Josephine Silva alias Joey merupakan seorang gadis lugu dan polos.
Suatu hari dia bertemu dengan Devano Geraldi atau biasa dipanggil Al.
Mereka saling mencintai dan saling percaya satu sama lain.
Hingga pada suatu ketika di acara pernikahan mereka, tiba-tiba saja Al menggagalkan acaranya tanpa alasan yang pasti.
Lambat laun, ketika Joey sudah menata hatinya dan bangkit kembali, ia bertemu dengan Marcus Hanson Antinio (Mark), dengan sifat yang berbeda jauh dengan Al.
Mark pria yang angkuh dan sombong.
Mark melakukan berbagai banyak cara untuk bisa mendapatkan hati Joey.
Akankah Mark berhasil mendapatkan hati dan juga cinta Joey?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon riana a s, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
They Kiss Tiga Menit
Flashback on.
"Beb, kamu mau makan apa?" tanya Al saat mereka sudah sampai di Resto. Mereka langsung menempati meja yang sudah dipesan sebelumnya oleh Al.
"Hmmm, apa aja deh. Sesuai pesanan kamu. Kan kamu udah tau aku suka makan apa." kata Joey.
Iya hendak duduk di kursi yang ada di depannya. Tetapi sebelum Joey duduk, Al sudah terlebih dahulu menarik kursi tersebut dengan lembut agar Joey bisa masuk dengan leluasa.
"Silakan, tuan putri!" ucap Al tersenyum.
"Thank you." balas Joey balik.
Al pun memesan pesanan makanan dan minuman buat mereka. Sambil menunggu pesanan datang mereka memgobrol apa saja. Mereka sangat mesra.
Seolah-olah hanya mereka lah yang ada di sana. Mereka berdua selalu saja seperti orang yang baru pacaran. Sementara mereka sudah tiga tahun pacaran.
Tanpa Joey sadari, Al sudah naik ke atas panggung ya ada di Resto tersebut. Al ingin bernyanyi. Dia pun membisikkan kepada sang musisi lagu apa yang akan dinyanyikan.
Sementara Joey mencari-cari keberadaan Al. Menoleh ke sana ke mari, tetapi yang dicari nggak kelihatan juga.
Tiba-tiba Joey mendengar seseorang menyanyikan lagu. Joey tahu lagu itu. Lagu yang sempat membuat para wanita baper. Mungkin pria juga kali.
Karena lagu ini untuk siapa juga bisa kali. Glenn Fredly. Itu lagu Glenn. Judulnya Sekali ini saja. Alangkah terkejutnya Joey dengan perbuatan Al. Joey menikmati lagu yang dinyanyikan Al, dan terlihat wajahnya sangat bahagia.
Lalu tersenyum ke Al sambil bertepuk tangan seolah-olah Al sedang ikut audisi.
"Lagu ini aku persembahkan untuk wanita spesial dalam hidupku yang duduk di sana." kata Al menjelaskan di akhir lagunya.
"Aku sangat mencintai kamu. Mau kah kamu menerima cintaku?"
Semua orang di resto beralih pandangannya ke panggung resto. Mereka juga mencari-cari wanita yang di maksud. Tepuk tangan riuh mendukung Al dan Joey untuk segera jadian.
"Terima. Terima. Terima. " semua orang di resto bersatu agar mereka berpadu dalam cinta.
"Ayo, Joey naiklah ke panggung." pinta Al.
Tapi apa? Joey malu. Seumur-umur Joey belum pernah merasakan hal seperti ini. Tubuh nya terasa kaku. Untuk melangkah saja nggak sanggup. Apalagi harus naik ke atas panggung.
Karena orang yang diminta naik ke panggung tidak merespon membuat Al turun dari panggung. Al mendekat ke arah Joey lalu berlutut tepat di hadapan Joey. Sedang Joey masih duduk terdiam.
"Aku mohon terimalah cintaku, bidadari ku!" kata Al.
Joey ikut duduk dan menggenggam kedua tangan Al dan mengangguk tanda setuju.
"Apa maksud kamu? Kan kita sudah jadian, kenapa pake acara begini segala. Aku malu tau " bisik Joey di telinga Al.
"Iya. Kita sudah jadian. Tapi kan aku mau biar semua orang yang ada di dunia ini tahu kalau seorang Al sangat mencintai seorang putri yang bernama Josephine. Aku mau mereka jadi saksi hari ini. Ini kan universary kita yang ketiga sayang. Nggak apa-apa kan kita merayakannya begini." jelas Al dengan berbisik juga.
"Huuuuuuu.... Terima. Terima.. Terima." seru semua orang.
Joey dan Al berdiri bersamaan. Joey mengangguk tanda setuju.
