NovelToon NovelToon
REINKARNASI PANGERAN TERSEMBUNYI

REINKARNASI PANGERAN TERSEMBUNYI

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Reinkarnasi / Kelahiran kembali menjadi kuat / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Ilmu Kanuragan / Penyelamat
Popularitas:7.8k
Nilai: 5
Nama Author: Retto fuaia

kenyataan yang menyakitkan, bahwa ia bukanlah putra kandung jendral?. Diberikan kesempatan untuk mengungkapkan kebenaran yang terjadi, dan tentunya akan melakukannya dengan hati-hati. Apakah Lingyun Kai berhasil menyelamatkan keluarga istana?. Temukan jawabannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Retto fuaia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

YANG PERLU DIINGAT

...***...

Pangeran Jun Hie dan Pangeran Chaoxiang baru saja membuka pintu gerbang padepokan Mawar Berdarah.

Deg!.

"Guru maharesi?!." Pangeran Chaoxiang segera mendekati guru maharesi yang sedang beres-beres?.

"Pangeran chaoxiang?." Guru Maharesi terkejut, spontan langsung memberi hormat.

"Apa yang terjadi guru maharesi? Kenapa berantakan seperti ini?."

"Mari masuk dulu pangeran."

Pangeran Chaoxiang dan Pangeran Jun Hie hanya nurut saja. Mereka duduk di sebuah ruangan kerja guru Maharesi.

"Maaf guru maharesi." Pangeran Chaoxiang memberi hormat. "Apa yang telah terjadi? Kenapa padepokan berantakan sekali?."

"Tadi ada dua orang pemuda yang datang ke sini." Jawabnya dengan helaan nafas pelan. "Mereka mengaku, bahwa mereka adalah utusan pangeran, untuk mengambil seruling keabadian."

Deg!.

"Apa?!."

Pangeran Jun Hie dan Pangeran Chaoxiang sangat terkejut.

"Saya tidak pernah mengutus siapapun untuk menjemput benda pusaka berharga seperti itu guru." Pangeran Chaoxiang terbawa amarah. "Saya bersedia menjemputnya, saya sangat menghormati guru maharesi." Ia memberi hormat.

"Hufh!." Guru Maharesi menghela nafas pelan. "Saya hampir memberikan seruling itu, tapi tidak jadi."

"Kenapa?." Pangeran Chaoxiang heran. "Apakah guru menyadari sesuatu yang aneh?."

"Saat itu ada seorang pemuda bertopeng yang memberikan peringatan pada saya."

"Seorang pemuda bertopeng?." Pangeran Jun Hie dan Pangeran Chaoxiang bersamaan berkata demikian.

"Benar."

...***...

Kembali pada kejadian saat itu.

Dua orang pemuda baru saja membuka pintu gerbang padepokan Mawar Berdarah. Kebetulan guru Maharesi ada di sana, menatap heran pada mereka.

"Ada keperluan apa? Tuan berdua datang ke sini?."

"Kami utusan dari pangeran chaoxiang." Jawabnya sambil memberi hormat. "Beliau tidak bisa datang, karena ada masalah di istana." Jelasnya. "Beliau menyuruh kami untuk mengambil seruling keabadian."

"Baiklah."

Tanpa banyak bertanya guru Maharesi langsung mengeluarkan seruling keabadian. Namun ketika hendak memberikan pada salah satu utusan?. Seruling itu terpental, seperti ada yang memukulnya dengan menggunakan kekuatan tenaga dalam.

Deg!.

Mereka semua terkejut melihat kejadian tak terduga itu. Seruling Keabadian kini melayang di udara, memancarkan hawa merah.

"Jangan serahkan pada mereka tuan."

Deg!.

Mereka semakin terkejut melihat ada seorang pemuda bertopeng yang tiba-tiba saja berdiri di samping mereka?.

"Siapa kau?!." Tunjuknya kasar. "Berani sekali ikut campur!."

