NovelToon NovelToon
Bukan Sebatas Istri Gelap

Bukan Sebatas Istri Gelap

Status: tamat
Genre:Nikahmuda / Tamat
Popularitas:29.7k
Nilai: 5
Nama Author: Asti Amanda

Hidup yatim piatu dan dibesarkan oleh ayah angkatnya. Jia Grietha sangat berharap bisa hidup dengan baik, tetapi pria pemabuk dan kasar itu membawanya ke meja perjudian.


Dari parasnya yang cantik dan bodinya yang seksi, membuat semua orang selalu terpikat. Terutama Gara Harveyd langsung tertarik pada pandangan pertama. Pewaris yang sombong dari keluarga Harveyd yang terkenal kaya raya di kota.


Saat melihat Jia, Gara pun secepatnya membawa pulang gadis itu dengan harga satu milyar. Awalnya, Jia mengira Gara adalah penolongnya, akan tetapi ia makin jatuh ke dalam jurang yang berduri.


Bukannya diberi kebebasan, Jia dijadikan istri rahasia untuk pemu4s naffsunya semata. Setiap saat harus patuh apabila Gara meminta jatahnya. Jia benar-benar tidak tahu lagi langkah apa yang harus diambil untuk mengakhiri hubungannya dengan Gara yang ingin menikahi wanita lain juga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asti Amanda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

9. Tidak Enak Badan

"Permisi, Nona." Ketuk mereka masuk ke dalam ruangan dan melihat Celin sedang beristirahat di sofa bersama asistennya. Hanya berdua tanpa kehadiran Gara. Tentu saja Gara ikut ke orang tuanya yang bersalaman kepada para tamu-tamu penting.

"Oh kalian dari toko bunga itu?" Tunjuk Celin ke bunga yang dibawa mereka.

"Benar, Nona. Kami dari toko itu dan kami juga penggemar anda," ucap ketiganya kompak, kecuali Jia yang diam menunduk.

"Terima kasih, salam buat Bos kalian," senyum Celin dengan sendiri mengambil bunga khusus dari teman Ibunya itu.

"Oh, ada apa lagi? Kenapa masih diam di sini?" tanya asisten Celin.

Ketiga teman Jia dengan malu-malu menjawab, "Apa kami boleh foto bersama Nona?" Celin terkejut lalu tersenyum gembira.

"Boleh dong, sini kumpul, biar asistenku yang mengambil foto," 

"Mohon bantuannya ya, asisten." 

Celin memberikan kamera ke asistennya lalu berdiri di tengah-tengah bersama ketiga gadis itu dan Jia. 

"Haha, kau langsung ceria kalau sudah bersama penggemarmu," geleng asistennya pun siap memotret.

Cklek! Foto berharga itu berhasil diabadikan, ketiga gadis histeris dan memberi selamat, kecuali Jia yang tanpa ekspresi tetap bersalaman kepada Celin. Setelah berbasa-basi, mereka pun pamit pergi. Namun, saat Jia mau keluar dari ruangan itu, Celin menangkap tangan Jia hingga ketiga gadis toko itu tidak sadar dan pergi tanpa Jia.

"Nona Celin, kenapa kau menariknya masuk lagi ke sini?" tanya asistennya agak heran.

"Kata mereka, kau jago merias wajah, apa bisa bantu aku membersihkan make up yang tebal ini? Aku agak sulit menyikirkannya," ucap Celin menunjuk wajahnya.

"Tidak, kau jangan seenaknya memerintah, Nona Celin. Dia ini hanyalah gadis biasa, kau duduklah dan tunggu penata riasmu," tegas asistennya tidak mau terjadi kesalahan.

"Bosen, dia lama sekali datangnya, kau keluar saja deh kalau tidak setuju," dorong Celin ke asistennya lalu menguncinya di luar. Asistennya marah-marah melihat tingkah Celin yang selalu berbuat sesuka hati dan keras kepala. Kini hanya Celin dan Jia di dalam ruang istirahat itu.

"Kemarilah, tolong bantu aku menyingkirkan ini," titah Celin ke bros rambutnya yang sulit dilepas. Jia pun dengan diam hanya patuh diperintah ini itu.

"Ngomong-ngomong, nama kau, Jia, kan?"

Deg! Jia yang sedang menata rambut sangat terkejut.

"Nona, tahu dari mana nama saya?" tanya Jia jadi was-was.

'Apa dia menyelidikiku? Dan tahu aku ini punya hubungan rahasia dengan tuan Gara?' pikir Jia menelan ludah.

"Haha, jangan tegang begitu, santai saja dong," tawa Celin melihat ekspresi terkejut Jia dari pantulannya yang mudah dibaca.

"Maaf, ini pertama kalinya kita bertemu, tapi Nona sudah tahu nama saya, dan ini agak mengejutkan," ucap Jia gelagap.

"Aku tahu nama kau dari Bosmu, Jia," toleh Celin melihatnya.

"Eh, Ibu Bos saya?" kaget Jia lagi.

"Ya benar, beliau sendiri yang merekomendasikanmu," ucap Celin tersenyum manis.

"Eh, artinya penata rias itu aku?" Tunjuk Jia ke dirinya sendiri.

"Benar, beliau bilang salah satu karyawannya sangat ahli dalam merias wajah, dan sekali melihatmu yang cantik ini, aku jadi yakin orang itu adalah kau," tutur Celin sedikit memuji.

Jia menunduk tersipu, lalu tersenyum senang. "Terima kasih, anda juga sangat cantik sekali hari ini, pasti suami anda bahagia mendapatkan hati anda, Nona." Celin yang tadi tersenyum, langsung sirna mendengarnya.

