Rosa Angela adalah putri dari seorang wanita bernama Talia Marisa, ia tidak pernah menyangka jika dirinya akan mencintai seorang pria yang ternyata cinta pertama dan cinta sejati ibunya, serta memiliki hubungan asmara. Kemana cintanya akan berlabuh?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aini Enhi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cinta dalam diam
Setelah beberapa kilo meter mobil itu berjalan menuju alamat pengantaran sebuah barang berupa kulkas, sang sopir menyadari jika ada suara bayi kecil yang malang.
Suara tangisan terdengar sayup-sayup dengan suara tangisan bayi yang baru saja di lahirkan itu berada di dalam mobil bak terbuka pembawa barang.
Seorang ibu dengan tega meninggalkan anak perempuannya.
Sang ibu mengalami tak kuat mental mengahadapi ujian hidup yang ternyata teramat berat.
Owak ..
Owak...
Owak....
Suara bayi itu terdengar begitu terasa.
Usia bayi itu bahkan belum genap satu Minggu dan sudah di tinggalkan begitu saja oleh orangtuanya. Bayi kecil yang malang itu di temukan seorang pria dan ia tatap bayi itu yang masih merah.
"Ada bayi, kenapa ada di sini" tanya Ridwan kepada temannya yang siap mengambil barang namun yang ia lihat bayi kecil saat ini.
"Wah anak siapa ini?" Tanya Anto.
"Saya juga gak tahu, kita lapor ke RT sini aja. Siapa tahu mereka tahu pemiliknya" ucap seorang pria yang akhirnya menggendong bayi itu.
Pria yang telah menemukan bayi kecil yang masih merah dan sangat malang itu pun melaporkan kepada RT setempat.
Tapi..
Akhirnya dua pria itu melihat sebuah yayasan panti asuhan yang dia lihat di daerah sekitar, kedua pria itu memberikan bayi yang ia temukan di yayasan panti asuhan. Bayi perempuan yang terlahir dengan kondisi sempurna dan cantik itu di berikan kepada pemilik panti untuk di asuh. Anto dan Ridwan tidak bisa mengurus karena mereka pun sudah memiliki banyak anak dan alasan perekonomian yang lebih memilih jalan untuk memberikan anak yang ia temukan itu.
Ibu panti pun menerima bayi yang di temukan itu.
"Wah bayi ini cantik sekali" kata Ibu Dian yang sebagai pemilik panti.
"Iya kami menemukan anak ini alangkah lebih baik anak ini untuk diurus di sini" kata Ridwan.
"Baiklah, pihak panti akan mengurus anak ini. Saya akan memberikan nama anak ini.. namanya siapa ya.. emm.. Rosa Angelina" kata ibu panti.
"Nama yang bagus" kata Ridwan.
"Iya bagus kan" kata ibu panti tesenyum.
"Rosa,.kamu sangat cantik pasti mama mu pun juga cantik. Tapi saya bingung kenapa anak secantik di tinggalkan begitu saja" kata ibu Dian menggendong bayi kecil yang saat ini di tangan nya.
Bu Dian pun sangat senang mengurus bayi kecil saat ini dan dengan senang hati mau mengurus Rosa kecil saat itu.
Akhirnya Rosa pun tinggal dan diurus oleh ibu panti saat itu.
.
.
.
17 tahun berlalu....
Rosa pun tinggal bersama anak panti yang lain menjalani hari seperti pada umumnya, menikmati hari demi hari dengan senyuman walau sebenernya dalam hal ini Rosa merasa kesedihan yang terasa mendalam karena tak pernah tahu sekalipun siapa orang tua sebenarnya, Rosa merasa jika dirinya pastilah di buang dan tak di inginkan oleh kedua orangtuanya hingga dirinya ada di panti asuhan.
Tapi...
dengan alasan apa orangtuanya membuang dirinya begitu saja dan kini berada di panti asuhan. Dengan alasan apa? Rosa ingin tahu.
Namun jika memang tak bisa tahu dengan alasan baiklah Rosa ikhlas. Tapi biarkanlah Rosa bertemu dengan wanita yang melahirkan dirinya.
Rosa berharap pada Tuhan, Bila ada waktu sekali saja dalam hidupnya Rosa ingin sekali melihat dan bertemu dengan orang tuanya walau sekali saja, ya walau sekali saja.
Rosa ingin sekali bertemu kerinduan dalam hati pada orang tua.
Hingga sebuah ketukan pintu terdengar dari balik pintu.
Tok.. tok.. tok...
dan itu dari Ibu Dian pemilik panti asuhan yang melihat Rosa yang belum tidur melamun dalam lamunan yang entah apa yang ia pikirkan saat ini.
Lalu Ibu Dian mendekati Rosa.
"Loh Rosa kenapa belum tidur?" Tanya Ibu Dian kepada Rosa yang terlihat melamun sepi sendiri.
Rosa pun seketika tesenyum getir, terlihat ada kesedihan yang terlihat dari raut wajahnya.
