Demi sesuap nasi Wahyu memaksa putrinya untuk menikahi pria paruh baya yang hartanya ada dimana-mana.
Kenisha si gadis cantik nan anggun tak bisa menolak, meski ia tak ada cinta, namun masalah perut dan tempat tinggal yang layaknya jauh lebih penting dari pada perasannya.
“Asal kau bisa merubah rumah gubuk kandang ayam ku menjadi beton, dan memastikan keluarga ku kenyang, aku akan mengabdikan seluruh hidup ku pada mu, tuan.” ucap Kenisha seraya meneteskan air matanya.
“Ku penuhi persyatan mu, babe.” sahut David si pria kaya bergelimang harta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reski Muchu Kissky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bidadari
“Makanannya enak ya?”
Mendengar suara maskulin itu sontak mereka semua menoleh ke arah David yang berdiri di hadapan mereka.
Kenisha yang bertemu pria tampan itu untuk yang kedua kalinya merasa deg-degan, pasalnya David lebih tampan menggunakan baju sehari-hari dalam rumah dari pada baju formal.
“Celine.” Kenisha membaca merek baju celana dan sandal yang di pakai calon suaminya.
“Apa kau suka?” ternyata David mendengar apa yang Kenisha katakan.
“Tentu saja, terlihat cocok apalagi tuan yang memakainya.” ucapan jujur Kenisha malah di salah artikan oleh David.
Ia berpikir kalau calon istrinya memberi pujian kepadanya.
Sontak David melempar senyum pada Kenisha yang kini berhenti makan.
“Oh iya, nanti kita mau fitting baju pengantin ke butik, sebaiknya sekarang kau mandi,” ujar David.
“Baik tuan, tapi aku harus mandi dimana?” tanya Kenisha.
“Di kamar tamu, Winda tunjukkan jalannya pada nyonya.” David meminta bantuan pada Winda sang art kepercayaannya.
“Baik tuan.” Winda yang sigap dengan cepat melaksanakan perintah dari sang tuan besar.
“Mari nyonya.” ucap Winda dengan nada yang lembut.
“Iya kak.” kemudian Kenisha bangkit dari duduknya.
Saat ia akan lewat di sebelah David ekor matanya pun mendapati calon suami menatapnya dengan penuh makna.
Kenapa sorot mata tuan selalu menyeramkan? batin Kenisha.
“Sebelah sini nyonya.” kemudian Winda pun membawa Kenisha ke kamar yang telah di siapkan khusus untuk calon nyonya besar atas permintaan David sendiri.
Sedang David yang masih berada di ruang tamu melihat ke para keluarga calon istrinya yang masih memakan makanan yang masih ada di atas meja.
“Hari ini aku telah mengirim kontraktor untuk membangun rumah kalian,” ucap David.
“Uhuk uhuk uhuk!!” Wahyu batuk-batuk mendengar apa yang dikatakan calon menantunya.
Sementara Lilis menelan salivanya, mereka takut jika pembangun itu akan membawa petaka baru untuk mereka.
“Apa rumah yang akan di bangun sebesar rumah kami yang sekarang tuan?” tanya Lilis dengan penuh selidik.
“Tentu saja lebih besar,” jawab David.
“Seberapa besar tuan?” timpal Wahyu.
“Apa saluran tanah yang ada di sana punya kalian?” tanya David kembali.
“Tidak tuan, milik kami hanya 5000 meter persegi, pohon yang kemarin tempat kita duduk adalah pembatas dari sebelah kanan, pohon kelapa dari sebelah kiri, jalan besar dari bagian depan dan pohon tebu dari belakang, yang area ilalang dan tanah merah punya orang lain,” terang Wahyu.
“Baiklah aku mengerti, akan ku katakan pada mereka agar tak menyentuh tanah itu,” ucap David.
“Terimakasih banyak tuan, tapi apa pembangunan tidak bisa di tunda sampai kami pulang?” Wahyu ingin mengulur waktu karena ia takut selama proses itu para tukang yang bekerja menemukan mayat Leo.
“Tidak bisa, karena aku ingin saat kalian telah pulang, kalian menempati rumah baru yang lebih layak untuk di tinggal, jadi untuk sementara tinggallah di sini sampai rumah kalian selesai.” niat baik David yang ingin membahagiakan keluarga istrinya justru malah sebaliknya.
Wahyu dan istrinya menjadi tak tenang karena sudah jelas jika mereka tidak pulang selama dua hari maka bau mayat itu akan tercium oleh siapa saja yang berada di dekat ilalang itu.
