Setelah lima tahun Fatur pergi ke luar negri untuk menghilangkan luka hatinya karena Anggita, kini ia kembali ke Indonesia dan tiba-tiba bertemu lagi dengan perempuan yang sangat ia cintai di masa lalunya. Sampai akhirnya Fatur jatuh cinta lagi untuk yang kedua kalinya kepada Anggita.
Disarankan membaca novel 'Jatuh Cinta Lagi' sebelum membaca novel ini.
Up dari senin sampai sabtu ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Snow White, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Selamat Tinggal Masa Lalu
Perasaan Fatur terguncang hebat pasca pertemuannya dengan Anggita tadi, dirinya benar-benar terpukul akan kejadian ini. Ia tidak menyangka jika dirinya akan bertemu kembali dengan masa lalunya. Masa lalu yang sudah membuat kehidupannya hancur dan porak poranda. Masa lalu yang telah mengambil impiannya untuk kuliah di Jepang. Masa lalu yang sudah membuat dirinya merasakan dinginnya jeruji besi. Masa lalu yang sudah membuat dirinya terluka dan patah hati hebat. Masa lalu yang membuatnya pergi dan diasingkan selama 5 tahun ke Australia. Menatap wajahnya membuat Fatur kembali teringat kejadian itu.
"Terus, sekarang lo mau bagaimana?" tanya Erik sambil menatap Fatur yang sudah terlihat tenang.
Walaupun Fatur terlihat tenang namun Erik masih bisa melihat dengan jelas tangan Fatur masih gemetaran, saat lelaki itu meletakan kedua telapak tangannya di atas pangkuannya. Air mata Fatur tiada henti berjatuhan, sekeras apapun Fatur mencoba untuk menghentikan air matanya semakin banyak buliran bening jatuh ke pipinya. Apa mungkin ini adalah karma yang telah dibuat oleh papanya karena telah menyakiti hati mamanya?
"Gue mau pulang ke Batam," jawab Fatur singkat.
Jujur Erik sangat kecewa dengan keputusan sahabatnya, tapi ia juga harus menghargai perasaan Fatur. Tapi apa Fatur tidak salah jika dirinya akan pulang ke Batam. Apa papanya akan menerima kepulangannya saat tahu jika putra semata wayangnya itu ada di sana? Tapi bagaimana juga Erik tidak akan pernah bisa melarang Fatur kemanapun dirinya akan pergi. Setelah itu Fatur dan Erik kembali ke rumah, terlihat Fatur langsung berkemas karena besok harus pergi dari sini dan kembali ke Batam untuk menghindari Anggita. Sementara itu Erik sedari tadi menunggu sahabatnya di ruang tamu dengan perasaan bingung tak menentu, tidak lama kemudian Erik memtuskan untuk menemui Fatur yang sedang berada di kamarnya.
Dari ambang pintu Erik bisa melihat dengan jelas sahabatnya itu sedang berkemas, Erik tahu hati Fatur begitu hancur dan sedih. Maka dari itu Fatur memutuskan untuk pergi menghindari Anggita karena tidak sanggup untuk berhadapan dengan manatan kekasihnya. Masih terlihat jelas wajah Fatur begitu sedih dan air mata yang tadi jatuh ke pipi kini mulai mengering. Andai saja waktu dapat diputar kembali mungkin Fatur memilih untuk tidak datang ke Bandung. Langkah kaki Erik menghampiri Fatur yang begitu gesit memasukan semua pakaian yang ada di dalam lemari ke dalam koper.
"Lo jadi pulang ke Batam?" tanya Erik dengan nada sedikit sedih saat dirinya sudah berada didekat Fatur sambil menatap sahabatnya dengan lekat.
"Iya. Besok pagi," jawab Fatur dengan nada lirih tanpa menatap sahabatnya karena lebih sibuk mengemas baju yang dimasukan ke dalam koper.
"Biar gue yang bilang sama Reza dan gue berharap lo bisa hadir di acara resepsi pernikahan gue nanti," pinta Erik berharap.
Fatur terdiam sejenak menatap baju-bajunya yang sebagian sudah berada di dalam koper, sesaat lelaki terdiam apakah ini keputusan yang benar untuknya. Meninggalkan pekerjaan yang sudah menjadi tanggung jawabnya. Tapi Fatur juga tidak akan pernah bisa untuk berhadapan dengan Anggita. Baginya melihat bayangannya saja membuat hatinya sakit, apalagi jika mereka terus bertemu berpapasan. Memang ini tidak profesional baginya.