"Bu?" Kata Rosa sambil tersenyum. "Ibu ingat wajah ibu nya Rosa gak?"tanya Rosa.
"Kenapa kok tiba-tiba tanya seperti itu?" Ucap Dian membelai rambut Rosa.
"Rosa penasaran dengan wajah ibu dari Rosa sendiri. Besok itu ulang tahun aku yang ke 17 tahun, Rosa pengen di ulang tahun Rosa merasakan kasih sayang dari ibu Rosa sendiri Bu. Ya walau pun sulit tapi paling tidak Rosa bisa melihat wajah dari ibu Rosa sendiri. Jika cinta tak bisa ia berikan paling tidak sekali saja Bu, Rosa bisa lihat wajah dari ibu Rosa sendiri" kata Rosa yang merasa sedih.
Seketika ibu Dian pun merasa kasihan kepada Rosa yang selalu ceria kali ini merindu sosok ibu yang tak pernah lihat sekalipun. Selama ini Rosa selalu tak pernah menyalahi takdir dan terlihat baik baik saja. namun kali ini tampak berbeda wajahnya terlihat sedih karena rindu dengan sosok yang pernah melahirkan dirinya namun tak pernah sekalipun ia lihat.
"Rosa salah apa ya Bu Dian, kok Rosa dibuang ya. Apakah rosa anak haram hingga di buang seperti ini Bu" kata Rosa yang tertunduk.
"Hey.. gak boleh bicara gitu" kata ibu panti. "Semua anak itu anugerah dari Allah semua anak yang dilahirkan adalah anugerah"
"Kalau memang anugerah kenapa mudah untuk di lupakan, tadi Rosa gak sengaja melihat anak dan ibunya saling bercengkrama dijalan.. saling bahagia.. pelukan dan hal hal sederhana yang ia lakukan itu jujur membuat Rosa iri. Sangat iri Bu... Jika memang dia telah tiada karena meninggal dunia, paling tidak beritahu Rosa jika dia telah tiada, tapi kalau memang masih ada ijinkanlah sekali saja Rosa bertemu dengan dirinya" kata Rosa yang sedih karena ingin sekali menemui sang ibu yang entah dimana.
Lalu ibu panti pun memeluk erat hangat Rosa.
"Ya ibu berharap kelak suatu saat ibu mu datang"
"Amin.. amin.. kalau Rosa bisa bertemu Rosa ingin memeluknya sekali saja serta menciumnya Bu" kata rosa yang menjatuhkan air matanya.
"Amin" kata ibu panti.
Lalu saat itu ibu panti pun mendekap Rosa yang saat itu di berada di dalam dekapnya. Mencoba menenangkan gadis muda yang sedang sedih.
.
.
.
Hingga keesokan harinya..
Pagi hari tampak cerah dan terlihat Rosa yang menyiapkan makanan untuk anak panti sambil merapikan makanan di meja untuk di hidangkan.
Ya Rosa memang di andalkan dalam hal ini karena Rosa mampu mengurus anak panti yang lain yang masih kecil-kecil, bagi Rosa ini adalah cara dirinya berdedi kasih membalas semua kebaikan yang Bu Dian berikan selama merawat Rosa.
Rosa pun tersenyum melihat anak panti yang masih kecil dengan nasib yang sama seperti dirinya yaitu kehilangan orang tuanya.
Tiba-tiba seorang pria tanpak memandang Rosa dan membeikan sebuah hadiah kecil yang entah apa isinya.
Seketika Rosa pun kaget saat tangan kekar membeikan sebuah kado yang diikat dengan pita merah jambu.
Dan ternyata dia adalah Fabian...
Seorang pria pengusahaan kaya raya yang selalu datang setiap dua bulan sekali, datang dengan kejutan seperti penerang di kala gelap memberikan kebahagiaan pada anak-anak panti. Selain memberi uang karena dirinya adalah donatur. Fabian juga sering membeli mainan untuk anak-anak panti.
Seketika saat Itu Rosa pun tersadar melihat Fabian dengan senyum hangatnya yang begitu terasa.
"Aku dengar dirimu ulang tahun" kata Fabian memeberi hadiah.
"I-iya" jawab Rosa yang memandang penuh getaran.
"Terimalah anggap ini hadiah untuk mu"
Rosa pun tersenyum bahagia saat dirinya mendapat hadiah dari seorang pria yang cukup mapan untuk usia dan semuanya.
Ya Fabian adalah pria yang selalu membuat Rosa bersemangat, senyum yang menawan wajah nya yang tampan rupawan. Sesungguhnya sudah meluluhkan hati Rosa hingga paling dalam.
Hanya saja Rosa menyimpan dalam semua di dalam hati, karena Rosa sadar dirinya sangat lah tak pantas pada pria bernama Fabian.
Rosa sadar dirinya bukan lah siapapun terlalu lancang bila mencintai pria yang memiliki harta dan tahta itu.
Tapi dirinya tak bisa bohong disaat semua yang dirasa sangat dalam hati.
Yaitu rasa cinta pada pria yang ternyata ia cintai dalam diam.