NovelToon NovelToon
Sopirku Mantan Dosaku

Sopirku Mantan Dosaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Saling selingkuh / Cinta Terlarang / Mantan / Romansa / Cintapertama / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Laila_Anta

Pernikahan seharusnya membuka lembaran yang manis. Tapi tidak bagi Nayara, dia menyimpan rahasia kelam yang akhirnya merenggut kebahagiaannya.

Suaminya membencinya, rumah tangganya hampa, dan hatinya terus terjerat rasa bersalah.

Hingga suatu hari sumber masalahnya sendiri datang dan berdiri dihadapannya, laki-laki yang kini memperkenalkannya sebagai sopir pribadi.

“Sudah aku katakan bukan. Kamu milikku! Aku tidak akan segan mengejarmu jika kau berani meninggalkanku.”

Apakah Nayara akan mempertahankan rumah tangganya yang hampa atau kembali pada seseorang dimasa lalu meski luka yang ia torehkan masih menganga dihatinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Laila_Anta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8

Untuk pertama kalinya Nay keluar rumah. Menghirup udara segar yang kini menyapu wajah. Ia sengaja tidak menutup kaca mobil sepenuhnya.

Ujung bibirnya mengulas senyum saat melihat ketakjuban peradaban kota yang ia lewati.

Gadis itu terlihat antusias saat melihat gedung-gedung pencakar langit dan beberapa toko-toko di pinggir jalan.

Hingga tanpa sadar membuat laki-laki yang duduk di sampingnya pun menyunggingkan senyum yang sejak tadi melihatnya dari kaca spion depan.

"Benar-benar wanita polos," gumamnya lirih yang memang bisa didengar oleh telinganya sendiri.

Mobil melaju membelah kemacetan dan keramaian kota.

Bian turun setelah mereka sampai di sebuah parkiran. Laki-laki itu terpaksa mengitari mobilnya karena melihat Nay belum juga membuka pintu.

"Turunlah, kita sudah sampai."

Mereka berjalan beriringan. Melihat beberapa pasangan yang masuk mendahului nya dengan sang laki-laki menggandeng tangan wanita, akhirnya Bian pun tanpa sadar juga melakukannya.

Gadis itu membeku memberikan reaksi saat tubuhnya disentuh. "Apa? Jangan berpikir yang macam-macam. Aku melihat kau begitu kesusahan saat berjalan. Benar-benar payah," desisnya.

Meski terdengar sinis, tapi entah kenapa Nay malah menarik sudut bibirnya.

Nay menarik nafasnya dalam saat melihat begitu banyak orang di dalam ruangan. Ini kali pertamanya berkumpul dengan orang-orang kota yang terlihat begitu modern dan modis.

"Ayo, kita harus menyapa mereka. Tegakkan kepalamu, jangan terus-terusan menunduk," bisik Bian menarik lengannya.

"Hallo, Tuan Bian. Apakah ini istrimu?" Salah satu kolega bisnis senior menyapa.

"Ya, ini istri saya."

"Ho'ho. . . Benar-benar cantik istri anda. Anda sangat beruntung," ucap kolega bisnisnya menatap kagum gadis yang kini menundukkan kepalanya hormat.

"Terimakasih, Tuan."

Beberapa rekan bisnis datang menyapa, seolah berlomba untuk melihat sesuatu yang indah dipandang mata.

"Bro, pantas saja kau selalu menolak setiap wanita yang aku sodorkan. Karena ternyata di rumah kau menyimpan bidadari," seloroh rekan bisnis yang terlihat masih seumuran dengan Bian.

"Kau bisa saja." Bian berusaha menyanggah. Tapi lihat. Wajahnya bersemu merah.

"Ya. Aku tidak menyangka kalau ternyata istrimu secantik ini. Ah, aku juga ingin mencari yang sepertinya. Btw kamu dapat dari mana produk seperti ini," timpal salah satu rekan yang lain.

"Eits, jangan salah, produk seperti ini sepertinya limited edition. Bukan begitu, Tuan?" Semua orang berkumpul seperti serangga yang mengerubungi sebuah madu.

Kali ini Bian bisa membusungkan dada. Begitu banyak pujian yang ia terima. Nay hanya tersenyum menanggapi setiap kata yang dia dengar.

Jika menilik, benar yang semua rekan bisnisnya katakan. Istrinya kali ini benar-benar terlihat begitu menawan. Kulit putihnya sangat begitu kontras dengan gaun hitam tanpa lengan yang melekat di tubuh rampingnya.

Rambut panjangnya kini digulung ke atas, hanya beberapa helai anak rambut yang menjuntai di bawah telinga.

Meski polesan makeup yang masih terlihat sederhana, tapi mampu membuatnya terlihat anggun sore ini.

'Sial kenapa dia harus menggulung rambutnya seperti ini si. Leher jenjangnya bahkan ia pertontonkan,' kesal Bian.

Entah kenapa dadanya bergemuruh. Membayangkan semua mata kotor mengarah pada istrinya.

Bian mengambil minum dan mengambil satu gelas untuk istrinya. Dalam sekali tegukan, gelas sudah kosong.

Sepertinya pesta akan memasuki ke inti acara. Ia melewatkan beberapa rangkaian acara, karena sibuk meladeni obrolan rekan bisnisnya.

