📌S4 dari SHE IS QUEEN MAFIA atau S2 dari MY DARK.
📌Disarankan untuk membaca SHE IS QUEEN MAFIA & MY DARK.
Kelanjutan kisah anak anak Allice dkk juga Austin dkk.
Dimana mereka mempunyai sifat yang sama persis dengan orang tuanya, khususnya anak anak Allice dan Alvaro yang memiliki sifat yang sangat sangat mirip dengan kedua orang tuanya.
Anak Alvaro dan Allice memiliki kelebihan yang sama dengan sang Mama, yaitu bisa mendengar suara batin orang yang ada disekitarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MILA KARMILA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAD#8
Sementara Rava, Dion dan Arka masih berkeliling mencari dimana kelas mereka berada, hingga mereka sampai diruangan paling pojok lantai 3.
"Baeuh, nih ruangannya, pegel juga gw nyari dari lantai 1 terus kelantai 2 kelas si kutub, baru bisa nyampe sini." Ucap Dion yang sudah berada tepat didepan pintu kelas bertulis 12A bersama Arka dan Rava.
"Iyeh, nih sekolah gede banget, kantinnya sebelah mana kita aja belum tahu." Ucap Arka menimpali.
"Masuk." Ucap Rava langsung membuka pintunya tanpa mengetuknya terlebih dahulu, hingga semua siswa dan guru dikelas menatap mereka dengan tatapan yang berbeda beda.
"Murid baru." Ucap Rava sudah dengan mode datar dan dinginnya.
"Wah itu cogan yang tadi pagi."
"Tapi mana cewenya."
"Beda kelas paling."
"Gw harus deketin mereka."
"Saingan saingan."
Riuh para siswa dikelas melihat ketampanan Rava dkk.
"Anak anak kita kedatangan murid baru." Ucap Guru yang mengajar.
"Kita udah lihat." Kompak sekelas.
"Kalian silahkan ma.." Belum Guru menyelesaikan ucapannya, Rava dkk langsung masuk begitu saja.
"Perke...." Ucap Guru kembali dipotong oleh Rava dkk.
"Ravael Varo M." Ucap Ravael dingin.
"Dion Alveno B." Ucap Dion biasa aja.
"Arkana Vero V." Ucap Arkana datar.
"Ada yang ditanyakan?" Tanya Guru pada murid dikelas.
"Saya." Ucap salah satu siswa mengacungkan tangannya tinggi tinggi.
"Ya kamu, silahkan." Ucap Guru.
"Anu, kenapa marganya disingkat?" Tanyanya.
"Privacy." Ucap Rava dingin.
"Ada lagi?" tanya Guru lagi, namun tidak ada respon.
"Baik, tidak ada yang ingin ditanyakan lagi, kalau begitu kalian silahkan duduk." Ucap Guru langsung menyuruh Rava dkk duduk dibangku yang kosong.
"Dari tadi kek." Ucap Arka yang sudah merasa pegal, ia langsung mengikuti Rava yang berjalan mendekati tiga bangku kosong, yang sepertinya sudah sangat berjodoh dengan mereka.
Guru langsung meneruskan penyampaian materinya, namun Rava dkk dengan santainya langsung melipat tangannya dimeja dan menelungsupkan kepalanya bertumpu pada kedua tangannya.
Guru yang sudah selesai menerangkan pelajaran dengan panjang lebar, langsung berbalik melihat semua siswa, pandangannya langsung mengarah pada bangku Rava dkk.
"Kalian bertiga!" Ucap Guru menunjuk Rava dkk yang masih asik dengan mimpinya masing masing. Namun panggilan Guru tidak digubris oleh Rava dkk, mereka bertiga malah hanya meliriknya sekilas dan kembali menelungsupkan kepalanya lagi.
Brak!
Guru langsung menggebrak meja dengan penggaris panjang yang panjangnya 1 meter. (Yang dulu kalo SD sering dibuat meriksa kuku anak muridnya, kalo panjang langsung dipukul, salah satu kobannya adalah saya sendiri 😂)
Rava dkk yang kaget langsung menegakkan kepalanya mebatap datar sang Guru.
"Apaan sih, ganggu orang tidur aja." Kesal Rava dengan nada mengancam.
Para siswa dikelas langsung diam menunduk, tanpa berani mengatakan satu patah kata pun.
"Kalian bertiga berani beraninya mengabaikan pelajaran saya, sudah merasa pintar hah?!" Marah sang Guru.
"Adoh santai aja dong jangan ngegas, kita kan ngantuk, ya tidur lah, orang pelajaran anak SD dimasukin di SMA." Ucap Dion mengucek ucek matanya.
"Jika kalian pandai, maju kerjakan sola yang saya berikan." Ucap Guru menantang, ia yakin 💯 persen bahwa Rava dkk tidak akan bisa menyelesaikan soal yang ia buat sendiri.
"Ok siapa takut, kalo kita bisa, silahkan Anda tinggalkan kelas ini, dan pilih guru pengganti untuk menggantikan Anda." Ucap Rava tersenyum licik.
