Jingga Purwati dan Ruben Karindra adalah pasangan yang beda strata sosial, tetapi memiliki ikatan batin yang sangat kuat, jika Jingga berada dalam bahaya, Ruben bisa merasakan tanda bahaya didadanya akan berdenyut ngilu dan sakit, begitu juga Jingga dia bisa merasakan apa yang Ruben rasakan.
Perasan cinta mereka yang kuat terhalang oleh keinginan Bramantyo untuk segera menikahkan Ruben dengan Alisa. Mereka pun menikah secara resmi sedangkan Ruben hanya menikahi Jingga terlebih dulu secara sirih.
Keteguhan hati Jingga Purwati yang mampu mengatasi rasa kecewa pada sikap Ruben yang tidak memberitahukan kepada dirinya bahwa dia sudah menikah lagi dengan pilihan Bramantyo membuat Jiingga memilih memaafkan dan kuat menghadapi tekanan dari sang mertua yang galak dan sering menyiksanya.
Akankah Jingga Purwati dapat menaklukan hati sang mertua?
Ikuti kisah cinta mereka ... !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fanie Liem, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8. Membersihkan Ruang Bawah Tanah
Sudah satu bulan ini, Jingga terbiasa untuk membersihkan seluruh ruangan berdebu di mansion Karindra. Namun kali ini dia harus memberanikan diri untuk membersihkan ruangan bawah tanah yang terletak diujung kamar Ruben dan Alisa.
Ruang bawah tanah itu sudah lama tidak pernah dibersihkan oleh para maid mansion seolah ruangan tersebut sangat menyeramkan untuk dibuka.
Saat jingga mulai membuka daun pintu, engsel berkarat itu mengeluarkan suara decitan panjang, seolah mejerit karena diganggu, setelah sekian lamanya dibiarkannya tak pernah dibuka.
Klik!
(Pintu terbuka)
Begitu pintu terbuka, udara pengap langsung menyapanya membawa aroma debu yang sangat bau untuk dihirup, sehingga hidung Jingga pun merasa gatal dan mulai terbatuk-batuk.
Jingga mengibaskan aroma debu itu dengan tangannya, serta merogoh kantung celana yang terselip masker berwarna merah muda.
"Uhuk- uhuk ... "
"Aku harus kuat menjalani ini semua Aku yakin suatu hari nanti Daddy mertuaku ini akan menyetujui aku sebagai menantunya," batin Jingga.
Jingga terkesiap memasang bohlam berwarna putih itu, ia memakai bangku tua untuk mengambil posisi, kepalanya mendongak keatas dan memutar bohlam dengan cepat.
Jingga selalu tak menyerah untuk bisa mendapatkan hati mertuanya. Ia bahkan rela untuk menuruti keinginan sang mertua mengganti lampu yang mati digudang bawah tanah.
Dikira mertua, Jingga akan ketakutan setengah mati dengan kondisi gudang yang sangat berantakan sekali, gelap gulita, berdebu, dan tidak terurus sama sekali, tapi sayangnya dugaan sang mertua, Bramantyo salah besar Jingga tidak takut sama sekali. Dia adalah wanita yang sangat pemberani, tegas, dan tulus hatinya.
Jingga tersenyum tipis melihat keadaan gudang yang sama sekali tak terawat Bahkan jingga melihat tikus hitam yang melintas didepan kedua bola matanya.
"Ya ampun, disini berantakan sekali. Kalau begitu aku sekalian rapihkan deh dan aku tangkap semua tikus dan kecoa disini,"ucap Jingga tanpa sedikit pun rasa takut.
Jingga memang sudah terbiasa. Dulu di panti dia sering sekali mengerjakan pekerjaan rumah seperti memasak, mencuci baju, mencuci piring, dan membersihkan semua kamar bersama adik panti yang sudah seperti adik kandungnya sendiri yaitu melati.
Jingga sudah biasa hidup serba sederhana, hingga menjadi sosok yang sangat kuat. Dirinya yang begitu sederhana mampu membuat Ruben jatuh cinta sampai hari ini.
****
Di gudang Jingga masih duduk sambil termenung dengan sapu yang dipegang erat, lalu tiba-tiba saja binatang mungil berkali enam itu menjalar kekakinya.
Jingga terbangun dari lamunan dan mengambil binatang tersebut, lalu menginjaknya kelantai.
"Ya ampun, ngapain sih aku ngelamun. Aku harus selesaikan pekerjaanku sebelum mertuaku yang bawel itu memarahiku lagi," ucap Jingga.
Jingga pun kembali membersihkan ruangan tersebut dengan hati yang kesal karena harusnya hari ini dia pergi kekantor untuk mengikuti pak bos Arga
Kiara, Alisa, dan Daddy Bram sudah membuat rencana besar untuk memulai menyiksa Jingga di mansion.
"Cepat tutup gudang bawah tanah itu, biar dia kelaparan dan ketakutan," ucap Alisa.
"Oke, Kaka ipar. Tenang saja aku bawa kunci ruang bawah tanah," ucap Kiara.
"Bagus, tapi ingat kamu jangan bilang sama mas Ruben kalau aku yang menyuruh kamu," ucap Alisa.
"Tenang saja, aku pasti merahasiakan semua ini dari Kak Ruben, tapi yang kita lakukan ini atas persetujuan dari Daddy Bram yang ingin menyingkirkan Jingga dari kehidupan Kak Ruben," ucap Kiara.
