NovelToon NovelToon
Shadows In Motion

Shadows In Motion

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: KiboyGemoy!

Karya Asli By Kiboy.
Araya—serta kekurangan dan perjuangannya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KiboyGemoy!, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 9

Ruang Ballet.

Suasana hening kian menghempit di kala seluruh para anggota ballet selesai pada latihannya. Naya sudah berganti pakaian, melakukan pemanasan terlebih dahulu.

Selesai melakukan pemanasan, Naya berjalan ke arah Devan yang baru saja berganti pakaian.

"Devan, lakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum kita melakukan langkah pertama," ucap Naya lembut, disertai senyuman yang tidak pernah pudar dari wajahnya.

Devan mengangguk, berdiri di depan kaca yang lebar di dalam ruangan tersebut. Kemudian melakukan pemanasan seperti apa yang Naya perlihatkan.

Beberapa menit kemudian, akhirnya mereka sudah selesai melakukan pemanasan yang sedikit menguras energi, apalagi Devan yang baru pertama kali belajar ballet.

"Devan, lihat aku," ucap Naya.

Devan mengangguk dan memperhatikan Naya seteliti mungkin.

Naya menggerakkan kakinya dengan perlahan namun pasti, memajukannya terlebih dahulu lalu menyerongkan kakinya ke kanan dengan penuh hati-hati. Bukan hanya kakinya yang bergerak namun kepalanya sedikit memiring, memainkannya seperti alunan yang kakinya berikan.

Selesai, Naya menatap Devan memberikan peringatan bahwa kini giliran pemuda itu.

Devan menarik napas sedalam mungkin sebelun akhirnya, tubuh pemuda itu dibuat tegap, perlahan memajukan kakinya seperti apa yang Naya lakukan. Kemudian, menyerongkannya ke kanan dengan penuh hati-hati.

Naya terkekeh ringan, mendekat ke arah Devan. Menyentuh punggung pemuda itu dengan lembut.

"Kamu akan terbiasa jadi santai aja, jangan terlalu tegang," ucapnya perhatian.

Devan pun mengangguk memberikan kepercayaan pada Naya.

"Mari kita lakukan bersama."

Keduanya, menatap pantulan diri mereka masing-masing di depan cermin. Dengan serius, kaki mereka mulai melangkah ke depan, lurus, kemudian mengeringkannya ke kanan dengan pelan dan teliti.

Kepala Naya seidkit miring mengikuti langkah kakinya, Devan yang melihat itu segera ikut memiringkan kepalanya dengan cepat.

Tangan Naya ikut naik namun sedikit direnggangkan, Devan lagi-lagi di buat panik karena gerakan yang Naya berikan.

Setelah rasanya tuntas, Naya melirik ke arah Devan yang benar-benar kaku dalam setiap gerakan. Gadis itu kembali ke posisi awal.

"Sepertinya kita akan berada di sini sampai malam," ucapnya Naya lembut, gadis itu berjalan ke arah kursi, mengambil sebotol air dan memberikannya pada Devan.

"Makasih," ucap Devan dengan senyum di wajahnya.

(⁠╥⁠﹏⁠╥⁠)

Sedangkan di sisi lain Ruang Dance.

Raisa, Lala, dan Ruby tertawa melihat Rifan yang nampak kebingungan dengan setiap gerakan yang Araya berikan. Gerakan tanpa adanya pemanasan untuk Rifan dan tanpa adanya aba-aba dari Araya.

Raisa berdiri dari duduknya. "Sepertinya hari ini kami sudah selesai. Rifan, Ara, semangat latihannya," ucap Raisa menarik tangan Lala dan Ruby.

"Semangat, Rifan, aku yakin kamu bisa." Lala menaikkan satu tangannya di genggam, memberikan Rifan semangat.

"Entah bagaimana heningnya ruangan ini, dua manusia bermuka datar disatukan," ucap Ruby yang membuat tawa Raisa dan Lala pecah.

"Kalian hati-hati," ucap Araya.

Ketiganya hanya tersenyum, dan keluar dari ruangan. Ruangan kini benar-benar berubah menjadi hening.

Araya diam di tempat, kemudian gadis itu berbalik menatap Rifan dari atas sampai bawah. Ia menarik napas.

"Bisa tidak berikan aba-aba? Pemanasan pun aku belum," ucap Rifan kewalahan.

"Baiklah," jawab Araya segampang itu, membuat Rifan ingin menjambak rambutnya.

"Setidaknya bersuara lah," ucap Rifan.

Entah mengapa, dan bagaimana caranya mengatakan pada Rifan bahwa Araya merasa malu untuk menuntunnya. Sejujurnya, gadis itu sedari tadi merasa malu karena Raisa, Lala, dan Ruby selalu memperhatikan mereka. Bersuara pun menjadi sulit.

"Maaf," jawab Araya merasa bersalah.

Rifan pun melakukan pemanasan seperti apa yang Araya lakukan, memiringkan kepalanya sebanyak empat kali, dan juga menggerak-gerakkan kaki, tangan—bisa di katakan seluruh tubuh Rifan bergerak untuk pemanasan.