"Selama hampir 5 tahun gue diasingkan dan selama itu juga gue nggak bisa melupakan dia. Lo tahu bagaimana perasaan gue melewati masa-masa itu? Sangat sulit, bahkan nggak habis waktu gue buat melupakan dia," jelas Fatur mulai bercerita tentang kesehariannya selama lima tahun ini dan kembali dengan air mata yang memenuhi pelupuk matanya, lama-lama suara Fatur terdengar lirih sementara Erik hanya terdiam mendengar cerita sahabatnya.
"Gue berharap selama di sana gue bisa melupakan dia, tapi gue salah. Gue nggak pernah bisa melupakan dia sedikit pun. Dia seperti hantu yang nggak terlihat secara kasat mata namun rasanya selalu hadir di dalam pikiran gue, begitu terasa kehadirannya dengan jelas," papar Fatur dengan air mata jatuh ke saat mengingat itu semua.
Luapan isi hati Fatur bisa dirasakan oleh Erik, memang benar rasa cintanya kepada Anggita begitu sangat besar. Bahkan Fatur menentang papanya saat papanya tidak merestui hubungannya dengan Anggita.
"Gue melewati hari-hari di sana seperti hukuman dengan perasaan yang terluka, jauh darinya membuat gue semakin terluka. Hidup tanpa dia terasa seperti mumi," tambahnya lagi dengan nada lirih.
"Selama itu gue melawan perasaan, menutupi rasa cinta gue dan mencoba melupakan dia untuk selamanya. Tapi semua nggak seperti yang gue pikirkan dan bayangkan karena setiap hari gue harus menghadapi kenyataan. Rasa rindu gue semakin tak bisa terbendung kepadanya dan gue semakin mencintainya."
Sesak! Itu yang dirasakan oleh Erik dan sahabatnya itu. Ternyata hanya Anggita yang dicintai Fatur sampai saat ini. Walaupun hati Fatur sudah dibuat hancur lebur dan hidupnya berantakan selama lima tahun ini, nyatanya hanya Anggita yang masih mengisi tempat spesial di relung hatinya paling dalam, hanya Anggita yang masih mengisi file-file memori di semua otaknya, hanya Anggita yang bisa menggetarkan hati Fatur yang dingin dan membeku. Bukan hanya Fatur yang merasakan sakit hati dan sedih, Erik juga bisa merasakan itu karena hanya Erik yang ada di samping Fatur saat sahabatnya melewati itu semua.
Mata Fatur masih terlihat membengkak dan wajahnya semakin sendu, guratan kesedihan yang luar biasa membuatnya patah semangat. Ini yang pernah dilihat oleh Erik lima tahun lalu saat Fatur berpisah dengan Anggita, dan kini kejadian itu terulang kembali untuk yang kedua kalinya.
"Sekarang gue dipertemukan kembali dengannya di dalam situasi seperti ini, apa ini di sebut adil! Kadang kenapa tuhan nggak pernah adil sama gue!" rintih Fatur lagi masih dengan nada lirih dan suara yang terdengar begitu gemetaran.
Fatur tidak mau lagi mengeluarkan air mata yang pernah dikeluarkan olehnya dulu, patah hati hebat, frustasi, sampai dirinya ingin buhun diri karena tidak ada semangat hidup lagi. Seperti kiamat dunia ini saat perpisahannya dengan Anggita.
"Gue minta maaf, Tur. Gue pikir lo sudah melupakan dia, jadi nggak akan ada masalah kalau lo mempunyai hubungan kerja. Tapi gue nggak akan memaksa lo. Kalau lo mau membatalkan semuanya biar gue yang menggantikan lo untuk mengawasinya," timpal Erik dengan nada lirih menatap Fatur.
Namun Fatur hanya terdiam dan lelaki itu hanya bisa membayangkan masa-masa bersama Anggita dulu yang membuat dirinya merasa sangat bahagia. Kebahagiaan yang pernah hilang setelah perceraian kedua orangtuanya.
"Mendengar suaranya aja membuat gue terluka, apalagi kalau gue harus bertemu langsung dengannya yang hampir setiap hari. Itu akan membuat hati gue semakin hancur dan sakit," tambah Fatur lagi membayangkan itu semua.
