Novel yang ini akan mengus air mata kalian kawan kawan pencinta novel ..saya menulis novel ini untuk menguras adrenaline anda ..dimana perjuangan seorang anak perempuan berusia 20 tahun arus menghadapi kerasnya kehidupan ibunya meninggal ayah dan ibu tirinya mengusirnya ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon akos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
1.TUHAN TAK ADIL DENGANKU
Senja itu langit hitam kelam telah tercatat lagi satu tragedi.
Plack...plack....plack..
Tiga kali tamparan dan pukulan mengenai wajah cantik Gisel.
Tangisan dan kesakit yang dirasakanya saat itu seakan membelah keheningan malam.
Lolongan Anjing malam seoleh-olah ikut bergembira menikmati penderitaan gadis kecil itu.
"Dasar anak pembawa sial! tega-teganya kamu berbuat seperti itu kepada Mamamu," Hambali begitu marah pada anak kandungnya sendiri seakan-akan ingin memakanya hidup-hidup.
"Tolong pa, maafkan Gisel. Gisel benar- benar tidak sengaja." ucap Gisel memohon sambil memeluk kaki ayahnya dengan kuat agar mendapat pengampunan darinya.
Tapi naas, maaf baginya sudah tidak ada lagi. Rasa cinta Papanya yang dulu, kini berganti dengan kebencian yang begitu mendalam.
"Maaf katamu Ah! setelah apa yang kamu perbuat kepada wanita yang selama ini merawat dan membesarkanmu?" Hambali yang masih dengan suara tinggi membentak Gisel.
Hambali menarik tubuh Gisel agar dia berdiri, tapi dengan sekuat tenaga pula Gisel memegangi kaki papanya itu.
"Lepaskan kataku !" gertak Hambali sambil menendang-nendangkan kakinya ke arah tubuh Gisel yang saat itu sedang tertunduk memegangi kakinya.
"Tolonglah pa! maafkan Aku. Aku relah melakukan apa saja asalkan papa mau memaafkanku .." Gisel yang kini berlinang air mata.
Tina yang sedang duduk diatas kursi roda, sementara Dewi yang berdiri di belakangnya tersenyum kemenangan melihat penyiksaan itu.
"Akhirnya, pengorbadanku kali ini berhasil dengan baik, walau harus mengorbankan salah satu kakiku ini." Tina sambil tersenyum menyaksikan penyiksaan itu.
Tina sengaja menjatuhkan tubuhnya dari lantai dua, saat Gisel sedang mengepel lantai.
Seolah-oleh Gisellah yang menyebabkan semuanya itu terjadi. Kemudian Tina menyuruh Dewi menelpon Hambali dan mengatakan kalau Tina terjatuh karena keteledoran Gisel.
Sontan membuat Hambali saat itu membatalkan rapat pentingnya untuk kembali ke rumah.
Bukan baru kali ini Tina melakukan fitnah terhadap Gisel. Tina bahkan relah melukai tubuhnya sendiri untuk mendapatkan belas kasihan dari Hambali seolah-olah Gisel yang sengaja melakukan semua itu.
"Ternyata Mama memang sengaja melakukan itu untuk memancing kemarahan papa, good job mama " gumam Dewi dalam hati .
Gisel adalah anak kandung dari Hambali. Pada umur tiga tahun Ibu Gisel meninggal karna kenker rahim.
Beberapa bulan kemudian, Hambali menikah dengan Tina yang tak lain adalah sekertarisnya sendiri.
Hanya hitungan beberapa bulan saja mereka menikah, Tina sudah melahirkan anak perempuan yang mereka beri nama Dewi.
Karena Gisel tidak mau melapaskan pelukan dari kakinya, Hambali begitu marah. Rambut Gisel yang panjang ditarik dengan kasar hingga Gisel meringis. Relah tidak relah Gisel terpaksa melepaskan peganganya dari kaki Hambali.
"Papa sakit ....! ." Gisel sambil merintih kesakitan. Air mata gadis belia itu sudah membasahi lantai.
