Irgi beralih menatap Humaira.
Wajah calon istrinya itu sangat polos tanpa make up sama sekali. Tubuhnya juga dibalut baju gamis panjang serta jilbab pink yang menutup bagian dadanya. Dia sungguh jauh berbeda dengan pacarnya yang bernama Aylin.
Selain memiliki wajah yang cantik, Aylin pandai berdandan serta modis dalam berpenampilan. Kepopulerannya sebagai influencer dan beauty vloger membuat Irgi sangat bangga menjadi kekasihnya.
Namun wasiat perjodohan mengacaukan semuanya. Dia malah harus menikahi gadis lain pilihan kakeknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Ink, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Shopping Date
Mobil Irgi mulai melaju dengan santai menuju pusat perbelanjaan yang terdekat dari perumahan. Sebelumnya, Humaira sudah mengingatkan suaminya supaya tidak sembarangan mengemudi dan mematuhi rambu-rambu lalu lintas.
Sambil menyetir, sekilas Irgi melihat penampilan Humaira yang duduk di jok sebelah. Saat itu sang istri memakai baju terusan dengan model sederhana berwarna kopi susu. Irgi ingat, baju itu adalah salah satu barang seserahan pernikahan mereka. Tak disangka, baju itu sangat cocok dipakai oleh Humaira.
Sementara itu, orang yang diperhatikan terus menatap layar ponsel sambil mengetik sesuatu. Humaira sedang survey harga barang-barang yang akan ia beli lalu menghitung perkiraan jumlahnya.
"Kurang lebih kita harus siapin uang segini." Humaira menunjukkan layar ponselnya pada Irgi.
"Kamu yakin?" Irgi menatap sekilas angka itu lalu kembali fokus pada kemudinya.
Ia sebenarnya terkejut melihat angka yang ditulis istrinya. Nominal itu terlalu besar.
Mungkin, tidak lama lagi uang pemberian dari mama akan habis.
"Kamu percaya aja, wanita lebih cerdas mengelola keuangan." ujar Humaira santai.
"Banyak juga yang boros!"
Sang istri langsung menatap tajam suaminya.
"Gak usah ngajak berdebat!"
"Bukan mau berdebat, faktanya memang begitu."
"Ya udah, Kamu aja yang belanja biar hemat."
"Jangan marah, aku cuma nyesel aja belum bisa ngasih uang nafkah buat Kamu. Harusnya aku bertanggung jawab sama semua kebutuhan Kamu."
Kali ini Humaira tidak menyaut kata-kata yang keluar dari mulut Irgi. Beberapa saat gadis itu diam dan hanya menatap jendela mobil.
Humaira sering berpikir dalam hati, apakah perlu mereka mengobrol? Mengingat lima bulan ke depan mereka akan kembali menjadi orang asing.
Sebenarnya banyak hal yang ingin ia ketahui langsung dari suaminya tapi Humaira selalu ragu untuk mendekat. Dia takut akan terjebak dalam perasaan yang tak semestinya.
"Kok diem? Kamu gak balas omongan aku?" Irgi menginjak rem mobil pelan.
Mereka telah sampai di lampu merah.
"Channel Youtube Kamu, apa namanya?"
Humaira mencoba membuka topik baru.
Dia takut menyinggung perasaan Irgi bila terus membahas masalah uang.
"Oo, coba kamu cari, namanya 'The Brothers Show'. Aku sama dua temenku udah bangun channel itu selama dua tahun. Subscribe ya!"
Wajah Irgi sangat sumringah ketika sang istri mulai tertarik dengan profesinya sebagai seorang konten kreator, tidak seperti orangtuanya sendiri yang tidak yakin akan pilihannya.
Ia terus menatap istrinya dan tidak sabar menunggu reaksi positif darinya.
Tak perlu waktu lama, Humaira dengan mudah menemukan channel yang dimaksud.
"Apa Kamu musisi?" Sang istri memutar salah satu video yang ada di sana.
Dalam video itu Irgi duduk bertiga dengan dua orang temannya sambil mengcover sebuah lagu populer. Dari gayanya, Irgi terlihat cukup lihai memainkan alat musik gitar yang dipangkunya.
Sebuah senyuman manis terbit di siang hari.
"Keren kan, aku? Aku jago main gitar dari SMP." Ucap Irgi bangga.
"Oiya?"
"Iya lah. Eh, Kita udah sampe."
Mobil langsung memasuki area parkir di sebuah deretan ruko. Tak jauh dari lokasi itu, ada juga pasar modern yang bisa dituju cukup dengan berjalan kaki.
"Ke toko ini dulu aja." Humaira menunjuk sebuah toko elektronik yang sangat luas dengan deretan produk yang beragam.
Irgi mengikuti langkah kaki istrinya dari belakang. Matanya berkeliling melihat banyak sekali mesin cuci dari berbagai merek yang dipajang di sana. Di sebelahnya ada juga deretan kipas angin serta televisi dengan beragam ukuran.
Irgi berjalan lebih cepat menyesuaikan irama kaki Humaira yang sangat lincah dan terus berpindah-pindah tempat.
Sampailah istrinya di sebuah sudut yang berisi aneka peralatan dapur dan alat-alat makan yang lengkap. Humaira begitu antusias melihat-lihat dan mengamati barang-barang di sana. Sampai ia menemukan dua buah magic com canggih dengan dengan bentuk yang unik.
"Bagus yang mana?" tanya Humaira pada Irgi.
"Sama aja. Yang penting fungsinya kan?"
Irgi tidak benar-benar memperhatikan kedua barang itu.
"Iih, ditanya!"
"Ya udah yang item aja biar gak keliatan kotor."
"Yang putih aja lah, terlihat lebih elegan kayaknya."
Tangan Humaira menunjuk magic com pilihannya sambil tersenyum.
Irgi hanya bisa menghela nafas melihat sikap istrinya.
Berada di antara barang-barang elektronik keperluan rumah tangga seperti itu, Irgi merasa benar-benar sedang menjalani sebuah rumah tangga yang belum pernah terpikirkan sebelumnya.
Ia masih tidak percaya telah menikah.
Biasanya dia hanya pergi ke toko alat musik, toko olahraga, membeli pakaian di distro atau terkadang pergi ke minimarket untuk membeli cemilan. Kali ini tujuannya sangat berbeda.
Irgi melihat Humaira dari kejauhan. Gadis itu terlihat sedang mengamati salah satu mesin cuci yang ada di sana. Di sebelahnya ada seorang pelayan toko yang mendampingi dan menjelaskan spesifikasi produknya.
Irgi menepi lalu duduk di sebuah kursi untuk membuka ponselnya. Dia sangat kaget mendapati banyak pesan yang masuk tanpa ia ketahui. Ada tujuh panggilan juga dari kekasihnya. Rupanya ia lupa mengubah pengaturan ponselnya yang masih dalam mode senyap.
Irgi langsung membuka empat pesan beruntun dari Aylin.
[ Ini apa maksudnya, Sayang? ]
Aylin mengirim sebuah foto pernikahan yang sepertinya tidak asing bagi Irgi. Baju pengantin putih-putih, mempelai wanita yang berhijab, juga keluarga besarnya.
[ Kamu nipu aku ya? ]
[ Kamu jahaaatttt Irgi!!! ]
[ Kita PUTUS aja!!! ]
Pesan-pesan itu langsung menghujam tajam ke inti jantungnya, dadanya tiba-tiba terasa sangat sesak seperti tidak ada oksigen lagi yang masuk ke paru-parunya.
...****************...
hmm covernya bagus kak