Tanpa sadar secara tiba-tiba air mata yang tadinya mulai mengering kini kembali jatuh ke pipi Fatur. Nyatanya Fatur hanyalah seorang lelaki yang lemah jika berhadapan dengan Anggita.
"Ok. Gue akan membantu lo kalau mau lepas tangan akan proyek ini dan gue akan berbicara dengan Reza. Kalau lo mau pulang ke Batam gue bisa menerimanya," kata Erik hanya bisa pasrah dengan keputusan Fatur.
Baru saja Erik merasakan bahagia karena bisa bernostalgia bersama sahabat lamanya yang sudah lama tidak bertemu, namun nyatanya takdir berkata lain.
"Kapan lo mau pulang?"
"Besok pagi. Tolong gantikan gue karena gue nggak akan sanggup kalau harus berhadapan dengannya."
"Iya. Gue akan bantu lo."
Di tempat lain Anggita terlihat terus menangis setelah pertemuannya dengan Fatur tadi, dirinya sungguh tidak menyangka akan pertemuan ini. Pertemuan yang tidak pernah diharapakan dan inginkan olehnya selama ini karena Anggita merasa bersalah dengan apa yang sudah terjadi menimpa mantan kekasihnya. Hati Anggita sama seperti Fatur, terluka dan hancur saat harus bertemu lagi dengan seorang laki-laki yang dicintainya dimasa lalunya. Mengapa bisa Anggita bertemu kembali dengan Fatur dalam keadaan seperti ini. Andai saja Fatur tahu alasannya mengapa dirinya meninggalkan lelaki itu pasti Fatur tidak akan mungkin sesakit ini.
Semuanya sudah terlambat nasi sudah menjadi bubur dan yang tersisa hanya rasa sakit dan kecewa. Andai juga Fatur tahu jika sebenarnya hanya dirinya yang sangat dicintainya, hanya dia yang ada di dalam hati Anggita sampai saat ini. Namu sayang Anggita tidak bisa memilih Fatur.
"Apa! Lo bertemu Fatur!" teriak Kresna kaget ketika malam itu Anggita memutuskan untuk menelepon Kresna sahabat baiknya sekaligus saksi kunci kisah percintaannya dengan Fatur.
"Iya, Kres," kata Anggita dengan nada lirih dan suara parau serta air mata yang masih jatuh dengan deras ke pipinya.
"Kok bisa! Kenapa bisa lo bertemu dia? Memangnya dia sedang apa di sana?"
Akhirnya Anggita menceritakan semuanya kepada Kresna kata demi kata secara detail, betapa terkejutnya Kresna saat mendengar cerita Anggita seperti tidak percaya dengan apa yang terjadi.
"Sumpah. Gue nggak percaya karena ini seperti takdir yang sudah diatur oleh tuhan kalau lo akan bertemu dia lagi," kata Kresna begitu terlihat kaget.
Kresna pun tahu jika Anggita masih mencintai Fatur walaupun sahabat baiknya itu tidak bicara langsung kepadanya tapi Kresna tahu itu. Buktinya semua barang pemberian Fatur masih saja disimpan rapih dan kadang Anggita sering memakainya. Layaknya seperti Fatur, semua barang pemberian Fatur baginya adalah sebagai pengobat rindu.
"Kenapa gue harus bertemu lagi dengan dia saat seperti ini, Kres? Kenapa dia hadir lagi?" tanya Anggita dengan emosi yang sudah mulai tidak stabil sambil terus menangis.
"Ini semua takdir, Git. Ada sesuatu yang diatur oleh tuhan. Entah ini cobaan hubungan lo yang akan menikah atau memang tuhan mengembalikan dia lagi buat lo," jelas Kresna dengan tegas.
Anggita semakin bingung dengan ucapan Kresna dan tidak mungkin dirinya bisa bertemu dengan Fatur setiap hari karena jika mereka berdua sering bertemu akan membuatnya tidak akan bisa melepaskan Fatur. Di sisi lain Anggita juga harus sadar akan rencana pernikahannya dengan Damar yang sudah tersusun rapih selama tiga tahun lalu.
"Jadi kapan Fatur pulang ke Batam?" tanya Kania di ujung telepon ketika malam itu Erik menceritakan semuanya kepada calon istrinya yang sudah terjadi.
