NovelToon NovelToon
Bukan Lagi Istri CEO

Bukan Lagi Istri CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Duda / Janda / Kehidupan di Kantor / Slice of Life
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Yazh

Cerita yang memberikan inspirasi untuk wanita diluar sana, yang merasa dunia sedang sangat mengecewakannya.
Dia kehilangan support system,nama baik dan harapan.

Beruntungnya gadis bernama Britania Jasmine ini menjadikan kekecewaan terbesar dalam hidupnya sebagai cambukan untuk meng-upgrade dirinya menjadi wanita yang jauh lebih baik.
Meski dalam prosesnya tidak lah mudah, label janda yang melekat dalam dirinya membuatnya kesulitan untuk mendapat tempat dihati masyarakat. Banyak yang memandangnya sebelah mata, padahal prestasi yang ia raih jauh lebih banyak dan bisa di katakan dia sudah bisa menjadi gadis yang sempurna.

Label buruk itu terus saja mengacaukan mental dan hidupnya,

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yazh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Nathan makin bucin!

Nathan benar-benar mengajak Brii ke acara festival musik musiman itu. Sampai hampir dua jam mereka menikmati acara tanpa banyak bicara. Saling hanyut dalam acara sampai tersadar hari sudah sore dan cacing di perut Brii sudah mulai meronta meminta haknya. Tapi Pria di sebelahnya itu belum mengajaknya makan.

" Mm,, Kamu mau makann sekarang ngga?" pertanyaan yang Brii tunggu sejak tadi, hampir saja ia lemas kelaparan setelah menemani Nathan seharian karena di acara resepsi tadi mereka tidak sempat makan tadi.

"Boleh,, ".

Nathan menghentikan mobilnya di sebuah pelataran cafe yang berkonsep outdoor, Brii kira Dia akan membawanya ke sebuah resto mewah berkelas seperti kebiasaan para CEO. Tebakannya salah.

Dedaunan dan banyak bunga-bunga yang menebarkan wangi alami, mendominasi tempat mereka duduk sekarang, dengan sinar matahari yang langsung menerangi tanpa penghalang. Suasana sore membuat tempat itu tidak panas walaupun konsepnya outdoor.

Mata Brii mengerjap beberapa kali menatap daftar menu yang serba korean and japanese food.

" Wow,, mm.. Boleh aku pesen menu BBQ? " mata Brii menatapnya penuh harap. Dan Nathan hanya mengangguk dengan senyum,

"Tapi aku males manggangnya,, hihihi.. " imbuh Brii lagi, meringis tak enak.

Britania memang menyukai menu-menu BBQ tapi tidak suka memanggangnya, kalau bersama teman-teman ia hanya terima beres tinggal makan saja. "Pesen aja, Aku yang masakin. " jawab Nathan, santai, membuat Brii tanpa sengaja terpekik senang.

" Yay,, kapan lagi yee kan nyuruh-nyuruh Pak CEO, hihi," sedetik kemudian Brii hanya tersenyum lebar memamerkan deretan gigi putihnya pada Nathan. Pria itu terkekeh,

Brii sendiri tidak menyangka kalau bisa seberani ini padanya, Nathan pasti akan menghukumnua dengan segudang pekerjaan besok.

Bicara soal pekerjaan Olivia sudah beberapa kali menghubungi Brii, pasti Dia sedang kelimpungan dengan pekerjaan hari ini tanpanya.

Demi berbelas kasihan, Briiu menelphon balik assistennya selagii menunggu menu makanan datang,

" Haloo Liv,, ada aapa? ". " Bu Briiiii... Lo dimanaaa? Help meee,, Biru membuatku lemah tak berdaya ini dengan laporan segambrengnyaa. Huhuuhu.. " suara olivia memekik membuat Brii menjauhkan ponsel dari telinganya.

" Mm.. Akuu.. Aku ada meeting sama Pak Nathan di luar Liv, sorry.. Besok minta bonus aja sama Pak Nathan tuhh, ". alasan meeting diluar itu memang idenya Nathan agar Mbak Payroll tidak mencurigai ketidak hadiran Brii hari ini bersamanya.

Kini Pria itu tengah menyingsingkan lengan kemejanya sampai siku, dan kancing bagian atas kemeja itu Dia buka sampai menampakkan hampir setengah dada bidangnya.

Hufhh,, mau memanggang saja harus se'cool itu yaa ??

He's so sexy... arghhhh.. stop Brii!

Mata Briitania itu harus segera di netralisasikan sebelum menjelajah kemana-mana.

Tangan Nathan bergerak cukup lincah menyiapkan menu makanan yang mereka pesan. Bersamanya di saat seperti ini seperti menghadapkan Brii pada situasi baru yang tidak ingin membuatnya lari. Walaupun sudah lama tidak menjalin hubungan dengan Pria, tapi tetap saja ia wanita normal seperti pada umumnya. Yang akan siap memuja keseksian pria di hadapannya kalau Pria itu sekelas Pak Nathan.

Sejak kejadian luka hebat itu Brii selalu menghindari situasi seperti ini sebenarnya, ia akan lari lebih dulu menghindari momen-momen couple seperti ini dengan siapapun.

