Alina terpaku saat melihat janur kuning disebuah gedung nama Kaka sepupu atau kaka tirinya terpajang dipapan janur kuning.
wanita mana yang tidak sakit hati dikhianati oleh Kaka tiri..Dan calon suaminya.
Ira Kaka tiri atu sepupu Alina.adalah anak bawan ibu tirinya,ayahnya Alina menikahi Hamidah ibunya Ira setelah satu tahun ibunya Alina menikah.
Hamidah adalah adik kandung Halimah yang kebetulan seorang janda. keluarga meminta Subandi ayah Alina turun ranjang.semua dilakukan demi anak-anak mereka.
" astaghfirullah..! sejak kapan Mas Ardi dan Ira pacaran?? kenapa begitu tega mayakiti ku."
kakinya kaku seperti tertanam ditanah tidak bisa digerakkan saat melihat papan nama itu...Wita sang sahabat menenangkan hati Alina.
" tarik nafas dan beristighfar, tenang kan hatimu." ucap Wita.
ikuti kisahnya dinovel yang berjudul.
ditikung Kaka tiri dipinang pengusaha.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur silawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26 launch bersama pujaan hati.
"kamu mau curhatan apa Ra?"tanya Alia,kini tinggal mereka berdua didalam ruangan besar itu.. Staff yang lain sudah turun ke lantai satu untuk Meeting bersama CEO yang saat ini sedang berada di Tokyo.
"Gimana mau cerita, kak Lina masih fokus ke komputer gitu? "protes Zahra, memang Alina masih menatap komputer, gadis cantik itu masih berkutat, dengan semua laporan mengenai bahan-bahan baku.
Lina terkekeh diprotes oleh Zahra, akhirnya ia menghentikan kegiatannya. yang sedang menghitung stok bahan baku.
Lina beralih menatap wajah cantik gadis imut itu..Yang sedang menatap dirinya dengan bersimbah air mata.
"Ada masalah apa lagi sama fajar? Cepatlah cerita. Mumpung sepi!"tanya Lina.
"Ibunya Fajar, ngajak gue ketemuan ka.Tapi tanpa sepengetahuan Fajar? gue nggak mau ka, gue di minta datang sendiri menemui ibunya fajar dan bapaknya. Mereka minta gue mundur dan mutusin Fajar. Orang tua Fajar meminta semua di rahasiakan kalau mereka Yang minta gue mundur.Terus gue disuruh bikin alasan kalau gue sudah punya pacar baru supaya Fajar membenci gue dan mau diputuskan..Gue gak mau menjatuhkan harga diri gue dengan mengaku-ngaku selingkuh, seperti cewek murahan saja gue.."dengan derai air mata, Zahra menceritakan semua tekanan yang ia rasakan..
Gadis imut itu sudah jatuh cinta, dia tidak perduli dengan perbedaan usia mereka yang terpaut jauh. Dan dia tidak perduli dengan larangan dan rintangan dari kedua orang tua cowoknya...
Sampai akhirnya kedua orang tua Fajar mengibarkan bendera Perang untuk melawan Zahra.. karena peringatan diabaikan oleh Zahra.
Nyali Zahra menciut mentalnya pun kena.Ia stress mendapatkan tekanan dari sana sini.. Zahra merasa ia diadu domba oleh kedua orang tua Fajar dengan tuduhan yang tidak-tidak.. Sehingga Fajar sering berkata kasar padanya.
"Kamu hargai keputusan ibunya Fajar. Jatuh cinta boleh Zahra, tapi jangan bodoh! logika dipakai.. jadikan pengalaman gue buat dijadikan pelajaran Lu.. gue dulu selalu mengikuti perasaan, membuat gue seperti gadis bodoh,dimanfaatkan sedemikian rupa. Dan lu sudah diberi peringatan oleh ibunya Fajar untuk menjauhi anaknya..Tapi Lu masih nekat meneruskan hubungan tanpa restu itu,Ra. Fajar Baru 19 tahun, sementara lu sudah 25 tahun.. momong banget lu Ra? Ibunya lho Ra! yang tidak setuju. Hubungan tanpa restu orang tua tidak akan mendapatkan keberkahan..Apa lagi kalau hati Ibunya sudah sakit. Mundur lah cari cowok lain ya siap buat menikahi lu."Alina geregetan, dengan gadis imut itu.. cinta Sudah membutakan mata hati Zahra.. Sama persis seperti dia dulu, Aluna tidak mau Zahra buang waktu sia-sia untuk mencintai orang yang salah.
"Gue galau kak, Kalau gue tiba-tiba mutusin Fajar sesuai keinginan ibunya.. yang ada Fajar tantrum,dan pasti ibunya menyalahkan gue lagi. Pesan ibunya jangan sampai Fajar tahu ibunya meminta gue mundur. membuat gue bingung ka??"ucap Zahra.
"Tidak usah pusing dan tidak usah bingung.. blokir saja nomor Fajar. Masalah Fajar tantrum urusan orang tuanya.. Pasti mereka sudah memikirkan itu semua, Kalau gue menilai, ibunya Fajar itu tujuannya baik sih.. kasihan sama lu nya, Lu sekarang 25 tahun, sementara Fajar 19 tahun.. jauh perbedaan usia kalian.