Malam itu Erik menceritakan apa yang sudah terjadi dengan sahabatnya, dan tentu saja Kania kaget saat mengetahui masa lalu Fatur dengan Anggita, dirinya merasa prihatin mendengarnya karena akan sulit bagi Fatur untuk bekerja dan Kania tahu itu. Entah ini takdir atau keajaiban tuhan mempertemukan mereka berdua kembali, padahal dunia ini luas mengapa Fatur dan Anggita bisa bertemu di sini.
"Besok pagi," jawab Erik singkat.
"Aku sedih mendengarnya karena itu akan sulit bagi Fatur jika mereka berdua sering bertemu."
"Aku akan menggantikannya, apa kamu menyetujuinya?"
"Kenapa nggak. Aku tahu kondisinya dan nggak mungkin juga kita mencari pengganti Fatur. Biarkan dia untuk menenangkan dirinya, pasti ia sangat terpukul."
"Sangat. Ia sangat terpukul karena sampai saat ini ia masih mencintai Anggita."
"Aku berharap jika mereka masih bisa bersama," kata Kania berharap.
"Tetapi itu nggak akan mungkin terjadi," balas Erik dengan nada pesimis.
Kania hanya terdiam mendengar cerita Erik, ini akan menjadi masa paling sulit untuk Fatur karena setelah hampir 5 tahun Fatur pergi melupakan dan mengubur cintanya untuk Anggita. Kini hanya dalam 1 hari semua memori itu hadir kembali di dalam ingatannya.
"Lima tahun sia-sia dengan pertemuan yang baru saja satu hari," gumam Fatur di dalam hati ketika malam itu ia duduk termenung di dalam kamarnya.
"Kenapa harus bertemu dengannya lagi, kenapa harus merasakan lagi sakit hati lima tahun lalu? Luka ini belum hilang dan sekarang semakin tergores membekas," tambah Fatur lagi dengan nada lirih dan berurai air mata.
Tidak lama ponsel milik Fatur berbunyi ternyata itu dari sahabatnya Erik. Lelaki itu memberitahukan jika dirinya sudah mendapatkan tiket pesawat untuk Fatur besok pulang ke Batam.
"Semoga ini keputusan yang tepat," ucap Fatur sambil membaca isi pesan dari Erik.
Malam itu Fatur tidak bisa tidur dengan nyenyak, pikirannya diserang habis-habisan oleh masa lalunya. Kenangan itu muncul kembali ke permukaan dan terlintas sangat jelas menjejerkan momen-momen manis saat dirinya masih bersama Anggita. Ucapan Anggita terdengar jelas di telinga Fatur dan sampai akhirnya ia merasakan kembali pusing yang sangat luar biasa.
Mengapa selama ini Fatur tidak bisa menemukan akun media sosial milik Anggita? Apa ia sengaja mengganti nama dan menyembunyikan semuanya dari Fatur agar tidak bisa dilacak dan ditemukan. Atau memang benar jika Anggita sudah melupakan semuanya. Hanya satu yang Fatur minta agar dirinya bisa melupakan semua kenangan manis tentang dirinya dan Anggita. Kadang Fatur juga berharap jika ia mengalami amnesia, mungkin dengan cara seperti itu bisa melupakan semuanya.
Keputusan yang Fatur ambil sudah bulat yaitu pergi meninggalkan kota ini untuk selamanya, namun sebelum itu ia harus menemui mama dan kakaknya lebih dulu. Mulai saat ini Fatur harus benar-benar melupakan Anggita untuk selamanya karena di sisi Anggita saat ini sudah ada seseorang yang sangat berarti untuknya. Bukan dirinya tapi Damar. Jahat kah jika Fatur membalas atas rasa sakit hatinya saat ini kepada Anggita?
Tanpa berpikir panjang Fatur meraih ponsel miliknya dan mencari menu galeri, lalu dicarinya foto-foto dirinya bersama dengan Anggita. Ia menghapus satu demi satu foto Anggita di dalam galeri ponselnya, sampai akhirnya wallpaper yang sudah bertahan selama lima tahun diganti dengan foto lain. Tangisnya kembali pecah dan mungkin ini adalah tangisan terkahir untuknya, karena ia berjanji tidak akan lagi menangis karena Anggita. Baginya Anggita sudah mati di dalam hatinya, Anggita hanya file masa lalu yang harus disimpan rapat-rapat dan dilupakan untuk selamanya.