BOCIL HARAP MENEPI DULU.
*
"
Valencia Remi, seorang gadis muda usia 19 tahun dari desa. Dia memiliki rambut hitam panjang dan mata coklat yang indah. Senyumnya manis dan lembut, membuat semua orang jatuh cinta pada-nya. Cia Pergi ke kota jakarta untuk mengejar impian kuliah di universitas.
*
Cia berteman dengan seorang yang sudah lama tingal di jakarta dan memperkenalkan Kehidupan malam kota yang glamor.
*
Cia mulai terjebak dalam pergaulan bebas dan mengenal Aksa yang menawarkan Kehidupan mewah.
*******
"Jadi Cewek Gue, makan seluruh kehidupan Lo....Gue yang tanggung." Kata Aksa.
*
"Kamu tau kan ? Aku sudah punya pacar." Jawab Cia.
*
*
Penasaran dengan pilihan Cia ? Yuk ikuti kisahnya..!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuna Nellys, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3. kehidupan anak kota
0o0__0o0
Kamar Kos jam 19.00 malam, Ery datang ke kamar Cia. Dia langsung masuk menghampiri Cia yang lagi belajar.
Ery merebahkan tubuhnya di karpet, "Cia Lo sibuk gak hari ini ?" Tanya'nya.
"Enggak, Kenapa memang'nya ?" jawab Cia sambil membaca pelajaran kuliah tadi siang.
"Hari ini Lo iku gue ya ?" Ajak-nya antusias.
"Mau kemana memang-nya, Er ?" Tanya Cia. Sebenar-nya dia malas mau keluar apalagi kalau tidak ada hal yang penting.
"Ada deh, gue akan perkenalkan Lo sama dunia malam kota jakarta, biar Lo tidak kudet" Saut'nya semangat.
"Tapi Aku..." Ucap'nya Cia terhenti
"Gue tidak menerima penolakan, anggap saja kita merayakan pertemanan pertama kita" Samber-nya cepat. Memotong ucapan Cia.
Cia hanya mengangguk pasrah, sebenar-nya dia bukan tipe cewek yang suka keluyuran tidak jelas, apa lagi malam-malam. Namun demi pertemanan pertama-nya, dia tidak keberatan.
0o0__0o0
Disinilah saat ini Cia, Kamar milik Ery, Yang nampak sangat mewah, tidak seperti kamar kos milik'nya. Barang dan furniture terlihat jelas bermerek dan pasti'nya harga'nya fantastis.
Cia duduk pasrah di samping ranjang empuk milik Ery, dia hanya diam memperhatikan teman'nya yang lagi sibuk mengacak isi lemari-nya.
Cia tidak tau apa yang Ery cari sampai se-rempong itu. Sampai akhirnya Cia dibuat melongo dengan baju yang Ery tunjukkan.
"Gimana menurut Lo, Bagus gak, kalau gue pakai ini ?" Tanya Ery dengan senyum lebar.
Cia melotot-kan mata bulat'nya, "Ya ampun Ery, ini baju apaan ? Ini terlalu ketat dan seperti kekurangan bahan gitu". Komentar'nya tidak habis pikir dengan baju yang Ery tujukan.
Ery tidak mendengarkan, dia malah mencoba bajunya dengan santai di depan Cia. "Lihat, Bagus kan ? Anak kota sudah biasa pakai baju yang seperti ini, Cia". Beber'nya santai.
"Sudah biasa ?" Ulang'nya terkejut.
"Kamu tidak takut masuk angin Er ?" tanya'nya dengan polos.
"Ha..Ha...Ha"
Ery tertawa ngakak mendengar pertanyaan polos dari teman baru'nya itu. "Sumpah Cia, gue gemes baget sama Lo".
"Sekarang Lo boleh heran, tapi nanti..! Gue jamin Lo akan ngikutin gaya hidup anak kota sini'' sambung'nya penuh percaya diri.
Seketika bibir Cia jadi mengerucut "Gak akan" jawab'nya sebal.
Ery hanya tersenyum tipis, "Ok, kita lihat aja nanti. Sekarang Lo coba baju ini". Ucapnya sambil memberikan gaun warna merah sexy ke Cia.
Cia mengambil gaun itu, lalu dia bentangkan. Dan seketika Cia teriak keras.
