NovelToon NovelToon
Langit Senja

Langit Senja

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Idola sekolah
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: nduk ayu

sekolah tinggi, lulus, kerja, punya rumah, menikah, hidup bahagia. ternyata hidup tak sesederhana itu, tak semanis susu vanila favorit nya, tak seindah langit. namun, sangat menakjubkan seperti senja.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nduk ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cerdas cermat berhadiah

 " lapisan atmosfer yang jaraknya bersentuhan langsung dengan bumi, Din.."

 " saya pak."

 Langit kembali mengacungkan tangannya, kalau di lihat-lihat, Langit ini lumayan cerdas orangnya, Senja menolak lupa saat ulangan remidi bersama Langit pada mapel fisika kimia. Di hari pertama nya, cowok itu berhasil mengikuti ulangan dengan baik, bahkan hasilnya nyaris sempurna. Mengalahkan Anggi, si peringkat ketiga di kelas.

  " troposfer."

  Gila! Langit menjawabnya tanpa berpikir, bahkan sebelum pak Nanda menyelesaikan kata terakhir dari pertanyaan nya.

  " kamu yakin? kalau salah, point mu dan Senja di kurangi loh." pak Nanda bermain dengan keyakinan Langit, mencoba mengecohnya agar ragu dengan jawabannya.

  " saya yakin, pak."

 " Senja? Kalau sampai salah nilai kalian hangus loh." pak Nanda berganti mengecoh keyakinan nya.

 " iya pak, jawabannya troposfer."

 " baiklah, 10 point di tambahkan pada kelompok Senja dan Langit." kelas menjadi gegap gempita, 30 point lagi, senja dan Langit bisa memenangkan uang 100 ribu yang pak Nanda tawarkan.

  " yang lain ayo dong, masa kalah jauh sama Senja dan Langit."

  " percuma pak, kalau sama senja mah angkat tangan kita " celetuk Aldo, salah satu teman kelasnya yang reputasi nya tengah-tengah, tidak nakal tidak juga pendiem.

  " nah, maka dari itu kamu harus semangat Do, masa mau kalah sama Senja. Payah Aldo."

  " sudah pak, tapi emang Senja nya aja yang nggak mau ngalah sama cowok." pak Nanda tertawa di susul oleh suara tawa teman sekelasnya.

  " cewek mana ada yang mau ngalah sih, Do."

  " nah, itu pak Nanda tau." suara tawa kembali mengudara, memang pak Nanda sama Aldo ini klop banget di manapun mereka bertemu. Bahkan di luar jam pelajaran, saat ketemu di luar kelas, mereka sempat-sempatnya bercanda hingga memancing tawa orang-orang di sekitarnya.

  Sedang Senja, sesekali melirik langit, meneliti ekspresi cowok itu. Senja tau apa yang sedang menimpa Langit, tapi cowok itu bersikap seakan dirinya baik-baik saja.

  Kehilangan saudara memang sangat menyakitkan, apalagi karena perundungan yang diterima di kampusnya. Iya, catat baik-baik. Kakak Langit memang meninggal setelah mengalami perundungan di kampusnya. tempat yang seharusnya menjadi tempat teraman untuk mahasiswa nya, malah berbalik merenggut nyawa salah satu mahasiswa nya.

  Kasusnya seakan-akan di tutup-tutupi oleh pihak kampus, bahkan setelah sidang kemarin, kasus nya cukup rumit, sehingga sidang di tangguhkan. Katanya bukti-bukti dari pihak korban kurang kuat. Padahal sudah jelas video dan wajah-wajah pelakunya.

  " itu ujung-ujungnya minta di sumpal uang, Senja." komentar bang Rio suatu ketika, saat ia menceritakan hasil sidang waktu itu.

  " Lo tau kan, betapa bobroknya pemerintahan kita saat ini, muak banget gue. untuk meminta keadilan saja si korban yang harus keluar uang, mana katanya sila kelima, apa Pancasila kita sudah mati ya." tak jauh berbeda dari komentar yang menyerbu artikel nya, semuanya menyalahkan kebijakan pemerintah yang di luar nalar.

  " udah ngeliatin gue nya? Terlalu cakep ya gue? kenapa nggak jadi pacar beneran nya gue aja sih, Lo bisa ngeliatin ketampanan gue sepuasnya."

  Senja memutar bola matanya, berusaha menyembunyikan keterkejutan nya karena ketahuan ngeliatin Langit.

  " atau gue terlalu pinter? Lo takut kesaing sama gue?"

  " iya, pinter. Tapi Lo masih belum cukup untuk buat gue takut kesaing." Senja kembali memfokuskan dirinya pada pak Nanda, agar Langit tidak memiliki celah untuk memprovokasi nya.

