NovelToon NovelToon
Bride Of The Fate

Bride Of The Fate

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Duda / CEO / Beda Usia / Mengubah Takdir / Romansa
Popularitas:589
Nilai: 5
Nama Author: Rustina Mulyawati

Anya Safira adalah gadis berusia 20 tahun. Ia bekerja sebagai petugas kebersihan di sebuah hotel. Suatu hari Anya tengah membersihkan kamar hotel yang sudah ditinggalkan oleh tamu. Namun, Seketika seorang pria masuk dan menutup pintu serta menguncinya. Pria itu mabuk dan tidak sadar kalau ia salah masuk kamar.

Melihat tubuh seksi Anya pria tersebut tidak tahan dan segera mendorong tubuh Anya ke atas ranjang. Pria itu pun naik dengan hasrat yang tidak tertahankan. Anya yang ketakutan hendak berteriak. Namun, pria itu segera membekap mulut Anya sambil berbisik.

"Jangan berteriak. Aku akan memberimu satu miliyar asal kau layani aku, " bisiknya.

Anya yang memang sedang membutuhkan uang, tidak pikir panjang dan menerima tawarannya. Dan disitulah awal dari semuanya.

Anya tidak tahu, kalau pria itu adalah tuan Elvaro. Duda kaya raya seorang Presdir perusahaan ternama YS.

Lalu, apakah yang akan terjadi selanjutnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rustina Mulyawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 9 Ciuman Pertama Aiden.

 Malam ini Aiden berdandan dengan sangat rapih. Ia menunggu Amira di depan pintu lobi apartemen tempat Amira tinggal. Entah kenapa ia merasa sangat gugup. Aiden sangat deg deg gan saat ini. Ketika melihat Amira turun dan keluar dari pintu lobi apartemen, ia melihat wanita pujaannya itu berdandan sangat cantik dengan gaun abu-abu kerlap kerlip. Aiden sampai ternganga melihat kecantikan Amira.

 "Maaf yah, Pak Aiden harus menunggu begitu lama, " ucap Amira.

 "Tidak. Sama sekali tidak. Kamu cantik sekali, " balas Aiden tidak sadar mengatakannya.

 Pandangan Aiden seakan sulit untuk dialihkan dari wajah Amira. Ia tidak berhenti menatapnya semenjak keluar dari pintu lobi apartemen.

 "Kita jalan sekarang?" tanya Amira.

 "Oh iyah. Maaf. Tunggu sebentar!"

 Aiden segera membuka kan pintu mobil untuk Amira. Amira pun dengan senang hati langsung naik ke dalam mobil.

 Selama di dalam mobil Aiden sesekali melirik ke arah Amira. Ia terlihat sangat gugup. Sebenarnya Aiden ingin membuka obrolan tapi ia tidak tahu harus ngomong apa.

  "Pak Aiden?"

  Amira membuka obrolan untuk menghilangkan keheningan dan kecanggungan diantara mereka.

  "Iyah?"

 Aiden menjawab dengan cepat.

  "Apa sesuatu terjadi di rumah? Masalahnya tadi Pak Elvaro sampai membatalkan janjinya karena harus pulang. Saya penasaran apakah ada masalah di rumah?"

  "Tidak. Tidak ada masalah. Sebenarnya Nenek datang. Nenek bilang dia ingin tinggal di sini mulai sekarang. Makannya Ayah langsung bergegas pulang untuk menemuinya, " jelas Aiden.

  "Ahhh.. begitu rupanya. Syukurlah. Saya pikir sesuatu terjadi."

  "Ngomong-ngomong, apa kamu sudah tahu?"

 "Apa?"

 "Ayah berencana untuk menikah lagi. Tapi, kami belum tahu siapa wanita itu."

 "Apa? Pak El akan menikah?" sahut Amira begitu terkejut.

 "Iyah."

 Mendengar kabar itu Amira sungguh tercengang. Apa maksud dari semua ini? Tadi pagi ia ingin menjodohkan Amira dengan Aiden. Dan sekarang Elvaro akan menikah. Sungguh sesuatu yang tidak bisa diduga oleh Amira.