"Akhirnya kita memasuki ke tahap yang begitu spesial yaitu acara pertukaran cincin. Dimana kedua pasang kekasih saling mengikat janji," ucap MC memecah di keramaian.

Kini semua orang tertuju ke atas podium. Nampak sepasang kekasih sedang memegang cincin satu sama lain dengan kedua keluarga berdiri di samping mereka.

Kedua netra Nay membeliak. Dadanya bergemuruh hampir menahan sesak. Udara disekitarnya terasa menipis, hatinya seolah diremas melihat sosok yang kini berada di atas podium dengan tangan hampir memasukkan cincin ke jari manis seorang gadis.

"Ini tidak mungkin," lirih Nay menjatuhkan minuman yang sejak tadi ia pegang.

Terdengar gelas membentur lantai cukup keras. Serpihan kaca berurai di lantai bahkan air memercik ke semua arah.

Tentu saja peristiwa itu menarik mata para tamu undangan untuk menoleh ke arahnya. Begitu juga dengan semua orang yang berada di atas podium.

"Kamu tidak papa, Nay?" Suara Bian memecah dalam keheningan. Laki-laki itu dengan sigap menangkap tubuh Nay yang hampir roboh.

"Ada apa denganmu? Apa kamu sakit?" Tanyanya khawatir.

Gadis itu mengangguk. "Sepertinya saya sedikit pusing. Maaf," desisnya.

"Baiklah, kita keluar sebentar. Sepertinya disini memang sesak. Kamu memang belum terbiasa berada di tempat seperti ini." Tanpa melihat orang-orang sekitar, Bian membawa istrinya keluar dari ruangan.

"Tunggulah disini sebentar. Aku bahkan belum menyapa Tuan Wisnu dan putranya. Aku akan kembali sebentar lagi."

Bian kembali ke dalam setelah berhasil membawa Nay keluar. Mereka berada di sebuah lobby hotel.

Gadis itu berjalan dengan pikiran yang berkecamuk. Lututnya bahkan terasa lemas, kini ia terduduk di sebuah kursi panjang yang berada di luar hotel.

Sementara tadi di dalam, seorang laki-laki tersentak saat mendengar sebuah nama yang terdengar tidak asing di telinganya.

Pandangannya tertuju karena mendengar suara kegaduhan di bawah podium di tengah-tengah tamu undangan.

Dadanya tersentak saat melihat seorang gadis yang kini menatapnya dengan tatapan nanar. Gadis itu buru-buru menunduk saat menyadari dirinya menjadi bahan tontonan orang-orang.

Ya. Dia adalah Dev yang kini sedang melangsungkan pertunangan dengan wanita pilihan ayahnya disebuah hotel ballroom ternama di kotanya.

Cincin yang ia pegang masih menggantung di udara. Tatapannya tidak ingin lepas dari seorang gadis yang kini hadir dari masa lalu. Dia adalah Nayara nya.

Tangan yang satunya terkepal kuat saat melihat seorang laki-laki merengkuh tubuh dan membawanya keluar.

Matanya memerah dengan melayangkan tatapan membunuh. Dev tidak memperdulikan keadaan sekeliling. Untung saja semua mata masih mengarah pada kepergian Nay dan Bian, sehingga mereka tidak menyadari perubahan wajahnya saat ini.

Dengan arahan MC dan semua keluarga, akhirnya Dev pun bisa menyelesaikan acara pertukaran cincin tanpa adanya hambatan lain lagi.

Di luar. Nay tidak bisa menyembunyikan kesedihannya. Beberapa kali ia mencoba mengusap air mata yang berhasil lolos meski sekuat tenaga menahannya.

Tapi tidak bisa. Hatinya terlalu sakit, saat melihat seseorang yang dulu pernah mengucapkan sebuah janji, kini ia melihat dengan mata kepala sendiri bahwa laki-laki itu bukan cuma ingkar pada janjinya, lebih-lebih ia telah berhasil membuat hidupnya hancur.

Dan dengan tanpa rasa bersalah, laki-laki itu malah berdiri berdampingan dengan seorang gadis dengan mengadakan acara pertunangan mereka.

Nay meremas dada seolah ingin mencabut rasa sesak yang bersarang di sana. Suara jeritan nya tertahan. 'Kenapa dunia sekejam ini.'

Dia tidak terima laki-laki yang sudah menghancurkan hidupnya bahagia di atas penderitaan yang selama ini ia rasakan.

Pernikahannya tidak berjalan harmonis bahkan selama ini ia menerima kebencian dari suami karena kesalahan yang ia dan Dev lakukan di masa lalu.

Selama ini ia berusaha menanggung beban seorang diri tanpa dukungan orang tua dan tanpa sandaran dari seorang pun. Ia bahkan mengikuti semua perannya sebagai seorang istri yang penurut tanpa meminta haknya sebagai seorang istri hingga menuruti semua ucapan Bian yang harus memutus hubungan dengan keluarganya.

Semua ia lakukan semata untuk menebus kesalahannya tanpa mengeluh sedikitpun.

Tapi lihatlah, seorang tersangka utamanya masih bisa melanjutkan hidupnya tanpa rasa bersalah. Sungguh dunia benar-benar kejam pada seorang pendosa sepertinya.

Tepukan lembut di bahu membangunkan dari keterpurukannya.

"Neng."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!