“Begitu ya tuan, tapi saya takut kalau pekerja tuan salah membangun atau mengambil tanah orang lain, izinkan saya untuk mengawasi secara langsung, karena hati saya akan lebih tenang kalau saat prosesi pembangunan saya ada di sana, saya menghargai kebaikan tuan, tapi biarkan saya pulang kesana dulu baru pembangunan rumahnya di lanjutkan.”
Wahyu tetap berupaya agar pembangunan rumah itu di tunda, tujuannya tidak dan tidak bukan agar ia memiliki waktu untuk menghilangkan jejak Leo.
“Baiklah, kalau menurut bapak begitu saya ikut saja.” karena Wahyu memaksa akhirnya David pun mengalah.
****************
Di dalam kamar, Kenisha yang baru selesai mandi di suruh untuk memakai gaun indah berwarna baby pink.
“Ini tuan sendiri yang membelinya, silakan di pakai nyonya,” ujar Winda.
Lalu Kenisha mengenakan gaun indah pemberian calon suaminya yang panjangnya di bawah lutut dan memiliki kerah model square.
“Bagus sekali, aku suka kak.” Kenisha terseyum pada Winda.
“Panggil Winda saja nyonya.” Winda yang di ajarkan tata krama di rumah itu tak ingin jika di marahi David apabila dirinya kedapatan di panggil kakak oleh majikan barunya.
“Aku mengerti, Winda.” Kenisha hanya menurut apa yang di katakan art rumah itu.
Setelah selesai memakai baju Kenisha pun di bawa oleh Winda menuju meja rias.
“Nanti setiap harinya saya yang akan mengajari nyonya untuk memakai make up sampai nyonya bisa merias wajah sendiri,” terang Winda.
Kenisha pun melihat Winda yang berkata seperti itu padanya.
“Karena nyonya sudah cantik, bulu mata panjang lentik, bibir merona, maka sentuhan make up tipis saja sudah cukup.” Winda yang telah berprofesional dengan cepat merias wajah calon istri majikannya.
Kenisha yang melihat wajahnya di poles make up untuk pertama kalinya jadi ragu, jika wanita cantik yang ada di pantulan kaca adalah dirinya.
“Apa ini aku, Winda?” Kenisha tersenyum seraya menoleh ke arah Winda yang kini berdiri di sebelahnya.
“Tentu saja nyonya, ku rasa tuan memilih nyonya karena ia tak perlu menunggu lama kalau nyonya mau di ajak kemana-mana.” Winda tahu betul kalau David tak suka menunggu wanita yang menghabiskan waktunya berjam-jam untuk mempercantik diri.
“Aku baru tahu itu.” Kenisha tertawa kecil saat mendengar apa yang di katakan Winda.
“Karena itu nyonya, saran saya gunakan skin care rutin setiap hari agar nyonya tidak perlu menaruh bedak dan perona tebal-tebal di wajah nyonya, karena dengan melakukan perawatan wajah setiap hari akan menjaga kelembaban kulit kekencangan dan membuat nyonya tetap awet muda.” Winda yang pernah kursus kecantikan mengetahui banyak trik untuk tampil cantik alami.
“Terima kasih banyak Winda, aku sangat terbantu oleh mu, aku pasti tidak akan melupakan kebaikan mu.” Kenisha yang senang memutuskan untuk menjalin persahabatan dengan Winda.
“Sama-sama nyonya.” Winda merasa bersemangat karena ia yakin, telah dapat merebut hati Kenisha, sebab di rumah besar yang memiliki 25 art dan 10 satpam itu terdapat persaingan ketat untuk terlihat baik di mata majikan mereka.
Setelah itu Kenisha bangkit dari duduknya, karena ia yang telah selesai berdandan akan segera keluar kamar menemui suaminya yang ada di ruang tamu.
“Ayo nyonya,” ujar Winda.
Kemudian Kenisha dan Winda keluar dari dalam kamar secara bersamaan.
Selama perjalanan ke ruang tamu para art yang sedang lalu lalang terpesona melihat Kenisha yang tadinya dekil kini di sulap menjadi seorang putri.
Sesampainya mereka di ruang tamu semua orang yang ada di sana pangling melihat perubahan Kenisha mulai dari ujung rambut sampai dengan ujung kaki.
“Apa kau Kenisha?” Lilis berdecak kagum melihat putrinya yang sekarang menjadi sangat cantik.
“Iya, ini aku bu.” Kenisha yang malu-malu menundukkan kepalanya.
“Ya Tuhan, tidak ku sangka aku mempunyai anak perempuan secantik dirimu.” Wahyu merasa kalau menantunya akan sangat jatuh hati pada Kenisha.
anywhere, keep it that
Ditunggu feedback-nya
Kadang juga ada nama Virgo n Lyra.
Mereka sp y?