  [Tidak. Jika Pak El menikah. Maka mungkin akan sulit bagiku untuk selalu bertemu dengannya lagi. Tapi siapa yang ingin dinikahinya. Kenapa aku sama sekali tidak tahu. Tidak, aku tidak boleh membiarkan ini terjadi. Jika ada wanita lain yang akan masuk ke keluarga Sugito. Maka, aku pun harus bisa masuk ke sana. Aiden? Benar. Aku akan menikahinya. Dengan begitu, aku bisa terus bersama dengan Pak Elvaro. "] Bathin Amira.

    " Apakah kamu tahu Pak Aiden? Siang tadi, Pak Elvaro bicara dengan saya, " ucap Amira.

 "Bicara tentang apa?" tanya Aiden penasaran.

 "Dia ingin saya menikah dengan Anda."

     Cekiiiit!

 Aiden menginjak rem dengan sekaligus karena terkejut. Ia membulatkan kedua bola matanya dan menatap Amira dengan tersipu malu.

 "Sungguh?"

 Amira mengangguk kecil.

 "Lalu, apa jawabanmu? " tanya Aiden semakin gugup dan penasaran.

  "Saya menolaknya. Saya pikir, saya tidak cukup baik untuk anda. Dan saya terlalu tua untuk anda. Tapi, saya berubah pikiran. Saya pikir anda adalah pria baik yang ingin saya miliki. Apakah anda mau menikah dengan saya?"

   Tiba-tiba saja wajah Aiden memerah. Ia terdiam kaku seperti patung. Jantungnya berdegup sangat kencang. Nafasnya seakan berhenti sejenak.

  "Pak Aiden? Anda baik-baik saja?" tanya Amira.

 "Iyah. Kurasa aku akan mati."

 "Maaf?"

 "Jantungku berdetak terlalu cepat. "

  Amira tertawa kecil mendengar ucapan Aiden. Dengan berani Amira pun mengambil tindakan besar. Ia memanfaatkan cinta Aiden. Ia meraih kedua pipi Aiden dengan lembut. Dan menatap Aiden kedua mata Aiden.

 "Maafkan saya jika saya lancang. Tapi, saya tidak bisa menahannya lagi."

  Amira pun mendekat dan mencium bibir Aiden dengan lembut. Aiden tidak menolak dan semakin lama, ia pun membalas ciuman pertamanya itu dengan senang hati.

         ***

  Pagi ini. Dita terlihat sangat senang setelah mendengar kabar bahwa Elvaro akan menikah lagi. Ia sedang melihat-lihat majalah tentang baju pengantin model terbaru untuk menantu perempuannya. Ia berencana akan membuat pernikahan yang megah untuknya.

 Elvaro yang baru saja keluar dari kamar melihat Dita yang sedang asik ngobrol dengan seorang desainer terkenal.

  Setelah Dita merasa puas dan sudah mempersiapkan rencananya serta sudah memilih konsep pernikahan zaman now. Desainer itu menyetujui pesanannya.

 "Terima kasih, Nyonya. Saya tidak akan mengecewakan anda. Saya akan mempersiapkan semuanya dengan sangat baik, " ucap desainer itu.

 "Tentu saja. Kamu harus membuat gaun yang mewah dan elegan. "

 "Mmm... tapi Nyonya sebelum itu sebaiknya anda membawa menantu anda berkunjung ke butik saya untuk di ukur. Supaya nanti gaunnya tidak kebesaran atau pun kekecilan," saran desainer itu.

 "Oh iyah. Kamu betul juga. Baiklah lusa kami akan datang, " ucap Dita asal ngomong saja.

 "Baiklah. Nyonya saya akan menunggu anda dan menantu anda. Kalau begitu saya permisi Nyonya. "

 Desainer itu berpamitan setelah urusannya selesai.

