NovelToon NovelToon
Mencintai Dalam Diam

Mencintai Dalam Diam

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Seiring Waktu / Persahabatan / Cinta Murni / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Husnul rismawati

kisah cinta di dalam sebuah persahabatan yang terdiri atas empat orang yaitu Ayu , Rifa'i, Ardi dan Linda. di kisah ini Ayu mencintai Rifa'i dan Rifa'i menjalin hubungan dengan Linda sedangkan Ardi mencintai Ayu. gimana ending kisah mereka penasaran kaaan mari baca jangan lupa komen, like nya iya 🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Husnul rismawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 18 kebimbangan hati

Ayu, yang sedari tadi hanya berpura-pura terlelap, membuka matanya begitu ruangan sunyi. Ia menatap langit-langit kamar, bayangan Rifa'i di rumah sakit tadi malam kembali berputar di benaknya. Sentuhan lembut, tatapan khawatir, semua itu membuatnya semakin gundah.' ? . ? , .  . . .' batinnya menyalahkan diri.

"Bang... kenapa Abang begitu peduli sama aku?" bisiknya lirih. Air mata mulai menggenang di pelupuk matanya. "Sikap Abang ke aku... bikin aku tambah sakit, Bang. Karena Abang sudah ada yang miliki... dan dia sahabat aku."

Ayu membalikkan tubuhnya, memeluk bantal erat-erat. "Kenapa harus Abang? Kenapa aku harus merasakan ini?" tanyanya pada diri sendiri. 'Setiap kebaikannya, setiap perhatiannya, seperti pisau yang mengiris hatiku. Aku tidak bisa menahan perasaanku, tapi aku juga tidak bisa menghianati sahabatku. Aku benci perasaan ini. Aku benci diriku yang tidak bisa mengendalikan hati,' pikirnya kalut. Hatinya bergejolak antara rasa senang karena perhatian Rifa'i, dan rasa bersalah karena telah menyimpan perasaan pada kekasih sahabatnya.

Tiba-tiba, ponselnya berdering. Nama Rifa'i tertera di layar. Jantung Ayu berdegup kencang. ' ? ?   ?' Dengan ragu ia mengangkat panggilan itu .

"Ayu? Kamu sudah tidur?" suara Rifa'i terdengar lembut di seberang sana.

Ayu menarik napas dalam-dalam. "Belum, Bang. Baru mau tidur," jawabnya berusaha terdengar normal.

"Oh, maaf kalau aku ganggu. Aku cuma mau mastiin kamu baik-baik aja. Kamu nggak apa-apa kan?"

Ayu terdiam. Pertanyaan Rifa'i membuatnya semakin bimbang. ', , - . ,' jerit hatinya. "Aku... nggak apa-apa, Bang," jawabnya akhirnya.

"Syukurlah. Ya sudah, kamu istirahat ya. Kalau ada apa-apa, jangan sungkan buat cerita sama Aku."

"Iya, Bang. Makasih," balas Ayu. Panggilan pun berakhir.

Ayu menatap ponselnya dengan nanar. Kata-kata Rifa'i terus terngiang di telinganya. "Kenapa Abang harus sebaik ini?" bisiknya lagi. ' , .   , . . . . , ,' tekadnya, meski air mata akhirnya tumpah membasahi bantal. Malam itu, Ayu kembali bergulat dengan perasaannya yang semakin rumit.

Di belahan kota yang lain, Rifa'i menggenggam ponselnya erat. Pikirannya melayang pada Linda, kekasih yang selalu membuatnya merasa utuh. Jari-jarinya menari di atas layar, mengirimkan pesan singkat:

"Sayang, lagi sibuk, nggak?"

Tidak butuh waktu lama, sebuah notifikasi muncul. Senyum Rifa'i merekah saat membaca balasan dari Linda. "Enggak, sayang. Kenapa? Ada apa, nih?"

Rifa'i menghela napas lega. Ia ingin sekali bertemu Linda, menumpahkan segala rindu yang menggebu di dada. Dengan sedikit nada manja, ia membalas: "Kangen, nih, yang... Besok ketemu bisa, nggak?" Ia menambahkan emoji hati di akhir pesannya, berharap Linda mengerti betapa besar kerinduannya.

Sambil menunggu balasan, Rifa'i membayangkan wajah Linda. Senyumnya yang manis, matanya yang berbinar, dan suaranya yang lembut. Ia tidak sabar ingin segera bertemu dan menghabiskan waktu bersamanya. 'Semoga Linda bisa,' batinnya berharap. 'Aku benar-benar merindukannya.'

Sambil menunggu balasan, Rifa'i membayangkan wajah Linda. Senyumnya yang manis, matanya yang berbinar, dan suaranya yang lembut. Ia tidak sabar ingin segera bertemu dan menghabiskan waktu bersamanya. 'Semoga Linda bisa,' batinnya berharap. 'Aku benar-benar merindukannya.'

Ponselnya kembali bergetar, memecah lamunannya. Linda membalas dengan antusias: "Iya bisa, sayang! Di mana?"

Senyum Rifa'i makin lebar. Rasa gembira menjalari hatinya. 'Yes! Akhirnya bisa bertemu Linda,' soraknya dalam hati. "Aku jemput aja, ya, yang. Nanti kita nyari tempat bareng-bareng," balas Rifa'i, membayangkan betapa menyenangkan menghabiskan waktu berdua mencari tempat yang pas. 'Pasti seru kalau kita mencari tempat yang baru dan romantis,' pikirnya bersemangat.

"Oke, siap, sayang!" jawab Linda, diiringi emoji cium.

