NovelToon NovelToon
TUMBAL

TUMBAL

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Rumahhantu / Tumbal
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Its Zahra CHAN Gacha

Prayitno, seorang pria miskin yang nekat merantau ke kota besar demi mencari ibunya yang hilang, justru terperangkap dalam kehidupan penuh penderitaan dan kesuraman. Setelah diusir dari kontrakan, ia dan keluarganya tinggal di rumah mewah milik Nyonya Suryati, yang ternyata menyimpan rahasia kelam. Teror mistis dan kematian tragis menghantui mereka, mengungkap sisi gelap pesugihan yang menuntut tumbal darah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Its Zahra CHAN Gacha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lukisan Arwah

Malam itu, setelah serangan petir mengguncang bumi dan langit, Prayitno tertidur karena kelelahan luar biasa. Ia berbaring di tikar ruang belakang rumah Kyai Amin.

Sebelum tidur Ia meletakan lukisan ibunya di atas altar kecil dengan pagar doa di sekelilingnya.

Namun saat matanya terpejam, ia memasuki dunia mimpi yang tidak biasa.

Ia berada di koridor panjang, penuh pintu-pintu kayu tua. Setiap pintu memancarkan cahaya samar, dan dari baliknya terdengar isak tangis dan jeritan tertahan.

Saat ia membuka satu pintu, ia melihat sosok perempuan muda, memakai seragam pembantu rumah tangga, duduk di pojok ruangan dengan wajahnya yang babak belur.

Wanita itu menatapnya sendu.

"Namaku Sri. Aku ditumbalkan karena majikanku ingin membuka cabang usaha baru. Aku tak pernah bisa pulang ke kampung halaman ku. Keluarga ku tidak tahu aku sudah meninggal,"

Prayitno mundur, dan segera menutup pintu ruangan itu. Saat ja berusaha pergi tiba-tiba pintu lain terbuka. Kali ini seorang pria paruh baya menggenggam sebuah Al-Qur’an, tubuhnya penuh luka cambuk.

"Aku Pak Mursid. Disiksa lalu dikubur hidup-hidup demi kekayaan Nenek Mariani."

Prayit segera menutup pintu itu dan berlari pergi.

Namun Pintu demi pintu ia terbuka dengan sendirinya. Memperlihatkan puluhan wajah dan kisah mereka kenapa ada di sana.

Dan akhirnya, ia berada di pintu terakhir. Ruang itu kosong, kecuali satu sosok yang berdiri membelakanginya. Ia mengenakan kebaya kuning. Rambutnya dikepang rapi. Wajahnya pelan-pelan menoleh.

"Prayit,"

"Ibu," Prayit tampak begitu terkejut melihat Ningsih. Antara bahagia dan sedih, hingga

Air matanya langsung menetes.

“Ibu, apa ini sungguh ibu?”

Ningsih tersenyum pilu kemudian mengangguk pelan

“Kita semua terjebak di sini, Le. Arwah kami terikat pada rumah itu. Pada pesugihan mereka. Aku menahan semua penderitaan, agar kau bisa tumbuh jauh dari rumah kutukan itu. Tapi sekarang kenapa kamu kembali.” Ningsih tampak begitu gusar

Prayitno berlutut, menangis.

“Aku tidak tahu kenapa aku bisa kembali ke rumah itu, andai saja aku bisa mengingat semuanya, aku tidak mungkin akan kembali ke rumah terkutuk itu,"

Ningsih berjalan mendekati Prayit kemudian mengusap kepalanya dengan lembut.

"Mungkin ini sudah takdir, aku harap kamu bisa merubah takdir itu. Pergilah, selamat kan dirimu,"

"Tidak ibu, aku akan membebaskan Ibu. Aku janji.”

Ningsih mendekat dan menyentuh keningnya.

“Jika kau ingin membebaskan kami, kuncinya ada di tubuh Mariani. Ia adalah pusat semuanya. Tapi berhati-hatilah. Ia bukan manusia lagi.”

Tiba-tiba, dinding-dinding koridor retak. Ningsih segera mendorong Prayitno keluar.

"Cepat pergi!" seru Ningsih kemudian menghilang

*Brakk!!

Pintu ruangan itu tertutup.

Sebuah cahaya merah menyala dari celah lantai. Prayitno sadar ada bahaya yang mengintainya.

Saat ia hendak lari terdengar suara jeritan dari setiap ruangan. Ia menoleh ke belakang dan saat itu suar jeritan berubah menjadi suara tawa mengerikan.

Sosok Mariani tiba-tiba muncul dengan tawa mengerikan.

Wanita itu menyeringai dan berjalan mendekat kearahnya.

Kuku-kukunya yang tajam sudah siap mencengkeramnya.

Prayit begitu ketakutan, ia berusaha untuk lari meninggalkan tempat itu. Namun apa daya tiba-tiba tubuhnya membeku. Kakinya tak bisa di gerakkan.

"Arghhhh!"

"Bagun!!"

Suara Kyai Amin membuat Prayitno membuka matanya.

Lelaki itu memberinya segelas air putih.

Ia mengusap wajah pucat Prayitno.

Tubuhnya begitu dingin, dengan keringat yang membasahi seluruh tubuhnya.

"Jangan lupa berdoa sebelum tidur," ucap pria itu kemudian pergi meninggalkannya

Prayitno mengusap dahinya yang terasa hangat. Sepertinya itu karena bekas tangan ibunya Ningsih. Wanita itu berusaha melindunginya.