"Entahlah, aku tidak yakin itu," hembus Celin murung lagi. Kening Jia mengerut melihat idolanya sedih. 

"Cinta bukan alasan yang selalu dipakai dalam pernikahan, Jia," ucap Celin menunduk dan memegang dadanya yang sakit.

'Eh, apa artinya ini?' batin Jia kurang mengerti.

"Nona, kalau bukan cinta, kenapa anda mau menikah dengannya?" tanya Jia yang dari kemarin ingin tanyakan itu. Celin berdiri dan melihat Jia dengan senyum paksanya.

"Kau akan tahu sendiri bila sudah menikah nanti," tepuk Celin ke bahu Jia. Jia menelan ludah, merasa ada yang aneh.

"Apakah Nona mencintainya?"

Celin tersentak kaget, lalu diam sejenak. Saat mau dijawab, langsung saja asistennya masuk dan bicara lantang.

"Bicara apa kau ini! Beraninya mengajukan pertanyaan itu! Nona Celin dan tuan Gara itu pasangan yang saling mencintai, karena itulah mereka menikah!" Tunjuk asisten marah ke Jia.

"Nona Celin, anda ini sudah kelewatan, untung saja aku punya kunci cadangan, jangan suka bicara asalan lagi pada orang lain," lanjut asisten berdiri di dekat Celin dan melotot ke Jia. Celin cemberut dan melipat tangan di depan dada.

"Hei, kau ini yang keterlaluan sudah meninggikan suaramu di depan penggemarku, sini aku punya hukuman untukmu," jewer Celin ke asistennya dan keluar dari ruangan itu menuju ke ruangan teman-teman selebnya.

Jia yang ditinggal pun mengepal tangan, agak marah dan kecewa pada Gara. "Dasar pembohong, katanya tidak butuh dicintai, tapi dia sendiri yang mencintainya." Umpat Jia menggertakkan giginya.

"Oh, siapa yang kau maksud itu?" sahut seorang pria berdiri di dekat pintu yang terbuka. Jia sontak mundur, suara itu milik Gara yang datang ingin memanggil Celin tapi malah bertemu budaknya.

Jia yang sakit hati tidak menjawab, ia maju melewati Gara, tetapi dengan cepat pria bersetelan pengantin itu menahan lengannya dan bertanya dengan sinis.

"Kenapa kau ada di sini? Kau mengikutiku?"

Jia balas menatap sinis dan menjawab kesal.

"Bukan urusanmu."

Plak! Jia pergi setelah menampar tangan Gara. Pengantin pria itu tersentak melihat sikap Jia yang aneh. 

"Hei, berhenti di situ!" teriak Gara membentak Jia. Tapi gadis itu terus berjalan membuat Gara marah besar. Ia mau mengejarnya, tapi nyonya Vera datang dan memanggilnya.

"Gara, siapa yang kau teriaki?" tanya Ibunya itu yang sempat mendengar kemarahan Gara.

'Sialan, awas saja kau, Jia. Beraninya hadir di sini tanpa sepengetahuanku dulu, apa jangan-jangan kau datang mau mempermalukan aku?' batin Gara mengepal tangan.

"Gara, kenapa kau diam?" Nyonya Vera berdiri di dekatnya.

"Itu tadi ada pelayan rendahan yang bikin tensiku naik, tapi lupakan saja, kenapa Mama datang ke sini? Kan bisa tunggu Gara dan Celin di ruangan itu," ketus Gara.

"Habisnya kau lama sekali panggil Celin, Mama kan jadi tidak sabar," cemberut Ibunya itu.

"Maaf, sepertinya Celin ada di tempat teman-temannya, Ma," ucap Gara.

"Ya sudah, kalau begitu, Mama dan Papa mau pulang duluan, nanti kau pulangnya sama Celin ya,"

"Tidak usah ikut pulang, kalian bermalam saja di hotel malam ini," sahut tuan Marvin datang.

"Ck, terserah kalian deh, aku cari Celin dulu," pamit Gara pergi untuk mengejar Jia bukan mencari istrinya. Sedangkan orang tuanya pun bersiap pulang ke rumah. Sementara tuan Edwin sedang mengobrol dengan tamu seleb putrinya itu.

"Hei, kalian lihat Jia?" tanya @sipalingtua sedang membantu membereskan dekorasi di aula pernikahan bersama dua temannya itu.

"Tadi Jia kirim pesan, katanya tiba-tiba lagi tidak enak badan," 

"Hais, dia itu memang susah diajak bergaul."

Mereka bertiga pun lanjut bekerja. Sedangkan Jia sedang pulang memakai taksi online. Sesampainya di rumah, ia pun berlari ke pintu. Saat mau membuka pintu, seseorang menahan tangannya. Jia spontan berbalik ke belakang.

"Lepaskan aku, tuan Gara!" ronta Jia.

"Kau tidak seharusnya ada di sini, kembalilah ke sana!" pekik Jia mendorong Gara dan masuk ke rumah, namun Gara dengan gesit memojokkan Jia ke tembok dan mengunci pintu.

1
Murniyati
baru mulaii
Retno Elisabeth
lanjut thor
Retno Elisabeth
kasian jia
Retno Elisabeth
bagus ceritanya
Nengah Oka
blm terlalu maksud cerita ya,.
Rika Khoiriyah
mungkinkah pacarnya Celin dibunuh ayahnya Celin supaya Celin bisa nikah sama Gara karena ayahnya yang terlalu terobsesi ingin masuk kedalam keluarganya Gara 🤔🤔🤔
Rika Khoiriyah
bagus kok ceritanya 👍👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!