Rifa'i menyimpan ponselnya dengan perasaan berbunga-bunga. Besok, ia akan bertemu Linda. Bayangan wajah ceria kekasihnya sudah cukup membuat malamnya terasa lebih terang. Semua beban pikiran seolah sirna digantikan oleh antisipasi akan pertemuan esok hari. 'Akhirnya, bisa melepas rindu,' gumamnya penuh kebahagiaan. 'Tidak sabar menunggu esok hari. Aku akan membuat kencan kita besok menjadi sangat spesial. "Yes! Akhirnya bisa nge-date juga,' gumamnya girang. 'Besok harus seru nih!'

Dia langsung loncat dari kasur, nyamperin lemari baju. 'Besok pake apaan ya? Yang penting nggak norak, tapi tetep kece,' pikirnya sambil bongkar-bongkar lemari. Akhirnya, dia ngambil kemeja biru favoritnya, dipaduin sama celana jeans item. 'Nah, gini oke lah. Semoga Linda suka,' batinnya sambil ngaca.

Sebelum rebahan, Rifa'i ngecek lagi jadwalnya buat besok. Dia mastiin nggak ada tugas atau kerjaan yang bisa ganggu acara ketemuan sama Linda. 'Sip! Besok free buat Linda seorang,' pikirnya lega.

Pas udah tiduran, pikirannya tetep aja ke Linda. Dia ngebayangin macem-macem yang bisa dilakuin bareng besok. 'Enaknya ngapain ya? Makan yang enak, nonton film baru, atau sekadar jalan-jalan juga asik sih. Yang penting bisa ngobrol sama Linda,' pikirnya sambil nyengir.

Tapi, tiba-tiba, dia keingetan Ayu. Kejadian di rumah sakit semalem kebayang lagi. Dia inget gimana khawatirnya dia sama Ayu, sama tatapan mata cewek itu. Rifa'i ngehela napas. 'Duh, kok malah jadi mikirin Ayu sih? Nggak boleh, Rif. Fokus! Besok kan mau ketemu Linda,' bisiknya ke diri sendiri, berusaha ngilangin pikiran yang aneh-aneh.

Akhirnya, Rifa'i merem juga. Tapi, di dalem mimpinya, muka Linda sama Ayu kadang muncul gantian, bikin dia bingung. 'Ah, bodo amat lah. Yang penting besok ketemu Linda!' pikirnya sebelum bener-bener tidur.

Keesokan harinya, mentari pagi membangunkan Rifa'i dari tidurnya. Ia segera bangkit, menunaikan sholat Subuh sebagai ungkapan syukur atas hari yang baru. Seusai sholat, tanpa menunggu diperintah, ia langsung membantu ibunya membereskan rumah. Kebiasaan ini sudah mendarah daging sejak kecil, menjadi bagian tak terpisahkan dari rutinitasnya, apalagi hari itu adalah hari Minggu, .

Setelah rumah terlihat rapi dan bersih, Rifa'i bergegas mandi dan bersiap-siap. Semangatnya membara, membayangkan pertemuan dengan Linda. Ia mengambil baju yang sudah ia siap kan dari semalam , ia terus bercermin memastikan penampilannya sempurna untuk sang kekasih. Hari ini, ia akan menjemput Linda dan menghabiskan waktu bersamanya. Hatinya berdebar tak sabar.

Setelah memastikan penampilannya sempurna, Rifa'i berpamitan pada ibunya. "Bu, Rifa'i berangkat dulu ya. Mau jemput Linda," ujarnya sambil mencium tangan ibunya.

"Iya, hati-hati ya, Nak. Jangan ngebut-ngebut," pesan sang ibu dengan senyum lembut.

Rifa'i mengangguk dan segera melajukan motornya menuju rumah Linda. Di sepanjang jalan, ia tak henti-hentinya tersenyum. Lagu-lagu cinta yang diputar di radio semakin menambah semangatnya. 'Semoga Linda udah siap. Penampilanku udah oke kan ya? Wangi juga udah,' pikirnya sambil sesekali mencuri-curi pandang ke kaca spion.

Sesampainya di depan rumah Linda, Rifa'i mengirimkan pesan singkat: "Sayang, aku udah di depan rumah."

Tidak lama kemudian, Linda keluar dari rumah dengan senyum yang merekah. Rifa'i terpana melihat kecantikan Linda pagi itu. Gadis itu mengenakan dress berwarna cerah yang membuatnya terlihat semakin menawan. 'Ya ampun, Linda cantik banget! Bikin salah fokus aja,' batinnya sambil menelan ludah.

"Hai, sayang!" sapa Linda sambil menghampiri Rifa'i.

"Hai, cantik! Duh, wangi banget sih kamu. Bikin nggak konsen aja nih," balas Rifa'i spontan sambil mengulurkan tangan untuk menggenggam tangan Linda.

"Bisa aja kamu," kata Linda tersipu malu. "Jadi, kita mau kemana hari ini?"

"Rahasia! Pokoknya kamu ikut aja," jawab Rifa'i misterius sambil mengedipkan sebelah matanya. 'Semoga dia suka sama kejutan yang udah aku siapin,' pikirnya bersemangat.

Linda tertawa kecil dan segera naik ke motor Rifa'i. Mereka pun melaju meninggalkan rumah Linda, memulai petualangan cinta mereka di hari Minggu yang cerah.

1
Guillotine
Sudah nggak sabar untuk membaca kelanjutan kisah ini!
husnul risma wati: trimakasih kakak sudah mampir di karya sayaa🤗 mohon dukungan nya like komen nya iya kak trimakasih... 🤗🤗
total 1 replies
PetrolBomb – Họ sẽ tiễn bạn dưới ngọn lửa.
Ayo thor update secepatnya, kita semua sudah tidak sabar untuk baca terus nih!
husnul risma wati: iya kak , makasih iya kak udah komentar di sini saya akan lebih semangat lagi 🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!