Setiap kali ada kesempatan untuk berduaan dengan seorang Pria, Brii selalu menemukan alasan untuk segera pergi. Selalu waspada dan hati-hati, takut terjebak dalam perasaan yang tak bisa dikendalikan.

Apalagi moment menghadiri resepsi pernikahan, itu adalah hal yang paling keramat untuknya.

***

Weekend,,

Brianda tengah bersiap untuk berangkat ke Fitness center untuk Gym namun di cegah oleh bossnya. Dia belakangan ini memang sering membuat rencana Brianda kacau.

" Ini weeekend boss, biarin Gue me time bareng pacar Gue bentar deh.. Gue baru jadian ya kalii harus ribut gara-gara Lo recokin kencan Gue. Lo iri belum punya pacar jadi gangguin Gue gini,?? " gerutu Brianda ketika mendapati bossnya sudah berada di depan pintu appartemennya.

Namun dialah penguasanya, tidak peduli dengan ucapan Brianda, ia segera menerobos masuk dan menghempaskan tubuhnya di sofa dengan kasar.

Nathan kembali dari acara resepsi dengan pikiran yang penuh. Perasaan khawatir dan simpati untuk Britania masih menguasainya. Ia tidak bisa melupakan bagaimana gadis itu gemetar di balik tembok dan tatapan matanya yang terluka. Ia belum pernah melihat Britania serapuh itu. Wanita yang selalu terlihat tangguh dan tak tersentuh di kantor, ternyata menyimpan luka yang begitu dalam. Nathan merasa ada dorongan kuat untuk memahaminya lebih jauh.

"Ndaaa... Britania menurut Lo gimana sih orangnya?" Nathan akhirnya membuka suara, memecah keheningan. Ia menyandarkan punggungnya ke sofa, menatap langit-langit, seolah sedang memikirkan hal yang sangat serius.

Brianda berdecis keras, melirik Nathan dengan tatapan curiga. "Ck, kalau cuma tanya gini doang, nanti ya gue kasih jawabannya. Gue lagi ditunggu Ayang ini." Ia mulai berdiri, menunjukkan niatnya untuk segera pergi. Brianda tahu persis kenapa Nathan tiba-tiba tertarik pada Britania. CEO-nya ini memang suka dengan hal-hal yang menantang. Hanya saja ia tak mengira kalau setelah sekian lama tidak mau dekat dengan wanita, tiba-tiba saja terpikat oleh Brii yang notabene-nya tidak menyukai pria.

Nathan mendengus. "Gue kasih bonus akhir bulan dua kali lipat!" seru Nathan, nadanya tegas, tahu betul apa yang bisa membujuk asistennya itu. Kalimat itu cukup ampuh untuk membuat Brianda kembali duduk di sampingnya, matanya langsung berbinar. Bonus dua kali lipat adalah godaan yang tak bisa ditolak.

"Ahh... Bos, gimana kalau Lo ikut gue aja? Gue mau nge-gym sama pacar gue, dan Lo tahu pacar gue si Chacha itu teman dekatnya Britania. Mereka selalu nge-gym bareng tiap weekend gini. Buruan!" Brianda menyeringai, sebuah ide brilian melintas di benaknya. Ini bukan hanya tentang bonus, tapi juga kesempatan untuk melihat drama romansa kantor secara langsung. Brian dan akan diuntungkan double, dapat bonus dan kencannya juga tetap berjalan mulus.

Tanpa menjawabnya, Nathan segera bangkit dari sofa, matanya berbinar dengan ide dari Brianda.

Ia segera menyeret Brianda menuju mobilnya, tak lupa ia menyuruh Brianda untuk menyiapkan pakaian olahraganya juga. Ini adalah kesempatan emas untuk melihat Britania di luar lingkungan kantor, di tengah teman-temannya, dan mungkin, untuk memahami lebih jauh apa yang membuat gadis itu begitu tertutup.

Nathan penasaran setengah mati, ingin melihat sisi Britania yang lain, sisi yang tidak ditutupi oleh topeng profesionalismenya.

Brianda, di sisi lain, menghela napas pasrah. Ia tahu ini akan menjadi weekend yang panjang, bukan karena gym atau pacarnya, tapi karena bosnya yang satu ini. Ia hanya berharap Nathan tidak membuat keributan di sana.

Sementara itu, Britania terbangun di apartemennya dengan perasaan campur aduk. Semalaman ia tidak bisa tidur nyenyak.

Bayangan Imelda, lagu "A Thousand Years", dan pelukan Nathan terus berkelebat di benaknya. Terutama kalimat "She's mine" yang diucapkan Nathan dengan begitu percaya diri. Sebuah rasa aneh, kesal, campur aduk antara malu, terkejut, ingin menepisnya,namun sedikit... bangga, merayapi hatinya.

Ia menggeliat, merasakan seluruh tubuhnya pegal akibat perjalanan dan stress kemarin.

Britania memutuskan untuk pergi ke gym lebih awal. Itu adalah ritual weekend-nya, cara untuk melepaskan penat dan energi negatif yang menumpuk.