Hambali tidak peduli dengan tangisan dan rintihan Gisel.
Mungkin hati nuraninya sebagai seorang Ayah sudah mati.
Hambali menarik rambut gisel dengan keras dan menyeretnya dari atas lantai.
"Ibu tolong ....!," Gisel memohon kepada Tina agar Hambali mau melepaskanya.
"Ham, lepaskanlah Gisel sayang!," Tina memohon pada Hambali dengan nada lembut tapi dipenuh tipu daya.
"Lihatlah Ibu, betapa sayangnya dia kepadamu!
walau kamu telah menyakitinya bahkan hampir membunuhnya tapi, dia tetap membelamu. Gisel, entah jenis manusia apa sebenarnya kamu ini?" bentak Hambali tepat di daun telinga Gisel.
Bukan cuma bibir dan hidungnya saja yang berdara saat itu, Tapi pori-pori kepalanya pun sudah mengeluarkan cairan merah bercampur keringat.
Helai demi halai rambit panjang Gisel berserakan di atas lantai akibat jambakan dari Hambali.
"Dewi, bawa kemari tas wanita pembawa sial ini." perintah Hambali kepada Dewi yang saat itu sedang tersenyum dalam hati melihat penderitaan Gisel.
Dewi dengan senang hati melakukan perintah papanya. Dengan berlari kecil Dewi mengambil tas milik Gisel yang sejak tadi sudah Dewi persiapkan atas perintah Tina. Tina sangat yakin, usahanya kali ini mengusir anak tirinya dari rumah bakalan berhasil.
"Ini pa ...! " ucap Dewi sambil menyerahkan tas berisi pakaian kearah Hambali.
"Katamu mau melakukan apa saja bukan?ucap Hambali memandang sinis kearah Gisel.
"Iya pa' Aku berjanji " ucap Gisel penuh harap agar masih bisa diizinkan tinggal di rumah yang penuh kenangan bersama ibunya dulu.
"Keluar dari rumah ini dan jangan pernah kembali lagi " Hambali dengan membentaki Gisel sembari melemparkan tas miliknya kearah tubuh gadis belia itu.
Hambali kemudian mengambil pisau yang ada diatas meja yang biasa di pakai keluarga itu untuk mengupas buah.
*C**ERCK*...
Hambali mengiris pergelangan tanganya. Seketika darah segar menetes diatas tegel membentuk bola-bola kecil diatas sana.
"Darah ini adalah bukti bahwa mulai sekarang, Aku haramkan kamu menyebutku Papa, dan Aku haramkan diriku memanggilmu anak. Aku bukan Papamu lagi dan kamu bukan anakku lagi " Hambali dengan suara lantang memperjelas ucapanya dan memutuskan pertalian darah antara dirinya dan Gisel.
"Pergilah dari sini! dan jagan perna kembali walau apapun yang terjadi " Hambali yang sudah tersulut emosinya kepada Gisel.
Gisel bagai di sambar petir disiang bolong mendengar ucapan Papanya.
Dua puluh tahun bersama, hanya hitungan menit saja Papanya memutuskan sepihak hubungan darah antara mereka.
Gisel mencoba berdiri. Kakinya rapuh, jiwanya hancur. Ucapan Papanya benar-benar merajam jantungnya.
"Baiklah Tuan, walaupun berat hati Aku akan terimah ini. Aku tidak akan memanggil Anda lagi dengan sebutan itu lagi, karna sudah haram bagiku. Untuk itu, aku permisi " ucap Gisel sembari menunduk mengambil tas dan berputar arah menuju ke arah pintu keluar rumah itu.
Senyum ke menangan kini terpancar indah di bibir Tina dan Dewi" akhirnya" gumam mereka berdua.
JANGAN LUPA UNTUK MAMPIR DI CHANNEL YOUTUBE SAYA, CERITA DEWASA HUBUNGAN TERLARANG DENGAN PAMAN RUDY"
👉bagi like, coment ,vote dan rate bintang limanya ya ..trimah kasih.
trus kata -mu, -ku gak perlu huruf besar ya