   Percaya atau tidak, berpura-pura tegar saat hati kita sedang hancur itu perlu energi yang sangat besar. Karena luka yang tidak terlihat itu jauh lebih mematikan dari apa yang kita kira.

  Sebagai teman, Senja hanya perlu selalu ada saat Langit membutuhkan nya. Tapi, apa yang bisa ia lakukan? Ia terlalu gengsi untuk terlihat peduli pada cowok itu. Tapi, di sisi lain ia juga sangat mengkhawatirkannya.

  Satu persatu anak-anak dari kelas sebelah sudah mulai meninggalkan kelas nya, tepat saat cerdas cermat berhadiah yang sering pak Nanda gunakan untuk mengisi kebosanan akan segera berakhir. Sebuah kertas jatuh dari jendela yang ada di sebelahnya.

  Senja menaikkan sebelah alisnya, ia juga tau kalau Langit juga menyadarinya. Senja tidak menemukan siapapun yang ia curigai sebagai pelakunya.

  " tolong baca pesan gue " ~ Noval.

  " ngotot banget ya dia, apa dia tau kalau kita pura-pura?" nada bicara Langit langsung membuat senja tersinggung.

  " gue nggak ada waktu ya bahas hal beginian sama dia, sama sekali nggak penting "

  " bagus deh kalau gitu, gue jadi bisa ngerjain dia terus." Senja tidak menggubris perkataan Langit yang sama sekali nggak penting menurut nya, ia juga nggak berniat untuk membaca pesan dari Noval pada awalnya.

  Tapi tanpa sengaja pesan itu langsung muncul begitu saja saat ia menghidupkan layar ponselnya.

  " dinner yuk, itung-itung bentuk terima kasih Lo sama gue😄, bercanda ya, Senja. Jangan Lo masukin hati, tapi ajakan gue serius. Nggak usah kasih tau pacar Lo yang super posesif itu, bisa-bisa Lo nggak punya teman."

 Senja menghela nafas kesal, ini yang dia hindari setiap Noval menawarkan bantuan padanya, pasti ada niat terselubung di balik nya.

  " Langit, Senja! silahkan maju ke depan." suasana riuh oleh tepuk tangan seisi kelas yang mengiringi langkah mereka.

  Pak Nanda mengeluarkan dompetnya, dan itu memantik sorakan seisi kelas yang semakin memekakkan telinga, hingga pak Nanda memberikan gestur untuk diam, barulah suara mereka berangsur kondusif dan hanya tersisa sepatah kata yang menggoda nya dan juga Langit.

  " kok cie cie, memangnya kalian pacaran." nada menggoda pak Nanda membuat suasana kelas kembali bising.

  Semuanya seakan berebut untuk menjawab nya." iya pak, mereka memang pacaran."

  Jangan tanya lagi, wajah senja sudah memerah karena kalimat-kalimat yang menyentil hubungan mereka semakin intens terdengar. Apalagi ekspresi pak Nanda yang seakan ikut menggoda nya.

  "stttt..." pak Nanda kembali memberikan gestur untuk diam." nggak apa-apa, sebagai penyemangat di sekolah ya, asal jangan sampai mengganggu konsentrasi belajar dan jangan melakukan hal-hal di luar batas."

  Pak Nanda mengulurkan uang seratus ribu kepada Langit." di bagi dua ya. Ingat Langit, Senja! Pacaran boleh, asal kalian mengerti batasan di usia kalian yang sekarang, oke!"

  " baik pak." suaranya dan suara Langit teredam oleh bising nya suasana kelas, bahkan setelah pak Nanda membubarkan kelasnya, sebagian siswa masih sibuk menggoda dirinya dan juga Langit.

  " kalian tuh cocok banget ya, sama-sama pinter, gue juga mau dong punya pacar kayak gitu." celetuk Siskae, cewek tercentil dan terempong yang ada di kelasnya. Tapi dia tidak menyebalkan seperti Bintan dan geng nya.

 " emang Lo pinter, Sis?" celetuk Aldo.

 " ye gue pinter ya, cuma nggak di asah aja." sewot nya.

 Senja yang memang tidak nyaman sejak tadi semakin tidak betah berada di kelas." buru-buru amat, mau kemana sih?" Langit memperhatikan Senja yang memiliki menggeser kursinya untuk keluar dari pada menunggu Langit selesai beberes.

  " udah jam pulang kan? Jadi, gue mau pulang. Kalau Lo mau nginep di sini ya suka-suka Lo!" Tak menunggu Langit bersuara lagi, Senja memilih melangkah lebar-lebar keluar kelas, sebelum mood nya semakin memburuk.

1
Vanillastrawberry
heh langit! ambil kesempatan dalam kesempitan /Facepalm/
Vanillastrawberry
Langit pliss, nggak boleh bar bar ya🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!