NovelToon NovelToon
Dendam Si Kembar

Dendam Si Kembar

Status: tamat
Genre:Anak Kembar / Identitas Tersembunyi / Cinta Murni / Romansa / Tamat
Popularitas:147.9k
Nilai: 4.9
Nama Author: Freya Alana

Gadis dan Dara adalah sepasang gadis kembar yang tidak mengetahui keberadaan satu sama lain.

Hingga Dara mengetahui bahwa ia punya saudara kembar yang terbunuh. Gadis mengirimkan paket berisi video tentang dirinya dan permintaan tolong untuk menyelidiki kematiannya.

Akankah Dara menyelidiki kematian saudaranya? Bagaimana Dara masuk ke keluarga Gadis?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Freya Alana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rahasia yang Terkuak

Gadis dan Ara langsung menyukai suasana desa yang tenang. Angin sejuk semilir menerpa wajah mereka. Ara terpesona dengan barisan bebek yang berjalan menyusuri jalan bersama sang gembala.

Tak terasa mereka terus berjalan jauh hingga ke desa sebelah.

“Mommy, aku mau pipis …”

“Oh yuk ke klinik di sana.”

Ara menggandeng Gadis sambil berdendang menuju klinik.

“Permisi, anak saya pengin ke toilet, apakah bisa?”

“Oh monggo, ada di belakang.”

Klinik bersalin itu bersih dan nyaman. Perawatnya pun ramah. Gadis gegas membawa Ara ke toilet.

Ketika selesai Gadis melihat dinding dengan foto-foto bayi bersama ibunya. Sampai matanya menatap ke satu bingkai kosong di sudut dinding dengan tulisan bergaya kaligrafi: Untuk Ibu Sekar Ayu dan bayi kembarnya.

“Ibu Sekar Ayu? Bayi kembar?” Gumam Gadis dengan kening berkerut.

“Mommy, ayo! Ara mau jalan-jalan lagi.”

“Oh iya, sebentar, Mommy ingin mengucapkan terima kasih.”

Gadis mendekati seorang perawat yang sedang duduk di meja penerima tamu.

“Makasi ya, Mbak. Ooya itu di sana ada frame kosong dengan tulisan Ibu Sekar Ayu dan bayi kembar. Kok nggak ada fotonya?”

“Saya juga kurang tahu. Kata Bidan Ratna kejadiannya dua puluh tahun lalu. Bidannya aja udah meninggal beberapa tahun. Kita nggak ada yang ngerti ceritanya.”

“Oh,” jawab Gadis kecewa.

“Baik, terima kasih.”

Gadis, Ara, diiringi beberapa pengawal kemudian melanjutkan perjalanan sebelum akhirnya mereka kembali ke ibukota.

Dalam pesawat pribadinya, Gadis mengirim pesan.

Irsad, ada pekerjaan lain. Kita ketemu besok.

***

“Sayang, pekan depan, aku pergi ke Amerika, ya. Ada seminar di sana. Mungkin agak lama karena ada praktik juga di rumah sakit,” ucap Jadden saat mereka bertiga sedang makan pagi.

“Daddy, Ara mau ikut!”

Jadden menggosok hidung imut putrinya.

“Daddy janji suatu saat Ara akan ke sana bareng Mommy.”

“Kota apa?”

“Biasa, San Fransisco.”

“Seminar tentang apa?”

Jadden melirik Gadis yang jarang bertanya lebih jauh tentang rencana seminar.

“Oh tentang bedah jantung dengan teknik baru,” jawab Jadden hati-hati.

“Menurut Gadis, nggak apa-apa loh sesekali kita bertiga pergi. Kamu belajar, kita jalan-jalan. Ara mau kan?” Tanya Gadis sambil tersenyum manis.

“Yay! Ara mau ke Amerika sama Mommy dan Daddy!”

Wajah Jadden berubah kecut. Seminar hanyalah kedok baginya untuk pergi ke Amerika menemui dua bocah buah cintanya dengan Melati.

“Okay, nanti kalau sudah fix, aku kirim ke kamu ya,” balas Jadden berusaha menyembunyikan kegugupannya dari Gadis.

Tak berapa lama, Jadden berpamitan pada Gadis dan Ara untuk ke rumah sakit. Gadis lalu menemani Ara bermain ketika hapenya bergetar.

Sebuah pesan masuk hasil sadapan hape Jadden.