"Aaaaaa...! Ini Gaun apaan ERY, Lo mau gue jadi Tante-tante yang harus belaian ?" Pekik-Nya frustasi.
Seketika Ery langsung tertawa ngakak, "Sumpah baru kali ini gue Nemu manusia langkah kayak Lo Cia".
Ha..Ha..Ha
"Perut gue sakit kebanyakan ketawa, anjir" Ucap'nya sambil terkekeh.
Wajah Cia langsung masam melihat teman'nya yang tertawa lepas dengan watados-nya itu. "Puas banget kamu ya, ketawanya ?" Sindir'nya sebal.
"Banget" sautnya cepat.
Ery mengambil gaun lain berwarna hitam, gaun itu tidak se-seksi sebelum-nya. Lalu menyerahkan kepada Cia.
"Noh, Coba sana" Titah-nya santai.
Cia hanya bisa meng-hembuskan nafas kasar, wajah'nya terlihat jelas frustasi dan tertekan.
"Apa lagi ini Ery ? Meskipun gaun'nya sedikit tertutup tapi belahan dada-nya sangat rendah". Komentar'nya.
Cia melempar gaun itu ke atas ranjang, "Aku tidak mau pakai itu. Udahlah aku pakai baju aku sendiri aja. Tinggal pakai celana jeans panjang dan kaos, Udah beres". Putus-nya pada akhirnya.
"Ya udahlah, Serah Lo Cia. Gue jadi ikut pening ngurusin Lo". Ucapnya pasrah.
"Aku jauh lebih pusing nge-ladenin Kamu" Saut'nya geram.
"Kembang desa emang seribet ini ya ? Padahal tinggal pakai beres. Nah ini harus banyak drama dulu, endingnya malah balik ke setelan awal". Gerutu-nya julid.
"Aku masih bisa denger Ery" Saut'nya ngegas.
"Itu tujuan gue, ngomong dengan suara keras, biar Lo denger". Samber-nya sambil nerusin Makeup.
Cia hanya memutar bola matanya malas sambil rebahan di ranjang Ery. "Mending aku tidur dulu, aku yakin dia dandan butuh waktu berjam-jam" Guman'nya pelan supaya Ery tidak mendengar.
Ery sibuk dandan, mengabaikan Cia dan Cia sibuk menjelajahi alam mimpi tanpa memedulikan kesibukan Ery.
0o0__0o0
"The Britama Arena Jakarta Pukul 22.00 Malam"
Arena tinju itu kini sudah di padati oleh banyak lautan muda mudi untuk menyaksikan pertandingan malam Minggu ini. Suara sorakan menggema di ruangan itu.
Sampai akhirnya sosok pria bertubuh jakun dengan bentuk tubuh atletis mulai memasuki area ring tinju.
Aksara Kalie Vandra sosok pemuda tampan usia 20 tahun, dengan kulit putih, rambut hitam pendek dan memiliki bola mata coklat tua yang tajam. Tinggi badan-nya 175 Cm dan berat badannya 65 kg.
"Siapa Lawan Gue ?" Tanya-nya singkat.
"Bima Lawan Lo malam ini, Dia hanya menang bacot bukan otot" Jawab teman'nya.
Aksa..! Aksa..! Aksa..! Suara para penonton yang terus menerus meneriaki namanya sampai membuat seluruh gedung itu menggema heboh.
Aksa adalah salah satu atlet boxing yang nama'nya cukup terkenal di kalangan pemuda pemudi. Dia menjadi salah satu atlet favorit pria maupun wanita.
Semua kaum hawa dan Adam bersorak heboh, Aksa sangat di gilai kaum hawa. Bagaimana tidak di gilai ? Selain memiliki wajah tampan, Aksa termasuk keturunan kaya raya yang ada di negara ini.
Banyak kaum hawa yang ingin bersanding dengan'nya, namun tidak ada berhasil mencuri hati-nya.
Aksa dengan wajah datarnya tetap berdiri tenang di tengah ring menunggu lawan'nya naik, dia mengabaikan suara teriakan heboh dari para penonton yang ada di ruangan itu. Dia sama sekali tidak merespon goda-godaan yang ada di sana dan itulah nilai plusnya.
Dari kejauhan mata elang Aksa dapat melihat Lawan main'nya yang mulai jalan menuju ke arah Ring. Dia menyeringai dan menatap lawan'nya dengan datar.
