Dion terpaksa menikahi wanita yang tidak cintainya karena perjodohan yang diatur orang tuanya. Namun kehidupan pernikahannya hancur berantakan dan membuatnya menjadi duda.
Selepas bercerai Dion menemukan wanita yang dicintai dan hendak diajaknya menikah. Namun lagi-lagi dia harus melepaskan wanita yang dicintainya dan menuruti keinginan orang tua menikahi wanita pilihan mereka. Demi menyelamatkan perusahaannya dari kebangkrutan, akhirnya Dion bersedia.
Pernikahan keduanya pun tidak bisa berlangsung lama. Sang istri pergi untuk selamanya setelah memberikan putri cantik untuknya.
Enam tahun menduda, Dion bertemu kembali dengan Raras, wanita yang gagal dinikahinya dulu. Ketika hendak merajut kembali jalinan kasih yang terputus, muncul Kirana di antara mereka. Kirana adalah gadis yang diinginkan Mama Dion menjadi istri ketiga anaknya.
Kepada siapa Dion melabuhkan hatinya? Apakah dia akan mengikuti kata hati menikahi Raras atau kembali mengikuti keinginan orang tua dan menikahi Kirana?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ichageul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Calon Adik Ipar
“Dion lebih cocok mengenakan tuxedo yang pertama.”
Terdengar suara Raras dari arah fitting room. Wanita itu keluar mengenakan gaun malam yang dipilihnya. Dion menatap tak berkedip pada kekasihnya itu. raras terlihat begitu cantik dalam balutan dress dengan model trumpet dress. Dengan langkah tenang Raras mendekati Dion lalu memeluk lengan pria itu.
Apa yang dilakukan Raras tentu saja mengejutkan Pamela dan pegawainya. Letisha menahan nafas melihat pemandangan di depannya. Satu yang dikhawatirkan, Pamela akan mengadukan ini pada Mamanya dan bisa menimbulkan masalah untuk Dion. Letisha memandangi Dion, berusaha memberi isyarat pada pria itu untuk melepaskan diri dari Raras.
Tahu apa yang diinginkan Letisha, dengan gerakan pelan Dion melepaskan pelukan Raras di lengannya. Dia langsung masuk ke dalam fitting room. Pamela melihat sekilas pada Raras sebelum menemani Letisha kembali ke fitting room.
“Dia itu siapa?” tanya Pamela yang memang sudah gatal ingin bertanya sejak tadi.
“Dia asistennya Dion.”
“Tapi gayanya sudah seperti kekasihnya saja.”
“Dia memang kekasih Dion.”
“Apa?”
Hanya senyum tipis yang diberikan Letisha melihat reaksi Pamela. Wanita itu mencoba mengalihkan perhatian wanita di depannya dengan memintanya membantu melepaskan gaun yang dikenakan tadi.
“Apa benar perempuan itu kekasih Dion?” tanya Pamela mencoba memastikan.
“Iya, Tante. Tante pasti sudah dengar kalau pernikahan ku dan Dion diatur oleh orang tua.”
“Iya, Mama mu sudah cerita. Dia pasti mau menikah dengan mu demi investasi.”
“Aku tidak menyangkal hal itu karena memang benar. Dan Raras itu adalah asisten yang juga kekasih Dion. Tapi setelah kami menikah, mereka akan memutuskan hubungan.”
“Apa kamu percaya? Lihat saja gayanya tadi. Dia seperti ingin memperlihatkan kalau Dion masih miliknya,” kesal Pamela.
“Biarkan saja, Tante. Anggap saja aku sedang memberi panggung terakhir baginya.”
“Kamu itu terlalu baik, Leti. Kamu harus tetap berhati-hati. Jangan sampai kamu jatuh ke lubang yang sama untuk kedua kali.”
“Iya, Tante. Terima kasih untuk dukungannya.”
Selesai melepas gaun pengantin dan berganti pakaian, Letisha keluar bersama Pamela. Di luar, Dion dan Raras juga sudah selesai. Sang pegawai nampak tengah mengemas gaun yang tadi dicoba oleh Raras. Dion segera menghampiri Pamela.
“Tante, gaun yang tadi dicoba Raras akan aku bayar.”
“Oke. Vita, kamu proses pembayarannya.”
Dion segera memberikan kartu debitnya. Raras menyunggingkan senyum penuh kemenangan pada Letisha. Namun calon istri Dion itu nampak tidak mempedulikannya. Dia memilih keluar bersama dengan Pamela. Dion pun ikut keluar bersama dengan Raras. Wanita itu kembali memeluk lengan Dion.
Pelukan Raras di tangan Dion terlepas ketika dia melihat seorang pria duduk di lobi butik. Senyum Letisha mengembang begitu melihat Kamal, adik bungsunya. Usia Kamal dan Dion sepantar. Hanya saja Kamal lebih tua satu tahun dari Dion. Pria itu segera bangun kemudian mendekati sang Kakak.