Mel Sayang, maaf aku belum bisa ke Amerika minggu depan. Gadis dan Ara mau ikut. Nanti aku atur lagi pas Gadis sibuk jadi nggak bisa ikut.

***

Irsad membaca berulang kali file temuannya.

Ia meraih hape untuk menelepon Gadis.

Setelah beberapa kali tidak mendapat jawaban, dia mengirim pesan.

Ada banyak temuan baru. Kita harus bertemu.

***

“Dis, lu jangan ke sana sendiri. Tunggu gue.”

“Nggak, Irsad. Gue harus kelarin ini. Oya jadi gue punya saudara kembar? Ya Allah, di saat gue lagi down, Allah masih kasih gue berita bahagia.” Gadis berhenti di luar sebuah gedung apartemen.

“Iya makanya lu tungguin gue. Lebih baik kita ngomongin tentang Dara jadi lu lebih tenang. Serius, Dis, perasaan gue nggak enak.”

“Laper kali,” Gadis berusaha membanyol untuk menghibur dirinya sendiri.

“Irsad, biar urusan Jadden, gue yang kelarin. Lu tetap gue bayar sesuai kontrak. Sekarang lu fokus buat cari kembaran gue. Dara. Duuuh bagus banget Mama dan Papa kasih nama. Dara dan Gadis. Bagaimana pun caranya tolong lu kasih tau dara kalau dia punya saudara kembar dan kita akan segera ketemu. Gue beresin urusan suami brengsek ini dulu,” sambung Gadis, kini menjalankan mobilnya masuk ke pekarangan apartemen.

“Ini bukan masalah bayaran, Dis, lu bisa tunda nggak niatan ngelabrak Jadden? Ada yang harus gue omongin tentang mereka.”

“Apapun itu, gue akan minta penjelasan langsung dari mereka. Please, Irsad, lu fokus ke Dara, ya. Lusa pagi gue akan ke Bali buat ketemu Dara. Lu ikut.”

“Ck. Kepala batu. Oke, hati-hati. Keep in touch!”

“I will. Walau sakitnya sampe ke tulang, gue nggak mau lembek di depan Jadden sama Melati. Gue kelarin ini lalu fokus ke Ara dan Dara. Look, ternyata secara nggak sadar, gue kasih panggilan ke anak gue mirip sama Dara. Gotta go now. Thanks ya, Irsad!”

Gadis memastikan lagi ia berada di apartemen yang tepat sesuai alamat yang dikirim Irsad. Apartemen yang diam-diam dibeli Jadden untuk bertemu Melati.

“Kuat, Gadis! Kamu bisa! Setelah ini kamu harus fokus menemukan Dara. Bismillaah.”

Gadis memarkir mobilnya di basement. Irsad telah membekalinya dengan kunci pass untuk masuk ke pintu gedung apartemen dan lift.

Dengan mengambil napas dalam, Gadis menekan tombol nomor lima. Selang beberapa menit kini dirinya berada di depan unit 505.

Hatinya bagai teriris sembilu mendengar suara suaminya dan Mel sedang bercanda.

“How could you, Jadden?” Gumamnya geram.

Walau Irsad sudah memberikan kunci magnetik unit tersebut namun Gadis memilih untuk mengetuk pintu kamar.

Tangannya dingin. Kakinya gemetar. Dikuatkan hatinya untuk menerima kenyataan terburuk tentang suaminya. Tentang masa depan perkawinan mereka.

“Sebentar …” Terdengar suara Jadden membalas ketuknya.

Pintu terbuka. Jadden dengan rambut masih basah dan handuk yang hanya menutupi area privatnya berdiri kaku dengan mata terbelalak di hadapan Gadis.

“Siapa, Kak, tumben ada yang ketok.”

Gadis melihat Melati muncul hanya memakai jubah mandi dan handuk menggelung di rambutnya.

“Dis … aku bisa jelaskan,” ucap Jadden setelah beberapa saat.

“Kak Gadis …” Melati berkata lirih.

Jika sebelumnya Gadis berencana menampar dan mengamuk, saat itu ia hanya bisa berdiri tanpa kata. Hanya air mata yang membasahi pipinya.

Jadden melangkah keluar mendekati Gadis.

“Sayang … ini nggak seperti …” Ucap Jadden pelan.

Gadis berlari meninggalkan Jadden menuju tangga darurat. Ternyata ia tidak sekuat itu untuk menghadapi Jadden dan Melati.