"Apa kau lelah?" tanya Araya yang masih menunjukkan pemanasan selanjutnya.

Rifan menggeleng dengan yakin. "Pemanasan seperti ini sudah biasa ku lakukan," jawabnya.

"Setelah melakukan pemanasan tubuh akan enak untuk di gerakkan sepuasnya, apa kamu pernah menonton dance?" tanya Araya.

Rifan menggeleng. "Aku tidak memiliki waktu untuk menonton hal-hal seperti itu," jawabnya.

Araya mengangguk paham. "Aku akan terus-menerus meminta maaf padamu selama latihan," ucapnya membuat Rifan bingung.

"Kenapa?"

Gadis itu berhenti dalam gerakannya, berbalik dan menatap Rifan tajam. "Karena aku akan memukulmu jika kau salah, apa kamu mengerti?"

Mendengar hal itu wajah Rifan berubah ekspresi tidak percaya, dari suara Araya dia benar-benar serius mengucapkannya.

"Apa seberat itu?" tanya Rifan, yang berpikir tidak akan sekelewatan itu.

Araya menggeleng, gadis itu berjalan ke arah botol airnya kemudian meneguknya. "Aku hanya bercanda," ucapnya tanpa bersalah.

Rifan mengusap wajahnya kasar. "Dari suaramu tidak terdengar bercanda."

Rifan ikut berjalan ke arah Araya, pemuda itu menatap gadis yang tengah menutup botol dengan serius. Dengan helaan napas, Rifan mengambil botol airnya.

"Aku ingin meminta maaf," ucapnya lirih, membuang muka karena merasa malu.

Araya meliriknya, menatap penuh tanya, tapi tidak bersuara.

"Aku minta maaf karena sudah salah paham, aku pikir kamu menyukai kekasih temanmu sendiri," ucap Rifan dengan jujur.

Araya menaikkan alisnya. "Salah paham?"

Rifan mengangguk, kemudian ingin meluruskan kesalahpahaman yang telah dia pikirkan.

"Iya, aku pikir kamu menyukai Devan," ucapnya.

"Aku memang menyukainya, itu bukan salah paham," jawab Araya yang membuat Rifan tercengang.

Pemuda itu ingin sekali berteriak sekarang, karena Araya yang sepertinya tidak paham dengan apa yang dia katakan.

"Apa kamu tidak paham?"

Araya menggeleng dengan pelan, sebagai jawaban. Rifan pun mendudukkan dirinya di atas kursi, menatap Araya dengan ekspresi datarnya.

Pemuda itu menghela napas. "Wajahku memang datar sedari kecil, tapi aku lebih bingung setelah bertemu denganmu. Nada suaramu pun tidak ada."

Araya menatap Devan dengan lekat. "Apa itu aneh?" tanyanya.

Rifan mengangguk, jujur. Karena itulah yang lebih baik. "Kekasihmu jarang menghabiskan waktu denganmu, tapi kamu terlihat santai dalam menanggapinya.

Mendengar itu entah mengapa perasaan Araya berubah menjadi gusar. Gadis itu membuang napas kasar sebelum akhirnya menjawab, "Karena itulah sikap dewasa."

Rifan terdiam mendengar ucapan Araya, mata gadis itu berkaca-kaca namun ekspresinya tetap datar.

Rifan tersenyum menatap Araya yang juga menatapnya. "Untuk hari ini. Entah... sudah berapa kata yang keluar dari mulutmu, kau banyak bicara juga, yah?"

Araya segera berbalik, pandangan gadis itu menunduk. Dadanya naik turun menahan rasa memburu yang tiba-tiba saja menyerang.

Perlahan ia mendongak menatap wajahnya di depan cermin. Wajahnya datar dan tidak bisa berekspresi. Gadis itu berbalik ke dan menatap Rifan kembali.

"Berlatihlah," ucapnya, duluan maju ke depan.

(⁠╥⁠﹏⁠╥⁠)

Rifan memukul-mukul lehernya yang terasa pegal, karena berlatih selama berjam-jam. Benar-benar menguras tenaga.

"Aku akan mengantarmu," ucap Araya melangkah lebih dulu, dengan cepat Rifan menyusul.

Namun, saat melangkah Araya berhenti di saat ia berpapasan dengan Naya dan juga Devan. Dalam keadaan saling menggenggam tangan. Rifan yang baru saja sampai di belakang gadis itu ikut menatap Naya dan juga Devan.

Mereka seperti pasangan...

1
Alexander
Ceritanya bikin aku terbuai sejak bab pertama sampai bab terakhir!
Kiboy: semoga betah😊
total 1 replies
Mèo con
Terharu, ada momen-momen yang bikin aku ngerasa dekat banget dengan tokoh-tokohnya.
Kiboy: aaa makasih banyakk, semoga seterusnya seperti itu ಥ⁠‿⁠ಥ
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!