  Elvaro ternganga tidak percaya Dita melakukan semua ini tanpa sepengetahuannya. Padahal pernikahan ini juga belum pasti terjadi.

 "Mah? Apa ini semua?" tanya Elvaro.

 "Tentu saja mempersiapkan pernikahanmu. Mamah mau pernikahan yang mewah dan elegan untuk menantu Mamah. Walaupun Mamah udah tua tapi Mamah tahu gaya zaman now. Jadi, kamu gak perlu khawatir. "

 "Mah! Aku kan sudah bilang ini belum pasti. Aku masih menunggu kabar dari dia. Aku belum tahu dia mau menerima aku apa nggak. "

 "Sudah tidak usah dipikirkan. Mamah punya firasat kalau dia pasti akan menerima kamu."

 "Masalahnya, jika dia mau juga belum tentu Mamah mau menerimanya. "

 "Kenapa?"

 "Karena dia masih sangat muda. "

 "Kalau begitu bagus sekali. Dia masih bisa memberikan dua sampai tiga cucu perempuan. Itu sangat bagus, " ujarnya lagi malah semakin senang.

 "Mah?"

 "Sudah sudah. Pokoknya lusa kita harus pergi membawa menantu kita ke butik. Jadi hari ini atau lusa kamus harus memastikan keputusan dia, " kekeh Dita.

 Elvaro hanya bisa menghela nafas kasar dengan apa yang dilakukan Dita.

    Drrttt... Drrrt... Drrtttt

 Elvaro merogoh saku celana santainya. Dan melihat nomor tidak dikenal. Elvaro pun segera mengangkat panggilan tersebut karena berpikir mungkin itu dari Ranti.

  "Hallo? Dengan siapa ini?"

 [Hallo,tuan Elvaro Sugito? Saya Ranti Ibunya Anya. Maaf karena saya menelpon anda sepagi ini. ]

 "Oh, Bu Ranti? Tidak kok, Bu. Malah saya sudah lama menunggu telepon dari Ibu."

 [Begini tuan. Anya katanya bersedia menikah dengan anda.]

 "Sungguh? Ini berita yang sangat bagus. Baiklah, besok saya akan kesana untuk menjemput Anya dan sekeluarga, " sahut Elvaro penuh semangat dan terlihat senang sekali.

 [Baiklah tuan. Kalau begitu kami tunggu kedatangannya. ]

   "Iya, Bu. "

      Tut!

 "Siapa tuh? Ayah kelihatannya senang sekali."

 Bima ternyata sedari tadi menguping Elvaro di belakangnya. Elvaro terkesiap kaget karenanya.

  "Bima? Gak sopan tahu nguping pembicaraan orang tua seperti itu!" Elvaro menasehatinya.

 "Bima gak nguping Ayah. Cuma kebetulan denger aja. Jadi, siapa dia? Kok Ayah kek senang kebangetan. Oh.. aku tahu! Dia pasti wanita yang ingin Ayah nikahi, kan? Pantes aja kesenengan gitu!" terka Bima mendelik kan kedua matanya karena masih belum bisa menerimanya.

   "Benarkah? Dia wanita yang ingin kamu nikahi?"

  Dita berlari kecil dari arah dapur menghampiri Elvaro dan Bima dengan penuh semangat.

 "Mamah? Jangan lari begitu. Nanti Mamh jatuh! " ujar Elvaro.

 "Apa katanya? Cepat katakan! " sahut Dita begitu antusias.

 "Besok, aku akan menjemputnya ke sana. "

 "Tidak. Apa maksud kamu akan menjemputnya sendirian. Besok kita pergi sama-sama. Bima dan Aiden juga harus ikut. Kita akan langsung melamarnya."

 "Mah?"

 "Kamu ini! Tunggu apa lagi? Cepat ganti baju. Kita pergi ke toko perhiasan untuk membeli cincin."

 Dita begitu senang sampai terburu-buru sekali. Elvaro dan Bima hanya bisa terdiam dan menurut. Mereka sama sekali tidak bisa menolak keinginannya itu.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!