Dan Fajar sudah mempunyai pacar dari sekolah menengah Pertama, mereka pacaran hingga mereka lulus sekolah menengah atas. dua keluarga sudah dekat informasi yang gue terima dari lu. Tiba-tiba Fajar meninggalkan cewek itu, hanya karena masalah sepele.. intinya nii, anak belum dewasa, belum ada tanggung jawabnya. Masih suka senang-senang , dan dia juga baru masuk kerja hitungan bulan.. kalau lu terusin pacaran sama Fajar yang ada lu makan hati buang-buang waktu cuma-cuma saja ,di nikah gak lu, tua sudah pasti. Seperti gue contohnya 27 tahun belum menikah, buang-buang waktu pacaran dengan laki-laki yang tidak punya tujuan hidup.."jelas Alina panjang kali lebar
"Gue bicara pedes seperti ini! Karena gue sayang sama Lu.. dan gue nggak mau lu buang waktu sia-sia seperti gue. Paham kan, maksud gue Ra."Zahra menggangguk, ia mengerti maksud Lina.
gadis imut itu, mengeluarkan ponselnya. mencari kontak yang bernama Fajar. Lalu ia memblokir dan langsung menghapus nomor telepon tersebut.
"Kakak saksinya, sudah ku blokir nomor Fajar. Setelah di pikir-pikir.. Aku seperti wanita bodoh, di fitnah oleh ibunya Fajar, aku pasrah saja." gadis imut itu, menghapus sisa air matanya yang mengenang.. sedikit tenang hatinya setelah bercerita pada Alina..
"Semua tergantung niat lu,Konsisten apa tidak dengan ucapan Lu, untuk menjauhi Fajar. terkadang logika dan perasaan pro dan kontra . Dan hubungan yang sedang lu jalanin sudah tidak sehat..Fokus kerja saja dulu, biarkan jodoh datang dengan sendirinya.. kodrat perempuan menanti.. biarkan tangan Tuhan yang mengatur jodoh kita, sebagai hamba kita hanya memohon dengan doa."ujar Alina, senyum manis terukir di sudut bibir Zahra. Hatinya plong setelah bercerita. Dengan Lina.Teman yang baik salah satu rezeki dari Allah yang jarang kita syukuri..
"Terima kasih kak Alina! Sudah memberikan solusi di Masalah yang sedang gue hadapi. Dan selalu setia mendengar cerita gue."ucap Zahra.
" oke,Zahra!! Semoga cepat bertemu dengan jodoh yang sesungguhnya..."setelah bercerita panjang kali tinggi, hati Zahra berangsur-angsur tenang beban yang menghimpit seolah-olah hilang seketika.. Gadis Itu kembali ceria.
Alina kembali berkutat dengan semua pekerjaannya, dia harus membalas email-email yang dikirim oleh CEO yang berada Jepang mengenai pembelian bahan baku yang sangat banyak..
Alina harus merincikan, satu persatu tujuannya membeli bahan baku yang sangat banyak itu kepada sang CEO..
Bukan tanpa sebab Alina membeli bahan baku yang teramat banyak.. semua Alina lakukan berdasarkan list order customer.
Ting Ting Ting.
Bunyi ponsel Alina. Gadis itu hanya melirik sekilas ke arah ponsel yang ia letakan di samping komputer. Senyum manis terukir di sudut bibir Alina Setelah ia melirik ke layar ponsel, siapa pengirim pesan tersebut.
"Mas tunggu di ruko village, jam makan siang.. Tidak perlu berdandan. Karena kamu sudah cantik tanpa make up, Mas tunggu ya."Alina, membereskan meja kerjanya. Lalu ia meninggalkan office Dan Zahra seorang diri.
"Zahra!! Kakak keluar sebentar ya, ada undangan lunch.. di ruko village, lu mau nitip apa,WhatsApp saja ya?"Alina berlari kecil menuruni tangga, karena di depan mobil Evan sudah menunggu. Beberapa detik yang lalu Evan,mengirim pesan ia mengatakan jika dirinya sudah di depan kantor Alina.
Membuat Alina spot jantung.. dengan tergesa-gesa Alina keluar dari area pabrik, setelah memberikan surat izin kepada security.
Evan melambaikan tangannya, melihat gadis cantik itu setengah berlari menghampiri mobilnya.
"Bagaimana kabar mu hari ini? Sibuk kah dengan pekerjaan yang ditinggal dua hari tidak masuk kerja? Sehingga membalas pesan calon suami saja tidak sempat."baru saja menghempaskan tubuhnya di jok mobil dan menutup pintu mobil, Alina sudah dihujani dengan pertanyaan Evan yang beruntun..
"Sabar dong komandan.. satu-satu pertanyaannya.. Sibuk sih pasti namanya juga kuli kan? Banyak sekali pekerjaan yang belum terselesaikan.. dan laporannya sudah ditunggu oleh CEO."jawab Alina santai, gadis itu sangat bahagia hari ini bisa makan bersama lelaki pujaan Hati.
Baru dua bulan saling kenal, Alina dan Evan merasa sudah cukup lama saling mengenal satu sama lain.
dalam jangka dua bulan itu juga, Muhammad Evan sudah mengenalkan Alina kepada kedua orang tuanya. Dan beberapa saudara sepupu dari papah dan Mama Evan..
Teman-teman Evan pun sudah mengenal Alina.. secara karakter mereka berdua sudah saling memahami. Tinggal menunggu restu dari Allah subhanahu wa ta'ala dan bapaknya Alina.
Apalagi Alina sudah mengantongi restu dari kedua orang tua Evan.
"Mau makan apa sayang? Makan berat ya jangan ngemil? Kondisi kamu belum sehat benar!"Alina mengangguk, ia tahu Evan akan memberikan yang terbaik untuknya.