“Gadis … tunggu …” Jadden tidak bisa mengejar karena masih belum berpakaian lengkap. Segera ia masuk ke unit lalu mengenakan baju dan celana yang tersebar di lantai.

“Kak Jadden …” Melati menatapnya dengan khawatir.

“Aku akan jelaskan semua … kamu pulang ke rumah Opa Anwar. Kakak nggak pengin kamu sendirian.”

Jadden segera melesat ke arah lift mengejar Gadis yang sangat terluka. Tak dapat dipungkiri bahwa ia mencintai Gadis sama seperti dirinya mencintai Melati.

Gadis sudah mengarahkan mobilnya keluar ketika melihat Jadden di basement.

“Gadis … tunggu!”

Mengindahkan panggilan suaminya, Gadis terus melajukan mobilnya. Seluruh tubuhnya gemetar.

“Astaghfirullahaladzim, ya Allah, kuatkan hamba. Aaaaah!” Gadis berteriak sekencangnya dalam kabin mobil. Ia mengarahkan mobil ke pinggir kota.

Gadis tidak sanggup berhadapan dengan Jadden malam itu. Ia menuju villa Darius di luar kita sekadar untuk menenangkan diri. Tangannya menekan nomor Irsad.

“Halo …Dis, are you okay?” Irsad menjawab cepat. Nadanya terdengar sangat khawatir.

Gadis hanya terisak dan terisak. Irsad menghela napas kasar. Ini adalah situasi yang sangat dibencinya, saat klien mengetahui bahwa cintanya sudah dikhianati.

“Dis, lu dimana? Gue ke sana?”

“Gue mau ke villa Opa. Yang waktu itu gue cerita. Nggak, lu nggak usah ke sana. Ntar malah jadi fitnah.”

“Dis, lu lagi nyetir. Yang tenang.”

“Lu temenin gue di telepon bisa kan?”

“Bisa. Dis, sorry lu tadi sempet konfrontasi mereka?”

“Nggak. Gue lemah, Sad. Gue cuma bisa nangis.”

“Itu artinya lu kuat, Dis.”

“Mereka berzinah. Melati itu munafik banget.”

Irsad menarik napas dalam.

“Dis, lu bisa minggir dulu nggak? Ada sesuatu yang lu mesti tau tentang mereka.”

“Mesti tau apa lagi? Mereka itu pezinah! Pengkhianat! Bedebah!”

Irsad menimbang apakah harus melanjutkan perkataannya.

“Dis, gue saranin minggir dulu.”

“Ngapain lagi sih, Sad? Mereka emang udah jelas-jelas selingkuh di depan mata gue!”

“Mereka nggak selingkuh, Dis. Justru mereka lebih dulu menikah dan nggak pernah bercerai. Jadden sudah menikah dengan Melati waktu dia nikah sama elu.”

Gadis menginjak rem. Hampir membuat tabrakan beruntun.

“What? Lu becanda, kan?”

“Makanya kita ketemu.”

“Gue parkir. Lu spill sekarang juga.” Gadis mengindahkan para supir di belakangnya yang memaki dengan kata-kata kasar. Ia segera berbelok masuk ke area pertokoan.

“Talk!” Titah Gadis.

***

Flash back.

Jadden menatap Melati yang tersenyum malu. Tak tahan, ia mengecup hidung wanita yang baru saja dinikahinya.

“Nanti saja kalau sudah di kamar pengantin. Kalian tanda tangan di sini,” ucap penghulu sekaligus wali nikah bagi Melati. Pria paruh baya itu tersenyum geli melihat tingkah laku pasangan baru di hadapannya.

“Terima kasih, Bapak-bapak sudah bersedia jadi wali nikah dan saksi di pernikahan kami.”

Jadden lalu menggandeng Melati keluar dari kantor KUA. Melati, wanita yang berhasil mencuri hati dan cintanya. Sekaligus wanita yang dibenci oleh keluarganya.

Menurut ayah Jadden, kakek Melati, hanyalah cecunguk bagi Darius Anantara. Walau kekayaan Anwar berlimpah dengan karir yang meroket sebagai pengacara sekaligus direktur di Anantara Group, tapi dia bukanlah siapa-siapa tanpa Darius Anantara.

Jadden tak mau berpisah dari Melati. Mereka pun menikah tanpa orang tua. Begitu pun Melati yang tidak berani memberitahukan Anwar tentang Jadden yang bermarga Syailendra. Lawan bisnis Anantara.

