👍 Like
⭐️ Rate
🔔 Subscribe
👑 Vote
Bagaimana jika seorang putri calon ratu masa depan dari era moderen, berpindah keraga bayi merah yang baru lahir dizaman kuno...?
Apakah ia akan bisa menyesuailan diri..? karena keluarga barunya dizaman kuno ini hanya orangtua yang sederhana...?
Apakah ia bisa memenuhi tanggung jawab dalam membawa perubahan untuk zaman ini...?
Akankah kehidupannya akan jauh lebih menyenangkan atau malah sebaliknya...?
Jadilah orang yang menjadi skasi kisah perjalanan calon ratu masa depan yang kembali kemasa lalu, dalam novel ini....!!!
TERIMA KASIH.....!!!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Datu Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gelang Giok
"Apa kau bisa menjaga rahasia...?" tanya nenek tiba-tiba, dengan wajah yang berubah tegas. Mata keriput nan sayu itu menatap Yu Shu penuh peringatan.
Netra Yu shu menyipit dengan alis menukik tajam "maksud nenek...?" tanyanya membalas tatapan wanita tua dengan tak kalah tegas.
Nenek renta itu terkekeh "tak salah dewa membawamu kedunia ini, kau memang layak mendapatkan berkah langit dengan hidup kembali disini.
Dahi Yu Shu mengernyit, air wajahnya berubah waspada. Terlebih saat nenek tua itu meraih tangan kanan Yu Shu.
"Saat kau berusia sepuluh tahun, teteskan darahmu kegelang ini. Selain kau memiliki ingatan serta semua pengetahuan saat kau hidup dari masa depan, kau juga akan memiliki ingatan dimasa lalu, masa dimana aku hidup. Dan untuk masa sekarang, kau harus mempelajarinya dengan baik."
Yu Shu tersentak, matanya membulat sempurna memandang gelang giok yang ada ditangannya, lalu beralih kenenek tua.Posisi mereka sudah duduk berhadapan.
"Nenek, kau...!" tanya gagap Yu Shu memandang tak percaya wajah nenek yang berubah muda dan sangat cantik bak dewi nirwana.
"Dewa jelas punya maksud menempatkanmu didunia ini. Hatimu yang murni, menjadikan kau terpilih untuk membawa perubahan dikehidupan ini." kata nenek itu.
"Tiga pengetahuan dari masa lalu, masa sekarang dan masa depan yang sudah kau jalani, pergunakan dengan baik. Jadilah manfaat untuk orang banyak, bawalah perubahan dikekaisaran ini dan seluruh kehidupan dimasa ini."
Yu Shu diam tak bergeming, telinga, otak dan akalnya mencerna tak percaya akan apa yang ia alami.
"Gelang ini adalah ruang dimensi, kau bisa mendapatkan apapun yang kau butuhkan tanpa takut habis. Semua milikku dikehidupan lalu juga ada disana. Benda dari masa depan dimana kau hidup dulu juga ada. Kau bisa menyimpan semua yang bernyawa dan tidak bernyawa didalamnya. Kau bisa menanam, membangun apa pun yang kau kehendaki."
Yu Shu terperangah, netranya lagi-lagi membulat sempurna nyaris melompat dari tempatnya.
"Sejenis sihir, sulap, begitu...?"
Nenek tersenyum "ingat, tepat diusiamu yang kesepuluh tahun, teteskan darahmu kegelang ini. Disaat itu kau baru bisa menggunakannya. Cukup kau usap gelang ini dan katakan masuk jika ingin masuk, kalau mau keluar kau ucapkan keluar. Kalau kau mau menggunakan atau menyimpan barang-barang kedalamnya, cukup pikirkan, ucapkan dan usap perlahan."
Yu Shu mengangguk saja, karena akal logikanya masih berusaha mempercayai hal yang menurutnya mustahil ini.
"Jika kau mau mengeluarkan atau menyimpan sesuatu dalam jumlah banyak, cukup kibaskan tangan kananmu. Oya, benda yang memiliki ukuran besar juga." lanjut nenek memberi penjelasan.
Derap langkah kaki mendekat, wajah sang nenek kembali menua. Duan Lei muncul bersama Huang Ling yang menggendong Duan Yei.
"Ini obat untuk nenek, minum lah...!" kata Duan Lei menyodorkan mangkuk yang terbuat dari cangkang labu batu berisi ramuan herbal.
Nenek menerima, meminumnya dengan sekali teguk. "terimakasih...!" ucapnya kemudian.
Nenek mengambil sesuatu dari dalam pinggangnya yang terlilit kain, lalu menyodorkan kepada Duan Lei.
"Didalamnya ada sesuatu yang berguna untuk putri dan putramu, berikan kepada mereka saat putrimu berusia sepuluh tahun dan putramu tujuh tahun."
"Nenek, ini------
Duan Lei dan Huang Ling tak bisa meneruskan ucapannya. Mereka terpesona melihat cincin giok berwarna merah delima yang berada diatas meja.
"Terimalah, kalian memang berhak menerimanya. Bimbing putrimu dengan baik, kelak dia akan membawa perubahan besar bukan hanya untuk kalian tapi juga untuk negeri ini, begitu juga dengan putramu."
Duan Lei mengambil cincin itu, yang tak lain adalah cincin penyimpanan. Dizaman ini, cincin penyimpanan hanya dimiliki oleh orang-orang kaya saja, seperti anggota kerajaan, pemerintahan, bangsawan, dan para saudagar sukses.
Bahan pembuatan cincin penyimpanan yang langka, membuat harganya sangat mahal. Satu cincin nilainya bisa mencapai lima puluh hingga seratus koin emas tergantung tingkatan.
Duan Lei dan Huang Ling sebenarnya juga memiliki cincin penyimpanan, yang tidak pernah mereka tunjukkan kepada orang-orang.
Cincin penyimpanan Duan Lei hanya tinggal berisi lima koin emas saja sekarang. Karena sepuluh koin emas sudah ia gunakan pada saat datang kedesa Zi-tong.
Sementara cincin penyimpanan Huang Ling, berisi beberapa perhiasan peninggalan orangtuanya juga mahar pernikahan.
Sebenernya dulu cincin penyimpanan mereka berisi lumayan banyak harta, tapi pada saat terusir semua dikuras habis oleh kakak Duan Lei.
Cincin yang mereka bawa adalah cincin dengan tingkat rendah yang tidak pernah mereka pakai sebelumnya. Makanya cincin itu luput dari jarahan Duan Zheng.
Nenek memberikan cincin itu pada Duan Lei, agar kelak tidak menimbulkan kecurigaan. Isi didalam cincin itu adalah tungku penyuling obat, kitab medis dan alkemis, serta kitab seni ilmu bela diri tingkat tinggi, juga jubah, baju dan kain sutera.
"Sudah waktunya aku pergi." kata nenek tua bangkit berdiri.
"Ingat semua yang sudah aku katakan tadi." pesan nenek mengusap lembut kepala Yu Shu.
"Biar aku antar nek...!" tawar Duan Lei.
Nenek menggeleng "tidak usah, digerbang desa sudah ada yang menungguku."
Dengan tertatih, wanita tua itu keluar dari rumah Duan Lei, dengan menyisakan berbagai macam pertanyaan dibenak masing-masing penghuninya.
Sampai saking larutnya mereka dalam fikiran, tanpa sadar jika sosok nenek tua itu sudah menghilang tanpa ada jejak yang ditinggalkan.