NovelToon NovelToon
Rahasia Cinta Zoya

Rahasia Cinta Zoya

Status: tamat
Genre:Romantis / Perjodohan / Cintamanis / Patahhati / Duda / Tamat
Popularitas:3.4M
Nilai: 4.8
Nama Author: Kirana Putri761

Terinspirasi dari kisah nyata yang di permanis dengan sudut pandang author

Pernah memimpikan bersanding dengan laki laki yang dia cintai, membuat Zoya Kamila harus menyimpan rapat harapan dan perasaannya itu karena lamaran putra sahabat ibunya.

Pernikahan yang memang awalnya dipaksakan, di sinilah akan dimulai perjuangan seorang gadis yang mendadak harus menjadi sosok ibu setelah menikahi laki laki yang belum pernah dikenal sebelumnya.

Perbedaan sosial, pendidikan, dan latar belakang ternyata membentuk jurang pemisah yang sulit untuk di lalui Zoya. Banyak rintangan dan batu terjal yang menjadi ujian di dalam pernikahannya, itu pun harus dilaluinya seorang diri. Mampukah, zoya bertahan dengan pernikahan yang membuatnya dalam posisi yang selalu sulit?

Pernikahan yang berawal tanpa cinta dan bisakah berakhir dengan cinta? Atau... Bisakah zoya menggantikan sosok yang pernah menjadi cintanya dengan menerima sebuah kenyataan yang mana dia sudah menjadi seorang istri dari Hans Satrya Jagad. Lelaki dingin yang belum bisa menerima semua tentang istrinya dan pernikahan yang sedang dijalaninya saat ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kirana Putri761, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Spontan Takut Kehilangan

Zoya baru meracik bahan masakan yang di pesan Hans, dia sengaja mencari celah waktu jam tidur siang Ale. Jari-jari mungil itu dengan lihainya memainkan piranti yang ada di dapur.

Zoya tidak menyadari jika seseorang sudah berdiri di belakangnya sedari tadi, menatap segala gerak geriknya dengan menyandarkan sebelah tubuh di dinding.

Tatapannya menyiratkan sedikit kekaguman yang tertuju pada gadis belia yang baru saja masuk dalam kehidupannya. Selain keluwesannya mengurus rumah tangga, Hans juga mengagumi kenaifan Zoya. Lelaki yang saat ini menatap penuh tanya itu pun begitu ragu untuk beralih.

"Astagfirullah... " Zoya terkaget saat tiba tiba menyadari kehadiran Hans di belakangnya.

"Katanya pulang sore, Mas? Ini masaknya belum selesai. "

"Dimana Ale? " tanya Hans mengalihkan kecanggungannya ketika kepergok menatap gadis mungil itu.

"Masih tidur siang, Mas" jawab Zoya.

"Zoya, aku akan menyusul Ale sebentar! Tolong jam tiga bangunin, jika aku ketiduran! " Hans melangkah menuju kamar Ale, kebetulan bagi Zoya, dia masih ada waktu untuk memasak.

Hanya butuh beberapa menit saja Zoya menyelesaikan masakannya, sekalian dia menata beberapa menu di meja makan. Tapi sebelum dia naik ke atas untuk mencari Hans, ternyata Ale sudah berjalan menuruni tangga diiringi Hans yang sudah mengganti kemejanya dengan kaos rumahan.

"Mama Zoya, Ale mau makan? " ucap Ale sudah berada di dekat Zoya.

"Loh, bukanya sebelum bobo tadi udah makan? tanya Zoya.

" Aku juga mau makan Zoy, tadi sengaja nggak makan siang di kantor! " Hans menimpali permintaan Ale seraya duduk di kursi meja makan.

Mendengar semuanya meminta makan, Zoya pun menyiapkan piring dan mengisinya dengan nasih dan lauk.

"Mama, Ale makan sendili saja! "

"Anak pintar! " ujar Zoya, menyiapkan makanan buat Ale. Hans melirik keduanya, hanya kata 'Bagaimana' saja yang menggelitik perasaanya ketika hatinya berada di persimpangan antara menerima atau tidak pernikahan ini. Jika tidak bisa menerima, lantas apa yang harus dilakukannya? Berpisah? Melihat Hans yang hanya terus menatapnya, Zoya bermaksud pergi ke pantry.

"Zoya, kamu sudah makan? " tanya Hans untuk menahan Zoya.

"Nanti saja, Mas!" jawab zoya yang merasa tidak enak.

"Temani aku! " Saat ini lelaki itu sudah terbiasa ditemani zoya saat makan.

Mendengar titah Hans, Zoya pun duduk berhadapan dengan Ale. Bocah itu terlihat begitu menikmati makanannya.

Sementara tangan Hans kini membuka piring yang masih tengkurap di depan zoya. "Ayo, makan! Jangan cuma melihat saja! " Tidak ada pilihan lagi bagi Zoya, kecuali mengiyakan saja perintah suaminya.