Jadden dan Melati merasakan manisnya surga di dunia pernikahan yang disembunyikan. Mereka mengatur jadwal temu di apartemen di luar kota dan pulang ke rumah masing-masing setelahnya.

Melewati beberapa bulan perkawinan, Melati hamil. Mereka berdua sangat bahagia. Jadden kini lebih sering bersama Melati.

Beruntung Melati memakai gamis dan kerudung panjang sehingga di awal kehamilan, ia bisa menyembunyikan dari semua orang, termasuk Anwar.

Ketika perut Mel semakin membesar, Jadden memutuskan agar istrinya tinggal di San Fransisco. Kota mereka pertama bertemu. Anwar mengijinkan Melati karena memang cucunya pernah kuliah dan kerja di sana.

Dengan dalih ingin memperdalam ilmu kedokteran kepada keluarganya, Jadden menemani Mel sampai melahirkan putra pertama mereka, Jingga. Ia bertekad bulat ingin membuat kedua orang tuanya menerima Melati dan putra mereka.

Setelah Jingga berumur tiga bulan, Jadden pulang ke Indonesia. Melati tinggal di San Fransisco. Beruntung ia memiliki sahabat yang mau membantu mengasuh Jingga jika harus bekerja.

Sebelum Jadden mengutarakan maksudnya. Sang Ayah, Mike Syailendra, malah mengusulkan dirinya untuk berkenalan dengan cucu tunggal Darius Anantara. Mengatakan bahwa wanita seperti Gadis yang jelas garis darahnya dari keluarga ternama, lebih pantas bersanding dengan Jadden.

Mike bahkan sempat menghina Melati dan bersyukur Jadden mengikuti nasihatnya. Jadden terdiam. Dirinya tak sanggup berpisah dari Melati namun ia juga tidak berani menentang orang tuanya.

Tak mau berbohong, Jadden menceritakan semua pada Melati. Wanita itu terpuruk. Terlebih mendengar Jadden akan dijodohkan dengan Gadis.

Jadden meyakinkan bahwa ini adalah satu-satunya cara agar mereka tetap bisa bersama.

Melati perlu waktu untuk berpikir. Sahabatnya mengatakan agar Melati lebih baik berpisah dari Jadden lalu mengaku pada Anwar bahwa dirinya sudah pernah menikah dan kini memiliki bayi tampan.

Semakin Mel memikirkan nasihat sahabatnya, semakin berat hatinya untuk berpisah.

Ketika Jadden mengatakan bahwa ia akan menikahi Gadis, maka Mel dengan berat hati memberi ijin pada suaminya. Bahkan Gadis memintanya untuk jadi bridesmaid.

Mel dengan perasaan hancur lebur melihat suaminya bersanding dengan Gadis. Di malam resepsi, ia berpamitan pada semua untuk kembali ke San Fransisco dengan alasan harus kembali bekerja.

Jadden hanya menatap dari jauh ketika istri pertamanya meninggalkan resepsi. Sejak hari itu, Jadden berjanji untuk bersikap adil terhadap Mel dan Gadis. Ia sering pamit untuk mengikuti seminar di luar negeri padahal ia pergi menjenguk istri dan anaknya.

Walau demikian lambat laun perasaannya mulai tumbuh pada Gadis Anantara. Terlebih saat mereka dikaruniai Aurora Syailendra. Jadden benar-benar mencintai Gadis sebagai istri dan ibu dari putrinya.

Beberapa bulan setelah Ara lahir, Mel hamil. Jadden membagi kehidupannya. Malam hari adalah waktunya bersama Gadis dan Ara. Sementara di siang hari saat bekerja, ia akan sering video call dengan Mel dan Jingga.

Beberapa bulan sebelum Mel melahirkan, Jadden kembali pamit untuk belajar di negeri Paman Sam. Dirinya dan Mel sangat berbahagia ketika Biru lahir.

Gadis sedikit pun tidak curiga. Terlebih lagi saat itu Ara masih memerlukan perhatian penuh. Walau bersama Mel telah punya dua putra, Jadden tetap mencintai Gadis.

Mel tidak menuntut Jadden untuk meninggalkan Gadis. Ia berusaha berpasrah melepas suaminya kembali pada Gadis. Mel dengan penuh kedewasaan menerima pernikahan poligami yang dijalaninya bersama Jadden.