Lalu Al dengan cepat mendaratkan ****an di bibir Joey. Membuat Joey sangat terkejut.
Pipinya merah karena malu dan juga marah. Selama tiga tahun mereka pacaran Joey nggak pernah mau ciuman seperti iti dengan Al. Joey rasa belum waktunya untuk melakukan hal seperti itu.
Dengan wajah malu, Joey mengambil tasnya dan pergi tanpa aba-aba dengan seribu langkah. Membuat penguhuni resto menganga bertanya-tanya dalam hati tentang apa yang salah.
Jaman sekarang ciuman seperti itu sangatlah wajar. Begitulah menurut mereka. Ini cewek terlalu polos. Di**** di bibir saja membuat dia marah dan malu.
Al mematung. Semua yang di resto bersorak.
"Kejar, kejar, ayo kejar." teriak mereka.
Al pun berlari mengejar Joey. Mencari ke sekeliling tempat tetapi nggak ada. Al berjalan perlahan sambil mencari Joey hati-hati. Ia menemukan Joey. Joey menangis di parkiran mobil. Di balik mobil yang ntah siapa pemilik mobil itu. Al menghampirinya.
"Aku mau pulang sekarang. Aku mohon antar aku sekarang." kata Joey sebelum Al bicara duluan.
Akhirnya Al menuruti maunya Joey. Mereka pulang.
Di perjalanan, Al berusaha untuk bicara dengan Joey. Dia nggak tahan diam-diaman begini.
"Joey, maafin aku" kata Al
"Kamu kan tau Al, aku nggak mau hal yang begitu. Aku nggak terbiasa. Belum pernah malah" tutur Joey sambil menyeka sisa air matanya tadi.
"Nggak ada yang salah di sana Joey. Itu hal yang biasa." kata Al lagi
"Hal yang biasa kamu bilang? Bagi aku itu nggak biasa Al. Aku belum pernah melakukannya dengan siapa pun. Dan hari ini kamu sudah melakukannya. Di depan orang banyak pula. Kamu tega Al. Belum waktunya kita melakukan hal seperti itu. Kecuali kalau kita sudah menikah." jelas Joey panjang lebar.
Joey sangatlah polos. Ciuman bibir menurutnya belum pantas dilakukan kalau belum menikah. Menurutnya itu hanya pantas dilakukan orang yang sudah suami istri.
Jaman sekarang ternyata masih ada orang yang berpikiran seperti Joey. Apakah hanya Joey yang punya pemikiran seperti itu ataukah ada orang di luaran sana yang sama pemikirannya?
"Tapi aku serius sama kamu Joey. Aku ingin menikah dengan kamu." kata Al lagi.
"Kan belum menikah. Jadi belum boleh." ujar Joey tegas nggak mau kalah.
Begitulah mereka selalu berdebat. Joey tak mau mengalah. Akhirnya Al yang mengalah.
"Maaf ya Joey. Aku yang salah. Aku nggak akan ulangi lagi. Tapi kamu harus janji satu hal sama aku." kata Al.
"Janji apa?" tanya Joey
"Berjanji untuk menikah dengan aku." sambung Al lagi.
"Kita kan sudah membahasnya sayang. Bahkan orang tua kita udah setuju. Tentu aku maulah." kata Joey tersenyum.
Senang hati Al melihat senyum Joey sudah merekah kembali. Perlahan tangan Al menjulur mencari tangan Joey sementara tangan kanannya masih setia menyetir.
Al menggenggam erat tangan Joey. Lampu merah pun menyala. Seketika mobil berhenti. Joey dan Al bertemu pandang. Joey mengedipkan matanya membuat Al nggak tahan.
Al mendekatkan wajahnya ke wajah Joey. Jantung Joey berdegup sangat kencang. Lagi-lagi Al mencoba ingin men**** bibir tipis Joey . Joey mencoba menghindar.
"Aku ingin menciummu. Aku mohon Joey. Ini yang pertama sebelum kita menikah. Kan disini nggak ada orang. Hanya kita berdua sayang." kata Al lembut di telinga Joey. Membuat Joey merinding.
Tanpa persetujuan Joey Al kembali melanjutkan aksinya yang sempat tertunda. Joey tidak menolak. Hanya mematung. Membuat Al semakin serius meneruskan aksinya.
Al me***** bibir Joey. Lembut dan perlahan. Joey baru pertama kali melakukannya. Dia nggak tahu harus berbuat apa. Hanya mengikuti Al, dan menikmati sentuhan Al di bibirnya. Kira-kira tiga menitan mereka melakukannya.
Ada perasaan aneh yang dirasakan Joey. Degup jantungnya semakin kencang.