"Maaf tuan." Pemuda bertopeng memberi hormat pada guru Maharesi. "Mereka bukan urusan pangeran chaoxiang." Jelasnya. "Jika memang mereka utusan pangeran chaoxiang? Maka mereka akan menunjukkan tanda pengenal urusan pangeran."

Deg!.

Mereka terkejut mendengar penjelasan dari pemuda bertopeng itu.

"Diam kau!." Tunjuknya kasar. "Kau berani meragukan kami?!."

"Jika memang utusan pangeran chaoxiang? Harusnya kalian menunjukkan tanda utusan." Balasnya. "Kenapa malah ketakutan seperti itu?."

"Bunuh dia!."

...***...

Kembali ke masa ini.

"Jadi begitu?."

"Benar sekali pangeran."

"Dia juga menolong kami."

"Menolong pangeran?."

"Sepertinya memang ada orang yang ingin mencelakai saya." Pangeran Chaoxiang terlihat sedih. "Kami tadi dicegat dua orang pemuda." Jelasnya. "Akan tetapi kami di tolong oleh pemuda bertopeng itu." Pangeran Chaoxiang menarik nafas pelan. "Dia yang menghalau serangan anak panah." Lanjutnya. "Anak panah itu telah diolesi dengan racun yang sangat mematikan."

"Oh? Pangeran chaoxiang." Guru Maharesi merasa bersimpati. "Oh iya guru?."

"Katakan."

"Pemuda bertopeng itu menyarankan saya belajar jurus seruling pemecah gelombang." Pangeran Chaoxiang bingung. "Apakah guru maharesi mengetahuinya?."

"Jurus seruling pemecah gelombang?." Ulangnya.

"Tolong jelaskan pada kami tuan." Pangeran Jun Hie memberi hormat. "Saya sangat penasaran, kenapa ia menyarankan adik saya untuk mempelajari jurus itu?."

...***...

Brukh!.

"Tuan muda!." An Hong panik melihat tuan mudanya ambruk?. "Tuan muda?."

"Hiks! Hiks! Hiks!."

"Tuan muda!." An Hong semakin panik ketika Lingyun Kai menangis. "Jika kaki tuan muda masih sakit? Kenapa masih memaksakan diri?."

"Aku harus menyelamatkan mereka." Lingyun Kai berusaha menahan tangisnya. "Aku tidak ingin mereka terbunuh dalam keadaan yang mengerikan." Ia meraung agak keras, menahan segala gejolak di hatinya. "Keduanya tidak boleh terperangkap dalam jebakan iblis."

"Tenanglah tuan muda." An Hong berusaha menahan tangisnya. "Minumlah dulu." Ia memberikan satu butir obat pereda nyeri persendian.

Lingyun Kai meminum obat itu, ia juga berusaha menahan tangisnya. Mencoba bangkit ketika An Hong mengulurkan tangannya untuk membantunya berdiri.

"Istirahat tuan muda." Ia membimbing Lingyun Kai menuju tempat tidur. "Tuan muda telah memaksakan diri, bisa berbahaya jika tuan muda masih saja banyak bergerak."

"Sakit ini akan berkali lipat, jika aku tidak berhasil menyelamatkan mereka." Lingyun Kai menahan tangisnya. "Hati saya akan berkali lipat hancur, jika keduanya masuk jebakan iblis."

"Saya mengerti tuan muda." An Hong memberi hormat. "Saya mohon, hari ini agar segera istirahat."

"Ya, baiklah."

An Hong membantu Lingyun Kai berbaring.

"Sakit hati yang aku rasakan." Dalam hati Lingyun Kai. "Pasti akan aku kembalikan pada mereka." Hatinya dipenuhi oleh amarah yang membara.

...***...

Kediaman Jendral Xiao Chen Tao.

Brakh!.

Terdengar suara pecah yang sangat menyayat.

"Kau memang sangat lancang sekali selir!." Nyonya Fengying terlihat marah. "Berani sekali kau bertindak tanpa izin aku?."

"Maaf nyonya besar." Ia memberi hormat. "Lingyun kai memang nakal, tapi bukan berarti saya membiarkan ia lumpuh di masa mudanya."

