Jihan Alessa. Gadis ceria yang selalu mengejar cinta lelaki bernama Abintang Sagara.
Namun, ternyata perasaannya itu justru menambah luka di hidupnya. Hubungan yang seharusnya manis justru berakhir pahit. Mereka sama-sama memiliki luka, tetapi tanpa sadar mereka juga saling melukai karena itu.
"Suka lo itu bikin capek ya."
"Gue nggak pernah minta lo suka gue."
Rumah yang seharusnya tempat paling aman untuk singgah, justru menjadi tempat yang paling bahaya bagi Jihan. Dunia seakan mempermainkan hidupnya bagai badai menerjang sebuah pohon rapuh yang berharap tetap kokoh.
"Kamu adalah kesialan yang lahir!"
Itulah yang sering Jihan dengar.
Pada akhirnya aku pergi—Jihan Alessa
__________
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Affara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kamu mengecewakan
Plak!
Tangan Jihan gemetar. Abintang hanya terdiam mengetahui kesalahannya. Mau bagaimana ? Abintang kehilangan kendali. Perlakuan lelaki itu tidak bisa di maafkan. Beruntung tidak ada yang melihat kejadian itu. Jika tidak, mereka pasti akan di hukum berat.
"Lo—"
"DI MOHON KEPADA SELURUH SISWA-SISWI YANG MASIH BERADA DI DALAM KELAS, SEGERA KELUAR!! SAYA HITUNG, SATU—" Perkataan Jihan terpotong oleh suara yg berasal dari mikrofon sekolah, sebagai peringatan para guru agar semua murid segera ke lapangan.
Jihan berdecih lalu segera meninggalkan ruang kelas menuju lapangan secepatnya. Mencoba melupakan kejadian barusan. Tapi semakin ia berusaha, ingatan itu semakin tercetak jelas di otaknya membuat Jihan frustasi.
Abintang pun hanya memandangi saja tanpa berniat mengejar. Ia menaruh topi Iqbal pada meja pemiliknya kemudian ikut ke lapangan untuk mendapat hukuman. Memang dasar anak sulit punya kekurangan. Hukuman pun dia cari, padahal bisa saja dia memakai topi Iqbal.
"Abintang! Kamu tidak memakai topi?!" Tegur Bu Ani menatap murid kesayangannya tersebut.
Abintang menggeleng.
"Ketinggalan."
"KOKK BISA SIHH!!? KAMU INI BAGAIMANA? ASTAGA. ATAU KAMU SENGAJA JANJIAN SAMA IQBAL UNTUK DI HUKUM? SEKARANG BERDIRI DI SEBELAH IQBAL SEKARANG!"
"Setelah upacara, berdiri lima belas menit menghadap tiang bendera. Paham?!!"
Abintang mengangguk.
Semua orang di lapangan yang mendengar suara keras Bu Ani pun ikut terkejut. Fenomena langka jika seorang Abintang melanggar aturan. Begitupun Iqbal yang matanya menyipit curiga saat Abintang berbaris di sebelahnya.
"Lo nggak lagi ketuker kan jiwanya sama si Jihan? Kok lu berdua aneh banget hari ini. Jihan tiba-tiba rajin baca buku, lo tiba-tiba ngelanggar aturan. Sumpah!! Aneh banget hari ini!" Ujar Iqbal menggelengkan kepalanya heran.
"IQBAL! SEKALI LAGI KAMU NGOMONG! IBU LEMPAR SEPATU YA MULUT KAMU!!" Teriak Bu Ani dari kejauhan sedang memeriksa barisan siswi.
Iqbal cengengesan. "Ampun Bu! Nggak lagi-lagi deh! Khilaf saya."
Abintang tetap berdiri tegak dengan kaki sedikit bercelah dan kedua tangan di belakang. Membentuk sikap istirahat. Wajahnya yang perlahan memerah karena terik matahari justru menambah ketampanan lelaki itu. Banyak siswi yang terpesona oleh sosoknya. Beberapa sudah senyum-senyum sendiri ketika pandangan matanya tidak sengaja bertemu dengan Abintang.
