric sambil menadahkan tangan.

Faza merogoh tas lalu memberikan kunci mobil pada Aric.

Aric menidurkan Alena di kursi belakang, "Hei, duduk di depan.." Ucap Aric pada Faza saat perempuan itu mau naik di jok belakang bersama Alena.

"Nanti kalau Alena jatuh bagaimana ?"

Aric tau, itu hanya alasan Faza..

"Tidak, aku akan bawa mobil dengan hati hati.." Jawab Aric

Faza pun akhirnya menutup pintu mobil belakang dan sekarang dia sudah duduk di samping Aric..

"Astaga..Kenapa jadi susah sih.." Gumam Faza sambil menarik-narik seatbelt yang sepertinya tersangkut..

Aric tersenyum, lalu memegang seatbelt yang masih di pegang Faza, reflek Faza menarik tangan nya yang bersentuhan dengan tangan Aric yang hangat..

"Pelan-pelan..." ucap Aric di depan wajah Faza membuat pipi Faza langsung bersemu merah..

KLIK!

Bunyi suara dari Seatbelt yang sudah terpasang..

Aric kembali tersenyum lagi ketika melihat Faza malah jadi patung tak bergerak..

Karena sudah kelelahan juga, Aric pun tak melanjutkan menggoda Faza..

"Tidurlah, nanti aku bangunkan saat sudah sampai.." Kata Aric pada Faza yang terus menguap sejak tadi. Perjalanan pulang mereka sepertinya akan lebih lama sebab kemacetan mulai terlihat bahkan dari kendaraan mereka keluar parkiran taman hiburan..

"Nggak, terimakasih. Aku nggak terbiasa tidur di mobil." Kata Alena tanpa melihat ke arah Aric, Faza hanya terus melihat ke luar jendela..

Sesampainya mereka di rumah, Papa Surya langsung membantu Aric menggendong Alena..

Tak berselang lama, Aric kembali pamit.

"Aric langsung pulang ya, mah. Besok ada Meeting pagi." Ujar Aric dengan Wajah kelelahan.

Mama Dian memberikan kunci mobil Aric karena saat di taman hiburan tadi Mama Dian membawa kendaraan putra nya itu untuk pulang..

"Kamu hati hati, jangan ngebut.. Kalau sudah sampai rumah kabari mama.."

Aric mencium punggung tangan Mama nya,

"Aku pulang, mah.." Kata Aric sekali lagi saat kendaraan nya mulai melaju perlahan.

"Ya, hati hati.." Mama Dian melambaikan tangannya

Sepanjang perjalanan Aric senyum-senyum sendiri, Aric sudah lupa rasanya jatuh cinta. Mungkin seperti inilah rasanya, jantungnya berdebar tak karuan, gugup, canggung bahkan hanya untuk menggenggam tangan Faza saja Aric tak kuasa..

Meskipun ingin, tapi Aric tak mau terburu buru, sudah cukup kontak fisik mereka tadi pagi yang begitu intens dan memabukkan bagi Aric..

Sesampainya di rumah, Aric langsung di sambut Bik Erna..

"Mau langsung mandi atau makan dulu, tuan ?" tanya Bik Erna,

Namun kali ini Aric tak langsung menjawab, dia merenung sambil menatap Bik Erna dengan tatapan entah..

"Kenapa, Tuan ? Apa saya salah bicara ?" Melihat tatapan Aric yang seperti itu membuat nyali Bik Erna ciut, padahal perempuan setengah tua itu yakin tak melakukan kesalahan apapun..

"Iya bibi Salah, seharusnya yang bertanya seperti itu ketika aku pulang ke rumah buman bibi, tapi Faza, istriku.."

Mendengar jawaban Aric, membuat bibir si bibi bergerak-gerak menahan tawa nya sekuat tenaga..

"Loh, kan selama hampir 5 tahun saya yang selalu melakukan nya, tuan. Apa Tuan sudah lupa ?!"

Aric tak menjawab, "Biar saya saja. Mulai sekarang jangan pernah bertanya seperti itu lagi saat saya pulang ke rumah!"

Setelah memperingatkan si bibi, Aric langsung naik ke lantai atas menuju kamar nya.

Sesampainya di kamar, Aric langsung menjatuhkan diri di kasur. Pandangannya lurus tertuju ke langit-langit kamar..

"Bodoh! Terlalu bodoh kau Aric! Bisa bisa nya kau melewatkan waktu setahun tanpa berinteraksi dengan istri mu sendiri! Gila kau!!" Batin Aric merutuk diri nya sendiri..

Awalnya Aric juga tak mengerti kenapa saat bangun tidur tadi pagi hati nya merasa kosong. Tapi Aric langsung yakin ini ada hubungan nya dengan Faza.

Melihat tidak ada lagi barang-barang Faza di kamar mereka, membuat hati Aric jadi gelisah. Aroma tubuh bercampur dengan aroma Parfum Faza yang manis tanpa sadar sudah membuat Aric candu.

Aroma manis itu masih tertinggal di kamar mereka, membuat Aric jadi tiba tiba rindu pada sepemilik harum..

Entah datang dari mana, tapi perasaan takut kehilangan tiba tiba juga muncul begitu saja. Buku Nikah yang kemarin Faza tinggalkan di atas meja rias bahkan tak berani Aric sentuh. Aric membiarkan buku itu tetap di sana seperti saat Faza meninggalkan nya.

Aric tiba tiba bangun, lalu berjalan ke arah nakas di samping tempat tidur..

Di bukanya laci kedua nakas, lalu mengambil benda kecil dari dalam nya..

Aric segera memakai benda kecil itu di jari manisnya, lalu mengecup benda itu dalam dan lama..

"Semoga aku bisa memperbaiki hubungan kita."

1
Lisa
Puji Tuhan Faza ditemukan Aric..
Lisa
Aku mampir Kak
Lisa: Suka Kak 😊
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!