"Diam kau!." Tunjuknya kasar. "Tidak usah banyak tingkah!." Suaranya terdengar tinggi. "Apakah kau tidak mengetahuinya? Jika kami tidak mentolerir orang seperti itu!."

"Tapi lingyun kai adalah putra nyonya besar." Balasnya cepat. "Kenapa nyonya besar? Sangat ingin menyingkirkannya?."

Deg!.

Plak!.

Tamparan keras diterima oleh selir Kangjian.

"Kau tidak berhak berkata seperti itu!." Tatapan matanya begitu dalam. "Pergi kau!."

"Selamat beristirahat nyonya besar." Selir Kangjian memberi hormat, setelah itu segera meninggalkan ruangan itu.

...***...

Padepokan Mawar Berdarah.

"Jurus seruling pemecah gelombang, adalah jurus langka yang dimiliki padepokan mawar berdarah." Jelas guru Maharesi. "Jurus itu tidak sembarangan diajarkan kepada siapapun, bahkan pada murid padepokan sekalipun."

"Kenapa?." Pangeran Jun Hie heran.

"Karena tujuan dari jurus itu adalah menekan hawa negatif iblis pengendali jiwa."

Deg!.

"Menekan hawa negatif iblis pengendali jiwa?."

"Benar sekali pangeran."

"Apakah saya harus mempelajari jurus itu?."

"Sebenarnya saya tidak diizinkan mengajari jurus itu."

Pangeran Chaoxiang tampak kecewa.

"Tapi, jika mendesak? Saya akan mengajari jurus itu."

"Kenapa?." Pangeran Jun Hie heran.

"Jurus itu sangat penting di saat yang tepat." Jawabnya. "Ketika raja iblis hendak bangkit."

"Kalau begitu, ajari saya guru maharesi." Pangeran Chaoxiang memberi hormat. "Mungkin saja, memang ada seperti itu nantinya."

"Kalau begitu, pangeran harus tinggal satu purnama di sini."

"Kalau begitu-."

"Tidak masalah."

"Kak?." Pangeran Chaoxiang heran melihat sikap kakaknya.

"Kau tenang saja." Balasnya dengan senyuman kecil. "Masalah izin ayah? Serahkan saja pada ku."

"Baiklah kak." Responnya. "Kau memang yang terbaik."

Apakah yang akan terjadi selanjutnya?. Next.

...***...