"Kalau begitu rencana kita berdua akan sangat mulus karena dibantu dan didukung sama Daddy Bram," ucap Alisa sambil tersenyum smirk.
"Tentu saja, kak. Kita berdua pasti bisa menyingkirkan dia," ucap Kiara.
"Ya harus dong kita singkirkan gadis miskin itu. Dia itu nggak pantes berada dimansion ini terlalu lama, " ucap Alisa.
****
Disisi lain,
Ruben yang masih disibukan dengan kegiatan kantor yang masih dikerjakan merasakan hal yang aneh. Hatinya bergemuruh merasa tak enak dan ingin segera pulang dan menyudahi kegiatan kantor yang saat ini sedang membahas hasil penjualan kain impor.
"Mari akhiri meeting kali ini, saya ada urusan," ucap Ruben sambil menutup kasar layar besarnya.
"Baik, pak."
Semua yang ada diruangan meeting tersebut pun menuruti keinginan atasannya untuk mengakhiri meeting tersebut dan mengemasi semua dokumen yang ada diruangan meeting.
Satu persatu para Karyawan pun meninggalkan ruang meeting dengan bisikan-bisikan yang masih terdengar oleh Ruben.
"Padahal ini meeting penting, kok cepet sekali diakhiri," ucap salah satu karyawan senior.
"Pasti urusan pribadi dicampurkan kedalam profesional kerja. Lebih baik kita laporkan saja pada pak Bram," bisiknya.
"Terserah deh, para karyawan mau menilai buruk apa tentang hidupku. Tapi yang jelas aku harus cepat pulang. Perasaan aku tak enak. Apa terjadi sesuatu pada Jingga dimansion. Aku tidak akan biarkan mereka menyakiti Jingga, "batin Ruben sambil berdiri dan keluar dari ruangan meeting.
Ruben selalu mempunyai satu ikatan kuat dengan Jingga jika Jingga dalam bahaya maka Ruben akan merasakan hal yang tak enak atau dadanya akan terasa sesak.
ikatan batin antara mereka sudah terjalin sejak mereka berpacaran.
Flashback on..
Ruben yang sedang tertidur pulas, merasakan dadanya sesak sehingga ia terbangun dan meneguk air mineral yang berada disamping meja kecilnya.
Hari ini Ruben terlihat sangat tak biasa, ia merasa perasaanya tak enak, seolah ada sesuatu yang akan hilang.
"Perasaan aku tak enak, lebih baik aku ketempat Jingga, " batin Ruben.
Ruben terkesiap dengan jas yang dikenakan, ia pun segera menyambar kunci mobil sport untuk pergi kepanti asuhan. Namun ketika dia sampai Ruben terkejut oleh kedua pengurus panti bahwa Jingga sudah pergi dari sana.
Ruben tak menyerah dia memakai akal sehatnya untuk melihat alat pelacak yang dia taruh diaplikasinya melalui ponsel pintarnya.
Ruben pun berhasil menemukan titik lokasi keberadaan Jingga. Ia menancapkan pedal gasnya dengan kecepatan yang sangat tinggi untuk menyusul Jingga yang berada dijalan xxx.
"Jingga, kamu baik-baik saja?" tanya Ruben sambil mengguncang bahunya.
"Kok kamu tahu aku ada disini?" tanya Jingga
"Perasan aku nggak enak terus aku susul ke panti asuhan kamu sudah tidak berada disana dan mereka bilang kalau kamu ingin hidup mandiri, "ucap Ruben
"Iya, aku tidak ingin menyusahkan merek lagi," ucap Jingga.
"Kalau begitu kamu bisa bekerja dikantor aku dan aku akan berikan kamu fasilitas apartemen juga," ucap Ruben.
"Maaf, Ruben. Aku bukan cewek yang ingin memanfaatkan pacarnya. Aku ingin hidup mandiri tanpa merepotokan siapapun juga," tolak Jingga.
"Kamu tidak pernah merepotkan, aku senang bisa membantu pacarku," ucap Ruben.
"Sekali aku minta maaf, tapi aku tidak bisa menerima bantuan kamu,"
"Kalau begitu aku akan membantu kamu mencari tempat tinggal dan anggaplah kamu berhutang padaku, jika kamu merasa nyaman seperti ini," ucap Ruben.
"Baiklah, tapi tidak perlu apartemen. Aku hanya butuh tempat berlindung yang kecil dan nyaman seperti kosan wanita yang dekat dengan tempat kerjaku," tawar Jingga.
"Oke, aku bantu carikan, tapi apa kamu sudah dapat pekerjaan?" tanya Ruben.
"Iya, Barus saja aku diterima disebuah perusahaan tekstil, "ucap Jingga.
"Beruntungnya perusahaan kompetitor itu bisa mendapatkan karyawan seperti mu, tapi kalau kamu tidak betah disana kamu bisa langsung pindah kekantorku ya, "pinta Ruben.
"Oke, tapi aku pastikan akan betah disana karena aku tidak mau dianggap cewek yang suka memanfaatkan gelar pacar," ucap Jingga sambil tersenyum lebar.
Flashback off.
TBC.
(To Be Continued)
Tinggalkan jejak berupa like, vote, komentar kalian. Terima Kasih.
buat cerita baru lagi ajah..
kok bisa Alisa melakukan hal bodoh