Mereka bertiga menikmati hidangan yang masih hangat itu dengan tenang, bahkan nampak Ale begitu menikmati makanannya meskipun banyak yang tercecer. Bahagia, tentu saja Hans merasa bahagia karena memiliki keluarga yang utuh.

###

"Papa, Ale sudah cantik! " ucap Ale, bocah yang saat ini menggunakan jumpsuit dan sepatu kets itu memamerkan dandanannya pada Hans yang masih duduk santai di balkon samping kamarnya.

"Kamu, nggak ada celana atau nggak punya celana panjang? " tanya Hans saat melihat zoya masih mengenakan gamis, selain itu, Hans memang tidak pernah melihat Zoya mengenakan celana barang sekali saja.

"Aku nggak ada celana panjang, Mas! Dan aku memang belum pernah memakai celana. " Gadis dengan kerudung yang menjuntai panjang di depan itu kemudian memilih duduk bersebelahan dengan Ale.

Hans kemudian beranjak dari tempat duduknya dan meletakkan ponsel di meja kecil yang ada di sebelahnya, lelaki yang masih mengenakan celana pendek itu pun berjalan menuju ke kamar untuk berganti.

Terlihat Ale sedang menari-nari, membuat zoya tersenyum akan keaktifan bocah kecil itu.

"Ale, besok mau jadi apa? " tanya Zoya masih memperhatikan gerak Bocah itu.

"Jadi Doktel, Mama! "

"Oh...jadi dokter, kirain mau jadi kayak Papa! " sambung Zoya menggoda Ale.

"Ndak mau, Papa telalu sibuk, ndak pelnah ada waktu buat Ale! "

"Ini Papa ngajak kamu jalan-jalan! " sahut Hans yang tiba tiba menyela, lelaki dengan kemeja pas body berwarna baby blue itu pun menghampiri. Tampilan Hans kali ini menarik perhatian Zoya, lelaki beranak satu itu terlihat lebih muda dari biasanya saat mengenakan baju santai.

"Itu pasti kalena Mama Zoya!" jawab Ale polos membuat tatapan Zoya berganti ke arahnya. Dengan pipi bersemu merah dia pun bertanya " Kok bisa, Sayang? "

"Ayo Ale, mau berangkat tidak? " tanya Hans menyela dan sedikit memaksa bocah itu untuk mengikutinya yang berjalan terlebih dahulu keluar.

Hans mengajak Zoya dan Ale terlebih dahulu memasuki Mall. Lelaki itu masih berjalan di belakang ke dua perempuannya itu. Nampak Ale yang begitu riang berjalan dengan menggandeng tangan Zoya, sedang gadis yang baru pertama kali masuk mall itu pun mengedarkan pandangannya ke sana kemari, seolah mengolak-alik isi mall tanpa tahu kemana tujuannya.

"Zoya, masuk ke toko busana muslim di depan! " ujar Hans mengarahkan mereka untuk masuk ke butik dengan brand tertentu.

"Ada yang bisa saya bantu, Kakak? " sambut pegawai butik saat mereka memasuki stand butik mereka.

"Bantu istriku mencari baju, sekalian jilbabnya!! " jawab Hans kemudian memilih duduk di sofa yang di sediakan untuk pengunjung.

"Ihh.... Mama Zoya cantik! " sorak Ale, membuat Hans menoleh.

Zoya mengenakan blus dengan model overal selutut warna lilac yang dipadu dengan celana pensil berwarna hitam. Hanya sedikit polesan saja sudah membuat Zoya terlihat berbeda.

"Bagus! " jawab Hans saat Zoya menunjukkan tampilannya di depan suaminya yang ikuti pegawai butik tersebut.

"Oh ya Mbak, Bungkus itu dan carikan satu stelan lagi yang warna navy dengan model berbeda, dan jangan lupa bross untuk jilbabnya. " titah Hans menambahkan.

Zoya sebenarnya merasa aneh saat memakai celana pensil, tapi tak apalah, karena tuniknya juga sampai selutut. Dia juga harus mengikuti apa yang menjadi kemauan suaminya.

Setelah selesai berbelanja dan mampir di food court membeli makanan yang menjadi permintaan Ale, mereka akhirnya kembali berjalan menghampiri Marcy hitam yang ada di parkiran.

"Duduk di depan Zoya! " ujar Hans saat melihat Zoya menghampiri pintu belakang mobil.

Zoya pun mengikuti apa yang dikatakan Hans, dia kemudian duduk di depan, masih dengan memangku Ale. Hans melajukan mobilnya, sesekali melirik Ale yang sedang berceloteh mengajak ngobrol Zoya. Betapa cerewetnya bocah gembul itu.

" Pa, belhenti. Ale pengen ke pasal malam! " rengek Ale, setelah beberapa menit Hans melajukan mobilnya nampak pasar malam yang sangat ramai.

"Terlalu ramai Ale, besok saja kita main ke taman! " bujuk Hans.