Kini Aksa VS Bima sudah berdiri berhadapan. Mereka berdua saling adu tatapan tajam. Aksa memberikan tatapan tajam pada lawan'nya.
Seketika Bima di bikin Tremor dan merinding melihat tatapan bola mata coklat Aksa yang begitu sangat tajam, seolah siap menghunus jantung-nya.
Suara sorakan dan teriakan meng-gema di ruangan itu, mereka semua menyebut nama favorit jagoan'nya masing-masing.
Wasit berdiri di tengah-tengah ke-dua'nya, dia menatap bergantian ke arah Aksa dan Bian. "Siap ? Mulai...!" Ucap si wasit.
Aksa dan Bima berdiri di atas ring tinju, keduanya siap untuk bertarung. Wasit memberikan instruksi terakhir dan pertarungan dimulai.
Aksa dan Bima saling serang dengan pukulan yang kuat.
Bug..! Bug..!
2 pukulan Aksa berhasil mengenai rahang Bima tapi dia tidak terluka parah, hanya mengeluarkan darah dari sudut bibir-nya.
Bima membalas dengan pukulan yang sangat kuat, namun Aksa menangkap pergerakan'nya dengan muda. Lalu memberikan tendangan kuat pada dada'nya.
Bug..!
Bima terjatuh ke kanan, seketika dadanya terasa sangat sakit. Pemuda itu berusaha bangun namun kalah cepat dengan Aksa yang langsung menghantam-kan Tinjunya dengan bertubi-tubi.
Bug..! Bug..! Bug..!
Bima berusaha bangun, tapi Aksa tidak memberikan kesempatan. Aksa menghantam Bima dengan kombinasi pukulan yang cepat dan kuat.
Bug..! Bug..!
Dua pukulan kuat dari Aksa, membuat Bima terkapar lemas dengan wajah yang sudah babak belur. kali ini dia tidak bisa bangun.
Aksa berdiri memberikan waktu untuk Bima bangkit, ternyata pemuda itu sudah nampak tidak kuat lagi bahkan hanya untuk sekedar meng-geser tubuh'nya.
Aksa terkekeh kecil, dengan wajah datar'nya Dia berjalan menghampiri lawan'nya yang sudah sekarat. Aksa jongkok di samping Bima, menatap dingin wajah-nya.
"Lo, tantang Gue lagi, kalau sudah jago" Ucap Aksa datar sambil menepuk pelan pipi Bima yang hanya bisa menyipitkan mata'nya dengan nafas lemah.
Wasit mulai menghitung mundur "10, 9, 8, dan di ikuti oleh para penonton 7, 6, 5, 4, 3, 2, 1."
Wasit langsung mengangkat tangan Aksa ke atas dan menyatakan Aksa sebagai pemenang. Aksa hanya berdiri diam tanpa ekspresi dengan wajah datarnya.
Woooo....Aksa..! Aksa..! Aksa
Seketika ruangan ring tinju itu meng-gelegar dengan suara sorakan heboh para penonton. Mereka puas menyaksikan pertandingan yang berlangsung sebentar itu.
Dengan Akas yang keluar sebagai pemenang'nya Lagi dan Lagi.
Seorang juri maju, menyerahkan amplop coklat tebal yang berisi uang ke arah Aksa. "Selamat Aksa, Kamu selalu hebat. Dan ini hadiah untuk malam ini" Ucap'nya sambil tersenyum tipis.
Aksa hanya mengangguk singkat dengan wajah datar'nya, Dia mengambil tidak minat hadiah itu. Baginya itu hanyalah uang receh.
Aksa segerah turun dari ring, dan melempar uang itu ke salah satu teman'nya yang ada di sana. Dengan senang hati Jefri menangkap uang itu.
Jefri menepuk pundak Aksa dengan senyum lebar'nya "selamat bro, udah gue duga Lo pasti menang lagi, dia terlalu cupu untuk jadi lawan Lo". Ucap'nya santai.
"Kita party sampai pagi Bro" Ucapan'nya heboh sambil mengangkat uang segepok yang ada di tangan'nya dengan senyum lebar'nya.
Aksa mengabai-kan teman-nya, dia melangkah keluar meninggalkan gedung yang sangat berisik itu. Telinga Aksa rasanya sangat berdengung mendengar suara teriakan heboh dari para penonton.
0o0__0o0