1
Sarah Q. M
Tapi Mingmei kok tau aja sih? Punya mata batin kah? Yang bisa langsung melihat jiwa seseorang gitu? 😅
Rettofuaia: selir Mingmei tahu dari jindannya Lingyun Kai yang beda
total 1 replies
Sarah Q. M
Waduh, semoga gak ada tukang fitnah lagi. Nanti karena sering datengin tempat Mingmei, Lingyun Kai disangka selingkuhannya 😩. Sebelumnya 'kan gitu. Tapi kalau dulu bisa ngaku adeknya karena emang bener, kalau sekarang Identitasnya lain kan bisa berabe~😌
Sarah Q. M: Beneran? Gak gantung? 😄
total 10 replies
Sarah Q. M
Tapi jujur ini reaksi Mingmei agak kurang realistis sih pas tau itu Lingyun Kai 😕. Harusnya dia bisa dibikin lebih banyak tanya, nangis lebih banyak dan lain sebagainya. Tapi yaudahlah, ini kan hanya fiksi 🗿Termasuk An-hong ku juga sayangnya hanya fiksi 😩 (mungkin author sendiri bosan mendengarku yang menyebut An-hong terus. Sorry yah, hehe :D)
Sarah Q. M: Tapi itu grupnya bahas apa yah? 😅
Takut gak nyambung atau gak serk sama orang-orangnya , kalau gak nyambung ya chat aja gak usah masuk grup. Orangnya pada kayak gimana juga? 😅
total 10 replies
Sarah Q. M
Hahahaha, kebayang gesturnya kayaknya lucu banget 🤣
Rettofuaia: aura bumil emang beda 🤣
total 1 replies
Sarah Q. M
ini responnya agak kurang tepat yah. Harusnya lebih ke "Hah... " gitu baru helaan. Kalau "Hm." itu deheman / berdehem. Gitu kak.
Rettofuaia: ok, thanks sarannya 👍
total 3 replies
Sarah Q. M
Akhirnya dijelasin juga tentang transmigrasi Bai Chenguang. Rupanya selir Mingmei yang asli pun menyesal yah? Tapi kenapa dia bunuh Bai Chenguang? Apa karena cinta sesaat? 😯
Rettofuaia: pelan² pak supir,,, 😂😂
total 1 replies
Sarah Q. M
"Hampir limbung" bukan "Hampir limbong"
Rettofuaia: Limbong nama orang 😂😂😂
total 1 replies
Sarah Q. M
Kopiku memuncur untukmu thor! Semangat! ☕☺
Rettofuaia: terima kasih dukungannya
total 1 replies
Sarah Q. M
Btw aku penasaran, ini baka jadi novel panjang, sedang, atau pendek nih? 👀
Rettofuaia: rencana 90Eps aja sih kalo masih kuat mikirnya
total 1 replies
Sarah Q. M
Wait, wait, wait! "Darah Naga Merah berstatus Naga emas? "
Gimana ceritanya dah 'Naga merah' jadi 'Naga emas' jadi yang benar warnanya emas atau merah? 👀
Rettofuaia: terima kasih atas dukungannya ya
total 3 replies
Sarah Q. M
Aura Naga Marah? 😅. Naga auranya jangan marah-marah dong! 🤣
Rettofuaia: tanda penguasa yang sangat tinggi, makanya dibuat merah seperti darah yang membara
total 1 replies
Sarah Q. M
habis dialog Xin-Taio jangan ditambah kutip lagi dong. 'Kan ini narasi.
Sarah Q. M
Oalah, Jun-hie udah tau toh! Habisnya sama sekali gak ada narasi yang menjelaskannya dengan jelas, gak ada kalimat penjelasnya. Jadi sekarang Anda mengerti 'kan thor? Kenapa Saya menyuruh kakak untuk memperbaiki narasi, deskripsi, dan kepenulisan? ☺
Rettofuaia: harap bersabar 😶
total 3 replies
Sarah Q. M
Qiang-Long itu anak Jendral yang asli yah?
Rettofuaia: Yoi, anak kandungnya
total 1 replies
Sarah Q. M
Selir hati?
Rettofuaia: salah deh
total 1 replies
Sarah Q. M
Lixin Beiye tuh cinta gak sih sama Jun-hie?
Rettofuaia: enggak sama sekali 😶
total 1 replies
Sarah Q. M
Jadi Jun-hie udah tau dia Bai Chenguang?
Rettofuaia: Udah, cerita detailnya nanti 😂😂😂
total 1 replies
Sarah Q. M
X?
Rettofuaia: lah? bisa gitu ya? 😂😂
total 7 replies
Sarah Q. M
Jujur aja cerita kakak tuh masih banyak beberapa kekurangan. Kayak misalnya, deskripsi wujud karakter, terus kayak di sini ada banyak banget karakter tapi gak terlalu di sorot pas muncul dan jarang muncul lagi yang memungkinkan pembaca udah lupa sama karakternya. Nah, terus salah satu yang agak gak sesuai kriteria novel yang bagus itu karena kakak tuh kurang banget di deskripsi narasi jadi di sini juga kalau bikin momen sedih atau perpindahan emosi agak kurang terasa dan kurang "smooth" gitu perpindahan suasananya. Harap diperhatikan lagi yah kak. ☺
Rettofuaia: terima kasih sarannya ya. akan diusahakan.
total 1 replies
Sarah Q. M
Double kata nih, jadi bertele-tele. "Kedatangan Xin-qian yang 'akan' berjanji 'akan' menemuinya"

Dan

"Menemuinya membawanya sarapan" juga tidak enak di dengar bukan?

harusnya "Menemuinya membawa sarapan" atau "Menemuinya membawa sarapannya"
Rettofuaia: terima kasih koreksinya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!