"Baik, jika kalian tidak bisa menyelesaikan kalian bertiga saya hukum." Ucap Guru langsung menuliskan soalnya dipapan tulis yang masih putih suci.
Saat Guru menuliskan soalnya, para siswa dikelas mulai bergumam akan tingkat kesulitan soal yang dibuat.
"Wah ini soalnya belum pernah dibuat contoh."
"Dibuat contoh? diterangin aja kaga."
"Fiks si ini sih mereka bakal dihukum."
Gumam para siswa melihat soal yang guru tulis dipapan tulis.
"Silahkan kalian maju." Suruh Guru.
Rava dkk langsung maju mengambil spidol. Namun Rava dkk berhenti sejenak mengamati soal dengan wajah yang dibuat seolah olah mereka tidak bisa mengerjakannya.
"Sudah saya duga, pasti kalian tidak bisa mengerjakannya." Ucap Guru meremehkan Rava dkk.
"Heh, soal gini doang? Adik saya lebih jago." Ucap Rava langsung menyelesaikannya dalam waktu dua menit disusul Dion dan Arka.
"Finish." Ucap Rava melempar spidol yang ia pegang kewadah yang menggantung dipojok papan tulis dengan tepatnya.
Guru mengoreksinya, saat sudah selesai ia langsung terngaga, karna jawaban Rava dkk benar 💯 persen tanpa ada kesalahan sedikit pun.
"I...ini mana mungkin." Ucapnya yang masih tak percaya akan kemampuan Rava dkk.
"Dibilang juga apa, soalnya kayak anak SD." Ucap Arka lalu tersenyum senang.
"Wah mereka pintar."
"Ini sih parah."
"Bukan pintar lagi ini namanya, tapi jenius."
Takjub para siswa dikelas melihat kemampuan Rava dkk yang sudah mereka tunjukkan dihari pertamanya.
"Silahkan pintu keluar tinggal lurus saja." Ucap Rava menunjuk pintu kelas.
Guru langsung melongo dengan apa yang dikatakan Rava, ia tak percaya bahwa ia kalah dengan muridnya sendiri, bahkan ia akan digantikan oleh guru lain.
"Baik anak anak, Saya pamit undur diri." Ucap Guru langsung keluar dengan membawa buku bukunya.
"Hati hati." Pesan para siswa dikelas.
"Makasih Rava, Dion, Arka." Ucap siswa dikelas, karna memang mereka juga sangat bersyukur guru killer dapat dikalahkan bahkan terusir keluar akan tantangannya sendiri.
"Santai aja." Ucap Arka.
"Ikut gw." Ucap Rava langsung keluar dari ruang kelas.
"Mau kemana lu?" Tanya Arka mengikuti Rava dan mengimbangi jalannya.
"Roftop." Jawab Rava singkat padat dan jelas.
"Lu tahu dimana roftop nya?" tanya Dion.
"Tuh." Ucap Rava menunjuk tangga kecil yang pasti akan menuju keroftop.
"Mata lu jeli juga." Ucap Dion yang baru menyadari.
Sampai diroftop Rava dkk langsung terkesima dengan roftop yang begitu tertata rapi, bahkan sudah dilengkapi dengan sofa, kusi dan meja.
"Gile, ini roftop berasa ruang pribadi." Ucap Arka.
"Fiks ini sih basecamp kita yang baru." Ucap Dion.
"Pasti mama nih dulu yang bikin, gw harus ajak Audrey." Batin Rava langsung duduk dikursi.
"Tau gini mending gw dulu sekolah disini." Ucap Dion.
"Lah kita kan kaga tahu nih tempat, kalo tahu dari awal juga pilih kesini, ini nih tempat pasti tempat nongkrongnya mama papa kita dulu." Ucap Arka.
"So pasti." Ucap Dion sangat yakin.
Sementara Rava sudah merebahkan tubuhnya dan kembali menjelajahi alam mimpinya yang sempat tertunda.
"Lah nih anak udah tidur aja." Ucap Arka melihat Rava.
"Kaga bisaan lihat yang empuk empuk." Ucap Dion.
"Taulah mending kita mabar, sambil nunggu bel istirahat, ntar nyari kantin." Ucap Arka mulai memiringkan HPnya diikuti Dion yang mulai log-in kedalam game.
***************************************
~BERSAMBUNG~
LIKE, COMMENT, KASIH RATE 5
JANGAN LUPA VOTE & TAMBAHKAN FAVORITE
JANGAN LUPA👆
SEE YOU NEXT EPISODE 😉
BYE~
AUTHOR SAYANG KALIAN💕💕
aku pemburu sekaligus pembaca novel yg langsung end karena aku gak suka membaca novel yg dicicil nulisnya bikin penasaran pembaca🤗 dan aku luangakan waktu untuk bacanya setelah selesai kewajibanku sebagai IRT , mau siang atw malam tergantung sikon waktu IRT rehat gitu sampe tamat baca 1 novel biar tak ada ganggu 🤭🤫 ,,,,
maafakn thort jadi curhat nihhhhh.....semangat ya thort teruslah bikin karyamu yg menarik dan memuaskan tak lupa sehat selalu thorttt💪🤲🙏❤️💖