Ia hanya berharap ada jalan bagi mereka untuk tidak lagi menyembunyikan pernikahan dan anak-anak. Bagaimana pun, Jingga dan Biru adalah cucu bagi keluarga Syailendra dan cicit dari Anwar Barnaba.

***

Gadis menatap foto dokumen pernikahan Jadden dan Melati. Jauh sebelum dirinya menikah dengan Jadden.

Hatinya mencelos menatap foto Jingga dan Biru yang merupakan fotocopy dari ayahnya.

Irsad menyampaikan semua dengan hati-hati melalui sambungan video call.

“Jadi mereka tidak berselingkuh. Gue yang jadi pelakor terhadap Mel.”

Gadis menutup wajahnya.

“Bukan, Dis. Lu bukan pelakor. Jadden yang pengecut ngejadiin elu kedok buat menutupi pernikahan dia sama Mel.”

“Tetep aja gue sakit. Jadi selama ini Jadden ke Amerika dia pulang ke istri pertamanya. Gitu, Irsad?”

Irsad tidak menjawab, namun ia menatap sendu ke arah kliennya.

“Dis, gue ngerti lu perlu mencerna ini semua. Ijinin gue untuk mengawal elu ke villa. Abis itu gue balik lagi.”

Irsad khawatir dengan kondisi Gadis. Wanita itu bagai terhantam berkali-kali. Mengetahui bahwa ia adalah istri kedua dari Jadden Syailendra, dan kenyataan bahwa putrinya telah memiliki seorang kakak dan adik.

“Gue bisa sendiri. Villanya nggak jauh dari sini. Ini juga belum terlalu sore. Paling Isya gue di sana. Lu fokus sama Dara, deh. I got this!”

“Dis, please. Dis, nggak ada orang yang biasa aja mendengar kalau dia harus berbagi pasangan. Apapun itu sebabnya. Lu sekarang lagi labil.”

“Gue cuma perlu sendiri.”

“Gini deh, nanti kita ketemu di pintu keluar tol, lu sampai sana sekitar maghrib kan. Lu sholat aja dulu terus tunggu gue. Jujur aja gue nggak tenang elu nyetir malem ke villa. Itu kan jalannya berkelok dan sebelah kirinya jurang. Gue dianter adek gue.”

Gadis terdiam. Rasanya seperti sedang bermimpi buruk. Tapi ini adalah kenyataan yang harus dihadapi.

“Dis, lu kabarin Jadden. Dia masih suami lu. Nggak boleh istri pergi tanpa ijin suami.”

“Oke.”

“Dis, gue serius.” Irsad melihat raut muka Gadis berubah datar.

“Oke, udah dulu ya, gue mau berangkat. Assalamualaykum.”

Tanpa menunggu jawaban Irsad, Gadis langsung mengakhiri video call.

***

Jadden berulang kali menelepon Gadis dan tidak diangkat. Kini ia menuju rumah walau menyangsikan istri keduanya pulang ke sana.

Dari awal pernikahan Jadden sudah menduga hal ini akan terjadi. Ia akan menjadi laki-laki yang menyakiti dua wanita.

Di awal pernikahan juga, ia berpikir bisa meninggalkan Gadis kapan saja untuk Melati. Tapi kini ia tak sanggup kehilangan Gadis.

Hapenya berbunyi.

“Assalamualaykum, Mel.”

“Waalaykumussalam, Kak. Gimana udah ketemu Kak Gadis?”

“Belum, Mel. Kamu dimana?”

“Udah sampai rumah Opa Anwar, tapi masih di mobil. Kak, Mel takut.”

Jadden menghela napas. Tapi sebagai laki-laki ia harus bertanggung jawab untuk kedua keluarganya.

“Biar Kak Jadden selesaikan ini dulu. Mel, maafin pasti kamu sakit hati banget.”

Mel menghela napas. Dua tahun ini ia seperti berdiri dan duduk di atas bara api. Demi bisa bersama Jadden dia rela menjalaninya.

“Mel ngerti. Kakak selesaikan dulu sama Kak Gadis. Udah dulu ya, Kak. Mobil Opa masuk ke pekarangan.”

“Okay, kalau udah beres Kak Jadden kabarin. Jangan tunggu Kakak ya. Assalamualaykum.”

Setelah sambungan terputus, Jadden kembali menelepon Gadis.

Sebuah pesan masuk.

Kak, Gadis nggak pulang malam ini. Gadis perlu waktu. Maaf. Titip Ara. Bilang Mommy sayang dan cinta sama Ara. Always, always.