“Apa Kakak sudah selesai fitting?”
“Sudah.”
“Sayang sekali. Padahal aku ingin melihatnya. Pasti Kakak ku terlihat cantik. Benar kan, Tante?”
“Betul sekali.”
Menyadari ada Dion di dekat mereka, Kamal pun mengalihkan perhatiannya pada pria yang akan menikahi Letisha. Kemudian dia melihat pada Raras yang berdiri di dekat Dion. Pandangan pria itu begitu tajam dan menusuk. Raras tidak nyaman dengan cara Kamal melihatnya.
“Kamal, kenalkan ini Dion.”
“Kamal.”
“Dion.”
Kamal menjabat tangan Dion dengan erat seraya melemparkan tatapan tajam. Jelas sekali kalau calon adik iparnya itu tidak terlalu menyukai calon Kakaknya ini. apalagi melihat Raras yang terus menempel padanya. Tanpa diberitahu, Kamal pun sudah tahu kalau wanita di samping Dion adalah asisten yang juga kekasihnya. Pasalnya pria itu yang membantu Fendi mencari tahu soal Dion.
“Kamu pasti asisten Dion,” Kamal melihat pada Raras.
“Iya.”
“Sedang apa kamu di sini?”
“Tentu saja menemani Di.. Pak Dion. Aku ini sekretaris sekaligus asistennya.”
“Iya. Kamu memang bertugas menemani Dion untuk urusan pekerjaan. Tapi dia ke sini untuk urusan pribadi. Apa masih perlu ditemani? Apa jangan-jangan kamu merangkap sebagai asisten pribadinya juga? Sampai kamu mengurusi urusan pribadi atasan mu?” sinis Kamal.
“Tadi kami baru saja pulang meeting. Jadi sekalian saja dia diajak oleh ku,” Dion langsung berinisiatif membela Raras.
“Apa acara fittingnya sudah selesai?” Kamal melihat pada Letisha.
“Sudah.”
“Bagaimana kalau kita makan siang dulu? Kamu bisa ikut kan? Aku ingin mengenal calon kakak ipar ku lebih dekat.”
“Oke.”
“Tapi asisten mu tidak usah ikut. Suruh saja dia kembali ke kantor.”
Wajah Raras mengeras mendengar ucapan Kamal. Pria itu jelas-jelas memperlihatkan ketidaksukaannya pada Raras. Dion pun meminta Raras kembali ke kantor lebih dulu. Setelah mengambil paper bag berisi gaun yang dicobanya tadi, Raras meninggalkan butik dengan perasaan dongkol.
“Mobil Kakak tinggal saja di sini. Nanti biar Pak Aam yang ambil.”
“Aku ikut dengan mu?”
“Tentu saja.”
Bersama dengan Kamal, Letisha menuju mobil yang terparkir di dekat mobilnya. Kendaraan roda empat itu segera meluncur meninggalkan butik. Di belakangnya mobil milik Dion menyusul.
“Apa Kakak yakin akan menikahi Dion?” tanya Kamal ketika mereka dalam perjalanan.
“Kenapa kamu masih tanya? Bukankah kamu tahu kalau persiapan pernikahan Kakak sedang berjalan.”
“Aku hanya kurang sreg saja padanya.”
Letisha hanya tersenyum saja mendengar jawaban sang adik. Kamal memang lebih dekat dengannya dibanding Jamil. Sejak pengkhianatan Resnu, Kamal menjadi lebih protektif dalam menjaga Letisha. Tidak mau sang Kakak mengalami sakit hati yang kedua kali.
Sebenarnya Kamar sudah punya rencana untuk menikah sejak setahun lalu. Namun karena Letisha belum juga memilki pendamping, Kamal memilih menunda pernikahan. Beruntung kekasihnya memaklumi keputusannya. Kekasihnya itu memilih melanjutkan pendidikan ke jenjang master sambil menunggu waktu pernikahan mereka tiba.
“Kalau Kakak menikah karena ku, lebih baik batalkan saja pernikahan ini. Aku rela harus memundurkan pernikahan ku sampai Kakak benar-benar siap menikah.”
“Aku sudah siap, Kamal.”
“Tapi aku tidak suka dengan calon Kakak. Dia bersedia menikahi Kakak demi investasi. Apa bedanya dia dengan Resnu. Aku tidak yakin kalau dia akan memperlakukan Kakak dengan baik. Lihat saja perempuan yang bersamanya tadi.”
“Kakak akui kalau Dion menikahi Kakak demi investasi. Tapi dia berbeda dengan Resnu.”
“Beda bagaimana? Mereka sama-sama hanya mengincar uang keluarga kita.”