Selain itu, ia sudah berjanji pada Chacha untuk nge-gym bersama. Ia meraih ponselnya, melihat beberapa notifikasi pesan dari Chacha yang sudah menanyakan kalau ia sudah tiba di tempat gym.

Setelah bersiap dengan pakaian olahraganya yang nyaman, Britania mematut diri di cermin. Ia mencoba menyisir pikirannya, menyingkirkan semua keruwetan yang melibatkan Nathan.

Fokus, Bri. Ini hari bebas. Jauhkan diri dari drama kantor.

Ketika tiba di gym, Britania langsung mencari Chacha. Suasana gym yang ramai dan penuh semangat sedikit banyak membantu mengalihkan pikirannya. Ia melihat Chacha sedang melakukan squat dengan instruktur pribadinya.

"Chacha!" panggil Britania sambil tersenyum, melambaikan tangan.

Chacha menoleh, senyum lebarnya merekah. "Bri! Akhirnya datang juga! Katanya mau bakar kalori lebih banyak,malah telat lo! " Chacha tertawa, nada suaranya penuh goda.

Britania hanya mendengus, memutar bola mata. "Udah, ayo mulai. Gue butuh banget ngebuang energi hari ini."

Mereka mulai latihan, fokus pada rutinitas membentuk otot mereka. Britania berusaha sekuat tenaga mengabaikan semua pikiran yang mengganggu. Ia mendorong dirinya melewati batas, merasakan otot-ototnya bekerja keras, berharap rasa sakit fisik ini bisa menutupi rasa sakit emosional yang tersembunyi.

Di sela-sela istirahat, Chacha menyenggol lengan Britania. "Bri, lo lihat nggak, siapa yang baru datang?"

Britania mengikuti arah pandangan Chacha, dan seketika, matanya membelalak. Nathan. Ia berdiri di pintu masuk gym, mengenakan kaus olahraga hitam dan celana pendek, rambutnya sedikit basah karena keringat, terlihat sangat berbeda dari sosok CEO yang kaku di kantor. Di sampingnya, berdiri Brianda, yang kini terlihat lebih segar dan tersenyum licik.

Oh, tidak. Kenapa dia ada di sini? Britania merasakan jantungnya berdebar kencang, kali ini bukan karena gym, tapi karena kehadiran Nathan yang tiba-tiba. Ia melihat Nathan mengobrol dengan Brianda, dan sesekali, mata Nathan melirik ke arah mereka. Ada senyum tipis di bibirnya.

"Astaga, Bri! Dia serius ngejar lo!" bisik Chacha, bersemangat. "Ini pertama kalinya kita lihat dia di gym. Pasti gara-gara lo! Apalagi dia muncul bareng ayang gue,"

Britania menghela napas, merasa terjebak. Ia tahu ini tidak akan mudah. Menjauh dari Nathan bukanlah hal yang mudah ternyata.

Britania mencoba kembali fokus pada latihannya, tetapi ia bisa merasakan tatapan Nathan sesekali tertuju padanya. Rasanya seperti ada spotlight yang mengikutinya. Ia berusaha mengabaikan, memaksakan diri untuk terlihat santai dan tidak terpengaruh dengan kemunculannya.

Mereka sudah menyelesaikan Cardio di tambah threadmill selama hampir dua jam, dan Brii sekarang sedang melakukan squat sendirian. Chacha memilih untuk tetap duduk sambil beristirahat." Brii.. Lo nggak capek? Istirahat dulu sini. " teriaknya,

" Nanggung Cha,, Aku cukup banyak cheating minggu ini pasti timbanganku geser ke kanan ini, Aku harus bakar lemak dulu,"

Pagi ini fitness center sedang cukup ramai, karena banyak yang meluangkan waktu untuk berolahraga yaa saat weekend seperti ini, dan keberadaan Brii bersama Chacha cukup banyak menarik perhatian beberapa Pria yang sedang workout jugaa.

" Heii sayangggg.. sorry yaa lama, nungguin si Boss. " seru Brianda yang baru saja masuk, langsung duduk di sebelah Chacha. Jadi Brianda memang berpacaran sudah dari beberapa waktu lalu dengan Chacha. Itu Tanpa sepengetahuan Bri. Entah bagaimana semuanya berawal.

1
Roxanne MA
ceritanya bagus
Yazh: Terima kasih kak, nanti aku mampir ceritamu juga/Smile/
total 1 replies
Roxanne MA
semangat ka
Yazh: Iyaa, semangat buat kamu jugaa😊
total 1 replies
Roxanne MA
haii kak aku mampir nih, janluo mampir juga di karya ku yg "THE ROCK GHOST"
Yazh: siap kak, terima kasihh💙
total 1 replies
Eliana_story sad
bagus tapi gue kurang ngerti ingres
Yazh: hehehe,, cuma sedikit kak kasih bahasa inggrisnya buat selingan.
total 1 replies
Eliana_story sad
hay mampir ya
Yazh: hai juga kak,, siap mampir,,
total 1 replies
KnuckleDuster
Menarik dari setiap sudut
Yazh: terimakasih kakk
total 1 replies
Yazh
ok kak,, terima kasih.. gass mampir 🤗
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!