🌺 Season 1 & 2 🌺
🙏Jangan lupa tinggalkan jejak like, komen, vote, hadiah. Sebagai dukungan untuk karya ini ya. Selalu di tunggu.🙏
Datang ke kota dengan niat ingin merubah nasib keluarga, Karina malah di jebak dan di jual pada seorang pria asing.
Namun siapa sangka, Ia terjerat dalam hubungan rumit dan menjadikan dirinya seorang pelakor.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dina Auliya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
S1-7
Beberapa hari kemudian pinggang Karin sudah mulai membaik, dan Ken akan membawa Karin menemui maminya yang sudah berpesan untuk membawa Karin.
Sambil menunggu Karin yang masih mandi, Ken memilih menyelesaikan sisa pekerjaan yang belum selesai di laptopnya.
Ponsel Karin berdering sedangkan Karin sedang mandi, Ken yang sedang sibuk menghadap laptop terusik dengan dering ponsel yang tak berhenti.
Dengan terpaksa Ken, mengangkat panggilan dari itu.
"Halo mbak Karin." suara dari sebrang sana.
"Ini siapa?, Karin lagi mandi" saut ken
"Om siapanya mbak Karin, kok tahu mbak Karin lagi mandi?" tanya Adit
"Memangnya kenapa kalau saya tahu Karin lagi mandi, atau lagi ngapain aja, saya kan tinggal satu atap dengan karin" jawab Ken kesal.
"Awas ya om jangan macam-macam dengan mbak Karin, kalau ketahuan saja bisa saya hajar om." ancam Adit.
"Memangnya bisa, bocah ingusan sok berani."
"Jangan meremehkan saya ya om, kecil-kecil begini bisa gebukin om pakai kayu"
"Jadi nantang nie oke, kalau berani kesini."
"Mana bisa aku Adit kesitu, kan gak tahu mbak Karin kerja dimana."
"Makanya jangan sok berani, kalau kakakmu aku apa-apain bisa apa kamu." belum dijawab Adit ponsel sudah dimatikan Ken dan meletakkannya kembali ketempat asal.
Karin yang baru keluar tidak mengetahui bahwa Ken habis berdebat dengan adiknya.
Kali ini Karin memakai pakaian lebih tapi dan tertutup, dengan perasaan gugup dan bercampur aduk saat dia harus bertemu dengan maminya Ken, Karin takut jika dirinya akan mendapatkan hinaan dan mengagap rendah dirinya yang tinggal seatap dan menjadi budak anaknya.
"Apa sudah siap, kalau sudah kita akan segera berangkat." Karin hanya mengangguk.
"Karin mau pamit dulu dengan bibi, Tuan tunggu saja di mobil sebentar." Ken dan karin bersama menuruni anak tangga kamar dan langsung menuju mobil dengan membawa koper Karin sedangkan Karin menghampiri bi Ani.
"Bi, Karin pamit ya bi, Karin pasti Rindu beberapa hari gak ketemu bibi lagi."
"Iya non, bibi juga pasti rindu, non baik-baik disana, jaga kesehatan jangan lupa makan teratur." Karin dan bi Ani pun saling berpelukan untuk berpisah.
Bi Ani pun mengantar Karin sampai ke depan dan Karin langsung masuk mobil duduk di kursi samping Ken.
Ken langsung menghidupkan mesin mobilnya dan beranjak pergi. Lambaian tangan bi Ani mengiringi kepergian Karin.
Karin hanya bersandar di kaca mobil, memandang sisi jalan yang ramai. Tak banyak perbincangan selama pertengahan jalan. perjalanan yang cukup jauh membuat perut Karin terasa lapar perut keroncongan Karin berbunyi tak terkendali karena karin hanya sarapan sedikit.
"Kamu lapar?" tanya Ken dan karin mengangguk.
"Tadi gak terlalu nafsu sarapan soalnya Karin terlalu gugup mau bertemu dengan maminya tuan." jelas Karin dan Ken malah tertawa.
"Kamu pikir mamiku galak, sampai kamu merasa gugup, tenang saja, dia itu orangnya baik, cuma sedikit bawel, nanti setelah kamu bertemu kamu pasti menyukai mamiku.
"syukurlah kalau maminya baik, tapi bagaimana dengan istrinya, mana mungkin dia mau menerima wanita yang datang bersamanya." gumam Karin tak berani berkata langsung takut Ken marah saat bersangkutan dengan keluarganya.
Ken memilih singgah di salah satu restoran untuk mengisi perut Karin yang lapar.