Jadden membalas.

Gadis, kamu dimana? Kakak ke sana. Kakak minta maaf. Gadis … Please. Kita bicarakan ini.

Di ujung sana, Gadis membaca pesan dari Jadden. Ia menghapus air mata yang sedari tadi tidak berhenti mengalir.

***

1
Siti Arbainah
kadang yg terlihat baik blum tentu baik dan yg terlihat jahat blum tentu jahat
Siti Arbainah: iya.. mkanya kita gak bisa nilai orang cma dr covernya aja bahkan yg dekat aja bisa lbih jahat 😆
total 2 replies
Siti Arbainah
curiga sama Adrian sih dalangnya kecelakaan itu
freya alana: Hmmm lanjut kaaak 😍😍😍
total 1 replies
shanairatih
ceritanya keren bgt 👍👍👍👍👍💕💕💕
lapak nasi khansa
👍👍👍👍
freya alana: Makasi dah mampir ya. Sila tengo juga novelku yang lain 💖💖
total 1 replies
Nana
kasian Dara 😭😭😭
freya alana: Lanjyuuut kak ☺️
total 1 replies
Nana
couple somplak 🤣🤣🤣
freya alana: 🤭🤭🤭🤭🤭
total 1 replies
Nana
😭😭😭 gemes bgt sama Dara dari awal bikin ngakak
freya alana: Xixixixi … iya kak 😍
total 1 replies
Nana
udah ada yg punya, patah hati deh Dara gue
freya alana: Hihihi lanjut dulu kaak 😍😍😍
total 1 replies
G
yah tamat
Bundanya Pandu Pharamadina
endingnya
👍👍👍👍
❤❤❤❤
semoga mbak Authornya sehat selalu, sukses dan berkah, makasih mbak Author
freya alana: Makasi kak, maa syaa Allah … met menjalankan ibadah Ramadhan ya kak … 🌹🌹🌹🌹
total 1 replies
Bundanya Pandu Pharamadina
Dara Askara
❤❤❤❤
freya alana: Sejodoh 😍
total 1 replies
Bundanya Pandu Pharamadina
iih mbak Author bikin senam jantung terus, semoga Dara selamat dan bisa membongkar kedok Anwar.
freya alana: Hehehehe 💓
total 1 replies
Bundanya Pandu Pharamadina
hantunya berwujud manusia yah mbak Author🤔
freya alana: Iyaaaah…
total 1 replies
Bundanya Pandu Pharamadina
mampir marathon👍❤
freya alana: Maa syaa Allah… makasi kakaaak 🌹🌹🌹
total 1 replies
Mak mak doyan novel
karya yg keren.
freya alana: Maa syaa Allah, tabarakallah … makasi kakak 💕💕💕
total 1 replies
Mak mak doyan novel
akhirnya selesai juga... ending yang sesuai harapan...happly ever after..
karyamu keren thor. good job
freya alana: Makasi kakak, makasi udah mampir dan kasih komen….. aku pada muh 💕💕💕💕
total 1 replies
Aisyah farhana
seriusan ini Dara mau 12 anak good job lanjutkan seruuu sekali banyak krucil deketan pula lahirnya, pak Adrian ternyata anda juga menyimpan rahasia tapi termaafkan dehh demi Dara sama Askara n anak" juga. karya yg hebat luar biasa kak ditunggu karya selanjutnya makasih sudah buat cerita yg luar biasa enak buat dibaca lanjuuuttt
freya alana: Kak… makasi ya sudah baca novel aku …. semoga selalu sehat dan bahagia…. Aamiin 😘😘😘
total 1 replies
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ༄⃞⃟⚡ˢ⍣⃟ₛ as⏤͟͟͞R¢ᖱ'D⃤
wah Dara keluarganya rameee bangeeettt
makasih yah kak
karyanya bagus
semoga nanti Makin banyak yang baca,Makin banyak yang suka
sukses selalu ❤️
freya alana: Makasi ya Kak, udah baca novel aku …. Seneng deh. Semoga selalu bahagia n sehar ya Kak … 😘😘😘
total 1 replies
Arie
👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍
freya alana: Makasi ya Kakak ….
total 1 replies
Aisyah farhana
waaahhhh selamat Dara Anantara n Gadis happy banget samaan lahirannya baby boy pula yeyyyy
freya alana: Hihhi iyaaah. Lanjuuut kaaaak 😍😍😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!