Gladi bersih selesai. Upacara pun segera di mulai, Kevin yang bertugas menjadi pemimpin upacara, langsung memasuki lapangan dengan langkah tegas. Semuanya berjalan lancar... hingga mendekati pengibaran bendera, salah satu dari petugas pembawa bendera terjatuh pingsan. Tubuhnya terjatuh ke tanah menimbulkan suara hantaman yang cukup keras.
"Kenapa tuhh?!!" Teriak satu siswi kepo.
Pak Leo langsung panik membawanya ke ruang UKS, sedangkan Bu Ani sibuk mencari-cari pengganti murid itu untuk melengkapi tugas pengibar bendera. Kiara dan Bella juga mengajak temannya untuk menggantikan tapi banyak yang tidak mau.
"Sa, gantiin si Arana! Lo kan osis egee!" Desak Bella.
Elsa memutar matanya malas. "Ogah, mending gue jadi regu kor.
"Astaga, lalu bagaimana ini?" Pusing Bu Ani.
Pengibar benderanya hanya tersisa dua, yakni Kiara dan Bella saja. Dan saat itu Bella tersenyum ketika melihat Jihan di barisan depan sedang melamun.
"Bu, Jihan aja! Dia kan pernah ikut paskibra," Usul Bella membuat Kiara menoleh terkejut.
"Kok Jihan?" Tanya Kiara sedikit tak suka.
"Serah gue lah! Toh dia bisa. Sirik aja lo!"
"Iya juga ya! Jihan kamu gantiin Arana jadi pembawa bendera!" Suruh Bu Ani menyadarkan lamunan Jihan.
"Kok saya? Saya kan bukan osis," Jawab Jihan bingung. Siapa yang tidak bingung jika tiba-tiba di tunjuk menjadi petugas.
"Udahlah Han. Lagian anggota osis kita pada nggak mau jadi pengibar bendera. Pada takut panas. Biasalah norak!" Jelas Bella menyindir teman-temannya.
"Gue masih denger ya, Bel!" Teriak Elsa dri kejauhan membuat Bella mendelik kecil.
Tuh anak cenayang, ya?
Bella langsung menarik tangan Jihan dan menyuruhnya berbaris di tengah-tengah antara Bella dan Kiara. Lalu menyerahkan bendera itu pada Jihan. Sang empu hanya bisa pasrah di tempat. Di sisi lain Jihan terkejut melihat perlakuan Bella yang tiba-tiba ramah padanya. Biasanya dia justru paling tidak suka jika dekat-dekat dengannya, tapi sekarang malah berbeda.
"Semuanya sudah siap?" Tanya Bu Ani memastikan.
Mereka bertiga mengangguk serempak.
Upacara kembali dilanjutkan. Jihan melakukan tugasnya dengan baik karena bisa mengimbangi Bella dan Kiara, setiap langkahnya selalu sama dengan yang lain sampai Kevin tersenyum kecil melihatnya.
Cantik. Batin Kevin.
Para siswa Ganesa pun semakin terpana dengan sosok Jihan saat sedang serius. Kecantikannya berkali-kali lipat lebih terpancar.
"Ekhemm, kok gue nyium bau gosong yah?" Bisik Brian yang kebetulan berada tak jauh dari barisan Iqbal dan Abintang yang sedang di hukum. Posisi kedua cowok itu berhadapan pada barisan Brian dkk.
Iqbal menunjuk-nunjuk Abintang dengan lidahnya yang ditekan di pipi dalam. Wajah Abintang memerah tak suka. Tatapannya juga tak bersahabat saat melihat banyak mata lelaki menyusuri tubuh Jihan dari bawah hingga atas. Sepatunya beberapa kali bergerak tak tenang.
"Ck!" Decaknya sudah biasa jika sedang kesal.
Iqbal sudah ngakak tanpa suara bersamaan anggota Daevas lain kecuali Reksa, lelaki itu memang paling waras sendiri.
Mampus lo kena karma! Dulu aja sok-sokan nolak. Sekarang aja kebakar sendiri. Panass aja terosss sampe gosong!! Hahaha. Batin Iqbal.
🌼🌼🌼
Segini aja dulu ya prenn! Uby lagi lagi magerr hehhe.
Jangan lupa tinggalkan jejak supaya gak di jemput Limbad 😈