"Kenapa kita singgah disini?" tanya Karin
"Kamu masih lapar tidak? isi dulu perutmu agar nanti tidak pingsan saat bertemu mami.
Karin dan Kenzo turun mobil dan memilih salah satu meja yang kosong, tak lama salah satu pelayan datang menghampiri.
"Pesanlah makanan yang kamu mau."
"Tuan mau makan apa?" tanya balik Karin.
"Tidak aku hanya pesan kopi saja, mau pilih saja yang sesuai selera mu."
Akhirnya karin memilih salah satu makanan dan minuman serta kopi untuk Ken.
Saat makanan sudah datang Karin pun segera menikmati makanannya dan Ken menikmati secangkir kopi dan sepucuk rokok.
"Tuan, ini makanannya enak banget tuan, rugi Lo tuan gak pesan."
"Benarkah, kalau enak ya dihabiskan."
"Tuan cicipi sekali ya, biar tahu kalau lidah Karin gak terlalu desa." Karin menyuapkan satu sendok makanan ke mulut Ken, dan langsung diterima Kenzo. "gimana rasanya tuan?" tanya Karin lagi.
"Enak...." satu kata yang keluar " Oya uang jatah mingguan mu masih ada atau sudah habis?" tanya ken
"Masih tuan, Karin bingung mau belanja apa, sedangkan kebutuhan Karin sudah tuan siapkan. kalau di kampung uang 10 juta bisa tahan setengah tahun, sedangkan tuan minta Karin menghabiskan dalam satu Minggu. Karin tidak sanggup menghabiskannya." jelas Karin.
"Baiklah kalau begitu ambil ini." Ken mengeluarkan kartu ATM untuk Karin.
" Buat apa lagi tuan? Karin gak butuh ini."
"Karena kamu gak mampu menghabiskan uang tunai yang aku berikan, jadi aku akan transfer jatah mingguan mu ke sini, jadi jika kamu butuh kamu bisa ambil jika tidak maka akan aman. Seperti janjiku, tiap Minggu akan terap aku transfer sesuai dengan jatah mu."
"Tuan apa itu gak kebanyakan, Empat puluh juta sebulan itu sangat besar buat Karin."
"Menurutku uang segitu tidak seberapa, bisa dicari dengan mudah." saut ken dengan santainya.
"Terserah tuan, tapi Karin janji tidak akan menghambur-hamburkan uangnya, karena Karin tahu susahnya nyari uang."
Setelah selesai makan Ken dan karin melanjutkan perjalan yang masih separo lagi, Kembali keheningan menghampiri mereka sebelum akhirnya Ken bicara.
"Oya, aku tadi pagi aku menerima panggilan dari ponselmu dan lupa memberitahukan mu." Karin dengan segera mengambil ponselnya dan melihat panggilan masuk tadi pagi dan ternyata dari Adit.
"Tuan ada ngobrol apa dengan Adit?" Tanya Karin penasaran.
"Tidak banyak, dia hanya mengancam ku saja"
"Apa dia mengancam tuan." Karin keget mendengar ucapan. "Maafkan adik saya tuan, dia masih kecil gak tahu apa-apa." Karin menunduk meminta maaf.
"Karena dia adikmu, dan dia sudah mengancam ku, jadi kakaknya yang harus menanggung hukuman adiknya."
"Saya benar-benar minta maaf tuan, saya siap menerima hukuman asal jangan membuat adik saya menderita karena kecerobohannya."
"Baiklah, lihat saja hukuman yang akan kamu terima, di rumah mami." pikiran Karin Langsung kemana-mana menebak apa yang akan dilakukan Ken pada dirinya di rumah maminya.
Setelah cukup lama perjalanan akhirnya mereka pun sampai ke tujuan, mansion yang megah dan indah terpampang di depan mata Karin, sungguh teramat Karin mengagumi kemewahannya.
"Karin ini rumah mami, kamu akan tinggal disini sampai mama bosan padamu, ambil hati mama jika kamu mau bertahan disini." bisikan Ken dan karin hanya mengkerutkan dahi sebelum keduanya berjalan masuk ke rumah itu. Di sana pelayan langsung menyambut kedatangan Karin dan Ken.
sukses
semangat
mantap
cuma di bab 9 , tentang Ken tau klau joe bukan anaknya tidak ada alur crita nya ,😊
Alur critanya ok gk berbelit belit melebar kemana mana kaya senetron..😁
cukup enak di baca di ikitin Alur crita nya thur.. 😊👌👍
mantap dah 🙏👍👍
bisaan thor
malu-maluin nggak sportif bersaing sehat BANCI LO Reval