Pagi menjelang, namun udara di sekitar rumah Kyai Amin tetap terasa berat. Awan-awan gelap menggantung, seakan menolak mentari untuk terbit. Doa-doa dan ayat suci terus dilantunkan sejak fajar oleh Kyai dan para santri.

Prayit pun ada di sana, diantara puluhan santri ikut mengaji.

Di tengah-tengah ruangan, lukisan Ningsih dikelilingi tali rajah dan bunga melati layu.

Kyai Amin berdiri, tatapannya serius.

“Kita tak bisa menunggu lebih lama. Malam nanti, kita harus membakar lukisan ini. Bersamaan dengan itu, kita akan menghancurkan pusat kekuatan Mariani.

Altar pesugihan yang masih tertinggal di rumah itu, kita harus membakarnya,"

Prayitno menunduk, menggenggam tasbih pemberian Kyai. “Kalau itu satu-satunya cara saya siap, Kyai.”

Malam pun datang. Mereka membawa lukisan itu kembali ke rumah Suryati yang sebagian hangus. Setiap langkah menuju ke dalam disertai bisikan halus di telinga, dan bayangan-bayangan di dinding yang terus berubah wujud.

Di ruang bawah tanah, altar pesugihan masih berdiri. Meja batu besar dengan bekas darah mengering, lilin-lilin hitam dan sesajen. Sebuah topeng kayu dengan mata merah tergantung di dinding. Saat lukisan diletakkan di atas altar, suara jeritan terdengar dari dalam rumah itu. Prayitno dan para santri menutup telinganya. Namun semakin laa suara-suara itu semakin menggema dari segala arah.

“Berhenti!!”

Tiba-tiba, Suryati muncul dari kegelapan. Wajahnya lusuh dan matanya merah seperti tak tidur berhari-hari. Di belakangnya, Nenek Marian berjalan tanpa menyentuh tanah. Rambutnya panjang menjuntai, tubuhnya perlahan berubah menjadi seperti arang terbakar namun hidup.

“Beraninya kalian menyentuh warisan ini!” raung Mariani, suaranya bergema seperti ribuan suara.

Prayitno berdiri di depan lukisan. “Kalian sudah menyiksa terlalu banyak orang… termasuk ibuku. Ini saatnya aku akhiri semuanya!"

Kyai Amin mulai melafalkan doa pembebas roh.Lukisan mulai bergetar, api dari lilin ygs menyala makin tinggi. Wajah Ningsih di dalam lukisan terlihat menangis, tapi tersenyum.

“Lepaskan… semua...”

Suryati menyerang Prayitno dengan sebilah keris warisan. Tapi tiba-tiba, doa Kyai membuat keris itu mencair di tangannya. Suryati berteriak, tubuhnya mulai terbakar dari dalam.

Mariani melayang ke arah Prayitno, tangan berapi hendak mencekik. Tapi Prayitno melemparkan tasbih ke arah wajahnya.

Ledakan cahaya terjadi.

Rumah itu bergetar keras. Dinding runtuh. Suara ratusan arwah menangis, lalu menghilang… satu per satu.

Dan saat kobaran api melahap altar dan lukisan terakhir, rumah itu runtuh sepenuhnya.

Prayitno terhempas keluar bersama Kyai. Tubuh mereka luka-luka, tapi mereka hidup.

"Kami tidak apa-apa?" tanya kyai Amiin mematikan Kondisi Prayit.

Prayit hanha mengangguk.

"Malam ini, aku akan mengakhiri semuanya," ucapnya dengan percaya diri

"Jangan terburu-buru, persiapkan dulu semuanya dengan matang. Lawan kita kali jni begitu kuat,"

Kyai Amin kemudian segera beranjak dari duduknya dan pergi meninggalkan kamar Prayit.

Dalam pelukan malam yang tenang, Prayitno mempersiapkan diri mengakhiri semuanya di rumah tua itu.

Rumah yang telah berubah menjadi puing. Namun udara yang dulu berat kini terasa ringan.

"Sepertinya malam ini Gusti Allah meridhoi langkah mu,"

1
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
tetep aja pasti akan ada orang yang kepo dengan mistik keluarga Suryati
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
akhirnya jiwa Prayitno gak penasaran lagi setelah kutukan di hancurkan
Zuhril Witanto
ternyata Prayit belum sepenuhnya meninggal
🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ
pasti ada bekasnya walaupun tempat itu udh hilang
🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ
apakah tugas Prayit sudah selesai lantas kemana kah Rika akan pergi
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
selesai sudah tugas prayitno yaaa dan rika juga tp kemana aryo
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
wahhh gtu yaa jd krn raga prayitno udh g ada jd dia kek roh gtu yaa
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈: holow man
Ai Emy Ningrum: samar bayangan...👀
total 2 replies
🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ
kalian kerja sama aja biar gak ada korban lagi
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
ini ceritanya cashback ya bunga
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
wahhh pnjg juga prjlanan pesugihan ya
jd ngeri
🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ
apa bnr Maria bakalan hidup lagi
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
Prayitno masih hidup🤔
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
jd aryo yg harus memutus kan itu yaa
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
hahhhh ternyata masih lnjut
🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ
km harus bisa aryo buat membasi mereka
Zuhril Witanto
Prayitno?
Zuhril Witanto
bener2 mencekam
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
basmi semuanya aryo
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
akhirnya berkat Aryo semua tali di putus biar gak ada korban lagi
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
jagoan pasti menang permisa 😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!