NovelToon NovelToon
AVENGERS

AVENGERS

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Yatim Piatu
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Nona Jmn

Xander tubuh dengan dendam setelah kematian ibunya yang di sebabkan kelalain sang penguasa. Diam-diam ia bertekat untuk menuntut balas, sekaligus melindungi kaum bawah untuk di tindas. Di balik sikap tenangnya, Xander menjalani kehidupan ganda: menjadi penolong bagi mereka yang lemah, sekaligus menyusun langkah untuk menjatuhkan sang penguasa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Jmn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Saat Topeng Terlepas

Rapat bubar dengan suasana kacau. Ardi dan Lili sudah digiring keluar oleh aparat yang hadir, wajah mereka tertunduk, disoraki oleh tatapan penuh benci dari rekan satu tim. Namun, dibalik keberhasilan membongkar kebenaran itu, ada sesuatu yang justru menusuk hati Detektif Luna.

Ia berdiri mematung di depan layar TV yang kini sudah mati, refleksi wajahnya terlihat samar di permukaan gelap. Napasnya terasa berat, seoalah ada beban yang tak bisa ia lepaskan.

"Sekali lagi..." gumamnya dalam hati, jemari tangannya mengepal erat. "Sekali lagi aku gagal. Aku bahkan tidak pernah selangkah lebih dulu."

Pikirannya bergemuruh. Selama ini ia bangga dengan insting tajam dan kecepatan analisisnya. Tapi malam ini, bukti-bukti yang bahkan tidak pernah berhasil ia sentuh sudah lebih dulu disajikan–terang, jelas, dan tak terbantahkan. Semua ditampilkan oleh satu nama misterius yang kini terus menghantuinya.

AVENGERS

Ia menutup matanya sebentar, lalu berbisik lirih dalam hati. "Siapa dia sebenarnya? Bagaimana bisa orang itu selalu satu langkah, bahkan sepuluh langkah lebih maju dariku?"

Ruang rapat terasa semakin sempit, suara rekan-rekannya tak lagi terdengar. Yang ada hanya gema tanya dalam kepalanya–tentang sosok misterius yang dengan berani menentang sistem hukum, menyelamatkan kebenaran, sekaligus mempermalukan pihak berwenang.

Di balik keraguan itu, ada secerah rasa takut. Tapi lebih besar lagi, ada tekad. Luna tahu satu hal: ia harus menemukan siapa Avengers itu... atau ia sendiri yang akan terus dipermalukan dalam setiap kasus.

•○•

Pak Dermawan duduk diruang tamunya dengan wajah pucat basi. Berita penangkapan Ardi dan lili–anaknya sendiri–baru saja ditayangkan di setiap stasiun televisi. Dunia yang selama ini ia bangun dengan topeng kehormatan runtuh dalam sekejap.

Dengan tergesa ia membereskan beberapa barang berharga ke dalam koper: uang tunai, dokumen penting, dan perhiasan. Keringat dingin menetes di pelipisnya, napasnya memburu. Ia tahu, waktunya tak banyak.

"Dasar sialan Avengers itu..." geramnya sambil menyeret koper menuju garasi. Tangannya bergetar saat membuka pintu mobil. Namun, saat ia sempat membuka mobil–

Sebuah suara dingin terdengar dari dalam kabin.

"Mau kemana... Bapak Dermawan terhormat?"

Mata Dermawan membelalak. Sosok pria bertopeng dengan hoodie hitam duduk santai di kursi kemudi, menatapnya dari balik topeng gelap itu.

Refleks, Dermawan berbalik hendak kabur. Namun tendangan keras dari pria itu menghantam dadanya, membuat tubuhnya terlempar ke tanah berdebu.

"Arrghhh!" teriaknya, meringis kesakitan.

Pria bertopeng keluar dari mobil dengan langkah tenang, nyaris tanpa emosi. Ia mendekat, lalu menghantam sepatu kerasnya pada selangkangan Dermawan.

“Aaaaa!!” jeritan memilukan memecah malam. Tubuh Dermawan menggeliat tak berdaya.

Sosok itu menunduk, menatapnya dengan sorot tajam. Suaranya datar, dingin, tanpa belas kasih.

“Alat busuk ini sudah berani menginjakkan diri ke sarang yang suci. Ia mencemari tubuh seorang wanita tak bersalah. Dan malam ini… harus dimusnahkan.”

Tangannya terulur, menarik pisau kecil dari balik hoodie. Kilatan logam itu memantulkan cahaya lampu garasi.

Dermawan merangkak mundur, wajahnya penuh ketakutan. “T-tunggu… jangan! Ampuni saya! Saya… saya akan bertanggung jawab! Saya—”

“Ya,” potong pria bertopeng itu dingin. “Kamu memang harus bertanggung jawab. Tapi bukan dengan kata-kata. Dengan tubuhmu sendiri.”

Tanpa ragu, bilah pisau itu menukik. Jeritan Dermawan kembali pecah, menggema panjang. Darah mengalir membasahi lantai garasi.

Pria bertopeng itu tidak berhenti di situ. Ia kemudian menarik tangan kanan Dermawan, menekannya ke lantai, lalu menyayat pergelangan tangannya dengan pisau.

“Tangan kotor ini…” suaranya kembali terdengar lirih, nyaris berbisik. “…adalah tangan yang sudah merenggut nyawa. Dan untuk itu… harus dilumpuhkan.”

Dermawan meronta, tapi tenaganya hilang bersama aliran darah dan rasa sakit yang tak tertahankan.

Pria bertopeng itu berdiri tegak di atasnya, wajahnya tetap dingin. Malam itu, yang terdengar hanyalah jeritan seorang lelaki yang topeng kehormatannya telah dicabik, dan langkah berat sang algojo misterius yang berjalan menjauh.

1
kaylla salsabella
ya Alloh tegang banget aku semoga Xander berhasil
Nona Jmn: Rawr🐯🤣😄🫡
total 1 replies
kaylla salsabella
lanjut Thor
Nona Jmn: Besok, malam yah🤭.
Upnya, jam 00:01
total 1 replies
kaylla salsabella
ikut tegang aku xan
Nona Jmn: 😄😄😄😄😄🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
kaylla salsabella
hoooo aku mampir Thor😍😍😍
Nona Jmn: Selamat datang, semoga suka yah🫡🤭
total 1 replies
Najid Abdullah
terbaikkk..,mantappp....👍👍👍
Najid Abdullah
terbaik Thor.....seruu....lanjuttt....👍💪
Nona Jmn: Terima Kasih🫡
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!