"Ndak mau! Hik hik hik... " Bocah itu malah menangis membuat Hans mau tidak mau menurutinya.

Hans, memarkir mobilnya, dengan mengamati situasi yang ada, dia sendiri tidak pernah ke pasar malam.

"Zoya, aku tunggu di sini ya! Nggak apa apa kan?" ucap Hans dengan menunjuk salah satu bangku yang ada di dekat pagar masuk.

"Nggak apa apa, Mas. Lagian pasar malamnya tidak terlalu besar! "

Zoya berjalan masuk diantara kerumunan pengunjung dengan menggandeng Ale. Hans sendiri merasa pusing saat melihat begitu banyak suasana hiruk pikuk yang ada. Lelaki itu memilih duduk di depan dengan memainkan ponselnya.

Merasa sudah lama anak istrinya bermain, Hans kembali melirik jam tangannya. Sudah hampir satu jam lebih mereka di wahana permainan. Lelaki itu berdiri memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku celana, bermaksut mencari Zoya dan Ale.

"Duaaaarrr ..... " Sebuah ledakan terdengar begitu keras. Seketika pula orang orang menghambur keluar dengan berdesak desakan. Wajah Hans menegang, saat melihat salah satu wahana permainan terbakar.

"Ale, Zoya... ! " tanpa berfikir panjang Hans menerobos masuk, melawan arah arus orang orang yang menghambur ke luar. Wajahnya terlihat panik dengan tatapan mengedar ke segala arah mencari anak istrinya. Dadanya berdegup sangat cepat, saat matanya mencari keberadaan Ale dan Zoya.

"Zoya... Ale!" teriaknya memanggil keduanya bergantian, mencoba mengalahkan gaduh teriakan orang orang yang tak kalah panik.

Dengan susah payah Hans menerobos masuk, langkahnya dengan gesit menghampiri tubuh mungil yang memeluk bocah gembul di dekat pagar. Ada sedikit rasa lega yang meredam gejolak di dadanya.

"Ale, Zoya... " seketika Hans merangkul dua perempuan miliknya itu dan menghujani puncak kepala mereka dengan ciuman yang bertubi tubi. Spontan, dia melakukannya untuk melampiaskan ketakutan yang sempat menderanya.

"Papaaaa....! " teriak Ale saat Hans mengambil putrinya dari pelukan Zoya, bocah itu terlihat begitu ketakutan hingga tangisnya terdengar histeris.

"Ngga apa apa, sayang. Ada Papa bersama kalian. " ujar Hans kemudian merangkul bahu kecil Zoya untuk bergegas menghambur keluar bersama orang orang sebelum kebakaran merambat kemana mana.

Bersambung.....

1
Nurhayati Lawisa
Luar biasa
Oyah Karlinaa
ini saya baca yng ke 3 kalinya 😘😘
Fatmawatiiska Fatmawatiiska
mudah kali perjuangan Hans, Zoya kamu terpesona, menyebalkan
Fatmawatiiska Fatmawatiiska
Zoya menyedihkan, karena istri cuma status 😥
Fatmawatiiska Fatmawatiiska
Zoya,coba kamu dengar suamimu bicara,kamu tak dapat apa apa dari Hans,cuma sebagai ibu sambung 😭
Mutia Agustin
Kecewa
Mutia Agustin
Buruk
Naimatul Jannati
kangen zoya sm mas hans ngulang bc lagi😍
Kirana Putri761: Mampir di Bukan Cinta Semu,kak. Cucunya Mas Hans😀
total 1 replies
Oyah Karlinaa
aku udah baca ini yng ke 3 kali loh 😘 saking suka alur ceritanya 😘
Syfa
di tunggu cerita keluarga alexa nya dong
Uthie
Saya mampir baca lagi cerita ini 👍👍👍

pas baca chemistry nya gak bisa move on 👍😁
Sri Darmayanti
jgn sakit hati donk.. liat foto mendiang Almarhumah

biarkan saja toh sdh meninggal

pengalaman pribadi punya, sodara menikah setelah istrinya, meninggal.. eh istri barunya ngak suka ada foto almarhumah istri 1
kami ponakannya kok kesel jg
LaLa Pho
Thor, ada g novel lain yang mengisahkan kisah nyata? kalo ada judulnya apa
Oyah Karlinaa
aku udah mau 3 kali baca,,saking sukanya,,, loh,,,😘🙏
LaLa Pho: sama mbk
LaLa Pho: sama mbk aq suka novel ini,,pemeran utamanya aq g lupa
total 2 replies
Eva Ajah
bagus,,,rasa ny seperti nano2😁
Entin Supriatin
wah zoya hamidun bakal gagal deh kuliahnya
Entin Supriatin
lelahhhh thorrr
Entin Supriatin
aduhhh babang hans jangan galak galak dong
Entin Supriatin
hans g tegas dan g berprinsip
Defi Andriani
kasihan zoya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!