“Kalau Resnu, Kakak akui dia memang bajingan. Dia hanya memanfaatkan cinta Kakak demi mendapatkan keuntungan. Tapi Dion, dia bersedia menjalani pernikahan ini demi investasi. Itu bukan semata untuk dirinya, tapi demi semua karyawan yang ada di perusahaannya. Dia bersedia mengorbankan cintanya demi kepentingan orang banyak. Apa kamu tidak bisa melihat sisi baiknya? Kalau dia begitu memikirkan nasib karyawannya, dia pasti akan memperlakukan Kakak dengan baik. Dan jangan lupakan, Papa yang lebih dulu menawarkan pernikahan ini. Apa kamu tidak percaya pilihan Papa?”
“Aku yakin Papa sudah mempertimbangkan ini sebelum mengajukan pernikahan. Aku hanya tidak percaya perempuan bernama Raras itu.”
“Kamu tenang saja. Dion itu cukup pintar untuk tidak merusak kepercayaan Papa dengan hal yang bisa membahayakan dirinya.”
“Dion itu tidak punya pendirian. Dulu juga dia menikah karena dijodohkan dan sekarang dia kembali menerima perjodohan. Motifnya sekarang lebih jelas, karena uang.”
“Tapi apa kamu tahu alasan Dion menerima perjodohan terdahulu?”
Refleks Kamal menolehkan kepalanya. Mendengar pertanyaan Letisha, pria itu yakin kalau sang Kakak sudah menyelidiki semua tentang Dion. Tidak ada jawaban dari Kamal. Dia membiarkan Letisha melanjutkan kalimatnya.
“Alasan Dion menikahi Amelia, karena ingin melindungi kekasihnya. Mama Dion mengancam akan menyakiti kekasihnya dan juga keluarganya. Itulah yang membuatnya setuju menikah dengan Amelia. Dan sekarang juga dia ingin melindungi semua karyawan dan juga Papanya. Perusahaannya sekarang sedang bergejolak. Bukan tidak mungkin posisi Om Levi tergeser kalau dia tidak mendapatkan investasi dari Papa.”
“Ck.. Kakak itu terlalu baik. Lihat saja, kalau sampai dia menyakiti Kakak, aku orang pertama yang akan menghajarnya. Begitu juga dengan Raras. Aku akan membuatnya menderita kalau dia berusaha merusak rumah tangga kalian.”
Sebuah usapan lembut diberikan Letisha di lengan sang adik. Dia mengerti kenapa Kamal sampai bersikap seperti itu. Semua karena pria itu begitu menyayanginya. Dan Letisha merasa beruntung memiliki keluarga yang begitu menyayanginya.
***
Acara makan siang berlangsung cepat. Selama makan, Kamal tidak banyak berkata-kata. Dion sendiri bisa merasakan kalau calon adik iparnya tidak terlalu menyukainya. Tapi pria itu bisa memakluminya. Adik mana yang rela Kakaknya menikah hanya karena investasi. Kalau dia berada dalam posisi Kamal, pasti akan melakukan hal sama.
Usai makan, Kamal sengaja tidak ingin mengantarkan sang Kakak. Dia meminta Dion sendiri yang mengantarkan Letisha kembali ke kantor. Pria itu ingin Letisha dan Dion lebih dekat lagi sebelum pernikahan mereka.
“Aku titip Kak Leti. Tolong antarkan dia kembali ke kantornya.”
“Baik.”
“Aku ingatkan pada mu, jangan sekali-kali kamu mengkhianati Kak Leti. Atau aku tidak segan-segan untuk membalas mu. Ingatkan juga pada asisten mu itu untuk menjaga jarak dari mu. Aku harap hubungan kalian hanya sebatas hubungan kerja saja, tidak lebih!”
Tangan Dion mengepal erat. Walau dia sudah memutuskan untuk menerima dan mengakhiri hubungannya dengan Raras, namun pria itu tidak rela kalau ada orang yang merendahkan Raras. Namun Dion harus menahan diri. Dia cukup sadar diri kalau dirinya berada di bawah kendali keluarga Letisha.
Setelah mengatakan itu, Kamal segera meninggalkan pasangan calon pengantin tersebut. Letisha segera mendekati Dion. Dia sempat mendengar apa yang dikatakan adiknya tadi.
“Jangan diambil hati kata-kata Kamal. Dia sangat menyayangi ku dan terkadang bersikap posesif. Kalau kamu sudah mengenalnya dengan baik, dia bisa menjadi teman baik mu.”
“Aku tahu. Kamu mau kembali ke kantor?”
“Iya.”
“Naiklah.”
Letisha membuka pintu depan mobil. Dion pun bergegas memutari bodi mobil lalu duduk di belakang kemudi. Kaki pria itu menekan pedal gas, perlahan kendaraan roda empat tersebut mulai melaju.
***
Hati² Dion
lawan aja tuh si Raras, nggak tau diri sekali dia masih ngerecokin rumah tangga Dion, bukannya sudah di kasih penjelasan sebelumnya ya 😡 dia pikir dirinya itu siapa hah,,,, dasar 👎
kalau dengan kata2 yang baik Raras masih tidak bergeming dan tetap mengabaikan,sepertinya Raras perlu dikasih ultimatum yang bikin shock terapi